Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152157 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theresia Fajar Purbosari
"Karya ini bertujuan untuk mempelajari fisika-kimia fenomena yang terjadi selama proses karbonasi pasta semen dengan tingkat semen substitusi yang tinggi dengan penambahan mineral dan perlawanan mereka terhadap jenis serangan dilakukan sesuai dengan peraturan Perancis. Kita mempelajari kinetika karbonasi di awal-awal tes. Menggunakan termogravimetri, kita kemudian mempelajari pengaruh pra-kondisi pada kinetika difusi CO2.
Sebuah kajian eksperimental dilakukan pada referensi campuran beton dengan konsistensi perbandingan E / C = 0,3, E / C = 0,4 dan pasta semen Portland dengan diganti sebagian dengan semen terak dapur tinggi. Penelitian difokuskan pada daya tahan pasta semen portlandite, terutama perlawanan mereka terhadap karbonasi yang dinilai di laboratorium menggunakan tes dipercepat, pada kesetaraan pasta semen normal dengan substitusi semen terak dapur tinggi (75%) dan pada parameter komposisi dan mikrostruktur mengontrol kinetika dari karbonasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran pasta semen dengan tingkat substitusi semen terak dapur tinggi yang tinggi (75%) dapat diterapkan.
Selain studi eksperimental tersebut, kami juga menentukan pengaruh pengeringan pada sifat pengendalian kinetika karbonasi dipercepat dari campuran pasta semen (porositas, portlandite konten dan derajat saturasi air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinetika pengeringan meningkat dengan derajat substitusi semen dengan penambahan mineral. Mereka juga mempertimbangkan kembali relevansi dari pra-kondisi sampel selama tes percepatan karbonasi dilakukan sesuai dengan standar XP Perancis P 18-458.

The present work aims to study the physic-chemical phenomena occurring during the process of carbonation of cement paste with high substitution rates of cement by mineral additions and their resistance against this type of attack according to the French standard. We study the kinetics of carbonation in the early days of the test. Using thermogravimetric, we then study the influence of preconditioning on the kinetics of CO2 diffusion.
An experimental campaign was conducted on reference concrete mixtures prepared with common cements with E/C=0,3, E/C=0,4 and Portland cement pastes prepared by substituting part of cement by blast-furnace slag. The study focused on the cements portlandite durability, especially their resistance against carbonation is commonly assessed in laboratory using accelerated tests, on the equivalence of ordinary cement pastes with substitution of cement by slag (75%) and on the composition and microstructure parameters controlling the kinetics of carbonation. The results show that cement paste mixtures with high substitution rates of cement by blast-furnace slag (75%) could be replaced.
In addition to the experimental study, we determined the effect of drying on the properties controlling of the accelerated carbonation kinetics of the studied concrete mixtures (porosity, portlandite content and water saturation degree). The results show that the kinetics of drying increases with the degree of substitution of cement by mineral additions. They also reconsider the relevance of the preconditioning of the samples during accelerated carbonation test conducted according to the French standard XP P 18-458.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31817
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marendi Rahman
"Copper Slag in the fomi of waste coming from process purification of copper exploited as material for the construction. Material of Copper slag which has the character of cement was exploited with cement by substituting in concrete mixture and that expected it can improve the compressive strength, flexural strength, and shear strength at the concrete.
This research is done in laboratory by doing examination to test object which have been design with composition 10%, 15%, 20%, 25% and 30% Hom cement weight which required in concrete mixture. Examination of the test objects in the form of examination of compressive strength, flexural strength and shear strength. From composition which have been planned, is expected to get the optimum value which fiom rate of copper slag required as substitution cement.
Pursuant to the research by using slag copper which is have gradation near by sand gradation is got that optimum rate of slag copper as substitution cement is 15% fiom required cement weight. Concrete mixture with rate of copper slag 15% this got compressive strength with degradation 28,488% from compressive strength of normal concrete. While for flexural strength with sameness rate of copper slag is increased 6,25% from flexural strength of normal concrete. And for shear strength with sameness rate of copper slag is got degradation l0,909% from shear strength of normal concrete.

Copper Slug berupa limbah yang berasal dari proses pemurnian tembaga yang dimanfaatkan sebagai material untuk konsu-uksi. Material copper slag yang memiliki sifat cemenric ini dimanfaatkan dengan rnensubtitusi semen dalam campuran beton sehingga diharapkan dapat meningkatkan kuat tekan, kuat lentur, dan kuat geser beton tersebut.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan cara melakukan pengujian terhadap benda uji yang telah didesain dengan komposisi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen yang dibutuhkan dalam campuran beton. Pengujian benda uji tersebut berupa pengujian kuat tekan, kuat lentur dan kuat geser. Dari komposisi yang telah direnoanakan diharapkan didapat nilai optimum yang dari kadar copper slag yang dibutuhkan sebagai pensubtitusi semen berdasarlcan berat semen yang dibutuhkan.
Berdasarkan penelitian dengan menggunakan copper slag yang bergradasi mendekati gradasi pasir ini didapatkan bahwa kadar optimum copper slag sebagai subtitusi semen adalah sebesar 15% dari berat semen yang dibutuhkan. Campuran beton dengan kadar copper slag sebesar 15% ini didapatkan kuat tekan dengan penurunan sebesar 28,488% dari kuat tekan beton normal. Sedangl-can untuk kuat lentumya dengan kadar copper slag yang sama teljadi kenaikan sebesar 6,25% dari kuat lentur beton normal. Dan untuk kuat gesemya dengan kadar copper slag yang sama pula terjadi penurunan sebesar lO,909% dari kuat geser beton normal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tranggono Adinindito
"Pembangunan infrastruktur di Indonesia yang mengalami peningkatan kuantitas dari tahun ke tahun. Pada pembuatan beton di Indonesia sebagian besar menggunakan semen untuk membuat jembatan, jalan tol, gedung dan lain-lain. Hal itu dapat menyebabkan timbulnya emisi gas CO2 pada perusahaan pembuatan semen di Indonesia. Untuk itu diperlukan bahan pengganti semen untuk pembangunan infrastruktur yang lebih ramah lingkungan. Dalam penelitian kali ini dilakukan pembaharuan untuk mengganti beton berbasis semen Portland dengan bahan yang baru, yaitu beton geopolimer. Beton geopolimer yang dibuat pada penelitian kali ini menggunakan terak baja yang berasal dari tailing blast furnace (GGBFS). Dari hasil uji bahan agregat kasar dan halus, dilakukan studi berbagai rancang campuran beton geopolimer dengan variasi umur beton 28, 35, dan 56 hari. Selain itu, komposisi rasio activator/terak juga divariasikan menjadi 0,35 dan 0,23. Dari penelitian ini, didapatkan hasil yang paling optimum saat menggunakan rasio aktivator/terak sebesar 0,35 dan umur beton selama 28 hari untuk uji tekan (5,71 MPa) dan uji belah (8,43 MPa), sedangkan untuk uji lentur (1,23 MPa) pada umur beton selama 35 hari dengan rasio activator/terak yang sama.

Infrastructure development in Indonesia has increased in numbers for years. In Indonesia, concrete production to construct bridges, toll roads, buildings, etc. uses cement for most cases. Cement manufacturing in Indonesia produces CO2 gas emissions. For this reason, a cement substitute is needed for more environmentally-friendly infrastructure development. In this research, an update was carried out to replace Portland cement-based concrete with a new material, namely geopolymer concrete. The geopolymer concrete made in this research uses steel slag from the tailings blast furnace (GGBFS). From the test of coarse and fine aggregates result, studies were conducted oon various designs of geopolymer concrete mixtures with the concrete age varies from 28,35, to 56 days. In addition, the composition of the activator/slag ratio varies from 0.35 to 0.23 as well. This study points that the most optimum results were obtained when using an activator/slag ratio of 0.35 with a concrete age of 28 days for the compressive test (5.71 MPa) and split test (8.43 MPa). Whereas on the bending test (1.23 MPa), the optimum results were obtained at the concrete age of 35 days with the same activator/slag ratio."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Hanindyo Pratista
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja mekanis Beton Padat Gilas (BPG) atau Roller Compacted Concrete (RCC) yang memanfaatkan limbah terak nikel sebagai material substitusi agregat halus dan kasar. Mengingat potensi besar cadangan nikel di Indonesia dan dampak ekologis dari eksploitasi agregat alami, pemanfaatan terak nikel sebagai alternatif agregat dinilai relevan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Penelitian dilakukan melalui tahapan karakterisasi material, pembuatan sampel dengan variasi campuran terak nikel, serta pengujian terhadap kuat tekan dan Ultrasonic Pulse Velocity (UPV). Hasil menunjukkan bahwa variasi campuran dengan substitusi terak nikel halus 75% dan terak kasar 50% (H75K50) memberikan performa terbaik dalam hal kuat tekan dan kualitas struktur internal berdasarkan hasil UPV. Kuat tekan maksimum tercatat sebesar 25,55 MPa untuk silinder pada umur 28 hari dan 25,59 MPa untuk kubus pada umur 28 hari, menunjukkan bahwa penggunaan terak nikel tidak hanya layak, tetapi juga mampu memenuhi standar kekuatan struktural RCC. Hasil analisis menunjukkan bahwa beton dengan substitusi agregat terak nikel secara umum memiliki properti mekanis yang lebih baik dibandingkan beton normal, termasuk pada berat jenis, kadar udara, berat isi beton, kuat tekan, cepat rambat gelombang, kekakuan, modulus elastisitas, dan Poisson ratio. Secara keseluruhan, agregat terak nikel memiliki potensi yang signifikan sebagai alternatif material dalam produksi beton yang kuat, berkinerja tinggi, dan ramah lingkungan.

This study aims to analyze the mechanical performance of Roller Compacted Concrete (RCC) utilizing nickel slag waste as a substitute for fine and coarse aggregates. Considering Indonesia's abundant nickel reserves and the environmental impact of natural aggregate extraction, the use of nickel slag as an alternative aggregate is considered relevant for supporting sustainable development. The research involved material characterization, preparation of samples with various nickel slag mix proportions, and testing for compressive strength and Ultrasonic Pulse Velocity (UPV). The H75K50 mix variation (75% fine and 50% coarse nickel slag) showed the best performance in terms of compressive strength and internal structural quality based on UPV results. The maximum compressive strength reached 25.55 MPa for cylinders and 25.59 MPa for cubes at 28 days, indicating that the use of nickel slag is both feasible and meets RCC structural strength standards. Analysis showed that concrete with nickel slag substitution generally exhibited better mechanical properties than conventional concrete, including higher density, lower air content, greater unit weight, improved compressive strength, wave velocity, stiffness, elastic modulus, and Poisson’s ratio. Overall, nickel slag aggregates demonstrate significant potential as a sustainable and high-performance alternative material in concrete production. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarito
"Material seperli semen, agregat kasar, agregat halus dan air merupakan bahan utarna pembentuk beton. Beton mempunyai peranan yang begitu besau' dalam menopang beban pada slruktm bangunan, sehingga diluntut mum kekuatan yang memadahi. Perkembangan teknologi beton berkembang sejalan dengan perkembangan semen sebagai bahan pengikat beton, perhatian khusus perlu diberikan terhadap sifat-sifat beton yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan. Perhatian yang harus dilakukan berupa perbaikan sifat-sifat beton segar dengan :menambahkan bahan tambah (additive) jenis terta1tu.
Demikian halnya dengan bahan tambah campuran beton (admixture) yang perkembangannya sejalan dengan perkembangan semen dan makin berkembang sesuai dengan makin beragamnya masalah yang muncul di lapangan berkaitan dengan sifat-sifat beton dan penggunaannya. Sehingga muncul berbagai macam bahan tambah campuran baton sesuai dengan fungsinya masing-masing, yang salah satunya adalah Superplasticizer sebagai bahan tarnbah campuran beton yang berfungsi unluk mereduksi air.
Dalam kegiatan ini peneliti mencoba menggunakan salah sal-u jenis produk Super-plasticizer dengan merk dagang Tricosa! sebagai obyek penelitian, admixlure tersebut dicampurkan kedalam beton rnutu sedang (mulu K200, KBDO dan k400) dengan berbagai prosentase Tricosal Superplasticizer terhadap berat semen masing-masing mulai dari 0,25; 0.50; 0.75 : 1.00 dan 1.25%.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh penggunaan superplasticizer tersebut terhadap sifat-sifat beton terutama terhadap kemudahan pengerjaan (workabilily), pengikatan (setting time) kuat tekan (compressive strength) dan modulus elastisitasnya pada baton rnutu sedang. Setelah dilakukan percobaan-percobaan dan pengujian yang selanjulnya dilakukan evaluasi, dari hasil evaluasi nantinya dapat dislmpulkan sejauh mana pengaruhnya terhadap sifat - sifatbeton tersebut.
Dengan bertambahnya kadar superplasticizer ternyata akan bertambah pula nilai slump yang berarti workabilitas semakin meningkat Beton dengan mutu yang lebih linggi (K400) mendapat pengaruh yang lebih besar berupa kenaikan slump terutama pada kadar mulai 0.75 hingga 1.25 %, namun pada mutu yang lebih rendah pengaruhnya lebih kecil pula.
Begitu juga terhadap waktu pengikatan dapat mengurangi atau mempersinglcat waktu pengikatan awal dan akhir, namun yang sangat berpengaruh adalah saat beton mendapat pengaruh admixture tersebut sekalipun kadar terendah.
Terhadap kuat tekan clengan bertambahnya kadar superplasticizer akan meningkatkan kuat tekan seiring bertambahnya kadar admixture, dalam hal ini terjadi titik optimum pada kadar 0.75% untuk ketiga mutu, yang mendapat pengaruh paling besar berupa kenaikan kuat tekan pada beton mutu K200 dan yang mendapat pengaruh paling kecil pada beton mutu K400, bahkan pada kadar 1.00 dan 1.255 kuat tekannya dibawah kuat tekan beton nqrmalnya.
Pengaruhnya terhadap modulus elastisitas, pada kadar adrnixture 0,25% - 0.50% rnemberikan nilai yang lebih tinggi dan untuk kadar yang lebih tinggi berikutnya semakin menurun nilai modulus elastisitasnya, dan prosentase kenaikan terbesaruntuk berbagai kadar texjadi pada beton mutu K300. Jika dibandingkan dengan nilai Modulus Elastisitas standar SK SNI T-15-1991-03, maka dari mutu beton yang diuji nilai modulus elastisitasnya masih dibawah standar, namun yang nilainya mendekati standar terjadi pada beton mutu K300.
Pada bagian akhir tulisan ini berupa kesimpulan yang menyajikan rangkuman dari hasil penelitian ini, inti temuanyang cukup selama pelaksanaan penelitian dari gejala yang timbul akibat salah satu atau lebih kondisi yang dibuat akan tercermin pada bagian ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bugi Rahmanto
"Teknologi beton berkembang sejalan dengan perkembangan semen sebagai bahan pengikat beton. Dalam perkembangannya hal yang dilakukan untuk merubah sifat-sifat pada semen adalah dengan menggunakan bahan tarnbahan (additive). Demikian halnya dengan bahan campuran (admixture) yang berkembang sejalan dengan perkembangan seamen dan makin berkembang sesuai dengan masalah yang timbul berkaitan dengan sifat-sifat beton dan penggunaannya. Salah satu bahan campuran yang sangat membantu dalam pemakaian beton adalah Retarder, bahan ini dapat memperlambat pengikatan dan perkerasan beton. Retarder sangat membantu dalam hal pengiriman yang menggunakan waktu tempuh yang cukup lama dan temperatur udara yang tinggi (musim panas).
Dalam penyusunan materi untuk Tugas Akhir ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan sebuah penelitian dengan menggunakan salah satu jenis produk Ratarder yang diberi nama Tricosal sebagai obyek penelitian.
Kemudian dalam penelitian ini akan dilakukan manipulasi terhadap obyek penelitian terseb ut dengan cara membuat campuran beton dengan karakeristik yang berbeda yang diberikan tingkatan kadar bahan tambah rerarder tertentu. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan retarrier tersebut terhadap sifat-sifat beton terutama terhadap kemudahan pengerjaan (workability), kuat tekan (compressive strength) dan modulus elastisitasnya.
Sehingga dari hasil evaluasi nantinya dapat ditentukan kadar optimum retarder dalam campuran beton yang menghasilkan kuat tekan yang maksimum dan tingkat kemudahan pengerjaan serta besarnya nilai modulus elastisitas yang dihasilkan.
Dari hasil kesimpulan yang didapatkan, diharapkan dapat memberikan sedikit sumbangan informasi yang berarti pada dunia teknologi beton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munich: Birkhauser Publishers, 2002
624.183 4 CON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Madsuri
"ABSTRAK
Beton adalah merupakan material struktur bangunan yang paling tahan terhadap temperatur tinggi akibat kebakaran, oleh karena itu dalam hal pertimbangan ketahanan terhadap api beton merupakan material alternatif yang paling banyak dipakai.
Beton normal apabila dipanaskan/dibakar pada temperatur antara 150-200°C kekuatannya cenderung naik, dan apabila temperatur pembakarannya naik sampai 300°C kekuatannya akan turun dan seterusnya semakin tinggi temperatur pembakarannya akan semakin besar penurunan kekuatannya. Akan tetapi beton ini mempunyai bobot yang sangat berat dibandingkan dengan material lainnya, oleh karena itu sekarang banyak dikembangkan beton ringan, dan di Indonesia khususnya sedang dikembangkan beton ringan yang menggunakan ALWA sebagai agregat kasar. ALWA (Artificial Light Weigh Aggregate) adalah agregat ringan buatan yang terbuat dari tanah liat, dimana pada proses pembuatannya di bakar sampai temperatur 1000°C.
penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh temperatur tinggi akibat kebakaran terhadap sifat-sifat fisik dan mekanik beton yang menggunakan ALWA sebagai agregat kasar.
Dari hasil pengamatan ini dapat sifat-sifat fisik dapat diperkirakan bagaimana kecepatan merambatnya panas pada suatu komponen struktur apabila terbakar, dan dari hasil pengamatan sifat-sifat mekanik dapat diperkirakan bagaimana perilaku struktur apabila terjadi kebakaran.
Semua pekerjaan penelitian dilakukan di Laboratorium dengan melibatkan tiga Laboratorium yaitu :
1. Laboratorium Beton Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
2. Laboratorium Seksi Pengawasan dan Normalisasi Keramik Berat
dan Mortar, Balal Besar Industri Keramik Departermen Perindustrian.
3. Laboratorium Api, Puslitbang Pemukiman Departemen Pekerjaan Umum.
Penelitian ini mengamati dua type beton yang dibedakan atas kualitasnya atau dalam hal ini yang dibedakan adalah faktor air semennya (w/c), yaitu :
1. Beton type-1, dengan w/c =0,45
2. Beton type-2, dengan w/c =0,55
Metode penelitian adalah eksperimental dan analisa numerik, dimana semua data yang dihasilkan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mardal
"Pada bangunan yang bertingkat banyak seperti bangunan Apartemen, Hotel dan lain-lain yang memiliki bentuk struktur yang tipikal tiap lantainya, biasanya sirkulasi perpindahan bekisting akan lebih teratur karena kondisi pekerjaan yang cenderung sama tiap lantainya. Pada pelaksanaan pekerjaan bekisting untuk struktur gedung yang besar, biasanya area pekerjaan dibagi menjadi beberapa area atau zona kerja akibat faktor-faktor yang mempengaruhi seperti : keterbatasan lahan untuk mobilisasi material dan alat, schedule pekerjaan, bentuk sturktur yang dikerjakan, ketersediaan sumberdaya dan sebagainya. Sehingga dengan pembagian zona yang berbeda pada satu struktur yang sama akan mempengaruhi bentuk sirkulasi perpindahan bekisting.
Penelitian ini memfokuskan tinjauan terhadap pengaruh pembagian zona dan waktu penyelesaian pekerjaan tiap lantai pada sturktur bangunan bertingkat banyak dengan bentuk lantai yang tipikal pada pekerjaan bekisting, Studi kasus yang diambil adalah pada proyek Shangri-la Hotel Condominium Jakarta. Jenis bekisting yang ditinjau adalah bekisting balok dan pelat.
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan mensimulasi berbagai metode pekerjaan dengan melakukan pembagian zona-zona pekerjaan dan waktu penyelesaian tiap lantai yang berbeda-beda. Adapun pembagian zona yang dibuat adalah 4 zona, 2 zona dan 1 zona pekerjaan untuk tiap lantainya dengan waktu penyelesaian tiap lantai yaitu 10 hari, 8 hari dan 5 hari. Dari masing-masing model yang dibuat, direncanakan schedule pekerjaan kemudian dilakukan perhitungan dan optimalisasi terhadap biaya dan waktu pekerjaan.
Dari hasil pengolahan data dan analisa diperoleh bahwa untuk struktur bangunan seperti Shangri-la Hotel Condominium Jakarta, metode yang efisien adalah dengan pembagian 2 zona pekerjaan dengan 8 hari waktu penyelesaian tiap lantainya dilihat dari segi biaya pekerjaan dan waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan.

In high rise building like Apartment, Hotel and others that have typical structure form in every its floor, usually cycle of formwork will be more regular because of work condition which equal in every its floor. In execution of formwork for the structure of high rise building, usually work area divided into some of work area due to factors influencing like : space limitation for the mobilization of material and tool in site, schedule of work, form of structure, availability of resource. With the result that different work area dividing in one same structure will influence the formwork cycle.
This research focussed the evaluation to influence of work area dividing and completion time of work for every floor in high rise building structure with have the typical shape, Case study taken at Shangri-La Hotel Condominium Jakarta Project. Type of formwork evaluated is formwork for slab and beam.
Approach at this research is with make a simulation of various work method by dividing zone of work and different finishing time for each floor. The zone dividing made are 4 zona, 2 zona and 1 zone of work for each floor with the finishing time for each floor are 10 day, 8 day and 5 day. From each model, planned schedule of work then calculated and optimise expense and working time.
From the result of data processing and analyse obtained that for the structure of building same like Shangri-La Hotel Condominium Jakarta, most efficient method is with dividing 2 zone of work and 8 days of finishing time for each floor seen from expense of work and completion time of work overa.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35733
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shelfi Tri Herdina
"Seiring meningkatnya produksi nikel, jumlah limbah berupa terak nikel juga turut bertambah. Pemanfaatan terak nikel sebagai bahan substitusi agregat halus pada beton padat gilas (BPG) menjadi salah satu solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk mengelola limbah sumber daya lokal. Dalam penelitian ini, dilakukan substitusi terak nikel halus sebesar 25%, 50%, dan 75% terhadap agregat halus guna meninjau pengaruhnya terhadap sifat mekanik dan ketahanan beton. Pengujian meliputi uji kuat tarik belah pada spesimen silinder dan kubus, pengujian kecepatan rambat gelombang ultrasonik (UPV), serta analisis deformasi dan retakan akibat beban tarik belah menggunakan metode Digital Image Correlation (DIC). Selain itu, dilakukan pengujian kandungan ion klorida untuk menilai potensi penetrasi klorida yang dapat mempercepat korosi tulangan. Hasil menunjukkan bahwa kuat tarik belah optimum tercapai pada variasi substitusi 34,83% untuk spesimen silinder dan 44,09% untuk spesimen kubus. Nilai UPV tertinggi dicapai oleh silinder NH 25% dan kubus NH 50%, sejalan dengan hasil kuat tarik belah. Respons beban-perpindahan dan perilaku regangan menunjukkan kesesuaian dengan hasil eksperimen. Secara keseluruhan, beton dengan substitusi terak nikel halus memiliki massa jenis, kuat tarik belah, dan nilai UPV yang lebih tinggi dibandingkan beton tanpa substitusi. Temuan ini membuktikan bahwa penggunaan terak nikel sebagai agregat halus tidak hanya meningkatkan performa mekanis beton tetapi juga tetap menjaga ketahanannya terhadap lingkungan korosif.

As nickel production increases, the amount of waste in the form of ferronickel slag also rises. Utilizing ferronickel slag as a fine aggregate substitute in Roller Compacted Concrete (RCC) presents an effective and sustainable solution for managing local industrial waste. This study investigates the effect of substituting fine aggregate with ferronickel slag at levels of 25%, 50%, and 75% on the mechanical properties and environmental resistance of concrete. The tests conducted include splitting tensile strength on cylindrical and cubic specimens, ultrasonic pulse velocity (UPV) testing, and analysis of deformation and cracking behavior under tensile load using the Digital Image Correlation (DIC) method. In addition, chloride ion content testing was carried out to evaluate the potential for chloride penetration, which could accelerate reinforcement corrosion. The results indicate that the optimum splitting tensile strength was achieved at 34.83% substitution for cylindrical specimens and 44.09% for cubic specimens. The highest UPV values were observed in NH 25% for cylinders and NH 50% for cubes, consistent with the tensile strength results. Load-Displacement responses and strain behavior showed good agreement with the experimental data. Overall, concrete with ferronickel slag substitution demonstrated higher density, splitting tensile strength, and UPV values compared to the control mix. These findings that ferronickel slag not only enhances the mechanical performance of concrete but also maintains its resistance to corrosive environments. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>