Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19040 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Belgium: Flemish-Netherlands foundation, 1981
BLD 439.31 DUT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hamzah
"ABSTRAK
Kontak bahasa merupakan salah satu penyebab terjadinya penyerapan kata dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata yang diserap tersebut kemudian disesuaikan dengan kaidah dan sistem ejaan bahasa Indonesia. Penelitian ini mengkhususkan untuk menjelaskan proses perubahan fonologis yang terjadi pada katakata serapan dari bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia di bidang otomotif, yang penulis temukan pada situs motorexpertz.com edisi februari-april 2015. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan kata-kata serapan bahasa Belanda yang ditemukan pada artikel otomotif tersebut.
Hasil penelitian ini, menyimpulkan bahwa perbedaan kaidah dan sistem bahasa, merupakan penyebab adanya perubahan bentuk ejaan dan lafal di dalam kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia.

ABSTRACT
Language contact is one of the main cause behind the absorption of foreign language to Bahasa. Those vocabularies are then adjusted according to the rules of Bahasa. This paper will analyze the phonological adjustment process that occurs when Bahasa absorped vocabulary from the Dutch, in the field of automotive particullary as found in motorexpertz.com, february-april 2015 edition. The writer used qualitative method by collecting vocabularies derive from the Dutch language in the site.
The result of this analysis found there is a distinction in terms of rule and system that causes changes in pronounciation and spelling of vocabularies in Bahasa that derived from the Dutch.
"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunnisa Syafira
"Bahasa Indonesia dan bahasa Belanda memiliki khazanah bunyi yang berbeda, seperti bunyi diftong yang berbeda. Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong, yaitu: [ɑi], [ɑu], [εi], dan [ɔi], sedangkan bahasa Belanda memiliki vokal diftong [œy], [εi], dan[ɑu]. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan perbedaan ciri akustik bunyi vokal diftong bahasa Belanda oleh mahasiswa/i Program Studi Belanda dengan penutur jati sebagai subjek pembanding dan menjelaskan kemungkinan faktor yang melatarbelakangi terjadinya perbedaan pelafalan itu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan pendekatan kuantitatif yakni pengukuran nilai forman F1 dan F2 yang digunakan untuk mendeskripsikan perbedaan pelafalan di setiap bunyi diftong Belanda. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mahasiswa/i merealisasikan bunyi diftong Belanda dengan cara yang beragam. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti perbedaan diftong dan posisi bunyi pada bahasa Belanda dan Indonesia, dan juga pengaruh penulisan terhadap cara baca mahasiswa.

Indonesian and Dutch have a different sound inventory, such as different diphthong. In Indonesian, there are four diphthong vowels, namely: [ɑi], [ɑu], [εi], dan [ɔi]. Meanwhile the Dutch language has diphthong vowels [œy], [εi], and [ɑu]. The aim of this study is to describe the differences in the acoustic characteristics of the Dutch diphthong spoken by students of the Dutch Study Program and by native speakers as comparison and to explain the possible factors behind the occurrence of these differences. Based on the purpose of this study, descriptive qualitative method is used to describe the pronunciation of the students in each Dutch diphthong sound. Quantitative approach is applied by measuring the formant values of the dipthongs. The conclusion of this study is that students realize the sound of Dutch diphthong in various ways. These occur due to several factors, such as differences in diphthongs and letter positions in Dutch and Indonesian, as well as the influence of writing on students' reading methods."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmalia Puteri
"ABSTRAK
Program Studi Belanda Universitas Indonesia memberikan tahap awal pembelajaran bahasa kepada mahasiswa berupa pelafalan bahasa, kosakata dasar, dan tata bahasa dasar seperti mencari infinitief di kamus, cara membuat stam, dan PV. PV atau persoons vorm merupakan verba yang disesuaikan dengan subjek dan kala. Hal ini berbeda dengan Bahasa Indonesia yang verbanya tidak perlu menyesuaikan dengan persona dan jumlah tunggal atau jamak. Peletakkan PV juga dapat berada di tempat kedua yakni setelah subjek atau keterangan maupun berada di tempat terakhir pada anak kalimat. Dalam proses pembelajaran bahasa ini, mahasiswa mengalami kendala yaitu pengaruh sintaksis dari bahasa ibu mereka. Karena dalam bahasa Indonesia verba tidak mengalami persesuaian dengan persona dan jumlah tunggal atau jamak. Penulis melakukan penelitian berdasarkan tiga kategori kesalahan, yakni 1) Ketidaksesuaian PV dengan subjek, 2) penempatan PV dalam kalimat inversie, dan 3) penempatan PV dalam anak kalimat. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, sebanyak 9% dari 102 kalimat yang dibuat seluruh informan, PVnya tidak sesuai dengan subjek. 20% dari 20 kalimat inversie yang dibuat seluruh informan, penempatan PVnya tidak sesuai. 5% dari 19 anak kalimat yang dibuat, PVnya tidak berada di tempat terakhir."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nony Amanda Anggraeni
"Penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah mengenai bagaimana penerapan dan pengaruh teknik penambahan dan pengurangan pada terjemahan mahasiswa semester enam. Metode yang digunakan adalah gabungan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang memanfaatkan analisis isi untuk menguraikan penerapan dan pengaruh dari kedua teknik tersebut. Sumber penelitian diperoleh dari 22 terjemahan mahasiswa pada kelas penerjemahan di Program Studi Belanda Universitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan adanya penerapan teknik penambahan sebanyak 25 kali dan 83 kali pada teknik pengurangan. Penerapan tersebut paling banyak terjadi pada Keterangan (K). Tujuan dari penerapan teknik penambahan adalah untuk melancarkan kalimat dan menjelaskan informasi pada Bahasa Sumber (BSu). Sementara teknik pengurangan digunakan untuk menghasilkan kalimat yang ringkas dan mengakomodasi informasi yang dibutuhkan dalam Bahasa Sasaran (BSa). Ketidakakuratan akibat dari penerapan teknik penambahan dan pengurangan adalah 17% atau 19 dari 109 jumlah kasus. Kesalahan dalam pemahaman struktur dan fungsi bagian kalimat serta penggunaan BSa yang kurang sesuai menjadi alasan dari ketidakakuratan terjemahan. Persentase ketidakakuratan tersebut mengindikasikan bahwa mahasiswa telah berhasil menerapkan teknik penambahan dan pengurangan pada terjemahan.

This research was aimed to deal with the research question about how the usage and the impact of addition and deletion on the sixth semester students’ works. The method that used in this research was the combination of quantitative and qualitative approaches which utilized content analysis to decipher the usage and the impact of both technics. The source of this research was 22 students’ work from translation studies class in Dutch Literature of Universitas Indonesia. The result discovered that the addition and deletion was found 25 and 83 times consecutively which often showed in adverbial. The purpose of using addition was for the fluency of sentences and to clarify an information in Source Language. Meanwhile for deletion was used to produce concise sentences and accommodate information needs in Target Language. The inaccuracy as a result of the usage of addition and deletion was 17% or 19 of 109 total cases that caused by error in understanding the structure and function of words in sentences and the correct use of Target Language. This indicated that students have successfully applied the technique of addition and deletion on their works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nyi Raden Nadya Karina
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai unsur-unsur kebudayaan Belanda yang tercermin dalam buku ldquo;Help! 1 ndash; Kunt u mij helpen? rdquo; Ham et al 2005 . Refleksi kebudayaan Belanda dipaparkan melalui berbagai cara sehingga ketika ada mahasiswa yang ingin belajar berbahasa Belanda, mereka dapat memahami dengan mudah apa saja kebudayaan yang harus disesuaikan dengan budaya Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian ditemukan beberapa kebiasaan orang Belanda seperti menulis agenda, membuat janji dan hidup mandiri semenjak remaja yang tidak dimiliki oleh orang Indonesia.

b>ABSTRACT
This journal discussed elements of Dutch culture that is reflected in the ldquo Help 1 ndash Kunt u mij helpen rdquo Ham et al 2005 . Reflection of the Dutch culture was presented in various ways, so when there is a student who wants to learn and speak the Dutch language, they may easily exercise the culture that must be adjusted to the Indonesian culture. Methods used in this research is descriptive qualitative. Based on research it was found that some of the habits of the Dutch people, like writing agendas, making appointments and living independent since youth, of which the Indonesians do not have."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shaliena Salsabilla
"Kata slang merupakan ragam bahasa informal bersifat tidak baku dan hanya terjadi dalam kurun waktu tertentu. Pemakaian bahasa ini mempunyai fungsi internal yang hanya digunakan oleh kelompok sosial tertentu yang membuat kelompok sosial lain tidak memahaminya. YouTube menjadi salah satu media sosial yang menyediakan informasi berupa tontonan video-video secara praktis dapat diakses oleh pengguna YouTube. Saluran YouTube Dutchies to Be memuat video-video yang mengajarkan bahasa Belanda dengan Kim Jautze sebagai pengajar. Salah satu materi ajar dalam video tersebut adalah pengenalan kata slang dalam bahasa Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengajaran kata slang bahasa Belanda oleh Kim Jautze melalui video ajar saluran YouTube Dutchies to Be - Learn Dutch with Kim sesuai dengan model pembelajaran Input Processing (IP) dan Structured Input Activities (SI). Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, hasil yang ditemukan adalah bahwa pengajar yakni Kim Jautze tidak secara menyeluruh mengikuti teori IP dan SI.

Slang is a variety of informal language that is not standard and only occurs within a certain period of time. The use of this language has an internal function that is only used by certain social groups that make other social groups do not understand it. YouTube is one of the social media that provides information in the form of watching videos that can be practically accessed by YouTube users. The Dutchies to Be YouTube channel contains videos that teach Dutch with Kim Jautze as a teacher. One of the teaching materials in the video is the introduction of slang words in Dutch. This study aims to determine whether the teaching of Dutch slang words by Kim Jautze through the YouTube channel Dutchies to Be - Learn Dutch with Kim is in accordance with the Input Processing (IP) and Structured Input Activities (SI) learning models. By using a qualitative descriptive method, the results found are that the teacher, namely Kim Jautze, does not completely follow the IP and SI theory."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Aulia
"Penelitian ini menganalisis penggunaan ragam bahasa pria dan wanita oleh seorang nonbiner. Nonbiner merupakan salah satu jenis gender yang mendefinisikan dirinya sebagai wanita dan pria maupun bukan keduanya. Metode yang digunakan dalam tulisan ini ialah analisis deskriptif dengan objek penelitian berupa enam belas caption foto yang terdapat dalam akun Instagram Thorn De Vries. Thorn De Vries mulai dikenal sejak ia memerankan karakter nonbiner pertama, bernama Lesley, di Belanda dalam serial SpangaS de Campus. Gender Thorn dalam dunia nyata juga merupakan nonbiner tetapi jenis kelaminnya secara biologis ialah perempuan. Teori yang digunakan merupakan teori ragam bahasa pria dan wanita Robin Lakoff (1975), Van Ginneken (1913), Jennifer Coates (2013), dan Gerritsen & Boves (1995). Hasil analisis menunjukkan bahwa Thorn menggunakan ragam bahasa pria dan wanita. Akan tetapi lebih cenderung kepada penggunaan ragam bahasa wanita. Ragam bahasa wanita yang banyak digunakan adalah emoji, adverbia penguat (intensifiers), dan repetisi. Selain itu, ditemukan pula ciri ragam bahasa idiolek Thorn, yaitu penggunaan campur bahasa (code mixing).

The research focuses on the use of men’s and women’s language by a non-binary. Non-binary is a type of gender, someone who is non-binary defines themselves as a woman and a man or not both. The method used in this paper is descriptive analysis and the objects of research are captions of photos in the personal Instagram account of Thorn De Vries. Thorn De Vries became known since he played the first non-binary character, named Lesley, in the Netherlands’ series SpangaS de Campus. Thorn herself is a non-binary but her biological gender is female. The theory used in this paper is the variety of men’s and women’s language from Robin Lakoff (1975), Van Ginneken (1913), Jennifer Coates (2013), and Boves & Gerritsen (1995). The result shows that Thorn is more likely to use the variety of women’s language than men. The variety of women’s language that is frequently used are emojis, intensifiers, and repetition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nony Amanda Anggraeni
"Penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah mengenai bagaimana penerapan dan
pengaruh teknik penambahan dan pengurangan pada terjemahan mahasiswa semester
enam. Metode yang digunakan adalah gabungan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
yang memanfaatkan analisis isi untuk menguraikan penerapan dan pengaruh dari kedua
teknik tersebut. Sumber penelitian diperoleh dari 22 terjemahan mahasiswa pada kelas
penerjemahan di Program Studi Belanda Universitas Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan adanya penerapan teknik penambahan sebanyak 25 kali dan 83 kali pada
teknik pengurangan. Penerapan tersebut paling banyak terjadi pada Keterangan (K).
Tujuan dari penerapan teknik penambahan adalah untuk melancarkan kalimat dan
menjelaskan informasi pada Bahasa Sumber (BSu). Sementara teknik pengurangan
digunakan untuk menghasilkan kalimat yang ringkas dan mengakomodasi informasi yang
dibutuhkan dalam Bahasa Sasaran (BSa). Ketidakakuratan akibat dari penerapan teknik
penambahan dan pengurangan adalah 17% atau 19 dari 109 jumlah kasus. Kesalahan
dalam pemahaman struktur dan fungsi bagian kalimat serta penggunaan BSa yang kurang
sesuai menjadi alasan dari ketidakakuratan terjemahan. Persentase ketidakakuratan
tersebut mengindikasikan bahwa mahasiswa telah berhasil menerapkan teknik
penambahan dan pengurangan pada terjemahan.

This research was aimed to deal with the research question about how the usage and the
impact of addition and deletion on the sixth semester students’ works. The method that
used in this research was the combination of quantitative and qualitative approaches
which utilized content analysis to decipher the usage and the impact of both technics. The
source of this research was 22 students’ work from translation studies class in Dutch
Literature of Universitas Indonesia. The result discovered that the addition and deletion
was found 25 and 83 times consecutively which often showed in adverbial. The purpose
of using addition was for the fluency of sentences and to clarify an information in Source
Language. Meanwhile for deletion was used to produce concise sentences and
accommodate information needs in Target Language. The inaccuracy as a result of the
usage of addition and deletion was 17% or 19 of 109 total cases that caused by error in
understanding the structure and function of words in sentences and the correct use of
Target Language. This indicated that students have successfully applied the technique of
addition and deletion on their works.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Benita Alia Amiartapura
"Setiap bahasa memiliki sistem yang berbeda dalam menyusun kalimat kala lampau. Dalam bahasa Belanda terdapat seperangkat aturan linguistik yang perlu diperhatikan untuk dapat membuat kalimat kala lampau dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan kalimat kala lampau bahasa Belanda imperfectum dan perfectum oleh mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan data berupa transkrip hasil berbicara 8 mahasiswa semester 4 tahun ajar 2021/2022 Program Studi Belanda FIB UI, yang dianalisis menggunakan teori surface strategy taxonomy oleh Dulay, dkk (1982) beserta aturan pembentukan kalimat imperfectum dan perfectum oleh Ridwansyah (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 tipe kesalahan yang dilakukan yaitu kesalahan penghilangan, penambahan, dan kesalahan bentuk, dengan frekuensi kesalahan terbanyak berupa kesalahan bentuk. Faktor yang mempengaruhi terjadinya kesalahan adalah kecenderungan mahasiswa yang mengacu pada aturan tata bahasa ibu yaitu bahasa Indonesia dan bahasa asing pertama yaitu bahasa Inggris, serta kurangnya perhatian pada kata kerja tidak teratur dan kesesuaian kata kerja bantu.

Every language has a set of distinguished systems in constructing past tense sentences. There’s a set of linguistic rules that need to be considered in order to produce a correct form of past tense sentences in Dutch language. This study aims to understand the usage of imperfectum and perfectum of students in the Dutch past tense sentences. Using a descriptive method with data in the form of speaking transcripts by 8 students of the 4th semester Dutch Study Program FIB UI academic year 2021/2022, analyzed using the surface strategy taxonomy theory by Dulay, et al (1982) along with the rules of imperfectum and perfectum sentence formation by Ridwansyah (2008). The results showed that there were 3 types of errors, namely omission, addition, and misformation, with the highest frequency of errors in the form of misformation. Factors that influence the occurrence of errors are the tendency of students to refer to the grammar rules of the mother tongue, namely Indonesian and the first foreign language, namely English, as well as the lack of attention to irregular verbs and the suitability of auxiliary verbs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>