Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Abdul Haris, 1918-2000
Jakarta: Ketua Madjelis Perpmusjawaratan RI, 1971
297.7 NAS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1988
001.51 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
R. Djaenal Hoesen Koesoemahatmadja
Bandunga: Binacipta, 1986
352 KOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 1998
338 PER (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlan
1985
T36456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhardi
"Garin-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) mengamanatkan bahwa perhatian sebesar-besarnya perlu diberikan kepada peningkatan pembangunan pedesaan terutama melalui prakarsa dan swadaya masyarakat desa serta memanfaatkan secara maksimal dana-dana yang langsung maupun yang tidak langsung diperuntukan bagi pembangunan pedesaan. Dan pembangunan pedesaan perlu terus ditingkatkan terutama melalui pengembangan kemampuan sumber daya manusia termasuk penciptaan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat pedesaan. Sejalan dengan itu perlu ditingkatkan kemampuan masyarakat pedesaan untuk berproduksi serta menciptakan lapangan kerja. Dengan demikian masyarakat pedesaan makin mampu mengarahkan dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya segala dana dan daya bagi peningkatan pendapatan dan taraf hidup (1988: 70).
Dapat dikatakan bahwa pembangunan pedesaaan tidak terlepas dari usaha empowerment (pemberdayaan) masyarakat desa (pembangunan sosial budaya), khususnya usaha peningkatan kemampunan sumber daya manusia untuk berproduksi dan menciptakan lapangan kerja, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan ekonomi keluarga.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Sofwan Arif
"Pekerja sektor pertanian dari segi kualitas, dipenga-ruhi mutu modal manusia, yang meliputi variabel pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Sedangkan faktor demografi yang terdiri dari fertilitas, mortalitas, dan migrasi akan mempe-ngaruhi kuantitas pekerja. Faktor lain yang berpengaruh pa-da pekerja pertanian adalah permasalahan sosial-ekonomi dan pengembangan investasi yang diikuti penggunaan teknologi, akan meningkatkan proses produksi. Peningkatan mutu modal manusia, baik dari segi kualitas dan kuantitas, sosial-ekonomi , maupun penggunaan teknologi akan mempengaruhi proses produksi di sektor pertanian, melalui meningkatnya produktivitas pekerja, sehingga pembangunan pertanian diha-rapkan selalu dapat tumbuh berkembang. Melalui peningkatan produktivitas, akan meningkat pula kesejahteraan pekerja, karena dapat dipenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan papan, sehingga pekerja pertanian yang makin sejahtera akan mengentaskan kemiskinan yang masih banyak dialami masyarakat tani. Dengan demikian, peningkatan kesejahteraan pekerja akan mempengaruhi semakin meningkatnya mutu modal manusia.
Tesis ini membahas peranan mutu modal manusia yang men-jadi perhatian utama dalam pembangunan pertanian di pedesaan Jawa. Hal tersebut dilakukan sehubungan dengan keberhasilan swasembada pangan dan perlu lebih dikembangkannya keterse-diaan bahan baku sektor pertanian, sedangkan di pihak lain, pergeseran tenaga potensial ke luar sektor pertanian dan semakin sempitnya lahan pertanian di pulau Jawa, karena alih fungsi, merupakan sebagian besar permasalahan pembangunan pertanian. Pembahasan mutu modal pekerja pertanian dimak-sudkan untuk mempelajari perkembangan pekerja, tidak hanya dari segi kuantitasnya, tetapi yang terpenting dari segi kualitasnya. Penjabaran peningkatan mutu modal manusia, di-perhatikan melalui kualitas pendidikan dan fasilitas kesehatan. Peningkatan produktivitas pekerja berkaitan dengan luas lahan produktif sebagai pengaruh faktor sosial-ekonomi dan dipengaruhi kepadatan penduduk yang merupakan faktor demografi. Adapun pekerja dari segi jumlah, yaitu persentase pekerja subsektor tanaman pangan, kesejahteraan/kemiskinan pekerja, dan mutunya akan berpengaruh pada perbaikan proses produksi dan penggunaan mesin pengolah tanah, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas pekerja.
Data yang digunakan dalam menelaah peranan mutu modal manusia pada pembangunan pertanian di pedesaan Jawa, adalah hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 1987 di propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta data lain publikasi Biro Pusat Statistik. Unit analisis yang digunakan adalah data kabupaten yang didapat-kan dari sampel data individu penduduk berumur 10 tahun ke atas, yang bekerja di sektor pertanian dan bertempat ting-gal di pedesaan. Produktivitas pekerja pertanian, yang merupakan ukuran secara sempit dari pembangunan pertanian, sebagai variabel tak bebas, sedangkan variabel bebas ter-diri dari : persentase pekerja tanaraan pangan, rata-rata lamanya pendidikan pekerja, jumlah puskesmas, luas lahan produktif, kepadatan penduduk, jumlah mesin pengolah tanah, dengan indikator propinsi dan kemiskinan.
Alat analisis yang digunakan adalah model fungsi pro-duksi Translog (transcendental logaritJmic), yang digunakan untuk analisis Statistik dalam rangka mengetahui asosiasi produktivitas pekerja dengan beberapa variabel bebas. Sedangkan analisis deskriptif dilakukan untuk mempelajari produktivitas rata-rata pekerja menurut masing-masing variabel bebas melalui tampilan tabel dan hasil tabulasi silang. Pengolahan data menggunakan paket program Statistical Analysis Systea (SAS), pada Ruang Komputasi Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Berdasarkan model-model fungsi translog kuadratik yang didapatkan, ternyata sebagian besar model tidak dapat diana-lisis, karena variabel bebas secara bersama-sama tidak mem-punyai pengaruh yang berarti terhadap LPR (Ln produktivitas pekerja pertanian), dan masing-masing variabel betaas pun tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap LPR, baik pada tarap keyakinan a = 0,05 maupun a = 0,10. Dengan demikian, fungsi translog diperluas melalui kurva pertumbuhan bentuk-S atau fungsi produksi translog bentuk-S, karena ada kecende-rungan tingkat produktivitas pekerja mempunyai batas atas maupun bawah.
Menurut analisis deskriptif, peranan sektor pertanian di pulau Jawa sampai dengan tahun 1989, relatif tetap, tam-pak pada penyerapan pekerja yang masih didominasi pekerja pertanian. Sedangkan apabila dibandingkan antar subsektor, maka distribusi pekerja masih terkonsentrasi pada subsektor tanaman pangan. Sedangkan melalui penerapan fungsi produksi translog bentuk-S, didapatkan bahwa peningkatan persentase pekerja tanaman pangan dalam satuan yang saroa akan menyebab-kan penurunan produktivitas pekerja, lebih besar pengaruhnya di daerah miskin semua provinsi penelitian (Jawa Barat, Jawa Tengah & Jawa Timur) dan daerah tidak miskin provinsi Jawa Timur, sementara itu, peningkatan jumlah puskesmas dalam satuan yang sama, menyebabkan peningkatan produktivitas pekerja mencapai titik maksimura, yang lebih besar pengaruh-nya di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, dibandingkan dengan Jawa Tengah. Kemudian peningkatan jumlah mesin peng-oiah tanah dalam satuan yang sama, akan menyebabkan peningkatan produktivitas pekerja mencapai titik maksimum, lebih besar pengaruhnya di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, dibandingkan dengan Jawa Tengah. Lebih lanjut, dapat dinya-takan bahwa fungsi kuadrat yang dikembangkan pada model translog bentuk-S untuk input rata-rata pendidikan pekerja, tidak sesuai dengan harapan. Hal ini diduga berkaitan dengan data observasi yang merupakan bukan data kohor, se-hingga penggunaan fungsi kuadrat untuk input rata-rata lama-nya pendidikan, dipandang kurang tepat.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa temuan dan implikasi kebijakan, yaitu pertama, upaya penanganan pekerja subsektor tanaman pangan untuk dapat meningkatkan produktivitas pekerja pertanian di ketiga provinsi, melalui a) perluasan cakupan program-program intensifikasi, yang akan memberikan peningkatan hasil pertanian tanaman pangan dan peningkatan produktivitas pekerja, dan b) peningkatan diversifikasi tanaman pangan, akan memberikan peningkatan produktivitas lahan dan produktivitas pekerja; kedua, peman-faatan mesin pengolah tanah perlu lebih ditingkatkan di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pekerja yang lebih tinggi; ketiga, peningkatan jumlah puskesmas di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, perlu lebih diperhatikan, sehingga dapat mendorong peningkatan produktivitas pekerja pertanian untuk mencapai titik maksimum. "
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fairy Soedarsono
"Harga minyak bumi dunia yang fluktuatif menyebabkan ketergantungan yang tinggi kepada sektor tersebut dapat menghambat pembangunan ekonomi Indonesia. Melihat kepada harga komoditi yang dihasilkan oleh sektor kehutanan relatif lebih stabil dan luas potensi hutan di Indonesia yang luas, maka agaknya perlu adanya perhatian terhadap sektor kehutanan untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia.
Untuk itu dibentuk suatu model input-output yang dapat digunakan untuk melihat peranan dan dampak dari pembangunan sektor kehutanan pada periode yang lalu, yaitu selama periode kebijakan substitusi impor dan periode kebijakan orientasi ekspor, untuk merumuskan strategi pembangunan di sektor kehutanan pada masa mendatang.
Dari hasil penelitian, terlihat adanya peningkatan peran sektor kehutanan dalam perekonomian Indonesia dan di dalam sektor kehutanan sendiri terjadi pergeseran struktur produksi dari barang primer menjadi barang sekunder.
Selama periode kebijakan orientasi ekspor, pertumbuhan di sektor kehutanan relatif lebih daripada selama periode kebijakan orientasi ekspor. Demikian pula halnya dengan keterkaitan sektor kehutanan dengan sektor-sektor lainnya serta efek pengganda dari pertumbuhan sektor kehutanan terhadap perluasan lapangan pekerjaan.
Untuk lebih mengembangkan sektor kehutanan pada masa yang mendatang, penulis menyarankan perlunya perhatian terhadap investasi di sektor kehutanan, pengelolaan lingkungan hutan yang terpadu untuk menjaga kelestarian hutan dan penggunaan teknologi produksi yang lebih efisien di dalam industri-industri pengolahan hasil hutan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku yang berasal dari lingkungan hutan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>