Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90881 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedy Suardi
Bandung: Rosda, 1989
297.4 DED t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mudhoffir
Bandung: Ramaja Karya, 1986
370.152 3 MUD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Lubang hitam adalah suatu benda dengan massa yang sangat masif, sehingga menyebabkan cahaya bisa tertarik dan terjebak ke dalamnya tanpa bisa melepaskan diri. Bila cahaya terjebak oleh lubang hitam, maka tidak akan mungkin ada informasi yang bisa diperoleh untuk membuktikan adanya lubang hitam secara langsung. Tetapi pengamatan akan perilaku benda-benda bergerak dan distribusi energi dari suatu lokasi bisa diterapkan untuk menentukan adanya distribusi massa dari suatu lokasi, dalam hal ini diterapkan untuk menentukan keberadaan lubang hitam. Pengamatan resolusi tinggi pada berbagai rentang pengamatan dari obyek-obyek bergerak di arah pusat galaksi kita, yaitu galaksi Bima Sakti, pada arah Sagitarius A*, menunjukkan indikasi kuat adanya lubang hitam di pusat galaksi kita. Dengan pemahaman akan keberadaan lubang hitam tersebut, maka dapat dipelajari evolusi galaksi kita serta evolusi dari alam semesta secara keseluruhan."
621 DIRGA 9 (1-4)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Monalisa Deborah
"Anak merupakan individu yang senang bermain, dalam kegiatan bermain juga anak belajar dan berinteraksi di dalam lingkungan. Kegiatan bermain di luar ruangan bukan hanya membantu anak dalam berinteraksi namun juga dalam mengenal lingkungan alam dan mengalaminya. Oleh karena itu taman di perumahan merupakan salah satu sarana yang disediakan untuk anak bermain.
Tujuan penelitian dari skripsi ini untuk mengetahui apakah taman sudah mendukung kegiatan bermain anak dan memenuhi standar minim dari segi keselamatan anak. Tujuan skripsi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam rancangan taman bermain di Indonesia. Studi kasus dilakukan pada dua taman bermain anak di kota Bekasi dan taman bermain di Jerman sebagai perbandingan.
Berdasarkan studi kasus yang terlah dilakukan, ternyata rancangan taman bermain sebagai lingkungan bermain di luar ruangan kurang menggunakan alam sebagai unsur dalam kegiatan bermain dan fokus utama lebih kepada alat bermain. Penempatan area bermain serta jarak antar alat kurang disesuaikan dengan perilaku anak sehingga bisa mengundang bahaya.

Children are happy to play. Children also learn from plays and interact with their environment. Playing outside can help children to know about nature environment and learn from them. That reason cause children’s playground in settlement become important for children’s plays.
The purpose of this writing is to analyze that children’s playground really supports their play and fulfill the minimal standard of children safety. The conclusion of this writing can be a consideration for designers to design children playground. The Case Study have been chosen in two different settlement in Bekasi and one case study in German for comparison.
From the theory and case study, it can be concluded that natural elements such as shrubs, grass, and etc in playground's design did not really support the activity of play. The main focus in playground is the playground's equipment not nature element. Distance between one play’s equipment with other equipment are too close and not considering children's behaviour. It can makes children in danger when they play around the equipment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baudrillard, Jean, 1929-2007
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2001
306 BAU g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Feri Apryandi
"Berdasarkan paper Gupta [1] telah dihitung massa dari 12 gugusan galaksi (dengan data Chandra X-ray) menggunakan persamaan Tolman-Oppenheimer-Volkov (TOV) dari kesetimbangan hidrostatik dan persamaan keadaan gas ideal. Rumus secara penghitungan analitik untuk kerapatan gas dan temperatur untuk gugusan ini, sebelumnya telah diturunkan oleh Vikhlinin, dkk [2]. Lalu digunakan untuk menentukan massa klaster/gugusan. Kemudian massa berbasis persamaan TOV ini diselisihkan dengan massa dari persamaan hidrostatika Newton lalu dibandingkan dengan penghitungan yang diperoleh menggunakan persamaan hidrostatika Newton (ΔM/M). Ditemukan hasil bahwa hanya sedikit perbedaan antara dua massa tersebut, perbedaannya sebesar suku 10^(-5), sehingga efek relativistik dapat diabaikan. Disini penulis akan menggunakan pendekatan yang lain untuk menghitung perbandingan massa nya (ΔM/M), yaitu dengan prinsip ketidakpastian diperumum/GUP, serta teori gravitasi termodifikasi EiBI (Eddington-inspired Born Infeld) dan BHG (Beyond Horndeski Gravity), tetapi dalam tinjauan non-relativistik dan kesetimbangan hidrostatik. Parameter bebas dari GUP dan masing-masing teori gravitasi termodifikasi ini kemudian dikaitkan dengan data-data gugusan galaksinya pada literatur, nantinya dapat diperoleh koreksi massanya serta persentase perbandingan massanya. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam karya ilmiah tesis ini dengan mudah dapat dijelaskan impak dari GUP dan teori gravitasi termodifikasi EiBI dan BHG pada objek di gugus galaksi. Hasil yang diperoleh adalah bahwa pendekatan GUP/Entropic Force (dengan parameter β_0 = -1,656 × 10^43 [3]) tidak terlalu berdampak pada massa objek galaksi, karena nilai koreksi massa yang diperoleh dari penghitungan GUP orde nya sangat kecil yaitu 10^(-67). Agar berdampak, paramaternya divariasikan, didapat β_0 = -1,656 × 10^110 ≈ -10^110. Dampaknya yaitu massa globular (galaksi) semakin besar. Pada teori gravitasi EiBI (dengan parameter κ = 5 m^2 [4]) juga tidak terlalu memberikan dampak pada massa objek galaksi disebabkan hasil orde koreksi massa dengan EiBI juga kecil yaitu 10^(-46). Lalu agar memiliki dampak, maka parameter κ divariasikan dan diperoleh nilai rentangnya yaitu 5 × 10^38 ≤ κ ≤ 5 × 10^40 m^2. Dampaknya adalah massa globular semakin kecil. Namun untuk teori gravitasi BHG, langsung memberikan dampak terhadap massa galaksi dengan tanpa memvariasikan parameternya, dengan parameter Υ = -0,1655 [5]. Dampak yang terjadi adalah memperbesar keseluruhan massa galaksi klaster. Kemudian dampak dari teori BHG ini adalah memperkecil nilai korelasi-R (regresi linear kurva), yang diperoleh dengan fitting ratio dari persamaan M = (M_dyn^c)/(M_bar^c ) [6] yang awalnya diperoleh M = 0,84 ± 0,04 [6] menjadi M = 0,316 ± 0,00044, maka dapat disimpulkan bahwa akibat perubahan massa pada teori BHG dapat memperkecil nilai korelasi-R nya.

Based on Gupta’s paper [1] has been calculated the mass of 12 galaxy clusters (with Chandra X-ray data) using the Tolman-Oppenheimer-Volkov (TOV) equation of hydrostatic equilibrium and the equation of state for an ideal gas. The analytically calculated formulas for gas density and temperature for these clusters have previously been derived by Vikhlinin et al. [2] Then, it is used to determine the mass of the clusters/galaxy groups. Then the mass based on the TOV equation is subtracted from the mass from Newton’s hydrostatic equation and then compared with the calculations obtained using Newton’s hydrostatic equation (ΔM/M). It was found that there was only a slight difference between the two masses; the difference was in terms of 10^(-5), so the relativistic effect could be neglected. Here we calculate the mass ratio (ΔM/M) by considering the effect of the Generalized Uncertainty Principle (GUP), as well as the modified EiBI (Eddington-inspired Born Infeld) and BHG theories of gravity (Beyond Horndeski Gravity), but within non-relativistic hydrostatic equilibrium. The constraint parameters of GUP and each modified theory of gravity are then linked to the data on their galaxy clusters in the literature, so that later mass corrections can be obtained as well as the percentage ratio of their masses. So that from the results, we can easily explain the impact of the GUP and the modified EiBI and BHG theories of gravity on objects in galaxy clusters. The results obtained are that the GUP/Entropic Force approach (with parameter β_0 = -1,656 × 10 ^43 [3]) does not have much impact on the mass of the galaxy object, because the mass correction value obtained from the calculation of the order GUP is minimal, namely 10^(-67). In order to have an impact, the parameters are varied, we get β_0 = -1,656 × 10^110 ≈ -10^110. The impact is that the mass of globular (galaxies) is getting bigger. In the theory of gravity, EiBI (with parameter κ = 5 m^2 [4]) also does not have much impact on the mass of galaxy objects because the result of the order of mass correction with EiBI is also small, namely 10^(-46). Then in order to have an impact, the κ parameter is varied, and the range value is 5 × 10^38 ≤ κ ≤ 5 × 10^40 m ^2. The impact is that the globular mass is getting smaller. However, the BHG theory of gravity directly impacts the mass of the galaxy without varying its parameters, with the parameter Υ = -0,1655 [5]. The impact that occurs is to increase the overall mass of the cluster galaxy. Then the impact of this BHG theory is to reduce the value of the R-correlation (linear regression of the curve), which is obtained by fitting ratio from the equation M = (M_dyn^c)/(M_bar^c ) [6] originally obtained M = 0,84 ± 0,04 [6] becomes M = 0,316 ± 0,00044, it can be concluded that due to changes in mass in the BHG theory can reduce the value of its R-correlation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Listiorini
"Janet Wasko dalam tulisannya Understanding the Disney Universe menyatakan bahwa Disney merupakan sebuah industri hiburan yang paling banyak dikaji oleh para intelektual dari berbagai disiplin ilmu. Universitas Berkeley sendiri mencatat terdapat puluhan bahkan mungkin ratusan buku tentang Disney. Namun kebanyakan meninjau Disney dari media film animasi dan wahana bermainnya (seperti Disneyland). Masih jarang tulisan atau buku yang membahas tentang komik Disney. Karya klasik yang mengkaji komik Disney adalah apa yang ditulis oleh Dorfman dan Mattelart, yaitu How to Read Donald Duck (1975) dengan menitik beratkan pada masalah imperialisme kultural Disney pada Dunia Ketiga. Perkembangan isi komik Disney yang seiring dengan perkembangan zaman membawa para tokoh Disney tidak lagi berkelana ke Dunia Ketiga, namun lebih jauh lagi, yaitu angkasa luar dan makhluknya.
Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi representasi di komik Disney tentang angkasa luar dan UFO, diskursus yang muncul dan latar belakang sosial-historis yang melatarbelakangi munculnya diskursus tersebut. Bukan suatu kebetulan bila di AS muncul diskursus tertentu di masyarakat Amerika tentang angkasa luar dan makhluk angkasa luar. Kerangka teoritik besar yang melandasi tulisan ini adalah Cultural Studies dari Birmingham Cultural Studies. Pendekatan ini menimba, mengkaji peran media (Disney) dalam melakukan reproduksi sekaligus konstruksi pengetahuan dan diskursus tentang angksa luar dan UFO.
Paradima penelitian yang digunakan bersifat marxian dan kritis dengan mendasarkan pada teori ideologi Althusser dan Gramsci serta teori diskursus dari Pecheux dan Michel Foucault Metode analisis yang digunakan adalah metode diskursus kritis multilevel dari Norman Fairclough, dengan teknik analisis semiotika. Kerangka analisis yang digunakan mengacu pada model multilevel dari Norman Fairclough yang terbagi menjadi dua tahap utama yaitu tahap pembahasan peristiwa komunikasi (communicative event) yang terdiri dari teks, praktek diskursus, dan praktek sosio-kultural ; dan tahap analisis gabungan antar elemen yang terdiri atas deskripsi, interpretasi dan eksplanasi. Teknik analisis semiotika digunakan terutama di tahap analisis gabungan antar elemen.
Cerita komik Disney dimanapun diproduksi selalu didasarkan atas karakter dan standar khas Disney yang merefleksikan ikon-ikon AS. Teks-teks komik Disney, cerita tematik angkasa luar adalah hasil dari proses reproduksi kultural dari proses produksi budaya media yang kapitalistik. Diskursus angkasa Iuar, UFO dan alien muncul dari representasi teks komik yang dibangun berdasarkan tiga hal, pertama, dengan mereproduksi diskursus angkasa luar, UFO dan alien yang berkembang dan popular pada masyarakat Amerika ; kedua, Disney sendiri telah menempatkan angkasa luar sebagai bagian dari perjalanan sejarah industri budayanya ; dan ketiga, adalah kondisi sosial politik di AS dalam hal ini kebijakan politik AS mengenai angkasa luar, UFO dan alien yang memproduksi wacana tersendiri pada masyarakatnya.
Dengan kata lain, penelitian ini menyimpulkan bahwa perkembangan diskursus angkasa luar UFO dan alien di komik Disney sesungguhnya mencerminkan perkembangan diskursus yang sama di masyarakat Amerika. Kondisi ini sekaligus menunjukkan peran Disney sebagai media yang merepresentasikan sekaligus melegitimasikan ideologi dominan Amerika Serikat tentang angkasa luar. Hal ini menjadikan Disney sebagai media budaya yang kapitalistik mereproduksi diskursus angkasa luar yang popular dan menguntungkan dan menjadikannya "pengetahuan baru" bagi khalayak pembacanya. Diskursus yang muncul tentang relasi manusia dan alien tersebut rnemiliki dampak sosial sekaligus ideologis yang mungkin terjadi dengan proses reproduksi diskursus tersebut adalah kemungkinan dimarjinalkannya teks-teks pengetahuan lain bagi anak-anak, dan menguatnya hegemoni AS dalam dominasi kulturalnya melalui komik Disney. Reproduksi tersebut bahkan merepresentasikan ideologi demokrasi Amerika yang semu : anti kekerasan dan berusaha menempuh jalan damai melalui diplomasi atau perundingan; menafikan semua invasi dan peperangan yang selama ini dipimpinnya ke berbagai negara di belahan dunia."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Ballantine Books, 1976
001.942 PRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kie Eng Tjun
"Futures prices series CPO (crude palm oil) COMMEX Malaysia sepanjang 20 tahun (23 Okt 1980 — 31 Mar 2000) menunjukkan distribusi yang tidak normal (leptokurtis), memiliki pola autokorelasi yang sangat lambat menuju nol, dan tampak memiliki suatu sikius nonperiodik. Penyimpangan dan normalitas dapat merupakan simtom adanya proses nonilnier dinamis.
Pengujian ARCH standar dengan LM Test menunjukkan adanya efek ARCH. Tetapi pola autokorelasi residual kuadrat dan semua frekwensi time series yang diteliti (bulanan, mingguan, dan harian) seluruh dengan sangat lambat dan tidak teratur, dan keadaan ini bukanlah perilaku dan proses ARCH. Proses ARCH umumnya memiliki unconditional third moment sama dengan nol, yaitu distribusi yang simetris, tetapi semua time series dalam penelitian ini menunjukkan skewness yang positif (positively skewed).
Model GARCH(1,1) mendrikan bahwa unconditional second moment pada time series adalah tidak terhingga. Tetapi Dickey-Fuller Test dan Philips-Perron Test semuanya menyimpulkan bahwa time series adalah stasioner dengan nilai rata-rata dan variansi yang terhingga. Sehingga model GARCH(1,1) juga kurang cocok merepresentasikan prices series CPO COMMEX Malaysia.
Komoditi minyak kelapa sawit (palm oil) dalam perdagangan minyak nabati dunia dewasa ini menduduki urutan kedua setelah minyak kedelai (soybean oil). Malaysia tercatat sebagai produsen CPO (crude palm oil) terbesar di dunia, kontribusinya adalah 49,7 % dan total produksi CPO dunia. Minyak sawit dan minyak inti sawit bagi Malaysia merupakan penghasil devisa terbesar setelah minyak. Sekarang ini Malaysia mengekspor 99,8 % dari minyak sawitnya dalam bentuk produk-produk rafinasi dan fraksinasì. Industri sawit di Malaysia dikelola dengan sangat baik dan ditunjang oleh rencana pembangunan 5 tahun Malaysia.
Mempertimbangkan hal-hal di atas, maka pergerakan harga CPO seharusnya ada unsur deterministiknya tidak sekedar pergerakan yang random. Juga diharapkan adanya suatu siklus pergerakan harga CPO yang berkaitan dengan faktor-faktor deterministik tersebut. Dalam karya akhir ini penulis bertujuan membuktikan eksistensi deterministic chaos dalam future prices CPO COMMEX Malaysia.
Proses chaotic dapat menunjukkan perilaku stokastik yang dibangkitkan oleh suatu sistem deterministik. Karena dinamika yang teramati tampak seperti proses random, maka metoda konvensional akan cenderung menyimpulkan proses tersebut sebagai random walk.
Sistem nonlinear dinamis tidak menghasilkan suatu solusi optimal tunggal, ia menghasilkan suati ruang kemungkinan solusi berganda (multiple possible solutions), sebingga tidak berlaku konsep equlibrium statis. Sistem nonlinear dinamis merupakan suatu time-dependent feedback mechanism, dengan demikian sistem harus dipandang sebagai proses yang memillki suatu memory, bukannya suatu proses yang independent.
Karakteristlk chaos yang penting adalah adanya attractor berdimensi fractal (noninteger). Algoritma yang dikembangkan oleh Grassberger & Procaccia mengestimasi nilal fractal dimension ini dengan correlation dimension. Karakteristik penting lainnya yang dapat menjelaskan perilaku deterministic chaos adalah maximum Lyapunov exponent yang bertanda position. Penulis menggunakan algoritrna Wolf untuk menghitung maximum Lyapunov exponent secara numerik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3668
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>