Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20847 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Holden, Arthur C.
New York: Arno Press & The New York Times, 1970
301.34 HOL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Sri Ulfiarti
"ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Permukiman Elite di Selatan Jakarta: Sejarah Pondok Indah 1973-1991 memaparkan mengenai sejarah permukiman elite di Jakarta, khususnya di wilayah Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Pembangunan permukiman tersebut dibangun di wilayah yang telah diperuntukan sebagai permukiman, yaitu disesuaikan dengan Rencana Induk Jakarta 1965-1985.
Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui kondisi wilayah dan masyarakat setempat sebelum dibangunnya permukiman Pondok Indah. Kemudian, untuk mengetahui pula alasan pemilihan Pondok Indah dijadikan sebagai permukiman elite serta untuk mengetahui perubahan ruang yang terjadi di Pondok Indah selama kurun waktu 1973 sampai dengan 1991.
Metode penelitian yang digunakan untuk membahas skripsi permukiman Pondok Indah adalah dengan metode sejarah. Metode ini terdiri dari 4 tahap, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan dibangunnya permukiman Pondok Indah memunculkan suatu kemewahan di wilayah pinggiran Jakarta. Wilayah yang awalnya pertanian dan perkampungan berubah menjadi permukiman yang dihuni oleh masyarakat kalangan menengah ke atas dengan beragam fasilitas berstandar internasional. Mereka yang menghuni Pondok Indah secara ekonomi memiliki penghasilan besar, hal tersebut dapat terlihat dari pekerjaan masyarakatnya, seperti pejabat dan pengusaha. Permukiman Pondok Indah selain melambangkan suatu kesejahteraan masyarakat Jakarta di satu sisi, di lain pihak juga menunjukan suatu kesenjangan sosial pada masyarakat asli yang tanahnya digusur untuk pembangunan permukiman tersebut dan kehadirannya berdampak terhadap ekonomi dan sosial masyarakat sekitarnya.

ABSTRACT
This thesis is entitled Elite Settlements in South of Jakarta: History of Pondok Indah in 1973-1991. It describes the history of elite settlements in Jakarta, especially in the area of ​​Pondok Pinang, South Jakarta. Construction of the settlement was built in areas that had been designated as a settlement, which was adapted to the Master Plan Jakarta 1965-1985.
The thesis purpose is to analysing the condition of the region and the local community before the construction of settlements Pondok Indah. This thesis also find the reason why Pondok Indah turn to the elite settlement and the massive change that happened in Pondok Indah during the 1973-1991 period.
This research used the historical method that consist of 4 steps: heuristics, criticism, interpretation, and historiography.
The results showed that the construction of settlements Pondok Indah caused a luxury in the outskirts of Jakarta. The area that previously was agriculture and the village turned to be elite settlement inhabited by upper middle class society. Pondok Indah society have high income, it can be proved from their job. They occupy position as government official and businessmen. However, the existence of Pondok Indah Settlement has an impact on the life of the surrounding community. In social and economic impact of the development of Pondok Indah imply an established life of the higher class people of Jakarta, but on the other side, also shows a social gap in the indigenous people whose land is evicted for the construction of these settlement."
2017
S68953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Nurhaimi Ayuningtias
"Perubahan tutupan lahan akan dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan aktifitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksikan perubahan tutupan lahan di Kecamatan Batangan dari tahun 2013 sampai 2033. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dari data citra satelit yang kemudian dilakukan pemodelan seluler automata pada plugins MOLUSCE di perangkat lunak Quantum GIS. Data tema tutupan lahan yang digunakan adalah area terbuka, area terbangunan, area hutan, area perairan, area pertanian dan peternakan, dan area transportasi. Sedangkan variabel spasial yang dianggap mempengaruhi hasil prediksi adalah jaringan jalan, lahan terbangun, lahan pertanian, dan lahan perairan. Hasil prediksi lahan pada tahun 2033 lahan yang dapat digunakan sebagai kawasan permukiman sebesar  272,81 hektare dan kebutuhan lahan permukiman berdasarkan proyeksi penduduk dengan tambahan tenaga kerja sejumlah 156.417 jiwa akibat adanya kawasan peruntukan industri adalah 840,74 hektar. Hal ini mengakibatkan adanya kekurangan lahan untuk perkembangan kawasan permukiman sebesar 567,93 hektare untuk menjadi perhatian bagi pemerintah daerah dalam membuat kebijakan kawasan permukiman di Kecamatan Batangan.

Land cover changes will be influenced by population growth and its activities. This research aims to predict land cover changes at Batangan District from 2013 to 2033. The method used is quantitative, based on satellite imagery data, which is then modeled using cellular automata in the MOLUSCE plugin in Quantum GIS software. The land cover themes used include open areas, built-up areas, forest areas, water areas, agricultural and livestock areas, and transportation areas. The spatial variables considered to influence the prediction results are road networks, built-up land, agricultural land, and water areas. The predicted land for 2033 shows that 272.81 hectares can be used as residential areas, while the land requirement for residential areas based on population projections with an additional workforce of 156,417 people due to the industrial zone is 840.74 hectares. This results in a land shortage for residential area development of 567.93 hectares, which should be a concern for the local government in formulating residential area policies in Batangan District."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arthur Timothy Gandreto
"Sempadan sungai merupakan salah satu area yang rentan terkena bencana hidrologis seperti banjir dan erosi. Namun permukiman di sempadan sungai masih sering dijumpai, contohnya di Sempadan Sungai Batanghari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola spasial perkembangan permukiman di Sempadan Sungai Batanghari dan menganalisis faktor pendorong dan penghambat yang mempengaruhi perkembangan permukiman pada periode 1985-2020. Penelitian ini menggunakan citra satelit Landsat untuk menganalisis perkembangan permukiman secara spasial dan membagi sempadan sungai menjadi 29 segmen dan mengelompokkannya berdasarkan tipe alur sungai melalui penghitungan sinuosity index (SI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara spasial terjadi perkembangan luas permukiman di 25 segmen Sempadan Sungai Batanghari pada periode 1985-2020, sedangkan terjadi penurunan luas permukiman di 3 segmen. Berdasarkan tipe alur sungai, didapatkan tipe alur sungai meander merupakan tipe alur sungai yang paling pesat perkembangannya pada periode 1985-2020. Hal ini bertentangan dengan teori yang paling rentan terhadap bencana erosi tepi sungai. Sedangkan secara temporal, terjadi variasi perkembangan luas permukiman pada periode 1985-2020, dimana periode perkembangan tertinggi terjadi pada periode 1990-2000 sebesar 41,4%. Kemudian faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman yaitu faktor pendorong yang terdiri atas pekerjaan, perubahan penggunaan lahan, aksesibilitas dan budaya, sedangkan faktor penghambat terdiri atas bencana dan kebijakan pemerintah. Dimana faktor pendorong lebih dominan daripada faktor penghambat, yang berdampak kepada perkembangan permukiman di Sempadan Sungai Batanghari periode 1985-2020.

Riverbanks are one of the areas that are vulnerable to hydrological disasters such as flooding and erosion. However, settlements on riverbanks are still often found, for example on the Batanghari Riverbanks. This study aims to analyze the spatial pattern of settlement development in the Batanghari River Basin and analyze the driving and inhibiting factors that influence settlement development in the 1985-2020 period. This study used Landsat satellite imagery to spatially analyze settlement development and divided the riverbanks into 29 segments and grouped them based on the type of river channel through the calculation of sinuosity index (SI). The results showed that spatially there was a development of settlement area in 25 segments of the Batanghari River Basin in the 1985- 2020 period, while there was a decrease in settlement area in 3 segments. Based on the type of river channel, it was found that the meander river channel type was the most rapidly developing river channel type in the 1985- 2020 period. This is contrary to the theory that it is most vulnerable to riverbank erosion disasters. While temporally, there were variations in the development of settlement areas in the 1985-2020 period, where the highest development period occurred in the 1990-2000 period by 41.4%. Then the factors that influence settlement development are driving factors consisting of employment, land use change, accessibility and culture, while inhibiting factors consist of disasters and government policies. Where the driving factor is more dominant than the inhibiting factor, which has an impact on the high development of settlements in the Batanghari River Basin for the period 1985-2020."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marizka Sabrina
"Penulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh dampak pariwisata dan urbanisasi terhadap pola keruangan perumahan dan permukiman Desa Adat Bugbug. Desa Adat Bugbug yang berada di Kabupaten Karangasem, dikenal karena keindahan alamnya yang unik dibandingkan dengan wilayah Bali lainnya. Wilayah ini masih mempunyai bentuk keruangan yang tradisional yang kokoh sebagai ciri khas, dan pertumbuhan pariwisata telah berpotensi merubah pola tata ruang tradisional Bali yang ada di sana. Menarik untuk melihat seberapa besar pengaruh urbanisasi yang digerakan oleh sektor pariwisata terhadap bangunan dan tata ruang tradisional di Bali, khususnya di wilayah pariwisata Desa Adat Bugbug. Sementara konsep filosofis (Tri Hita Karana) tetap ada. Metode kualitatif dengan studi kasus digunakan, meliputi survei lapangan, analisis data sekunder dan wawancara dengan penduduk lokal, Hasil studi mengindikasikan bahwa hingga saat ini, dampak kepariwisataan kepada pola ruang dan bangunan tradisional di wilayah kepariwisataan Desa Adat Bugbug belum mengganggu atau mengubah pola ruang dan bangunan secara keseluruhan. Namun, perubahan hanya terjadi pada bentuk dan fungsi. Hal ini disebabkan oleh konsep filosofis dalam pembangunan yang dikenal sebagai Tri Hita Karana, yang berfungsi sebagai contoh untuk semua pembangunan yang dikerjakan oleh warga setempat dan semua perusahaan kepariwisataan. Tetapi, memantau perubahan harus dilakukan agar pertumbuhan pariwisata tidak merusak budaya tradisional masyarakat

This study aims to evaluate the impact of tourism and urbanization on the spatial patterns of housing and settlements in Desa Adat Bugbug. Desa Adat Bugbug, located in Karangasem Regency, is renowned for its unique natural beauty compared to other regions in Bali. This area still retains a robust traditional spatial form as its characteristic, and the growth of tourism has significantly impacted the traditional Balinese spatial patterns present there. It is intriguing to observe the extent of tourism's impact on traditional buildings and spatial planning in Bali, particularly in the tourist area of Desa Adat Bugbug. However, changes only occur in form and function, while the philosophical concept (Tri Hita Karana) remains intact. A qualitative method with a case study approach is used, including field surveys, secondary data analysis, and interviews with local residents. The study's findings indicate that, to date, the impact of tourism on traditional spatial patterns and buildings in the tourist area of Desa Adat Bugbug has not disrupted or altered the overall spatial patterns and buildings. This is due to the philosophical concept in development known as Tri Hita Karana, which serves as a model for all developments undertaken by local residents and all tourism companies. Nevertheless, monitoring changes is necessary to ensure that the growth of tourism does not damage the traditional culture of the community."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Dimas Bramantio
"Pecinan Meester Jatinegara merupakan salah satu kantung pemukiman etnis Tionghoa di Jakarta yang terbentuk tidak lepas dari latar belakang sejarah serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaannya. Hal tersebut dapat terlihat melalui peninggalan pada elemen pecinan di Pecinan Meester Jatinegara yang merupakan cerminan kepercayaan, nilai, dan prinsip cara berpikir masyarakat pada masa itu. Mengacu pada teori ideologi budaya oleh Keesing, penelitian pemukiman pada pecinan Meester Jatinegara bertujuan untuk mempelajari tata letak persebaran elemen-elemen yang ada di pecinan beserta hubungan antar elemen yang mempengaruhi satu elemen dengan elemen lainnya sehingga dapat mengetahui bagaimana masyarakat pada masa itu menerapkan nilai dan prinsip yang melatarbelakangi terbentuknya pecinan Meester Jatinegara. Tahapan penelitian terdiri dari pengumpulan data,  pengolahan data, analisis, dan intepretasi. Permasalahan akan dijawab melalui analisis keletakan dengan intepretasi yang menerapkan metode analogi sejarah. Melalui interpretasi tersebut dihasilkan lapisan-lapisan makna yang melatarbelakangi tata letak dan bentuk pecinan Meester Jatinegara sesuai dengan teori ideologi budaya oleh Keesing. Penelitian ini melahirkan kesimpulan bahwa secara keletakan, kawasan pecinan dapat memiliki tiga lapisan makna yang berbeda. Penempatan ini menciptakan hubungan keterkaitan antar elemen pecinan yang membentuk karakteristik pecinan Meester Jatinegara sebagai kawasan pusat perekonomian bagi wilayah Jatinegara dan sekitarnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kawasan pecinan Meester Jatinegara menempatkan dirinya di kawasan yang strategis dalam tata ruang kota.

Chinatown in Mester Jatinegara is one of the oldest Chinese settlements in Jakarta that formed inseparable from the historical background and factors that inflluence its existence. This can be seen through the relics of the Chinatown element in Meester Jatinegara Chinatown which is a reflection of the beliefs, values, and principles of the people's way of thinking at that time. Referring to the theory of cultural ideology by Keesing, research on settlements in Meester Jatinegara Chinatown aims to study the layout of the distribution of elements in Chinatown and the relationship between elements that affect one element to another so that they can find out how the people at that time applied values ​​and principles. behind the formation of Chinatown. The research consist several stages of data collection, data processing, analysis, and interpretation. The problem will be answered through the analysis to interpret the layout, distribution, and relationships in the Chinatown elements with an interpretation that applies the historical analogy method. Through this interpretation, layers of meaning are produced that lie behind the layout and shape of Meester Jatinegara's Chinatown in accordance with Keesing's theory of cultural ideology. This research concludes that in terms of location, the Chinatown area can be interpreted by has three different layers of meaning. This placement creates a relationship between the elements of Chinatown that form the characteristics of Meester Jatinegara Chinatown as an economic center area for the Jatinegara region and its surroundings. This indicates that the Chinatown area of ​​Meester Jatinegara places itself in a strategic area in urban spatial planning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jansson, Bruce S.
Australia: Cengage Learning, 2018
361.973 JAN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Noor Khilmia Adkhanti
"ABSTRAK
Sistem kepercayaan menjadi penuntun masyarakat dalam menjalani kehidupan. Sehingga terciptanya kehidupan yang sesuai dengan tatanan sosial yang sudah dirancang. Tabu merupakan bentuk sistem kepercayaan yang hidup dalam pola pikir masyarakat. Hal tersebut berkembang dari sebuah pengelaman budaya, seringkali berkaitan dengan mitologi kisah yang menciptakan sebuah larangan. Sebuah kampung pada Pulau Seram berdiri kokoh di tengah masyarakat yang mulai berkembang menuju masyarakat urban. Budaya dan adat menyelimuti teritori kampung, membuat warga seolah tidak terusik oleh modernisasi. Numa Posune-tempat pengasingan wanita mentrusasi dapat dijadikan sebagai sebuah contoh. Perempuan menstruasi dianggap kotor bagi masyarakat kampung Rohua. Hal tersebut memunculkan sebuah tabu, dimana lelaki dilarang membuat kontak fisik maupun visual terhadap wanita menstruasi atau mereka akan terkena penyakit. Fenomena tersebut menunjukkan bagaimana masyarakat yang masih kuat memegang tradisi, memperlihatkan bahwa tabu menjadi pengontrol kehidupannya. Skripsi ini membahas terkait pembentukan pola permukiman yang diakibatkan oleh sebuah tabu, sebagai kontrol dalam konteks permukiman rural. Metode yang digunakan dengan mengeksplorasi kehidupan masyarakat kampung Rohua secara langsung dan melihat bagaimana peran tabu dalam permukiman. Tabu secara kuat menjadi identitas serta salah satu kunci utama dalam mengatur konfigurasi spasial permukiman. Hal tersebut kemudian berdampak pada aktivitas warga terlebih yang berkaitan dengan penggunaan ruang permukiman. Temuan menunjukkan bahwa tabu kuat mempengaruhi pembentukan ruang permukiman masyarakat tradisional, salah satunya kampung Rohua.

ABSTRACT
Belief system leads society in living their life. Therefore, life prevails based on the designated social structure. Taboo is a belief that lives in the mindset of a society. It develops from a certain cultural experience, and is related to mystical things that often impose prohibitions. A village in Pulau Seram stands firm in the middle of society inhabiting an area which begins to evolve into urban area. The societys tradition lives throughout the village territory and strongly influences the villagers living space, making these villagers seem to be undisturbed by the modernization amid its existence. Take numa Posune-a place of seclusion for women on periods-as an example. Women in their period are considered impure to the villagers. This belief encourages a taboo to appear, as for men are not allowed to make contact, both visual and physical, to period women, otherwise the men will get sick. This shows how in society that still holds a strong tradition, taboo controls the societys life until now. This paper discusses settlement pattern formed as an effect of taboo and the role of taboo as a social control in rural contexts. The method of this study was exploring Kampung Rohuas life directly and seeing the role of taboo towards Kampung Rohua. Taboo strongly characterized the settlement and the main key of the spatial configuration. Its also affects society up to their daily activities especially those that are spatially related in the settlements. The findings shows that taboo strongly influenced the formation of space in a traditional rural settlement, in this case in Kampung Rohua."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferguson, Elizabeth A.
Philadelpia: J.B. Lippincott, 1975
361 FER s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zastrow, Charles
Chicago: Dorsey Press, 1985
361.3 ZAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>