Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131971 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adityo Fajar Nugroho
"Perkembangan plastik konvensional yang terbuat dari minyak bumi berbasis sintetis polimer yang tidak dapat terdegradasi di lingkungan atau terurai menyebabkan masalah serius bagi lingkungan. Plastik menjadi sumber utama pembentukan limbah karena memiliki kemampuan degradasi yang rendah. Penggunaan polimer yang berasal dari sumber daya terbarukan dan berkelanjutan untuk mengembangkan bioplastik merupakan alternatif yang inovatif. Bioplastik adalah plastik yang dapat digunakan layaknya seperti plastik konvensional, namun akan terurai oleh aktivitas mikroorganisme setelah terpakai.
Pada penelitian kali ini, sumber polimer alami berasal dari pati tumbuhan berumbi. Pati yang digunakan adalah pati ubi jalar, sebagai penguat/pengisi (filler) digunakan ZnO dan Clay. Gliserol digunakan untuk mengubah polimer sesuai dengan yang diinginkan (pemlastis) yang disebut dengan Plasticizer.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode melt intercalation Sedangkan untuk menganalisis penelitian dilakukan pengujian morfologi; FT-IR, XRD, dan SEM, pengujian biodegradable dan pengujian mekanik ; Tensile Strenght dan Elongation, dan analisis WVTR. Ketika ZnO divariasikan dari 1 - 9% kekuatan tarik meningkat dari 24,80 kgf/cm2 menjadi 64,19 kgf/cm2. Begitu juga dengan Clay yang mengalami kenaikan dari 13,05 kgf/cm2 menjadi 40,22 kgf/cm2. Derajat elongasi ZnO mengalami penurunan dari 26,96% menjadi 6,00%. Begitu pula dengan Clay dengan penurunan dari 27,00% hingga 5,17%. Nilai WVTR bioploplastik/clay 6% sebesar 7,86(g/m2.jam).

Development of conventional plastics made from petroleum-based synthetic polymers is hard to be degraded or decomposed in the environment and causing a serious problem to the environment. Plastic become the primary source of waste generation due to its low degradation ability. The use of polymers that derived from renewable and sustainable resources in developing an innovative bioplastic is a promising alternative. Bioplastic are plastics that can be used just like conventional plastic, but it can be decomposed by microorganism activity.
In this study, the source of a natural polymer is derived from starch bulbous plants. The starch used was sweet potato starch, while the filler used was ZnO and Clay. Glycerol is used in accordance to change the desired polymer, and called as plasticizers.
The method used in this study is the melt intercalation. To analyze the study, the morphology test such as FT-IR, XRD, and SEM was conducted, also the mechanical test and biodegradable test such as Tensile Strength, elongation test, and WVTR analysis. When ZnO was varied from 1-9%, the tensile strength is increased from 24.80 to 64.19 kgf/cm2 kgf/cm2. The bioplastic's tensile strength made from the clay filler also increase from 13.05 to 40.22 kgf/cm2 kgf/cm2. The bioplastic's elongation degree from ZnO filler is decreased from 26.96% to 6.00 % . Similarly, bioplastic's elongation degree from clay filler is decrease from 27.00 % to 5.17%.. WVTR values bioplastic/clay 6% is 7.86 (g/m2.hr).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43760
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Erfan
"Masalah lingkungan dari pembuangan limbah plastik turunan minyak bumi telah menjadi isu penting karena sifatnya yang sulit diuraikan. Oleh karena itu, upaya telah dilakukan untuk mempercepat tingkat degradasi material polimer dengan mengganti beberapa atau seluruh polimer sintetis dengan polimer alami. Pati merupakan salah salah satu polimer alami yang dapat digunakan untuk produksi material biodegradabel karena sifatnya yang mudah terdegradasi, melimpah, dan terjangkau namun memiliki kekurangan seperti kuatnya perilaku hidrofilik dan sifat mekanis yang lebih buruk. Untuk meningkatkan kekuatan mekanis pada pati, sejumlah kecil penguat berupa bahan inorganik dan organik ditambahkan ke dalam matriks polimer. Oleh karena itu, bioplastik disiapkan dengan percampuran pati ubi jalar sebagai matriks, gliserol sebagai pemlastis, dan ZnO sebagai penguat logam dan kitosan sebagai penguat alami dengan metode melt intercalation. Distribusi kitosan dari hasil SEM terbukti mempengaruhi FT-IR, XRD, sifat mekanis, dan biodegradabilitas bioplastik. Ketika penguat kitosan divariasikan dari 0, 1, 3, 6, 9 %wt kekuatan tarik meningkat dari 12,81 kgf/cm2 menjadi 35,56 kgf/cm2; derajat elongasi menurun dari 43% menjadi 21,5% .Pada kombinasi penguat antara kitosan 9% dan ZnO 1% nilai kuat meningkat menjadi 40,03 kgf/cm2 , derajatnya elongasi menurun menjadi 10,40. Untuk WVTR pada bioplastik dengan penambahan kitosan 9% adalah 11,7 g/m2.jam.

Environmental problems from petroleum derivatives waste has become an important issue because of difficult to decomposed. So, the eforts have done for increasing degradation time through replacement of synthetic polymer with natural polymer. Starch is as one of natural polymers that can be used to produce biodegradable materials due to its characters that easily degraded, abundant, and affordable. However, starch has several disadvantages such as strong hydrophilic behavior and worse mechanical properties. To enhance the mechanical properties and barrier properties of starch, a small amount of reinforcement in the form of inorganic and organic materials are usually added to the polymer matrix. Thus, bioplastics were prepared by mixing a sweet potato strach, glycerol, and ZnO as metal reinforcement and chitosan as natural reinforcement by the melt intercalation method. Distribution of chitosan from SEM affected the studies of FTIR, XRD, mechanical properties, and biodegradabilities. When chitosan was varied from 0. 1. 3. 6. 9 wt%, tensile strength increased from 12.81 to 35.56 kgf/cm2 while the degree of elongation decreased from 43% to 21.5% . In combination reinforcement chitosan 9% and ZnO 1% tensile strenght increased to 40.03 kgf/cm2, while the degree of elongation decreased 10.40 % . The WVTR in bioplastic with adding chitosan 9% is 11.7 g/m2.jam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42630
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Eldo Sularto
"Limbah plastik merupakan salah satu masalah lingkungan terbesar saat ini. Ini dikarenakan oleh penggunaan plastik konvensional yang berasal dari polimer sintetis yang sulit diuraikan oleh pengurai. Bioplastik menjadi salah satu solusi masalah ini. Pati merupakan polimer alami yang dapat digunakan untuk produksi bioplastik karena sumbernya melimpah, dapat diperbaharui, mudah terdegradasi, dan harga terjangkau. Namun, pati mempunyai kelemahan, yaitu sifat mekanik yang buruk. Partikel penguat telah terbukti dapat memperbaiki kelemahan pati.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi terbaik ZnO dan selulosa sebagai penguat pada matriks pati. Pembuatan bioplastik dilakukan dengan metode melt intercalation, yaitu pencampuran pati ubi jalar, gliserol, ZnO/selulosa. Penambahan konsentrasi ZnO 0, 1, 3, 6, 9% wt dan penambahan konsentrasi selulosa 0, 1, 3, 6, 9% wt berturut-turut menyebabkan peningkatan kuat tarik dari 12,812 kgf/cm2 menjadi 64,187 kgf/cm2 dan 12,812 kgf/cm2 menjadi 59,740 kgf/cm2, serta penurunan elongasi dari 43% menjadi 6% dan 43% menjadi 6,667%. Sedangkan kombinasi selulosa dan ZnO menyebabkan nilai kuat tarik dibawah 64,187 kgf/cm2. Penambahan ZnO dan selulosa juga terbukti mempengaruhi hasil FT-IR, XRD, dan SEM bioplastik.
Hasil WVTR bioplastik dengan penguat 9% wt selulosa adalah 10,097 g/m2.jam. Selain itu, tingkat biodegradabilitas bioplastik dengan penguat alami selulosa mempunyai hasil lebih baik dibandingkan dengan penguat logam ZnO.

Nowadays, plastic waste is the biggest environmental issues. Since the usage of conventional plastic which come from synthesis polymer that can not be decomposed by decomposers. One of the solutions is bioplastic. Starch is natural polymer that used to produce bioplastic because it is abundant, reneweble, degradable, and affordable resources. However, starch has some weakness such as poor mechanical properties. Reinforcement is proven to enhance that weaknesses.
This research objective is to obtain the best ZnO and cellulose concentration as reinforcement for starch matrix. Bioplastic synthesis made with melt intercalation method, which is blending from sweetpotato strach, glycerol, ZnO/cellulose. The addition of ZnO concentration 0, 1, 3, 6, 9 wt% and cellulose concentrarion 0, 1, 3, 6, 9 wt%, respectively will cause increasing in tensile strength from 12.812 kgf/cm2 become 64.187 kgf/cm2 and 12.812 kgf/cm2 become 59.740 kgf/cm2, decreasing in elongation from 43% become 6% and 43% become 6.667%. While the combination of cellulose and ZnO causes tensile strength values below 64.187 kgf/cm2. It is also proven by the addition of ZnO and cellulose affect the result of bioplastic FT-IR, XRD, and SEM.
The result of bioplastic WVTR with 9 wt% cellulose reonforcement is 10.097 g/m2.jam. Moreover, the level of bioplastic biodegradability with celluloce natural reinforcement is better than ZnO metal reinforcement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43409
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhlas
"Peningkatan produksi dan konsumsi plastik konvensional yang signifikan beberapa dekade terakhir telah menyebabkan masalah serius terhadap lingkungan berupa sampah plastik yang non-degradable. Pengembangan plastik biodegradable menjadi solusi menarik dalam upaya penanggulangan masalah tersebut. Pada penelitian ini, studi awal peningkatan skala produksi bioplastik berbasis pati ubi jalar dengan pengisi 9% bentonite clay dilakukan pada rangkaian alat sonikator-tangki berpengaduk menggunakan teknik film casting. Penggabungan sonikator dan tangki berpengaduk dengan impeller tipe paddle diaplikasikan guna mendapatkan proses pembuatan bioplastik yang efektif.
Dari studi awal peningkatan skala produksi ini diperoleh sebanyak 21 film bioplastik per batch produksi dengan kondisi operasi proses pemanasan dan pengadukan pada suhu 85oC selama 70 menit. Hasil karakterisasi kuat tarik dan elongasi bioplastik dibandingkan skala laboratorium, masing-masing 41,65 kgf/cm2 dan 40,22 kgf/cm2 serta 26,42 % dan 5,17% sedangkan nilai transmisi uap air yakni 3,95 g/m2/jam dan 7,85 g/m2/jam. Interaksi matriks dan filler serta kandungan amilosa pati menjadi faktor yang mempengaruhi sifat mekanis dan fisis bioplastik. Hal ini dikonfirmasi melalui hasil analisis SEM, FT-IR, XRD, dan UV-vis. Berdasarkan karakterisasi yang ada, peningkatan skala produksi bioplastik dapat dilakukan menggunakan rangkaian alat sonikator-tangki berpengaduk.

The significant increase in the consumption and production of conventional plastics in recent decades has caused serious problems to the environment in the form of plastic waste that is non-degradable. The development of biodegradable plastics has become an attractive solution in eradicating the problem. In this work, preliminary study to increase the production of sweet potato starch-based bioplastics with 9 wt% bentonite clay performed on an integrated tool sonicator- stirred tank using a casting films method. In order to achieve an effective production process, a combination of sonicator-stirred tank with a paddle type impeller was used.
From the preliminary study on the scale up of production is gained bioplastics as many as 21 films per batch production with the heating and stirring process operating conditions at 85oC for 70 minutes. Characterization results of tensile strength and elongation of bioplastic compared to the laboratory scale, respectively 41.65 kgf/cm2 and 40.22 kgf/cm2; 26.42% and 5.17%, while the value of the water vapour transmission rate, 3.95 g/m2/hr and 7.85 g/m2/hr. Interaction between matrix - filler and amylose content of starch is a factor that’s affects the mechanical and physical properties of bioplastic. This was confirmed through the analysis of SEM, FT-IR, XRD, and UV-vis. Based on the characterization, scale up of bioplastic production can performed using integrated tool sonicator-stirred tank.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Anisa
"Istilah bioplastik mengacu pada bahan kemasan yang berasal dari material terbarukan maupun material yang dapat terdegradasi lingkungan. Dalam penelitian ini, bioplastik diproduksi dari pati ubi jalar dengan filler serat unggas bulu ayam. Penambahan filler bertujuan untuk meningkatkan kekuatan mekanik dan ketahanan air bioplastik. Filler divariasikan sebesar 0%, 2,5%, 5%, 10% dan 20% dari massa pati. Sintesis bioplastik dilakukan melalui metode melt intercalation. Penambahan serat bulu ayam menurunkan kekuatan mekanik, ketahanan air dan biodegradabilitas bioplastik. Penambahan 2,5% filler bulu ayam menurunkan nilai kuat tarik dari 6,149 MPa menjadi 2,117 MPa, menaikan elongasi dari 19,98% menjadi 47,57% menurunkan modulus young dari 30,775 MPa ke 8,514 MPa, menaikan laju transmisi uap air dari 5,5 g/m2.jam menjadi 6,93 g/m2.jam dan menurunkan laju biodegradabilitas sebesar 3,65%. Karakteristik fisiologi dan morfologi bioplastik dikonfirmasi melalui uji FTIR, SEM, XRD dan UV-vis.
Pada variasi massa matriks 10 gram, kekuatan mekanik dan ketahan air bioplastik meningkat sebesar 11% dan 43,5%. Produksi bioplastik dilanjutkan pada skala yang lebih besar untuk membandingkan karakteristik bioplastik hasil produksi scale up dengan produksi skala laboratorium. Peningkatan skala dilakukan pada produksi bioplastik dengan persentase filler 2,5%, dengan peningkatan 25 kali skala laboratorium. Bioplastik hasil produksi scale up nilai kuat tarik sebesar 5,082 MPa, elongasi 16,21% , modulus young 31,350 MPa serta nilai laju transmisi uap air sebesar 7,65 g/m2jam. Uji FTIR, SEM dan XRD menunjukan bahwa bioplastik memiliki gugus fungsi dan struktur kristalinitas yang sama.

The term bioplastic refers to plastics derived from renewable resources or materials that can be degraded environment. In this study, bioplastic produced from sweet potato starch with chicken feather fiber as fillers. The addition of filler aims to improve mechanical strength and water barrier properties of bioplastic. Filler varied at 0 %, 2,5 %, 5 %, 10 % and 20 % of the starch mass. Synthesis of bioplastics made by melt intercalation method. The addition of chicken feather fibers decreased mechanical strength, water barrier and biodegradability of bioplastics. The addition of 2,5% chicken feather fiber decreased the value of tensile strength from 6,270 MPa to 2,117 MPa, increased the elongation from 19,98% to 47,57% decreased modulus from 30,775 MPa to 8,514 MPa, increase WVTR value from 5,5 g/m2.h to 6,93 g/m2.h and decreased biodegradability of 3,65%. The mechanical and water barrier properties of bioplastic was confirmed with SEM, FTIR, and XRD analysis.
Variations mass matrix at 10 gram, increased the mechanical strength and water barrier properties of bioplastic by 11 % and 43,5 %. The production of bioplastic continues on a larger scale to compare both characteristic. Scalling up done at 25 times laboratory scale on production bioplastic with filler 2,5 %. The resulting bioplastic has tensile strength 5,082 MPa, elongation 16,21 %, modulus 31,350 MPa and water vapor transmission rate 7,65 g/m2h. Analysis FTIR, SEM and XRD showed that bioplastics have same functional groups and crystallinity structure with laboratorium scale bioplastic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Amalia
"Bioplastik merupakan plastik yang terbuat dari bahan terbarukan dan dapat terurai dengan cepat. Pada penelitian ini menggunakan kulit jagung sebagai penguat bahan pembuat bioplastik. Pembuatan bioplastik menggunakan maizena dengan penguat kulit jagung dilakukan penambahan kitosan dan sorbirol untuk mendapatkan bioplastik dengan sifat mekanik yang baik. Ukuran butiran kulit jagung yang digunakan adalah 150 mesh dan 200 mesh sedangkan variasi kitosan yang digunkan adalah 0.02 wt; 0,04 wt; 0,06 wt; 0,08 wt dan 0,1 wt.
Hasil penelitian ini menunjukan bioplastik dengan ukuran butiran kulit jagung 150 mesh dengan variasi kitosan 0,04 menghasilkan sifat mekanik yang paling baik, yaitu dengan nilai kuat tarik 1.717,64 N/cm2, elongasi 10,05 , modulus young 116,68 N/cm2 dan kuat sobek 763,86 mN. Pengaruh lingkungan menyebabkan bioplastik mengalami degradasi di dalam tanah 70 -100 selama 21 hari, pada udara terbuka terjadi jamur setelah 14 hari dan tahan pada 140o C selama 1 jam.

Bioplastic is a plastic made from renewable material and can decompose quickly. In this research used corn husk as filler bioplastic ingredients. Making bioplastic is done by adding corn starch maizene with corn husk as filler, chitosan and sorbitol to obtain bioplastic with good mechanical properties. Corn husk grain size were used 150 mesh and 200 mesh while chitosan variations were used 0.02 wt 0.04 wt 0.06 wt 0.08 wt and 0.1 wt.
The results of this research showed that bioplastic with 150 mesh corn husk grain size with 0.04 wt chitosan yielded the best mechanical properties, it is with tensile strength value 1,717.64 N cm2, elongation 10.05 , modulus young 116.68 N cm2 and tear strength 763.86 mN. Environment influence made bioplastics degraded in soil 70 100 for 21 days, in open air fungus occured after 14 days and endured at 140oC for 1 hour.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranthy Cinthya Rachman
"Tingginya jumlah sampah plastik menjadi masalah yang sangat krusial di Indonesia. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat alternatif material lain yang berasal dari bahan baku hayati dan mampu dimanfaatkan sebagai plastik, yaitu bioplastik. Bioplastik merupakan plastik yang terbuat dari material biologis atau dapat berupa plastik yang lebih mudah didegradasi oleh mikroorganisme. Telah banyak penelitian mengenai bioplastik berbasis pati kulit pisang yang telah dilakukan. Akan tetapi, hasil dari sebagian besar penelitian tersebut menunjukkan bahwa bioplastik berbasis pati kulit pisang memiliki sifat fisik dan mekanik yang kurang baik. Pada penelitian ini, bioplastik berbasis pati kulit pisang diproduksi dengan variasi rasio bahan penguat berupa serat alami dari daun nanas dan lempung untuk meningkatkan sifat fisik dan mekaniknya. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan komposisi serat daun nanas terhadap total bahan penguat sebesar 5%, 10%, 15%, dan 20% dengan adanya kontrol positif dan negatif. Karakteristik bioplastik seperti kuat tarik (tensile strength), pemanjangan saat putus (elongation at break), biodegradabilitas, daya serap air, sifat morfologi permukaan, serta interaksi antar bahan telah diamati dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh serat daun nanas terhadap karakteristik bioplastik adalah meningkatkan kuat tarik dan kemampuan degradasi, tetapi menurunkan nilai elongasi. Sementara itu, pengaruh lempung adalah meningkatkan ketahanan air. Berdasarkan karakterisasi yang telah dilakukan, komposisi bioplastik terbaik adalah sampel BCS4 dengan komposisi serat daun nanas terhadap total bahan penguat sebesar 20% yang memiliki nilai kuat tarik sebesar 6,52 MPa, nilai elongasi sebesar 13,44%, daya serap sebesar 126,09%, waktu degradasi selama 8 hari. Potensi pemanfaatan bioplastik berbasis pati kulit pisang dengan bahan penguat lempung dan serat daun nanas ini adalah sebagai kemasan polybag tanaman yang dapat ditanam langsung bersama bibit tanaman.

The high amount of plastic waste is a very crucial problem in Indonesia. Based on data from the Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, the annual amount of waste in Indonesia in 2020 was 32 million tons, a rapid increase from previous years due to the COVID-19 pandemic. One effort to overcome this problem is to make alternative materials derived from biological raw materials and can be used as plastics, namely bioplastics. Bioplastics are plastics made from biological materials or can be plastics that are more easily degraded by microorganisms. Many studies on banana peel starch-based bioplastics have been conducted. However, the results of most of these studies show that banana peel starch-based bioplastics have poor physical and mechanical properties. In this study, banana peel starch-based bioplastics were produced with variations in the ratio of reinforcements in the form of natural fibers from pineapple leaves and clay to improve their physical and mechanical properties. To achieve this goal, the composition of pineapple leaf fiber is used for the total reinforcing material of 5%, 10%, 15%, and 20% with positive and negative controls. Bioplastic characteristics such as tensile strength, elongation at break, biodegradability, water absorption, surface morphological properties, and interactions between materials have been observed in this study. The results of this study show the effect of pineapple leaf fiber on bioplastic characteristics is to increase tensile strength and degradation ability but decrease the elongation at break value. Meanwhile, the effect of clay is to increase water resistance. Based on the characterization that has been done, the best bioplastic composition is BCS4 samples with pineapple leaf fiber composition against a total reinforcing material of 20% which has a tensile strength value of 6,52 MPa, elongation value of 13,44%, absorption capacity of 126,09%, degradation time for 8 days. The potential use of banana peel starch-based bioplastics with clay reinforcement materials and pineapple leaf fiber is as a plant polybag packaging that can be planted directly with plant seeds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahdalea Bisansa Putri
"

Plastik konvensional merupakan plastik yang terbuat dari senyawa polimer yang sulit untuk terdegradasi. Bioplastik menjadi alternatif bagi plastik konvensional saat ini karena sifatnya yang dapat terdegradasi. Bioplastik umumnya disintesis dari polimer alami, salah satunya adalah polisakarida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis bioplastik dari pati tapioka dan PVA yang diikat silang menggunakan agen pengikat silang glutaraldehida dan selulosa palmitat sebagai filler. Warna dari produk selulosa palmitat yang didapat adalah jingga atau kuning kecoklatan. Bioplastik disintesis dengan lima modifikasi yaitu PVA, PVA/Pati, PVA/Pati diikat silang dengan glutaraldehida, PVA/Pati diikat silang dengan selulosa dan PVA/Pati diikat silang dengan selulosa palmitat. Bioplastik PVA memiliki nilai transparansi yang paling dekat dengan plastik konvensional, namun bioplastik PVA/pati/glutaraldehid/selulosa palmitat memiliki nilai transparasi yang tidak berbeda jauh dengan plastik konvensional. Selulosa palmitat dan bioplastik dikarakterisasi dengan FTIR. Hasil uji swelling dan kelarutan menunjukkan bahwa bioplastik PVA memiliki DS (Degree of Swelling) dan kelarutan yang paling tinggi, sedangkan bioplastik PVA/pati/glutaraldehid/selulosa palmitat memiliki DS dan kelarutan yang paling rendah. Pada uji kuat tarik, didapatkan hasil bahwa PVA/pati yang diikat silang dengan glutaraldehid dan diperkuat oleh selulosa palmitat memiliki kuat tarik yang paling tinggi.

 


Conventional plastics are plastics made from polymer compounds that are difficult to degrade. Bioplastics are an alternative to conventional plastics today because they are degradable. Bioplastics are generally synthesized from natural polymers, one of them is polysaccharides. The purpose of this study is to synthesize bioplastics from tapioca starch and PVA which are crosslinked using glutaraldehyde as the crosslinking agent and palmitate cellulose as fillers. The color of the cellulose palmitate product obtained is orange or brownish yellow. Bioplastics were synthesized with five modifications, PVA, PVA/Starch, PVA/Starch crosslinked with glutaraldehyde, PVA/Starch crosslinked and cellulose added and PVA / Starch crosslinked and cellulose palmitate added. PVA bioplastics have the closest transparency values to conventional plastics, but PVA/starch/glutaraldehyde/cellulose palmitate bioplastics dont have transparency values with much differences from conventional plastics. Cellulose palmitate and bioplastics were characterized by FTIR. Swelling and solubility test results showed that PVA bioplastics had the highest DS (Degree of Swelling) and solubility, whereas PVA/starch/glutaraldehyde/cellulose palmitate bioplastics had the lowest DS and solubility. Tensile strength test results proved that PVA / starch which was crosslinked with glutaraldehyde and reinforced by cellulose palmitate had the highest tensile strength.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pranandha Daffa Aditya
"Plastik konvensional berbahan dasar petroleum yang kerap digunakan secara luas menimbulkan permasalahan serius terkait dengan penimbunan limbah plastik akibat tidak terdegradasinya plastik. Dari data ditemukan, plastik menduduki angka kedua terbanyak setelah sisa makanan sebagai komposisi sampah berdasarkan jenis sampahnya, yaitu sebanyak 18%. Sampah yang tertimbun menyebabkan pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, pengembangan alternatif plastik yang dapat terdegradasi pada waktunya dimiliki bioplastik, yaitu plastik dari bahan dasar ramah lingkungan seperti pati. Pada penelitian ini, bioplastik dari pati disintesis menggunakan metode ikat silang dengan asam maleat melalui reaksi esterifikasi untuk menurunkan kemampuan penyerapan air dan swelling. Film bioplastik tersebut ditambah mikrokristalin selulosa sebagai penguat untuk memperbaiki sifat mekanis dengan meningkatkan kekuatan tarik dan integritas struktur dari bioplastik. Selain itu, ditambah juga gliserol sebagai plasticizer untuk meningkatkan fleksibilitas dan menghaluskan permukaan dari bioplastik. Bioplastik ini kemudian dikarakterisasi menggunakan FTIR untuk mengetahui keberadaan gugus fungsi, TGA untuk mengetahui ketahanan termal dan diuji kekuatan tarik, derajat kelarutan serta kemampuan swelling-nya.

Conventional petroleum-based plastics which are often widely used cause serious problems related to the accumulation of plastic waste due to non-degradation of plastic. From the data found, plastic is in the second highest number after food waste as a waste composition based on the type of waste, namely 18%. Piled up rubbish causes environmental pollution. To overcome this problem, bioplastics are developing alternative plastics that can be degraded over time, namely plastics made from environmentally friendly basic materials such as starch. In this research, bioplastics from starch were synthesized using a cross-linking method with maleic acid through an esterification reaction to reduce air absorption and swelling ability. The bioplastic film is added with microcrystalline cellulose as reinforcement to improve the mechanical properties by increasing the tensile strength and structural integrity of the bioplastic. Apart from that, glycerol is also added as a plasticizer to increase the crispness and smooth the surface of the bioplastic. This bioplastic was then characterized using FTIR to determine the presence of functional groups, TGA to determine its thermal resistance and tested for tensile strength, degree of solubility and swelling ability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Azsarinka
"Salah satu jenis polimer alam, selulosa yang terkandung dalam kulit jagung, dapat digunakan sebagai bahan dasar bioplastik. Tepung pati jagung maizena dengan penguat kulit jagung berukuran butir tertentu disintesis bersama kitosan dan gliserol. Bioplastik yang dihasilkan berbentuk lembaran tipis berwarna cokelat keruh. Perubahan ukuran butir dari 150 mesh menjadi 200 mesh mengubah sifat bioplastik, khususnya sifat mekanik.
Diperoleh bioplastik terbaik dengan ukuran butir 200 mesh dan komposisi kitosan 0,04 dengan kuat tarik sebesar 286,31 N/cm2, elongasi sebesar 10,19 , modulus Young sebesar 28,11 N/cm2, dan ketahanan sobek sebesar 705,61 mN. Terjadi pergeseran bilangan gelombang dan perubahan gugus fungsi pada bioplastik. Terhadap lingkungan, bioplastik mengalami degradasi sebesar 35 selama 21 hari di dalam tanah dan mulai berjamur setelah 10 hari berada dalam udara terbuka, serta mampu bertahan pada suhu 100°C selama satu jam.

One kind of biopolymer that can be used as primary materials for bioplastics is cellulose in corn husk. Corn starch powder maize with corn husk filler in different grain size is then synthesized with chitosan and glycerol. The resulting bioplastics is thin film in form with muddy brown color. Alterating the powder grain size from 150 mesh to 200 mesh modifies the physical characteristics, especially mechanical properties.
The most optimal bioplastics were obtained with 200 mesh grain size and 0.04 wt chitosan composition with tensile strength of 286.31 N cm2, elongation of 10.19, Young modulus of 28.11 N cm2 and tear resistance of 705.61 mN. There are shifts in peak absorbance wavenumber and changes in some functional groups. To the environment, bioplastics were degraded 35 for 21 days in soil and started moldy after 10 days in open air, as well as endured for one hour in temperature 100°C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>