Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Vitria Ariani Soedjiarto
"Disertasi ini bertujuan untuk menganalisa secara kritis pariwisata sebagai gaya hidup manusia modern dengan sistem kapitalisme dalam budaya teknorasi yang membuat manusia menjadi teralienasi dan terkungkung dalam satu dimensi. Melalui pemikiran dari salah satu tokoh Frankfurt Schule Herbert Marcuse, pariwisata akan ditelaah secara mendalam melalui kaca mata manusia satu dimensi yang tergiring dengan adanya teknologi dan materi sebagai agen pemiskinan dimensi dalam dirinya. Gaya hidup berwisata dengan konsep pariwisata massal dan hedonisatik menjadi tujuan yang harus diberlakukan sebagai cara mencapai eksistensi hidup manusia satu dimensi ini.
Disertasi ini juga akan menemukan pariwisata dalam arti sesungguhnya yaitu berupa suatu kegiatan bagi manusia untuk dapat keluar dari kungkungan dirinya untuk memeperkaya dimensi-dimensi lain dalam hidupnya, bukan sebaliknya menjadikan manusia menjadi miskin terkerucutkan dimensinya dengan hanya berpijak pada dimensi ekonomis belaka. Pemikiran Marcuse membantu peneliti untuk membedah pariwisata massal hasil revolusi industri dengan industrialisasinya yang berpijak pada konsep satu dimensi dan pada akhirnya memberikan satu solusi dan jalan tengah bagi praktik-praktik pariwisata berbasis ekonomi kepada suatu bentuk pariwisata alternatif yang merupakan bentuk dari pariwisata multi dimensi yang mengembalikan pariwisata kepada akar sesungguhnya tanpa menghilangkan aspek ekonomisnya.

This dissertation aims to critically analyze tourism as a lifestyle of modern man with the capitalist system in technocracy culture that makes people become alienated and trapped in one dimension value. Adapting from Frankfurt School critical thinker Herbert Marcuse, tourism will be explored in depth through the lens of one-dimensional human beings who are led by the technology and materials as agents of impoverishment dimension within himself. Lifestyle is traveled with the concept of mass tourism and hedonistic value as a goal that must be applied as a way of achieving human life existences.
This dissertation will also discover the true meaning of tourism in the form of an activity for human beings to be able to get out of the confines himself to enrich other dimensions of his life, not the other way that reduce dimensions by simply rests on mere economic dimension. Marcuse help researchers to dissect the mass tourism industry revolution as the results of industrialization which is based on the concept of onedimensional and ultimately provide a middle ground for solutions and practices of tourism-based economy to an alternative form of tourism. This new form of tourism defines as multi-dimensional tourism that giving multi dimensional value of tourism without losing its economic aspects.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
D1870
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Oxford Oxford University Press , 1980
338.4 ADV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Murti
"Skripsi ini membahas consumer society dari pemikiran Jean Baudrillard dan Herbert Marcuse dan melakukan analisa komparasi terhadap pemikiran kedua filsuf tersebut. Marcuse merupakan filsuf teori kritis dari Mazhab Frankfurt yang mengkritik masyarakat industri maju mengenai yang memiliki suatu gaya hidup konsumtif akibat tendensi totalitarian dari teknologi. Individu pada masyarakat industri maju telah terbuai oleh kemudahan-kemudahan yang dihasilkan oleh teknologi dan terbuai oleh barang-barang yang berlimpah yang dihasilkan oleh teknologi serta terbuai oleh iklan-iklan yang terus menerus mengondoktrinasikan individu untuk terus menerus mengkonsumsi kebutuhan palsu (false needs) yaitu kebutuhan yang tidak benar-benar dibutuhkan oleh konsumen. Marcuse berpendapat bahwa gaya hidup konsumtif tersebut merupakan gaya hidup yang disenangi oleh masyarakat industri maju, sehingga individu pada masyarakat industri maju telah kehilangan kekuatan untuk berpikir kritis dan untuk mengadakan perlawanan terhadap teknologi dan gaya hidup konsumtif tersebut.
Baudrillard merupakan filsuf postmodern yang mencoba menganalisa mengenai consumer society dalam relasinya dengan sistem tanda. Menurutnya, dalam consumer society yang dikonsumsi bukanlah komoditas, melainkan mengkonsumsi tanda. Tanda itu berupa pesan dan citra yang dikomunikasikan lewat iklan. Menurut Baudrillard, yang berfungsi sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tanda kepada konsumen adalah iklan dan yang dikonsumsi oleh consumer society bukanlah kegunaan dari suatu produk, akan tetapi citra atau pesan yang ditawarkan oleh produk tersebut melalui iklan. Baudrillard berpendapat bahwa konsumsi tidak lagi dilakukan karena kebutuhan, dan konsumsi juga tidak dilakukan untuk mendapatkan kepuasan atau kenikmatan akan tetapi konsumsi ditujukan untuk mendapatkan status sosial tertentu. Marcuse dan Baudrillard sama-sama membicarakan mengenai consumer society, namun ada beberapa perbedaan mendasar dari pemikiran mereka.
Kedua filsuf tersebut memiliki perbedaan mengenai konsep logika yang mendasari consumer society. Marcuse berpendapat bahwa ada suatu logika totalitarian yang membentuk consumer society, sedangkan Baudrillard berpendapat bahwa yang membentuk consumer society adalah suatu logika sosial diferensiasi. Menurut Marcuse, teknologi memproduksi barang-barang yang berlimpah, yang kemudian dipaksakan kepada konsumen lewat iklan-iklan. Tendensi totalitarian dari teknologi tersebut membuat masyarakat industri maju memiliki suatu gaya hidup yang konsumtif, gaya hidup untuk terus menerus mengkonsumsi kebutuhan-kebutuhan palsu. Berbeda dengan Marcuse, menurut Baudrillard yang membentuk consumer society adalah logika sosial diferensiasi, yaitu keinginan individu untuk terns menerus mengkonsumsi dengan tujuan untuk mencapai status sosial tertentu atau gaya tertentu. Konsekuensi logisnya adalah, Marcuse menyatakan bahwa individu tidak memiliki kesadaran dalam mengkonsumsi, sedangkan Baudrillard menyatakan bahwa individu memiliki kesadaran dalam mengkonsumsi.
Dampak dari adanya kesadaran tersebut, Baudrillard mengatakan bahwa konsumen dapat melakukan penolakan terhadap konsumsi, sementara Marcuse mengatakan konsumen tidak dapat melakukan penolakan terhadap konsumsi. Di samping perbedaan-perbedaan tersebut, kedua filsuf ini memiliki persamaan, yaitu konsumsi merupakan sesuatu yang dipaksakan kepada konsumen dan iklan merupakan sarana untuk memanipulasikan produk-produk kepada konsumen. Pemikiran kedua filsuf tersebut sangat relevan pada masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang terperangkap antara logika totalitarian dan logika sosial diferensiasi. Pada masyarakat agraris yang tingkat pendidikannya rendah dan tingkat kemiskinannya tinggi berlaku logika totalitarian, sedangkan pada masyarakat komputer yang tingkat pendidikannya tinggi berlaku logika sosial diferensiasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S15994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kellner, Douglas
Oxford Polity Press 1989,
301.01 Kel c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maskan
"Masalah pokok yang dibicarakan di dalam skripsi ini adalah pemikiran Herbert Marcuse tentang manusia berdimensi satu yang menjadi ciri utama pada manusia masyarakat industri modern. Pemikiran itu ada dalam Karya Herbert Marcuse yang sangat populer, yaitu One Dimensional Man.
Di dalam karyanya ini Herbert Marcuse berusaha mengembangkan filsafat manusia, dengan menempatkan manusia dalam kontek masyarakat teknologis. Suatu antropologi yang berusaha memahami manusia dengan menempatkanya dalam hubungan timbal balik dengan strukturnya. Dalam usaha untuk memahami manusia ini, Marcuse mengritik masyarakat industri modern. Karena, keadaan-keadaan di luar diri manusia pada masyarakat industri modern itu sendiri, yang pada garis besarnya adalah teknologi, telah mengakibatkan terjadinya penindasan terhadap manusia..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S16094
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Utoyo
"Pokok masalah skripsi ini adalah menentukan kedudukan estetika dengan kesenian sebagai aplikasinya, didalam kerangka teori Marxisme, sebagai berikut: (1) Karl Marx Muda terheran-heran akan sifat kesenian (ia mengambil contoh kesenian Yunani Purba) yang transhistorical dan eternal charm. Hal ini disebabkan kesenian ternyata tidak termasuk dan berasal dari infra-struktur; aktifitas kesenian tidak sejalan dengan sejarah perkembangan material. (2) Marxisme sebagai ideologi menempatkan kesenian pada infra-struktur, sebagai alat propaganda politik revolusioner: Menyuarakan kepentingan Kelas Universal (Buruh) yang teralienasi. (3) Marcuse, seperti halnya Marxisme percaya bahwa alienasi manusia harus dilenyapkan dengan revolusi. Revolusi harus dilakukan karena arah perkembangan material (Materialisme Historis) telah diketahui sebelumnya, oleh karena itu perlu diantisipasi. Masalahnya bagi Marcuse adalah bagaimana menempatkan kesenian dalam revolusi politik ini, karena sifat kesenian itu apolitik. Dasar Teoritis: (1) Karl Marx Muda berpendapat, bahwa tidak seperti halnya dengan agama yang suatu waktu akan hilang, kesenian adalah kebutuhan hakiki bagi aktualisasi diri dan kemanusiaan; jadi kesenian disini bersifat antropologis.(2) Marxisme berpendapat bahwa kesenian mempunyai kebebasan yang relatif karena pada saat ini, kesenian harus mempropagandakan tujuan-tujuan politis mereka. (3) Marcuse yang ditopang oieh teori Freud tentang pleasure principle versus reality principle, Kant tentang Of Beauty as the Symbol of Morality, Schiller yang menjembatani sensuous impulse versus form-impulse dengan play-impulse, berpendapat bahwa terdapat hubungan yang mendasar antara Truth, Freedom, Beauty, Art, Sensuousness dan Pleasure. Analisis Harcuse, Marcuse sependapat dengan Marx bahwa keterasingan pada manusia (alienasi) merupakan kondisi yang tidak normal, oleh karena itu perlu dilenyapkan secara revolusioner. Analisis Marcuse terhadap affluent society pada abad ini menunjukkan bahwa Kelas Buruh tidak lagi revolusioner karena mereka tidak sadar bahwa mereka sebenarnya teralienasi. Manusia pada dasarnya cenderung mencari kesenangan tanpa batas (pleasure principle). Pada affluent society, pleasure principle ini dapat diwujudkan yaitu dengan instinctual liberation. Berdasarkan Critique of Judgement (Rant), sensuous impulse (Schiller) merupakan pusat karena mempunyai daya pertimbangan terhadap causality dan freedom: ia menuntun manusia dari hukum kasualitas menuju kebebasan. Ciri dari sensuous impulse yang merupakan bagian dari life instinct 'naluri akan kehidupan' ini adalah play impulse. Play impulse ini terdapat pada kesenian dan bersifat kreatif, produktif dan hidup. Jadi akar dari kesenian itu adalah kehidupan yang bersifat erotis (erotogenic); tetapi kesenian tidak lantas menjadi happy ending karena di dalam estetika terdapat dialektika yang abadi antara Eros 'kehidupan'dan Thanatos 'kematian'(masalah-masalah meta-sosial). Kecemasan manusia akan waktu dan kematian dapat dihilangkan dengan abolishing time in time lewat play impulse sehingga pekerjaan dan waktu santai menjadi dis-play (Schein): hal ini dapat terjadi pada affluent society dimana art liberation dipadukan dengan teknologi yang telah dihilangkan sifat-sifat destruktifnya (gaya scienza) dapat membawa manusia pada kebehagiaan yang teraga. Kesimpulan, justru karena sifat kesenian (anti--art) yang otonom itulah, kesenian mempunyai kemampuan subversif terhadap tatanan mapan yang mengasingkan manusia. Estetika dapat menjadi prinsip reality baru, yaitu realita yang didasari oleh life-instinct 'naluri kehidupan'. Terdapat hubungan yang hakiki antara pleasure, sensuousness, beauty, truth, art and freedom, hal ini tercermin pada seni kontemporer (anti-art) sehingga seni menjadi seni pembebasan."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S16020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcuse, Herbert
New York: Colombia University Press, 1958
335.43 MAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Drucker, Peter Ferdinand, 1909-2005
New York: Harper & Brothers, 1950
658.5 DRU n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Drucker, Peter Ferdinand, 1909-2005
New York: Harper & Brothers, 1950
658 DRU n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>