Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119120 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Asam 12-hidroksistearat (12-HSA) merupakan salah satu komponen utama pembuatan sabun untuk pengental (thickener) gemuk, yang sampai saat ini masih diimpor. 12-HSA dapat diperoleh melalui reaksi hidrogenasi minyak jarak (castor oil) dengan menggunakan bantuan katalis heterogen, misalnya NiO/γ-Al2O3. Pada penelitian ini dilakukan preparasi katalis NiO/γ-Al2O3 dengan memvariasikan larutan garam prekursor (pembawa inti aktif) untuk mengetahui dampaknya terhadap aktivitas katalis yang dihasilkan untuk reaksi hidrogenasi minyak jarak. Garam prekursor yang digunakan adalah nikel nitrat dan nikel klorida. Preparasi katalis menggunakan metode presipitasi dan hasilnya dikarakterisasi dengan metode BET dan XRD. Dari hasil penelitian diketahui bahwa garam prekursor yang digunakan memberikan pengaruh terhadap ukuran dari kristal dan luas permukaan katalis. Katalis yang di preparasi dengan mengunakan garam prekursor klorida menghasilkan luas permukaan yang lebih besar pada loading 10% maupun 20% serta menghasilkan ukuran kristal yang lebih besar pada katalis dengan loading 20%. Namun jenis garam prekursor ini tidak mempengaruhi ukuran kristal dari katalis dengan loading 10%. Aktivitas katalis pada reaksi hidrogenasi minyak jarak diketahui melalui pengukuran penurunan bilangan iod (ketidak jenuhan) asam lemak dari minyak jarak tersebut dan katalis yang lebih aktif adalah katalis 10% NiO/γ-Al2O3 turunan klorida

Abstract
12- hydroxystearic acid (12-HSA) is one of the major components for the synthesis of grease thickener, which is still imported. 12-HSA can be obtained through castor oil hydrogenation with the presence of heterogeneous catalyst, such as NiO/γ-Al2O3. In this research NiO/γ-Al2O3 catalyst was prepared by varying the precursor salt solution (carrier of the active nucleus) to determine their impact on the activity of the resulting catalyst for the hydrogenation of castor oil. Precursor salts used were nickel nitrate and nickel chloride. The catalysts were prepared with precipitation method, and the results were characterized by BET and XRD method. It has been found that the precursor salt plays an important role to the size of the crystals and the surface area of catalyst. Chloride-derived catalysts produce a larger surface area on loading of 10% and 20% and also produce a larger crystal size for the catalyst with a loading of 20%. However, the vary of precursors did not affect the crystal size for the catalyst with a loading of 10%. The activity of the catalyst for castor oil hydrogenation was determined through the reduction of castor oil iodine value and it has been showed that the more active catalyst is the chloride-derived 10% NiO/γ-Al2O3 catalyst."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43799
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyann Raidah
"Reaksi hidrogenasi minyak jarak tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya katalis, yang dipengaruhi oleh larutan garam prekursor pembentuk inti aktifnya. Pada penelitian ini dilakukan preparasi katalis CuO/γ-Al2O3 dengan memvariasikan larutan garam prekursor dan loading katalis untuk mengetahui dampaknya terhadap aktivitas katalis pada reaksi hidrogenasi minyak jarak. Garam prekursor yang digunakan adalah tembaga nitrat, tembaga asetat dan tembaga klorida. Preparasi katalis menggunakan metode impregnasi dan hasilnya dikarakterisasi dengan metode BET dan XRD. Aktivitas katalis pada reaksi hidrogenasi minyak jarak diketahui melalui pengukuran penurunan bilangan iod dari minyak jarak tersebut. Katalis yang memberikan aktivitas paling baik diantara tiga prekursor adalah katalis CuO/γ-Al2O3 dengan prekusor tembaga klorida loading 10%.

The castor oil hydrogenation reaction will not go well without the presence of catalyst, which is influenced by the precursor salt solution that formed its active core. The purpose of this research is to discover the impact of varying the precursor salt solution and catalyst loading to catalyst activity of castor oil hydrogenation. The variation of the precursor salt are copper nitrate, copper acetate and copper chloride. The catalysts were prepared with impregnation method, and the results were characterized by BET and XRD method. Catalysts activities of castor oil hydrogenation were determined through the measurement of castor oil iodine value reduction. Catalyst that shows the best activity among three precursors is CuO/γ-Al2O3 from copper chloride precusor with 10% load."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42564
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Aulia Rachman
"ABSTRAK
Asam 12-hidroksistearat (12-HSA) merupakan salah satu komponen utama pembuatan sabun untuk pengental (thickener) gemuk, yang sampai saat ini masih diimpor. 12-HSA dapat diperoleh melalui reaksi hidrogenasi minyak jarak (castor oil) dengan menggunakan bantuan katalis heterogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh garam prekursor nitrat dan klorida terhadap aktivitas katalis Ni/ZAL dalam reaksi hidrogenasi minyak jarak. ZAL diaktivasi lalu dipresipitasi dengan variasi garam prekursor dan loading inti aktif nikel (10% dan 20%). Hasil karakterisasi BET dan XRD menunjukkan bahwa katalis Ni/ZAL 10% turunan prekursor klorida memiliki luas permukaan tertinggi dan ukuran kristal terkecil serta memiliki aktivitas paling baik dibandingkan katalis lainnya dengan konversi hidrogenasi minyak jarak sebesar 19%.

ABSTRACT
12-Hidroxy Stearat Acid is one of the import component of grease thickener in Indonesia. 12-HAS was producted by hydrogenation reaction from castor oil with heterogen catalytic. This research?s purpose is to know the effect of nitrate and chloride precursor for Ni/ZAL catalyst activity in hydrogenation of castor oil. Lampung natural zeolit (ZAL) was activied and prisipitated by variation of precursor and nickel loading (10% and 20%). BET and XRD caracterization show that Ni/ZAL 10% derived chloride precursor has the highest surface area and the smallest crystal diameter then has the highest activity than other catalyst with 19% hydrogenation reaction convertion."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42647
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Riduan
"ABSTRAK
Kebutuhan akan gemuk pelumas membuat permintaan gemuk pelumas semakin
tinggi. Bahan penting penyusun gemuk pelumas adalah pengental yang terbuat
dari asam lemak. Asam lemak yang banyak digunakan adalah asam 12-hidroksi
stearat (12-HSA) yang kebutuhannya saat ini masih diimpor. Asam 12-HSA dapat
disintesis dari asam risinoleat yang berasal dari minyak jarak. Dalam penelitian ini
minyak jarak akan dihidrogenasi untuk mendapatkan minyak jarak terhidrogenasi
yang merupakan bahan baku pembuatan 12-HSA. Hidrogenasi dilakukan dengan
katalis NiO/γ-Al2O3 sebanyak 0,1% pada tekanan 3 dan 4 bar selama 4 jam
dengan variasi temperatur 140-220 °C. Hasil dikarakterisasi dengan analisis titik
tuang dan bilangan iod. Hasilnya, bilangan iod terendah didapat pada tekanan 4
bar dan temperatur 220 °C, yaitu 53,6 g I2/100 g, dengan titik tuang tertinggi -4 °C
pada kondisi operasi yang sama"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43466
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Etika Widiyanti
"ABSTRAK
Sampai saat ini, minyak lumas sudah dapat diproduksi di dalam negeri. Namun, minyak lumas yang dikatagorikan pengerjaan logam (metal-working) belum dibuat di Indonesia produk tersebut masih diimpor. Penelitian formulasi minyak lumas pengerjaan logam (metal-working) yang akan dilakukan dititik beratkan pada peningkatan sifat ? sifat fisika dan kimia minyak jarak sebagai bahan dasar fluida pembentuk (forming fluid) yang akan digunakan sebagai rolling oil. Kebutuhan akan rolling oil di Indonesia cukup besar, terutama untuk dipakai di pabrik ? pabrik baja dan industri mobil. Dalam penelitian ini minyak jarak dipilih sebagai bahan studi karena jenis minyak ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan minyak mineral atau minyak nabati lainnya. Minyak jarak terdiri dari sebagian besar asam risinoleat yang merupakan asam lemak tidak jenuh yang mengandung gugus hidroksil. Minyak jarak sebagai bahan dasar minyak lumas rolling oil, diharapkan indeks viskositasnya sama atau mendekati sifat ? sifat bahan dasar dari minyak mineral. Namun, nilai indeks viskositas minyak jarak ini tergolong masih rendah dan harus ditingkatkan agar dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk rolling oil. Peningkatan nilai indeks viskositas ini salah satunya dapat dilakukan melalui proses dehidrasi parsial dengan adanya katalis yang sesuai.
Uji yang dilakukan pada dehidrasi minyak jarak ini adalah penentuan bilangan iod, penentuan indeks viskositas, dan uji spektoskopi UV. Nilai optimum indeks viskositas dari produk dehidrasi minyak jarak ini adalah 133. Proses tersebut terjadi selama pemanasan 2 jam, dengan menambahkan katalis atapulgit dengan natrium hidroksida sulfat anhidrat sebesar 2 [% b/b] dan 0,5 [% b/b]. Nilai bilangan iod yang diperoleh dari produk dehidrasi ini sebesar 22,79 g I2/ g minyak. Ikatan rangkap terkonjugasi yang terbentuk dari proses ini muncul puncak pada panjang gelombang maksimum 233,25 nm. Dengan demikian indeks viskositas minyak jarak ini memenuhi kriteria sebagai bahan dasar minyak lumas untuk minyak lumas Rolling Oil sebagai pengepresan pada industri baja."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnita Rahayu
"Partikel logam mulia dengan permukaan high energy facets diketahui memiliki aktivitas katalitik yang tinggi. Pada penelitian ini berhasil dilakukan sintesis partikel Pt diatas elektroda ITO dengan teknik elektrodeposisi mode Square-Wave Pulse (SWP) dengan variasi parameter potensial atas (0,5, 1,0, 1,5 dan 2,0 V), jenis elektrolit (H2SO4, H2SO4 + KCl dan KCl) serta pulse deposition time (0,05 s dan 0,25 s). Partikel Pt ini kemudian  digunakan sebagai katalis hidrogenasi aseton dibawah pengaruh gelombang mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensial atas hingga 1,5 V menyediakan driving force yang cukup untuk terbentuk partikel dengan kelopak tajam seperti nanoflower. Bentuk permukaan seperti ini merupakan high energy facets yang dikonfirmasi sebagai puncak difraksi (220) dan (311). Laju penumbuhan kristal pada bidang kristal (220) dan (311) juga akibat adanya ion-ion elektrolit HSO4- dan SO42- yang cenderung untuk teradsorpsi secara selektif pada bidang permukaan Pt tertentu yang mendorong pembentukan partikel anisotropik. Penambahan Pulse Deposition Time (t) dari 0,05 s ke 0,25 s menghasilkan ukuran partikel yang lebih kecil. Aktivitas katalitik partikel Pt pada proses hidrogenasi aseton bergantung kepada keberadaan high index facets dan densitas sebaran partikelnya. Diperoleh hasil yang paling tinggi yaitu 30,9% dalam waktu 300 s ketika sintesis menggunakan elektrolit H2SO4 dengan tegangan 1,0 V. 

It is known that noble metal particles with high energy facets have high catalytic activity. In this study, Pt particles were successfully synthesized on ITO electrodes using the Square-Wave Pulse (SWP) electrodeposition technique with variations in the upper potential parameters (0.5, 1.0, 1.5 and 2.0 V, electrolyte type (H2SO4, H2SO4 + KCl and KCl) and pulse deposition time (0.05 s and 0.25 s). Pt particles were then used as catalysts for hydrogenation acetone under the microwaves exposure. The results show that the upper potential of up to 1.5 V provides sufficient driving force for the formation of microflowers with sharp petals such as nanoflower that is confirmed as the diffraction peak of (220) and (311). In addition, the crystal growth rate in the crystal plane (220) and (311) is also due to the presence of electrolyte ions HSO4- and SO42- which tend to be selectively adsorbed in certain Pt surface facets which encourage the formation of anisotropic particles. In addition, the increase Pulse Deposition Time from 0.05s to 0.25s results in smaller particle size. The catalytic activity of Pt particles in the hydrogenation process of acetone depends on the presence of high index facets and its particle density and achieves the highest yield of 30.9% at 275s when using H2SO4 electrolyte with an upper voltage of 1 volt."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ray Andhika Putra
"Asam 12-hidroksistearat (12-HSA) sebagai bahan baku gemuk pelumas saat ini masih diimpor oleh Indonesia. Sedangkan, data mencatat potensi minyak jarak Indonesia masih sangat besar untuk dikembangkan. Kandungan asam risinoleatnya yang tinggi dapat disintesis menjadi 12-HSA. Pada penelitian ini dilakukan hidrogenasi minyak jarak menjadi hydrogenated castor oil sebagai bahan baku 12-HSA dengan menggunakan katalis nikel dan support zeolit alam. Katalis dipreparasi dengan metode presipitasi menggunakan prekursor klorida. Suhu hidrogenasi divariasikan dari 110-190oC. Hidrogenasi direaksikan pada tekanan rendah, yaitu 2 dan 3 atm. Tingkat keberhasilan hidrogenasi ditentukan dari jumlah pemutusan ikatan rangkap yang ditunjukkan oleh penurunan bilangan iodin dan kenaikan titik tuang. Penelitian ini berhasil menurunkan bilangan iodin minyak jarak dari 81 menjadi 61 dan menaikkan titik tuangnya dari -10°C menjadi -4°C. Produk yang terbaik didapat pada hidrogenasi dengan suhu 150°C dan tekanan 3 atm dimana konversinya mencapai 24,84%.

12-hydroxystearic acid (12-HSA) as a raw material for grease is still imported by Indonesia. Meanwhile, the data noted potential of castor oil in Indonesia is still very huge to be developed. Its high ricinoleat acid content can be synthesized into 12-HSA. In this research, we carried out the hydrogenation of castor oil to be hydrogenated castor oil as raw material of 12-HSA using nickel catalyst and natural zeolite support. The catalysts were prepared by precipitation method using chloride precursor. Hydrogenation temperature was varied from 110-190°C. Hydrogenation reacted at low pressure approximately 2 and 3 atm. The success rate of hydrogenation is determined from the termination of the double bond indicated by iodine value decreasing and pour point increasing. The research was successful in reducing the iodine value of castor oil from 81 to 61 and raising the pour point from -10°C to -4°C. The best product obtained in hydrogenation with 150°C of temperature and 3 atm of pressure where the conversion reached 24,84%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1944
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati Denaputri Sudewo
"ABSTRAK
Kunyit Curcuma longa merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan untuk pengobatan tradisional. Zat aktif antibakteri yang terkandung dalam kunyit adalah senyawa turunan kurkuminoid yang berwarna kuning kemerahan. Namun karena warnanya, aplikasi kunyit untuk obat kumur herbal belum optimal. Oleh karena itu diperlukan suatu reaksi yang dapat mengubah senyawa golongan kurkuminoid menjadi tidak berwarna namun tetap memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antibakteri zona bening senyawa hasil reaksi hidrogenasi kurkuminoid dari ekstrak kunyit terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Fusobacterium nucleatum. Senyawa kurkuminoid diekstraksi dari rimpang kunyit dengan metode sokhlet yang kemudian dianalisis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis KLT dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan spektrometer FTIR. Ekstrak kurkuminoid hasil ekstraksi ini dimodifikasi strukturnya dengan reaksi hidrogenasi menggunakan katalis logam Pd-C untuk menghilangkan ikatan rangkap terkonjugasi dari senyawa kurkuminoid membentuk senyawa turunan tetrahidrokurkuminoid. Senyawa turunan tetrahidrokurkuminoid kemudian dimurnikan dengan kromatografi kolom gravitasi dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan spektrometer FTIR. Hasil dari karakterisasi tersebut menunjukkan bahwa terdapat perubahan pada pergeseran panjang gelombang dari 419 nm menjadi 288 nm pada spektrum UV-VIS, dan terdapat adanya serapan pada bilangan gelombang 2900 cm-1 pada spektrum FTIR yang menandakan adanya gugus C-Hsp3 yaitu hilangnya ikatan rangkap. Dengan demikian dapat dikatakan reaksi hidrogenasi sudah berhasil. Terhadap senyawa turunan kurkuminoid dan tetrahidrokurkuminoid dilakukan uji antibakteri terhadap bakteri S. aureus dan F. nucleatum dengan metode disk cakram. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terhadap bakteri S. aureus tetrahidrokurkuminoid memiliki aktivitas antibakteri yang termasuk kategori sedang dengan zona hambat sebesar 5,5 mm pada konsentrasi 1000 ppm sedangkan senyawa kurkuminoid memiliki zona hambat sebesar 2 mm yang termasuk kategori lemah. Sedangkan uji terhadap bakteri F. nucleatum senyawa turunan tetrahidrokurkuminoid memiliki zona hambat sebesar 2,75 mm sedangkan senyawa kurkuminoid sebesar 2,5 mm pada konsentrasi 1000 ppm dimana keduanya termasuk kategori lemah. Adanya aktivitas antibakteri ini membuat senyawa turunan tetrahidrokurkumin berpotensi untuk dapat dikembangkan selanjutnya dalam pemanfaatan obat kumur.

ABSTRACT
Turmeric Curcuma longa is one of the most commonly used plants for traditional medicine. An antibacterial active substance contained in turmeric is a group of red yellow curcuminoid compounds. On the other hands, because of its color, turmeric application for herbal mouthwash has not been optimized. Therefore it is necessary to conduct a reaction that can change curcuminoid derivatives to be colorless but still have an antibacterial activity. The aim of this research is to analyze the effect of antibacterial clear zone of tetrahydrocurcuminoid, compound derived from curcuminoid hydrogenation reaction from turmeric extract, to the growth of Staphylococcus aureus and Fusobacterium nucleatum bacteria. The curcuminoid compound was extracted from turmeric by soxhlet method which then was analyzed by using thin layer chromatography TLC and characterized by UV Vis spectrophotometers and FTIR spectrometers. The curcuminoid extract was modified in structure by hydrogenation reaction using a Pd C metal catalyst to remove the conjugated double bond of the curcuminoid compound to form a tetrahydrocurcuminoid derivative compound. Tetrahydrocurcuminoid derivatives then were purified by gravity column chromatography and characterized by UV Vis spectrophotometers and FTIR spectrometers. The characterization showed that the wavelength shifted from 419 nm to 288 nm in the UV Vis spectrum absorption at the 2900 cm 1 wavenumber on the FTIR spectrum indicating the presence of the C H sp3 group because of double bond loss. Thus it can be said that the hydrogenation reaction haf been successful. Curcuminoid and tetrahydrocurcuminoid derivatives then were tested on antibacterial activity against S. aureus and F. nucleatum bacteria by using disk disc method. The antibacterial activity showed that tetrahydrocurcuminoid had a medium activity against the bacteria S. aureus with inhibiting zone of 5,5 mm at concentration 1000 ppm where as curcuminoid compound has 2 mm inhibitory zone which belongs to the weak activity. The antibacterial activity of bacterium F. nucleatum of tetrahydrocurcuminoid derivatives showed the inhibition zone of 2.75 mm while the curcuminoid compound of 2.5 mm at a concentration of 1000 ppm where both were classified into the weak activity. The existence of antibacterial activity made tetrahydrocurcuminoid derivative compounds had to be potential for further developed in mouthwash. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati Denaputri Sudewo
"ABSTRAK
Kunyit Curcuma longa merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan untuk pengobatan tradisional. Zat aktif antibakteri yang terkandung dalam kunyit adalah senyawa turunan kurkuminoid yang berwarna kuning kemerahan. Namun karena warnanya, aplikasi kunyit untuk obat kumur herbal belum optimal. Oleh karena itu diperlukan suatu reaksi yang dapat mengubah senyawa golongan kurkuminoid menjadi tidak berwarna namun tetap memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antibakteri zona bening senyawa hasil reaksi hidrogenasi kurkuminoid dari ekstrak kunyit terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Fusobacterium nucleatum. Senyawa kurkuminoid diekstraksi dari rimpang kunyit dengan metode sokhlet yang kemudian dianalisis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis KLT dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan spektrometer FTIR. Ekstrak kurkuminoid hasil ekstraksi ini dimodifikasi strukturnya dengan reaksi hidrogenasi menggunakan katalis logam Pd-C untuk menghilangkan ikatan rangkap terkonjugasi dari senyawa kurkuminoid membentuk senyawa turunan tetrahidrokurkuminoid. Senyawa turunan tetrahidrokurkuminoid kemudian dimurnikan dengan kromatografi kolom gravitasi dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan spektrometer FTIR. Hasil dari karakterisasi tersebut menunjukkan bahwa terdapat perubahan pada pergeseran panjang gelombang dari 419 nm menjadi 288 nm pada spektrum UV-VIS, dan terdapat adanya serapan pada bilangan gelombang 2900 cm-1 pada spektrum FTIR yang menandakan adanya gugus C-Hsp3 yaitu hilangnya ikatan rangkap. Dengan demikian dapat dikatakan reaksi hidrogenasi sudah berhasil. Terhadap senyawa turunan kurkuminoid dan tetrahidrokurkuminoid dilakukan uji antibakteri terhadap bakteri S. aureus dan F. nucleatum dengan metode disk cakram. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terhadap bakteri S. aureus tetrahidrokurkuminoid memiliki aktivitas antibakteri yang termasuk kategori sedang dengan zona hambat sebesar 5,5 mm pada konsentrasi 1000 ppm sedangkan senyawa kurkuminoid memiliki zona hambat sebesar 2 mm yang termasuk kategori lemah. Sedangkan uji terhadap bakteri F. nucleatum senyawa turunan tetrahidrokurkuminoid memiliki zona hambat sebesar 2,75 mm sedangkan senyawa kurkuminoid sebesar 2,5 mm pada konsentrasi 1000 ppm dimana keduanya termasuk kategori lemah. Adanya aktivitas antibakteri ini membuat senyawa turunan tetrahidrokurkumin berpotensi untuk dapat dikembangkan selanjutnya dalam pemanfaatan obat kumur.

ABSTRACT
Turmeric Curcuma longa is one of the most commonly used plants for traditional medicine. An antibacterial active substance contained in turmeric is a group of red yellow curcuminoid compounds. On the other hands, because of its color, turmeric application for herbal mouthwash has not been optimized. Therefore it is necessary to conduct a reaction that can change curcuminoid derivatives to be colorless but still have an antibacterial activity. The aim of this research is to analyze the effect of antibacterial clear zone of tetrahydrocurcuminoid, compound derived from curcuminoid hydrogenation reaction from turmeric extract, to the growth of Staphylococcus aureus and Fusobacterium nucleatum bacteria. The curcuminoid compound was extracted from turmeric by soxhlet method which then was analyzed by using thin layer chromatography TLC and characterized by UV Vis spectrophotometers and FTIR spectrometers. The curcuminoid extract was modified in structure by hydrogenation reaction using a Pd C metal catalyst to remove the conjugated double bond of the curcuminoid compound to form a tetrahydrocurcuminoid derivative compound. Tetrahydrocurcuminoid derivatives then were purified by gravity column chromatography and characterized by UV Vis spectrophotometers and FTIR spectrometers. The characterization showed that the wavelength shifted from 419 nm to 288 nm in the UV Vis spectrum absorption at the 2900 cm 1 wavenumber on the FTIR spectrum indicating the presence of the C H sp3 group because of double bond loss. Thus it can be said that the hydrogenation reaction haf been successful. Curcuminoid and tetrahydrocurcuminoid derivatives then were tested on antibacterial activity against S. aureus and F. nucleatum bacteria by using disk disc method. The antibacterial activity showed that tetrahydrocurcuminoid had a medium activity against the bacteria S. aureus with inhibiting zone of 5,5 mm at concentration 1000 ppm where as curcuminoid compound has 2 mm inhibitory zone which belongs to the weak activity. The antibacterial activity of bacterium F. nucleatum of tetrahydrocurcuminoid derivatives showed the inhibition zone of 2.75 mm while the curcuminoid compound of 2.5 mm at a concentration of 1000 ppm where both were classified into the weak activity. The existence of antibacterial activity made tetrahydrocurcuminoid derivative compounds had to be potential for further developed in mouthwash. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nerissa Arviana
"Dalam penelitian ini, minyak jarak dikonversi menjadi BTX melalui reaksi simultan perengkahan dan dehidrogenasi. Katalis yang digunakan adalah ZSM-5 yang diimpregnasi dengan logam Zn (Zn-ZSM-5) dengan tujuan untuk memadukan fungsi asam ZSM-5 dan fungsi dehidrogenasi logam Zn. Reaksi dilangsungkan secara semi-batch pada fasa cair dan tekanan atmosferik dengan rasio massa katalis/minyak jarak 1:75.
Variasi yang digunakan adalah suhu reaksi (300°C, 310°C, dan 320°C). Produk gas yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan GC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk gas mengandung BTX dan C1-C5 dengan fraksi produk BTX tertinggi sebesar 45,18% volume diperoleh pada waktu 48 menit dari suhu optimum 310°C.

In this research, castor oil is converted into BTX through simultaneous reaction of cracking and dehydrogenation. The catalyst used is ZSM-5 impregnated with Zn metal (Zn-ZSM-5) in order to combine acid function of ZSM-5 and dehydrogenation function of Zn metal. The reaction is conducted in a semi-batch reactor in liquid phase and atmospheric pressure with catalyst/oil mass ratio 1:75.
Variation to be used is reaction temperature (300°C, 310°C, and 320°C). Gas product is analyzed by using GC. The result shows that gas product mainly consists of BTX and C1-C5. The maximum BTX fraction is obtained at 48 minute from 310°C optimum temperature with the result of 45,18% volume.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51774
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>