Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143046 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rezi Rafiki Assifa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku membaca label pangan pada remaja. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan di SMA Negeri 68 Jakarta pada bulan April 2012. Sampel dalam penelitian ini adalah 188 siswa kelas X dan XI SMA Negeri 68 Jakarta yang didapatkan dengan metode quota sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner mandiri (self administered questionnaire). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebanyak 51,6% responden yang patuh membaca label pangan.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bemakna antara kepentingan harga, kepentingan rasa, kepentingan zat gizi, pengetahuan tentang gizi dan label pangan, pendapatan orang tua, waktu berbelanja, dan keterpaparan informasi tentang label pangan dengan perilaku membaca label pangan pada remaja. Sedangkan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelarnin, diet khusus, dan aktivitas belanja mandiri dengan perilaku membaca label pangan pada remaja.
Peneliti rnenyarankan kepada siswa SMA Negeri 68 Jakarta untuk lebih aktif lagi membaca informasi tentang label pangan dan masukkan kepada pemerintah untuk membuat materi pembelajaran pada siswa mengenai label pangan, serta dampak tidak membaca label pangan terhadap kesehatan.

The aim of this study is to determine factors associated with food label reading behavior in adolescents. The design of the study is cross sectional design that conducted in SMA Negeri 68 Jakarta in April 2012. The sample of this study is 188 students in class X and XI SMA Negeri 68 Jakarta selected with quota sampling method. Data collection was done by filling out the self-administered questionnaire. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis using Chi Square test. The result of univariate analysis showed that 51.6% of respondents comply to read the food label.
The results of bivariate analysis showed that there was a significant association between price and taste importance, nutrition consideration, knowledge of nutrition and food labeling, parental income, shopping time, and exposure to food label information with food label reading behavior among adolescents. No significant association between gender, special diet, and type of shopping activity with food label reading behavior.
It is suggested that students of SMA 68 Jakarta to be more active inreading the information on food label and the govemment to create learning materials for students about the food label and its impact on health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfia Annisa Eka
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kepatuhan membaca label pangan pada siswa SMA Negeri 39 Jakarta Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional . penelitian dilakukan pada bulan April tahun 2018 di SMA Negeri 39 Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 209 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner secara mandiri oleh responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-Square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda model prediksi.
Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui 68,6 responden patuh membaca label pangan. Hasil analisis bivariat menunjukan uang saku, persepsi terhadap label pangan, pentingnya kandungan gizi, dan pentingnya label pangan berhubungan dengan kepatuhan membaca label pangan. Analisis multivariat menunjukkan bahwa responden yang menganggap kandungan gizi adalah komponen yang penting berpeluang 7,325 kali untuk lebih patuh membaca label pangan, dibandingkan dengan responden yang tidak menganggap kandungan gizi merupakan komponen yang penting.
Peneliti menyarankan kepada siswa untuk lebih patuh membaca label pangan sebagai bentuk perlindungan konsumen agar terhindar dari pangan yang tidak aman. Sekolah disarankan melakukan edukasi label pangan dengan memasukkan pada mata pelajaran serta menempel anjuran membaca label pangan di kantin dan koperasi, sedangkan badan POM mengenalkan label pangan melalui media sosial.

The aim of this study is to know the dominant factor that associated with food label reading behavior at SMA Negeri 39 Jakarta rsquo s students in 2018. This is a quantitative study with cross sectional design. This study conducted in April 2018 in class X and XI students of SMA Negeri 39 Jakarta, with 209 respondents. Data were collected with the use of self administered questionnaire. Data were analyzed using univariate, bivariate using chi square, and multivariat using logistic regression model.
The univariate result showed 68,6 respondents obedient of using food label. The bivariate result showed that pocket money, perception of the food label, the importance of nutrition, and the importance of food label are statistically have significant relation with the obedient of using food label. The importance of nutrition is the dominant factors that related to the obedient of using food labels based on multivariate analysis.
Researcher suggests students to use food label more often as a protection to the unhealth foods. The school must educate the students about food labels by adding the topic to the subjects and put some suggestions to read food labels at the canteen and cooperation, beside that, Badan POM also need to introduce food label by using social media.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Karyoko
"Indonesia merupakan negara ketiga dengan konsumsi Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) tertinggi di Asia Tenggara di tahun 2022, dengan jumlah konsumsi sebanyak 20,23 liter per orang setiap tahunnya. Sebanyak 61,3% masyarakat Indonesia mengonsumsi lebih dari 1 kali per hari menurut Riskesdas pada tahun 2018 dan meningkat menjadi 47,5% pada data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola dan tingkat konsumsi SSBs dengan berbagai faktor pada siswa/i SMA Negeri 68 Jakarta tahun 2024. Penelitian ini merupakan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada bulan April-Mei 2024 dengan jumlah responden sebanyak 134 orang. Data yang diambil merupakan data primer dengan pengisian kuesioner serta wawancara untuk pengisian food recall 24 hours dan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Setelahnya, data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat (uji chi-square). Dari pengujian univariat, diperoleh hasil 12,69% responden termasuk dalam kategori konsumsi SSBs yang tinggi. Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan SSBs di rumah (p-value = <0,001; OR = 20,000) dan pengaruh teman sebaya (p-value = 0,018; OR = 4,588) dengan konsumsi SSBs pada remaja di SMA Negeri 68 Jakarta tahun 2024. Setelah mengetahui hasil penelitian, diharapkan siswa/i SMA Negeri 68 Jakarta mengetahui kondisi tingkat konsumsi SSBs dapat menyebarkan kesadaran akan pentingnya membatasi konsumsi minuman berpemanis kepada keluarga maupun lingkungan terdekat. Pihak keluarga disarankan untuk dapat membatasi ketersediaan minuman berpemanis di rumah dan memberikan contoh dalam membatasi konsumsi minuman berpemanis dengan membaca kandungan gizi yang tertulis pada label gizi sebelum membeli, serta mempelajari lebih lanjut dampak dan fakta-fakta terbaru mengenai minuman berpemanis.

Indonesia is the third highest country in Southeast Asia for Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) consumption in 2022, with a consumption rate of 20.23 liters per person per year. According to Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2018, 61.3% of the Indonesian population consumed more than once a day, and this figure increased to 47.5% in Survei Kesehatan Indonesia (SKI) in 2023. This study aims to describe the patterns and levels of SSB consumption along with various factors among students of SMA Negeri 68 Jakarta in 2024. This research utilizes a cross-sectional study design conducted in April-May 2024, with a total of 134 respondents. The data collected is primary data obtained through questionnaires and interviews for 24-hour food recall and the Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). The data obtained were analyzed by univariate and bivariate analysis (using the chi-square test). From the univariate analysis, it was found that 11.94% of respondents fall into the high SSB consumption category. Bivariate analysis shows a significant relationship between the availability of SSBs at home (p-value = < 0.001; OR = 20,000) and peer influence (p-value = 0,018; OR = 4,588) with SSB consumption among adolescents at SMA Negeri 68 Jakarta in 2024. After understanding the research results, it is expected that the students of SMA Negeri 68 Jakarta will be aware of their SSB consumption levels and can spread awareness about the importance of limiting sweetened beverage consumption to their families and close environment. Families are advised to limit the availability of sweetened beverages at home and set an example in limiting sweetened beverage consumption by reading nutritional content on labels before purchasing, as well as further studying the impacts and latest facts about sweetened beverages."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hajar Shofiyya
"ABSTRAK
Pemahaman terhadap informasi nilai gizi pada kemasan harus diperhatikan karena akan memengaruhi pemilihan makanan sehari-hari. Kurangnya pemahaman terhadap informasi nilai gizi akan berdampak pada pemilihan makanan yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pemahaman label informasi nilai gizi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada 210 siswa/i SMA Negeri 2 Depok pada bulan Mei 2017. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan serta pengisian kuesioner secara mandiri. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 61,6 responden memiliki tingkat pemahaman label informasi nilai gizi yang kurang. Berdasarkan analisis bivariate diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dan motivasi dalam memilih makanan dengan tingkat pemahaman label informasi nilai gizi.

ABSTRACT
Understanding of nutrition label on the packaging should be noticed because it affects daily food selection. Lack of understanding of nutrition label will impact on inappropriate food selection. The aim of this study is to determine factors associated with understanding level of nutrition label. This study used cross sectional design on 210 students of SMA Negeri 2 Depok in May 2017. Data were collected with antropometric measurement weight and height and self administered questionnaire. The results showed 61,6 of respondents have less understanding of nutrition label. According to bivariate analysis, there was a significant association between gender and motivation in choosing food with understanding level of nutrition label."
2017
S69688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Wiramah
"Buah dan sayur kaya akan serat, vitamin, dan mineral sehingga bermanfaat untuk melancarkan pencernaan, mencegah kegemukan dan penyakit kronis, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun, persentase perilaku kurang konsumsi buah dan sayur pada masyarakat Indonesia tergolong tinggi, terutama di Jakarta Selatan. Remaja diketahui merupakan kelompok usia yang paling jarang mengonsumsi buah dan sayur. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMA Negeri 97 Jakarta ini menggunakan metode cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2016, dengan besar sampel 148 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden.
Berdasarkan nilai mean skor konsumsi buah (1,51 porsi/hari) dan sayur (1,29 porsi/hari), diketahui bahwa 56,8% responden kurang mengonsumsi buah dan/atau sayur. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayur berhubungan positif dengan kesukaan (p-value= 0,0020; OR (95% CI= 4,070 (1,712−9,677))), pengetahuan gizi (p-value= 0,0001; OR (95% CI= 3,903 (1,908−7,983))), efikasi diri (p-value= 0,0010; OR (95% CI= 4,151 (1,802−9,565))), pengaruh orangtua (p-value= 0,0001; OR (95% CI= 4,250 (2,043−8,842))), dan ketersediaan (p-value= 0,0001; OR (95% CI= 3,593 (1,750−7,379))), namun tidak berhubungan dengan pengaruh teman (p-value= 1,0000; OR (95% CI= 1,323 (0,181−9,651)).

Fruits and vegetables are so rich in fibers, vitamins, and minerals that they can be very useful to smooth the digestive system, prevent any obesity, chronic disease and enhance the immune system as well. On the other hand, the percentage of inadequate of consuming fruits and vegetables are still increasing by most Indonesian people, especially many of whom are living in South of Jakarta. Adolescents are considerably known the average age of groups who rarely in consuming both fruits and vegetables. The objective of this research is intended to find out what factors are related to the students habitual activity regarding the mentioned issue above on lack of consuming them by using a cross-sectional approach. Data collected from February through June of 2016, along with the sample size of 148 students. Data collected carried out by means of questionnaires filled out by each respondent.
Based on the mean score of the consumption of fruits (1.51 servings/day) dan vegetables (1.29 servings/day) revealed that 56.8% of respondents have lack of fruits and vegetables consumption. The results of the bivariate analysis showed that fruits, vegetables consumption are positively related to preferences (p-value= 0.0020; OR (95% CI= 4.070 (1.712−9.677))), nutritional knowledge (p-value= 0.0001; OR (95 % CI= 3.903 (1.908−7.983))), self-efficacy (p-value= 0.0010; OR (95% CI= 4.151 (1.802−9.565))), parents influence (p-value= 0.0001; OR (95% CI= 4.250 (2.043−8.842))), and availability (p-value= 0.0001; OR (95% CI= 3.593 (1.750−7.379)), but not related to friends influence (p-value= 1,0000; OR (95% CI= 1,323 (0,181−9,651))."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridanti Indraswari Prasiwi
"Obesitas menjadi epidemi global di negara berkembang. Tak hanya dewasa, namun remaja bahkan anak usia sekolah telah mengalami obesitas. Obesitas pada masa sekolah dan remaja dapat berlanjut menjadi obesitas di kala dewasa dan berisiko menimbulkan penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku makan remaja di SMPN 115 Jakarta Selatan tahun 2012. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan terhadap sampel penelitian sebesar 125 orang siswa/i yang ditentukan dengan cara acak sistematik. Penelitian dilakukan pada April 2012. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran status gizi (IMT) serta pengisian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji chi square.
Hasil penelitian menemukan proporsi responden yang memiliki perilaku makan buruk sebesar 52%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa status gizi, persepsi body image, dan tingkat keseringan konsumsi fast food berhubungan dengan perilaku makan. Siswa/i di SMPN 115 sebaiknya diberi edukasi mengenai perilaku makan yang baik mencegah dan menanggulangi status gizi yang tidak normal. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara sekolah dan Dinas Kesehatan untuk mengadakan sosialisasi perilaku makan sehat dalam bentuk penyuluhan dan publikasi poster PUGS di sekolah.

Obesity comes to be global epidemic in developing countries. Not only adult, but also adolescents even children have got obesity. Obesity in childhood and adolescence can continue to be obesity in adulthood and being worse as degenerative disease. The objective of this study was to determine the description and relationship of factors with eating behavior among adolescent at SMPN 115. The method used in this study is cross sectional design which was conducted towards 125 samples which were taken with simple random sampling. The study was done at April 2012. The data were collected through measurement of nutritional status (BMI) and the fulfillment ofthe questionnaire.
The result of this study found that proportion of respondents who had unhealthy eating behavior was 52%. The conclusion of this study is nutritional status, body image perception, and level of fast food consumption frequency have significant association with eating behavior. The students of SMPN 115 should be educated about healthy eating behavior to prevent and overcome the abnormal nutritional status. Therefore, the school and ministry of health need to build teamwork to socialize about healthy eating behavior through counseling and publish some posters about PUGS in school areas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Devony
"Salah satu bentuk modal pembangunan adalah sumber daya manusia yang sehat yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Remaja yang sehat dan memiliki daya tahan jantung paru yang baik akan mampu berprestasi dalam pelajaran maupun pekerjaan sehingga produktivitasnya meningkat, sementara dari hasil survei dan penelitian tentang kesegaran jasmani dari tahun 1990 sampai tahun 2000 ditemukan bahwa lebih dari 50% remaja siswa SMA mempunyai tingkat kesegaran jasmani kurang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran daya tahan jantung paru dan faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan daya tahan jantung paru yaitu persentase lemak tubuh, kadar hemoglobin, denyut nadi, kebiasaan merokok, frekuensi olahraga, lama olahraga, jenis olahraga, umur dan jenis kelamin pada siswa SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 kota Depok tahun 2004.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan rancangan cross sectional atau potong lintang. Sampel penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 kota Depok sebanyak 190 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur daya tahan jantung paru, persentase lemak tubuh, kadar hemoglobin, denyut nadi istirahat dan wawancara untuk mengetahui kebiasaan merokok, frekuensi olahraga, lama olahraga, jenis olahraga, umur dan jenis kelamin. Analisis data dilakukan secara univariat (rata-rata dan frekuensi), bivariat (uji korelasi dan Khai kuadrat untuk melihat faktor yang berhubungan dengan daya tahan jantung paru), multivariat (uji regresi logistrk berganda untuk melihat faktor yang paling dominan berhubungan dengan daya tahan jantung paru).
Hasil penelitian menemukan sebagian besar siswa (68,9 %) mempunyai daya tahan jantung paru dengan kategori kurang dam hanya 31,1 % siswa dengan daya tahan jantung paru kategori baik. Analisis bivariat mendapatkan hubungan yang bermakna antara umur (p = 0,047), jenis kelamin (p = 0,019), persentase lemak tubuh (p = 0,013), kadar hemoglobin (p = 0,002), denyut nadi istirahat (p = 0,000), frekuensi olahraga seminggu (p = 0,000) dan lama olahraga seminggu (p = 0,000) dengan daya tahan jantung pare, sedangkan kebiasaan merokok tidak mempunyai hubungan yang bermakna (p = 0,34) dengan daya tahan jantung paru. Analisis multivariat mendapatkan vanabel yang paling dominan berhubungan dengan daya tahan jantung paru adalah frekuensi olahraga dalam seminggu (OR = 5,455).
Pembinaan program olahraga intensif perlu dilakukan di sekolah baik pada saat jam pelajaran olahraga dan kesehatan maupun pembinaan kegiatan ekstrakurikuler maupun di rumah. Untuk menunjang pelaksanaan program ini perlu adanya kerjasama yang baik antara Departemen Pendidikan Nasional dengan Departemen Kesehatan dalam melakukan survei tingkat kesegaran jasmani pada remaja sekolah.

Factors Related To Cardiorespiratory Endurance Of SMA 1 And SMa 3 Depok Students In 2004One primary point of view needed for succeeding all subjects of development and progree in this country is to have a good physical, mental and social health. Adolescent with good cardiorespiratory endurance will be able to reach a positive achievement whether in studying or working, so that their productivity increase. Whereas, other 50 % of SMA students still have a lower cardiorespiratory endurance.
This research is aimed at knowing the perspective of cardiorespiratory endurance and several related factors surch as: body fat percentage, hemoglobin, pulse, smoking habits, duration and frequency of sportsactivity, sort of sports, age and gender of SMA 1 and SMA 3 Depok Students in 2004.
The type of research is quantitative, using sectional cross device or transversal. Research samples are 190 SMA land SMA 3 Depok students. Data is gathered by measuring cardiorespiratory endurance, body fat percentage, hemoglobin level, pulse during resting, and by interviewing them of smoking habits, durations and frequency of sports activity, sort of sport, age and gender. Data analyzing process is applied univariantly (average and frequency), bivariaotly (correlation test and chi quadrat), Multivariant (double logistic regression)
The research finally finds most students (58,9%) have a lower cardiorespiratory endurance while 31,1% have a good one. Bivariant analysis abtains a meaningful relationship between age (p = 0,047), gender (p = 0,019), body fat percentage (p = 0,013), hemoglobin level (p = 0,002), puts during resting (p = 0,000), sports activity frequency per week (p = 0,000), sports activity duration per week (p = 0,000) and cardiorespiratory endurance, whereas smoking habits has no relationship with cardiorespiratory endurance Multivariant analysis obtains most dominant variable connected with cardiorespiratory endurance : sports activity frequency per week (OR = 5,455), hemoglobin level (OR = 4,721), puts during resting (OR= 5,103) and body fat percentage (OR = 2,979).
Establishing an intensive sports program is needed to apply at school whether in sports class/lesson or in extracurricular activities. Application of this program needs good cooperation between national education dept and health dept.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aufa Hanifa
"Rendahnya konsumsi buah dan sayur dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit tidak menular. Namun, persentase perilaku kurang konsumsi buah dan sayur di Indonesia masih tinggi, terutama pada kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMA Negeri 81 Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2020 dengan melibatkan 143 responden yang dipilih berdasarkan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner daring secara mandiri oleh responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-Square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menemukan sebanyak 67,1% responden kurang mengonsumsi buah dan sayur (< 400 gram/hari). Hasil bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (p = 0,031), preferensi (p = 0,002), pengaruh orang tua (p = 0,0001), ketersediaan buah dan sayur di rumah (p = 0,0001), dan keterpaparan terhadap media massa (p = 0,021) dengan konsumsi buah dan sayur. Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur merupakan ketersediaan buah dan sayur di rumah (OR = 5,8). Peneliti menyarankan agar pihak sekolah dan dinas kesehatan dapat bekerjasama untuk memberikan edukasi gizi kepada siswa dan orang tua mengenai pentingnya ketersediaan buah dan sayur di rumah. Orang tua disarankan untuk membiasakan diri mengonsumsi buah dan sayur bersama anak, menyediakan beragam buah dan sayur di rumah serta buah dan sayur yang disukai anak, memudahkan akses konsumsi dengan menyajikan buah potong, membawakan bekal buah dan sayur, dan mengolah buah dan sayur sesuai jenis yang disukai anak.

Low consumption of fruits and vegetables may increase the risk of non-communicable diseases. However, the percentage of inadequate consumption of fruits and vegetables in Indonesia is still high, especially among adolescents.The aim of this study was to determine factors associated with fruit and vegetable consumption among high school students in SMA Negeri 81 Jakarta. This study used a cross sectional study design and was conducted in March until April 2020 involving 143 respondents selected by using simple random sampling. Data was collected by self-administered online questionnaires. The data obtained were analyzed using univariate analysis, Chi-Square test, and multiple logistic regression tests. The results of this study found 67,1% of respondents consume less fruit and vegetables (<400 grams per day). Bivariate results showed a significant relationship between gender (p = 0,031), preference (p = 0,002), parental influence (p = 0,0001), fruits and vegetables availability at home (p = 0,0001), and mass media exposure (p = 0,021) with consumption of fruit and vegetables. Multivariate analysis showed that the availability of fruit and vegetables at home was a dominant factor associated with fruit and vegetable consumption (OR = 5,8). Researchers suggest that school and health services should collaborate to provide nutrition education to students and parents about the importance of the availability of fruits and vegetables at home. Parents are suggested to get used to eating fruits and vegetables with children, provide a variety of fruits and vegetables as well as fruits and vegetables that children like, facilitate access to consumption by serving cut fruit, provides fruit and vegetable as school meals, and process fruits and vegetables according to the type preferred by children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muksonah
"Remaja (usia 10-19 tahun) yang pemah/aktif melakukan hubungan seksual pranikah dapat berisiko tenular HIV dan AIDS atau penyakit menular seksual lainnya. Bagi Remaja puteri selain penyakit menular seksual, dapat terjadi kehamilan tidak diingikan. Remga dapat berkemungldnan melakukan upaya aborsi ilegal. Akibat buruk aborsi teljadi perdarahan, kerusakan alat reproduksi remaja dan infeksi yang dapat rnemnyebabkan kematian atau infeksi menahun dan iruertililas.
Tujuan pcnelitian ini adalah dikdzhuinya faktor-faktor yang bcrhubungan dengan perilaku seksual siswa SMA Negeri di kota Prabumulih tahun 2008. Manfaat penelitian merupakan bahan infomnasi tcntang perilaku seksual remaja bagi dinas pendidikan, dinas kesehatan dan instansi tcrkait Iainnya unruk bekerjasama dalam Pelayanan Kcschatan Peduli Remaja (PKPR).
Menggunakan variabel independen yaitu: faktor intemal (jenis kclamin, pengetalmuan, sikap, kepatuhan beragama) dan faktor ekstemal (peran orang tua, peran guru, peran tenaga kesehatan, keterpaparan dengan teman sebaya, dan ketepaparan dengan media massa) dengan variabel dependen yaitur perilaku scksual remaja. Penelitian ini dilakukan di SMA Ncgcri yang berada di kota Prabumulih, dilaksanakan pada buian April-Mei 2008, sampcl siswa/siswi kcias XI. Besaran sampel mengunakan estimasi proporsi, metode pengambilan sampcl dengan cara multi stage sampling, desain penelitian deskriptif dengan rancangan Cross Sectional (potong lintang).
Hasil penelitian dari 326 siswa kelas XI di SMA Negeri Kota Prabumulih tahun 2008 dapat disimpulkan gambaran perilaku seksual berisiko berai 14,l%. Remaja yang pemah melakukan hubungan seksual ada 2,5 %, semuanya dari remaja laki-laki. Faktor yang berhubzmgan dengan perilaku seksual yaitu jenis kelamin, sikap remaja, kepatuhan bemgama, keterpaparan dengan teman sebaya terhadap pexilaku scksual. Sehingga penelitian ini menyatakan bahwa 1) Remaja laki-laki mempunyai peluang 6 kali belperilaku seksual berisiko berat dibanding perempuan. 2) Remaja yang bersikap negatif berpeluang 3 kali memplmyai perilaku seksual beresiko berat dibanding remaja yang bcrsikap positif. 3) Remaja yang tidak taat agama rnempunyai peluang 3 kali berpcrilaku seksual berisiko berat dibanding ciengan remaja yang taat agama. 4) Remaja yang terpapar dengan teman sebaya berpeluang 6 kali berperilaku seksual berisiko berat dibanding yang tidak terpapar dengan teman sebaya, keterpapaxan dengan tcman sebaya merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku scksual SMA Negeri Kota Prabumulih tahun 2008, serelah dikontrcl jenis kelamin dan kcpatuhan beragama. Dalam penelitian ini faktor yang tidak signifikan berhubungan dengan perilaku seksual yaitu pengetahuan tentang keschatan reproduksi, peran orang tua, peran guru, peran tenaga kesehatan, dan keterpaparan dengan media massa.
Dari hasil Penelitian ini, disarankan untuk melaksankan Pelatihan Peer Education dan Peer Educator di lingklmgan sekolah melalui Pclayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang bekerjasama dengan lintas scktoral dan lintas program. Topik-topik daiam pelatihan misalnya kesehatan rcmaja, pomograti, NAFZA, HIV dan AIDS akan penyakit menular seksual lainnya

Adolescent (10-19 years old) who have ever or active committed sexual intercourse intercourse before married have high risk of HIV and AIDS infected and other contagious diseases. For young girls, in addition to have sexual contagious diseases, unwanted pregnancy could also lead to illegal abortion. The had conflicts of abortion are bleeding, damage of reproductive organs, and infection that could lead to death or chronic infection and infertility.
The objective of this research is to know the related factors with sexual behavior of senior high school students at Kota Prabumuli in 2008. The benefits or the results of this research can become an important information about adolescent sexual behavior for educational institution, health institution, and other related institutions to cooperate in Health Service for Younger Care (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja or PKPR).
This research uses independent variables: internal factors (sex, knowledge, attitude, faithful to religion) and external factors ( parent?s roles, teachers? roles, medical roles, association with the same age and with mass media) and dependent variables: adolescent Sexual behavior. This research is done in SMA Negeri at Kota Prabumuli, in April - May 2008, and the samples are the students of XI grade. The size of samples uses proportional estimates, and the wmpling method is multi-stage sampling, research design is descriptive with cross sectional design.
The research results of 326 students of XI grade in SMA Negeri at Kota Prabumuli, in zoos can be concluded mat the high risk of sexual behavior is l4.1%, adolescent who have ever committed sexual intercourse is 25%, all of them are males. Related factors with sexual behavior are sex, attitude, faithful to religion, association with the same age. That?s why, this research concludes that 1) young males have six times probabilities of having high risk of sexual behavior compared with young females. 2) Adolescent with negative attitude have three times probabilities of having high risk of sexual behavior compared with those who have positive attitude. 3) Adolescent who are not faithful to religion have three times probabilities of having high risk of sexual behavior compared with those faithful to religion. 4) Adolescent who associate with the same age have six times probabilities of having high risk of sexual behavior compared with those who don?t associate with the same age. Association factor with the same age are the dominant factor in relation to sexual behavior toward the students of SMA Negeri at Kota Prabumulih in 2008, controlled by sex and faithful. to religion. Knowledge about reproductive health, parent?s roles, teachers? roles, medical roles, and association with mass media toward behavior are not significant factors.
Based on this research results, it is recommended to exected training peer education and peer educator from the same age group at schools through Health Service for Younger Care (PKPR). It is Working along passed by cross sectorally and by cross sectional program. Topics in training for example adolescent health, pornographic, NAPZA, HIV and AIDS, and other sexual diseases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T29199
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Farida Novanti
"Sarapan merupakan waktu makan terpenting dari kebiasaan makan seharihari. Kebisaan sarapan yang baik dapat mempengaruhi prestasi belajar pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebiasaan sarapan, prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan serta kaitannya dengan prestasi belajar pada siswa-siswi SMPN 68 Jakarta Tahun 2013.
Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan penghitungan sampel menggunakan rumus uji hipotesis dua proporsi. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas 7 dan 8 SMPN 68 Jakarta yang diambil menggunakan metode random klaster dengan total sampel berjumlah 187 siswa.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 48.1% siswa memiliki kebiasaan sarapan yang baik dan 49.2% siswa memiliki prestasi belajar yang baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan Ibu dengan kebiasaan sarapan siswa. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar, akan tetapi siswa-siswi yang terbisa sarapan memiliki prestasi belajar yang lebih baik.

Breakfast is the most important meal in a day. Having good breakfast habits can improve academic achievement for adolescent. The purpose of this study is to determine the picture of breakfast habits, academic achievement, factors associated with breakfast habits and its relation with academic achievement in 68 Jakarta Junior High School Year 2013.
This study used cross sectional study design with sample calculation using the hypothesis of two proportion formula. The subject in this study was grade 7th and 8th students selected by random cluster sampling method with total sample 187 students.
The result in this study showed 48.1% of the students have a good breakfast habits and 49.2% of the students also have a good academic achievement. There was significant association between mother?s occupation with breakfast habits. Even though there was no significant association between breakfast habits with academic achievement, students with a good breakfast habits have better academic achievement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>