Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119280 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agustina Muharromah Mahbub
"Pada penelitian ini dilakukan adsorpsi ion logam Cd2+ dengan menggunakan alginat hasil ekstraksi rumput laut coklat bergenus Sargassum crassifolium juga oleh rumput lautnya sendiri. Alginat dalam hal ini diimmobilisasi menjadi Caalginat. Daya adsorpsi kemudian dibandingkan antara Ca-alginat dengan S.crassifolium untuk mengetahui adsorben mana yang lebih baik. Kondisi optimum adsorpsi adsorben diketahui dengan melakukan variasi adsorpsi meliputi variasi pH, waktu kontak, konsentrasi awal ion logam Cd2+ serta variasi suhu kontak. Diperoleh pH optimum adsorpsi untuk Ca-alginat adalah 8, sedangkan untuk S. crassifolium pada pH 3, dengan waktu optimum berturut-turut 120 menit dan 60 menit. Biosorpsi logam meningkat secara linier sebagai fungsi dari konsentrasi awal logam sampai konsentrasi 50 mg/L dengan nilai serapan untuk S.crassifolium dan Ca-alginat berturut-turut 4,8955; 1,4145 mg/g adsorben kering.
Pada variasi suhu diperoleh pula serapannya naik baik untuk S.crassifolium maupun Ca-alginat. Diperoleh % recovery dengan menggunakan HCl 3 M paling tinggi sebesar 0,446 % dan 0,435% berturut-turut untuk Ca-alginat dan S.crassifolium. Diketahui daya adsorpsi S. crassifolium lebih tinggi dibanding Caalginat pada semua pengukuran variasi. Namun selama adsorpsi, S.crassifolium melepaskan sejumlah zat organik ke dalam larutan sehingga diperoleh kadar organik terlarutnya tinggi, sehingga penggunaan Ca-alginat sebagai adsorben logam lebih disarankan.

In this study the adsorption of Cd2+ ions was performed by using alginate from extraction of brown seaweed (Sargassum crassifolium) and also by brown seaweed itself. In this case, alginate immobilized into calcium alginate. The adsorption between Ca-alginates and S. crassifolium compared to know the best adsorben. To determine the optimum condition of adsorbent, several variation was conducted, include variation of pH, contact time, initial concentration of Cd2+ ions solution, and temperature. Results of analysis using AAS showed that the optimum pH of Ca-alginate is 8, and for S. crassifolium is 3, with the optimum contact time is 120 minutes and 60 minutes, respectively. Metal biosorption increase linearly as the function of intial concentration of metal until the concentration of 50 mg/L with the results of adsorption is 4,8955; 1,4145 mg/g dry adsorbent for S. crassifolium and Ca-alginate, respectively.
In the effect of temperature is also obtained an increase in adsorption for both S. crassifolium and Ca-alginate. The maximum % recovery using HCl 3M is 0,446 and 0,435 % for Ca-alginate and S.crassifolium, respectively. Known that the adsorption of S. crassifolium is higher than Ca-alginate in all the measurement variation. But during the adsorption, S.crassifolium was releasing a number of organic substances in the solution with the results that the level of dissolve organic is high, so the use of Ca-alginate as a metal adsorbent is recommended.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42367
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Purwo Lestari
"Pada penelitian ini dilakukan adsorpsi ion logam Cu2+ dengan menggunakan komposit film alginat-karagenan dan rumput laut bergenus Sargassum. Daya adsorpsi kemudian dibandingkan antara komposit film alginat-karagenan dengan S.crassifolium untuk mengetahui adsorben mana yang lebih baik. Kondisi optimum adsorpsi adsorben diketahui dengan melakukan variasi adsorpsi meliputi variasi pH, waktu kontak, konsentrasi awal ion logam Cu2+ serta variasi suhu kontak. Diperoleh pH optimum adsorpsi untuk komposit film alginat-karagenan adalah 5, sedangkan untuk S. crassifolium pada pH 3, dengan waktu optimum berturut-turut 120 menit dan 90 menit. Biosorpsi logam meningkat secara linier sebagai fungsi konsentrasi awal logam sampai konsentrasi 50 mg/L dengan nilai serapan untuk S.crassifolium dan komposit film alginat-karagenan berturut-turut 19,1106; 20,3667 mg/g adsorben kering.
Pada variasi suhu diperoleh pula serapannya naik baik untuk S.crassifolium maupun komposit film alginat- karagenan. Diperoleh % recovery dengan menggunakan HCl 3 M paling tinggi sebesar 97,495 % dan 91,771% berturut-turut untuk komposit film alginat- karagenan dan S.crassifolium. Diketahui daya adsorpsi komposit film alginat- karagenan lebih tinggi dibanding S.crassifolium pada semua pengukuran variasi. Selama adsorpsi berlangsung, S.crassifolium melepaskan sejumlah zat organik ke dalam larutan sehingga diperoleh kadar organik terlarutnya tinggi, sehingga penggunaan komposit film alginat-karagenan sebagai adsorben logam lebih disarankan.

In this study, adsorption of metal ions Cu2+ was performed by using composite films alginate-carrageenan and brown seaweed (Sargassum sp.). The adsorption between composite films alginate-carrageenan and S.crassifolium was compared to know the best adsorbent. To determine the optimum condition of adsorbent, several variation was conducted, include variation of pH, contact time, initial concentration of Cu2+ ions solution, and temperature. Optimum pH adsorption obtained for composite films alginate-carrageenan is 5, while for S. crassifolium at pH 3, with successive optimum contact time of 120 minutes and 90 minutes. Metal biosorption increased linearly as the function of the initial concentration of the metal until the concentration of 50 mg/L with uptake value for S.crassifolium and composite films alginate-carrageenan consecutive 19.1106; 20.3667 mg/g dry adsorbent.
In the effect of temperature is also obtained an increase in adsorption for both S. crassifolium and composite films alginate- carrageenan. The maximum of % recovery using 3 M HCl is 97.495% and 91.771% respectively for the composite films alginate-carrageenan and S.crassifolium. It is found that the adsorption of composite films alginate- carrageenan is higher than S. crassifolium in all the measurement variation. During the adsorption process, a number of organic substances are released from S.crassifolium into solution producing high levels of dissolved organic material, so the use of composite films alginate-carrageenan as metal adsorbent is recommended.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S43513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinurat, Ellya
"Fukoidan dikenal sebagai polisakarida sulfat dengan senyawa penyusun utama fukosa dan sulfat, dapat dimanfaatkan sebagai antikoagulan dalam proses pembekuan darah. Fukoidan umumnya diperoleh dari rumput laut coklat, namun penelitian mengenai fukoidan ini belum banyak dilakukan, khususnya di Indonesia, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengingat fukoidan mempunyai banyak bioaktivitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi fukoidan yang ada dalam rumput laut coklat Sargassum crassifolium serta uji aktivitasnya sebagai antikoagulan. Metode isolasi fukoidan dilakukan dengan ekstraksi asam lemah dan diendapkan dengan etanol. Untuk memisahkan fukoidan dengan alginat ditambahkan CaCl2. Ekstrak fukoidan dimurnikan dengan resin penukar anion Sephadex A-25 dan eluen NaCl. Fukoidan dikarakterisasi dengan FT-IR, penentuan berat molekul, penentuan sulfat, analisa unsur dan monosakarida penyusun fukoidan serta uji aktivitasnya sebagai antikoagulan.
Berdasarkan pemisahan kolom diperoleh 5 fraksi, dengan rendemen tertinggi pada fraksi kedua. Hasil total rendemen fukoidan diperoleh 1,46% dari berat awal tepung rumput laut, terdapat gugus sulfat pada bilangan gelombang 820 cm-1, berat molekul (5,8 ? 7,71) x 104 Dalton, analisa komposisi unsur (C 22%; H 4,4 %; N 0,18%; S 0,78%), monosakarida penyusun fukoidan yang ditemukan fukosa dan galaktosa dengan rasio mol 1: 1,5. Hasil uji aktivitas fukoidan yang diperoleh dilihat dari perpanjangan nilai APTT nya mempunyai perbedaan signifikan antara kontrol dengan darah yang mengandung fukoidan pada konsentrasi 100 µg/mL (berbeda 25 detik), hal ini menunjukkan bahwa fukoidan berpotensi sebagai antikoagulan.

Fucoidan is group of marine sulfated polysaccharides containing large proportions of L-fucose and sulfate, can be used as an anticoagulant on blood coagulation. Fucoidans from brown seaweed in Indonesia has not received much attention, this research was conducted to isolate and characterize fucoidan in brown algae, Sargassum crassifolium., and also to test its activity as anticoagulant. Method used to isolate the fucoidan was extraction by weak acid which followed by precipitation in ethanol. To separate the fucoidan and alginate, CaCl2 was used. Extract containing fucoidan was purified using anion ? exchange chromatography Sephadex A-25 and eluent NaCl. Fucoidan was characterized using FT ? IR, molecular weight determination, sulphate determination, organic compounds and monosaccharide of composition, and activity test as anticoagulant.
Based on column chromatography, 5 fractions were obtained with the highest yield at second fraction. Total yield of fucoidan was 1.46% (w/w), sulphate group was found on 820 cm-1 wave number, molecular weight (5.8 ? 7.71) x 104 Dalton, elementel analysis (C 22%; H 4.4%; N O, 18%; S O, 78%). The fucoidan was composed of fucose and galactose with an approximately ratio of 1.0 : 1.5. Based on APTT test, there is significant difference between activities of controlled fucoidan and treated at concentration 100 µg/mL. Therefore this fucoidan has potential candidate for an anticoagulant as alternative to heparin.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T28807
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Amalina Qismina Fajrianti
"Sintesis zeolit NaY dari zeolit alam Bayat dilakukan melalui metode hidrotermal dengan teknik seeding. Sintesis dilakukan berdasarkan komposisi Al2O3: 10 SiO2: 10,3 Na2O: 180,3 H2O rasio molar . Sebelum dilakukan sintesis, zeolit alam Bayat dipreparasi melalui proses purifikasi dan depolimerisasi. Hasil XRD menunjukkan bahwa zeolit yang dihasilkan merupakan zeolit NaY yang didominasi oleh kerangka sodalite. Hasil SEM-EDX memperlihatkan morfologi zeolit NaY seperti tumpang tindih dengan rasio Si/Al sebesar 2,30. Berdasarkan penelitian, zeolit NaY hasil sintesis memiliki sisi aktif yang besar sehingga dapat berperan menjadi adsorben ion logam kadmium II dan kobalt II. Hal ini dibuktikan dengan kapasitas adsorpsi ion kadmium II rata-rata zeolit NaY hasil sintesis lebih tinggi daripada kapasitas rata-rata adsorpsi dari zeolit alam Bayat raw pada waktu optimum 120 menit, 33,46 mek/100 g untuk zeolit alam Bayat raw dan 105,60 mek/100 g untuk zeolit NaY hasil sintesis. Kapasitas adsorpsi ion kobalt II rata-rata zeolit NaY hasil sintesis juga lebih tinggi daripada kapasitas rata-rata adsorpsi dari zeolit alam Bayat raw pada waktu optimum 120 menit, 12,88 mek/100 g untuk zeolit alam Bayat raw dan 78,25 mek/100 g untuk zeolit NaY hasil sintesis. Nilai kapasitas tukar kation zeolit alam Bayat raw adalah sebesar 24,41 mek/100 gram zeolit, sedangkan nilai kapasitas tukar kation zeolit NaY hasil sintesis adalah sebesar 43,45 mek/100 gram zeolit.

NaY zeolite was hydrothermally synthesized using seeding technique. The synthesis were performed according to the following composition of Al2O3 10 SiO2 10.3 Na2O 180.3 H2O molar ratio . XRD pattern confirmed that the structure was NaY zeolite. Before synthesis, natural zeolite Bayat were prepared through purification and depolymerization. From XRD measurement, it is observed that zeolite structures are dominated by sodalite framework. SEM EDX showed that NaY crystals were intergrowth with Si Al ratio of 2.30. In this study, NaY zeolite synthesized has more active sites to adsorb cadmium II and cobalt II ions because the average adsorption capacity cadmium II ions of as synthesized NaY zeolite is higher than the average adsorption capacity of raw Bayat natural zeolite at its optimum contact time 120 minutes, 33.46 meq 100 g for raw natural zeolite Bayat and 105.60 meq 100 g for as synthesized NaY zeolite. The average adsorption capacity cobalt II ions of as synthesized NaY zeolite is also higher than the average adsorption capacity of raw Bayat natural zeolite at its optimum contact time 120 minutes, 12.88 meq 100 g for raw natural zeolite Bayat and 78.25 meq 100 g for as synthesized NaY zeolite. The cation exchange capacity of raw Bayat natural zeolite is 24.41 meq 100 gram zeolite, besides the cation exchange capacity of as synthesized NaY zeolite is 43.45 meq 100 gram zeolite.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Fajrin
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, MOF disintesis sebagai adsorben ion logam kadmium (II) karena kerangka organik logam (MOF) memiliki area pori dan permukaan yang besar serta sifat potensial dan aplikasi seperti pengolahan air yang mengandung ion logam berat. Sintesis MOF dilakukan berdasarkan logam lantanida menggunakan lantanum dan itrium, dengan mereaksikan logam nitrat (Y (NO3) 3.6H2O dan La (NO3) 3.6H2O) dengan asam suksinat dan N, N-dimethylformamide (DMF) dan pelarut air menggunakan metode solvothermal. Dua MOF yang disintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, TGA, BET dan SEM. Hasil dari karakterisasi menyatakan bahwa La-succinate MOF lebih baik daripada MO-succinate Y. Selanjutnya, dua MOF yang disintesis digunakan sebagai adsorben ion logam kadmium (II) dengan berbagai variasi seperti pH, waktu kontak, jumlah adsorben dan konsentrasi adsorbat. Kapasitas adsorpsi yang dihasilkan oleh La-succinate MOF lebih besar dari Y-succinate MOF serta hasil dari isoterm adsorpsi oleh La-succinate dan MOF-succinate Y. La-succinate MOF memiliki R2 sebesar 0,9946 dengan nilai kapasitas adsorpsi Freundlich sebesar 2.296 mg / g dan MO-succinate Y memiliki R2 sebesar 0.8812 dengan nilai kapasitas adsorpsi Freundlich sebesar 1.543 mg / g.

ABSTRACT
In this research, MOF was synthesized as cadmium (II) metal ion adsorbent because the organic metal framework (MOF) has a large pore and surface area as well as potential properties and applications such as water treatment containing heavy metal ions. MOF synthesis was carried out based on lanthanide metal using lanthanum and yttrium, by reacting metal nitrate (Y (NO3) 3.6H2O and La (NO3) 3.6H2O) with succinic acid and N, N-dimethylformamide (DMF) and water solvents using the solvothermal method. Two MOF synthesized were characterized using FTIR, XRD, TGA, BET and SEM. The results of the characterization stated that La-succinate MOF was better than MO-succinate Y. Furthermore, two MOF synthesized were used as adsorbent of cadmium (II) metal ions with various variations such as pH, contact time, amount of adsorbent and adsorbate concentration. The adsorption capacity produced by La-succinate MOF is greater than Y-succinate MOF and the results of adsorption isotherms by La-succinate and MOF-succinate Y. La-succinate MOF has an R2 of 0.9946 with a Freundlich adsorption capacity value of 2,296 mg / g and MO-succinate Y has R2 of 0.8812 with a Freundlich adsorption capacity value of 1,543 mg / g."
2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Mustika Suud
"Zeolit NaY dengan bahan dasar dari Zeolit Alam Lampung ZAL telah disintesis dengan rasio molar Al2O3: 10 SiO2: 10,6 Na2O: 180,3 H2O dan rasio Si/Al 2,47. Sebelum mensintesis melalui proses hidrotermal dengan teknik seeding dilakukan aktivasi dan pemurnian terhadap ZAL. Langkah ini dilakukan untuk menghilangkan senyawa karbonat dan pengotor oksida besi dari zeolit. Selanjutnya, ZAL hasil pemurnian didepolimerisasi menggunakan NaOH untuk memecah atau memutuskan ikatan dalam kerangka zeolit. Zeolit NaY hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan instrumen SEM-EDX, XRD, FTIR. Hasil XRD menunjukkan bahwa zeolit hasil sintesis merupakan zeolit NaY, walaupun kerangka sodalite juga teramati Hasil SEM-EDX menunjukkan morfologi dari zeolit NaY. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan tidak adanya vibrasi dari double-six-ring. Pada penelitian ini zeolit NaY hasil sintesis memiliki nilai kapasitas tukar kation 32,97 mek/100g lebih tinggi dibandingkan dengan ZAL raw 28,01 mek/100g . Adsorpsi ion logam kadmium II dan kobal II dilakukan pada termperatur ruang, dengan volume 25mL/0,1gram zeolit dan waktu kontak 120 menit. Hasil proses adsorpsi menunjukkan kapasitas adsorpsi zeolit NaY hasil sintesis lebih tinggi dibandingkan dengan ZAL raw.

NaY zeolite from natural zeolite Lampung had been synthesized with molar ratio of Al2O3 10 SiO2 10,6 Na2O 180,3 H2O and Si Al ratio 2,47, prior to synthesis via hydrotermal process and seeding technique ZAL was activated and purified. The purpose of this step was to remove carbonate and iron oxide which were impurities in zeolite. The purified ZAL was then depolymerized using NaOH to break the bonds within the zeolite framework. The as synthesized NaY zeolite was characterized using SEM EDX, XRD, and FTIR. XRD diffractogram shows that the as synthesized zeolite was NaY zeolite, although sodalite framework was do observed. SEM EDX characterization shows the morphology of NaY zeolite. FTIR characterization shows that there are no vibration mode for the double six ring. In this research as synthesized NaY has higher cation exchange capacity 32, 97 meq 100g compared to the raw ZAL 28,01 meq 100g . The adsorption of heavy metal cation cadmium II and cobalt II is done at room temperature, with volume 25mL per 0,1gram zeolite and contsat time of 120 minutes. The result shows that the synthesized NaY zeolite has better adsorption capacity than ZAL raw.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Amalia Afrah
"ABSTRAK
Fukoidan merupakan senyawa polisakarida tersulfasi yang banyak terdapat pada makhluk hidup laut terutama pada rumput laut coklat. Pemanfaatan rumput laut coklat di Indonesia belum banyak dan masih terbatas pada pemanfaatan sebagai bahan pangan. Namun sebenarnya telah banyak penelitian yang mengungkapkan manfaat fukoidan seperti antivirus, antikanker, dan lain-lain. Aktivitas imunomodulator pada fukoidan juga merupakan hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut, karena fukoidan telah terbukti dapat menjadi imunomodulator pada mahluk laut seperti pada udang dan ikan. Oleh karena itu dilakukan uji aktivitas imunomodulator pada tikus agar nantinya fukoidan dapat menjadi suplemen yang dapat digunakan skala besar. Mula-mula rumput laut coklat Sargassum yang telah dipotong-potong, dimaserasi dengan etanol selama 72 jam dan setelah itu disaring untuk kemudian diekstraksi. Ekstraksi menggunakan air sambil dipanaskan pada suhu 85 oC. Didapatkan rendemen ekstrak fukoidan sebesar 1,7806 . Pada ekstrak tersebut kemudian dilakukan penentuan kadar karbohidrat dan sulfat. Diperoleh kadar fukosa sebesar 22,64 dan xilosa sebesar 1,5277 serta kadar sulfat sebesar 11,882 . Pengujian aktivitas imunomodulator dilihat dari gambaran darah dan aktivitas makrofag tikus Rattus norvegicus dengan berat badan 200-250g. Fukoidan diberikan sebagai pakan pada tikus dengan cara disonde dengan 3 variasi konsentrasi yaitu 1g/kgBB, 2g/kgBB, dan 4g/kgBB. Pengujian aktivitas makrofag dilakukan dengan metode pewarnaan Giemsa. Diperoleh hasil yag optimum sebagai imunomodulator adalah pada konsentrasi 2g/kgBB.

ABSTRACT
Fucoidan is a sulfated polysaccharide compound that is widely found in marine life creatures, especially in brown seaweed. Utilization of brown seaweed in Indonesia has not been much and still limited to the utilization as food. But actually there are many studies that reveal the benefits of fucoidan such as antivirus, anticancer, and others. Immunomodulatory activity in fukoidan is also interesting to be investigated further, because fucoidan has been proven to be an immunomodulator in sea creatures such as shrimp and fish. Therefore, immunomodulatory activity test in mouse is conducted so later fukoidan can be used as supplement in large scale. At first the brown seaweed Sargassum was macerated with ethanol for 72 hours and then filtered for extracting. Extraction uses water while heated at 85 oC. Obtained rendement of fukoidan extract equal to 1,7806 . Then carbohydrate and sulfate levels of the extract was determined. Fucose content obtained by 22.64 and xylose of 1.5277 and sulfate content of 11.882 . Immunomodulatory activity assay is seen from blood and macrophage activity of Rattus norvegicus rat with weight 200 250g. Fucoidan is given by oral with 3 variation of concentration 1g kgBW, 2g kgBW, and 4g kgBW. Testing of macrophage activity was done by Giemsa staining method. Obtained optimum results as immunomodulator is at a concentration of 2g kgBW."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noke Devina
"Salah satu bahan dasar dari material cetak alginat adalah natrium alginat. Natrium alginat eksperimen dibuat dari ekstraksi rumput laut coklat Sargassum sp. menggunakan perendaman dalam kondisi asam. Hasil natrium alginat diuji kemurnian dan viskositasnya. Natrium Alginat eksperimen dalam penelitian ini memiliki sifat kemurnian yang sesuai dengan bubuk natrium alginat standar dari SIGMA A2158 setelah dilakukan pengujian menggunakan high performance liquid chromatography (HPLC). Dengan uji viskositas Brookefield, natrium alginat ini memiliki viskositas yang rendah sebesar 45,3 mPas sehingga belum sesuai sebagai bahan dasar material cetak alginat.

Sodium alginate is one of the basic ingredient of the alginate impression material. Experimental sodium alginate was made by extracting Sargassum brown seaweed species using an immersion method in acid. The sodium alginate powder was then tested for its purity and viscosity. Using the High Performance Liquid Chromatography (HPLC) test, the experimental sodium alginate had purity corresponding to the standard sodium alginate powder of SIGMA A2158. Through the Brookefield viscosity test, the experimental sodium alginate had too low viscosity of 45.3 mPas which is not suitable yet for Dental Alginate Impression Material basic ingredient."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmia Erianto
"ABSTRAK
Rumput laut coklat jenis Sargassum plagyophyllum mengandung senyawa bioaktif berupa florotanin yang memiliki berbagai aktivitas biologis salah satunya sebagai antioksidan. Namun demikian senyawa ini tidak stabil dalam berbagai kondisi lingkungan seperti temperatur, cahaya, kelembapan, dan oksigen, sehingga dibutuhkan upaya penstabilan. Tujuan penelitian ini adalah membuat serbuk dari ekstrak cair Sargassum plagyophyllum menggunakan maltodekstrin DE 10-15 sebagai penstabil dengan teknik kering beku untuk menjaga stabilitas selama proses pengeringan dan penyimpanan. Serbuk dibuat menjadi empat formula, yaitu F1 tanpa maltodekstrin , F2 maltodekstrin 2,5 , F3 maltodekstrin 5 , dan F4 maltodekstrin 10 . Serbuk yang dihasilkan dikarakterisasi berupa kadar florotanin, aktivitas antioksidan, kadar air, morfologi partikel, distribusi ukuran partikel, pH, dan organoleptis. Hasilnya menunjukkan F4 merupakan serbuk yang paling baik dibanding formula lain karena memiliki kadar florotanin tertinggi yaitu sebesar 113,06 1,36 atau 0,25 , aktivitas antioksidan terbaik dengan persen inhibisi sebesar 4,06 pada konsentrasi 5000 ppm, kadar air terendah sebesar 5,16 , dan pada uji stabilitas F4 memiliki kadar florotanin yang lebih stabil serta kenaikan kadar air yang lebih rendah dibandingkan F1 dengan suhu penyimpanan yang paling baik di suhu 4 C. Kesimpulan dari penelitian ini adalah maltodekstrin dapat meningkatkan stabilitas florotanin selama proses kering beku dan selama penyimpanan.Rumput laut coklat jenis Sargassum plagyophyllum mengandung senyawa bioaktif berupa florotanin yang memiliki berbagai aktivitas biologis salah satunya sebagai antioksidan. Namun demikian senyawa ini tidak stabil dalam berbagai kondisi lingkungan seperti temperatur, cahaya, kelembapan, dan oksigen, sehingga dibutuhkan upaya penstabilan. Tujuan penelitian ini adalah membuat serbuk dari ekstrak cair Sargassum plagyophyllum menggunakan maltodekstrin DE 10-15 sebagai penstabil dengan teknik kering beku untuk menjaga stabilitas selama proses pengeringan dan penyimpanan. Serbuk dibuat menjadi empat formula, yaitu F1 tanpa maltodekstrin , F2 maltodekstrin 2,5 , F3 maltodekstrin 5 , dan F4 maltodekstrin 10 . Serbuk yang dihasilkan dikarakterisasi berupa kadar florotanin, aktivitas antioksidan, kadar air, morfologi partikel, distribusi ukuran partikel, pH, dan organoleptis. Hasilnya menunjukkan F4 merupakan serbuk yang paling baik dibanding formula lain karena memiliki kadar florotanin tertinggi yaitu sebesar 113,06 1,36 atau 0,25 , aktivitas antioksidan terbaik dengan persen inhibisi sebesar 4,06 pada konsentrasi 5000 ppm, kadar air terendah sebesar 5,16 , dan pada uji stabilitas F4 memiliki kadar florotanin yang lebih stabil serta kenaikan kadar air yang lebih rendah dibandingkan F1 dengan suhu penyimpanan yang paling baik di suhu 4 C. Kesimpulan dari penelitian ini adalah maltodekstrin dapat meningkatkan stabilitas florotanin selama proses kering beku dan selama penyimpanan.

ABSTRACT
Brown seweed, Sargassum plagyophyllum has phlorotanin as bioactive compound. It has various biological activities, which is antioxidant. However, this compound is unstable under various environtmental conditions such as temperature, light, moisture, and oxygen, this strategy to stabilize the compoundd is needed. The aim of these study was to prepare powder from liquid extract with maltodextrin DE 10 15 as stabilizer using freeze drying methode to maintain stability during drying process and storage time. The powders were prepared into four formulas, F1 without maltodextrin , F2 2,5 maltodextrin , F3 5 maltodextrin , and F4 10 maltodextrin . Powder from four formulas due to characterized by its phlorotannin concentration, antioxidant activity, water content, morphologi, particle size distribution, pH, and organoleptist. The result showed that F4 was the best formula compared to other formulas because its highest phlorotannin concentration 113,06 1,36 or 0,25 , highest inhibition 4,06 in 5000 ppm concentrastion , lowest water content 5,16 , and in stability test, F4 exhibit more stable phlorotannin concentration and lower water content compared to F1 in storage temperature 4 C the best stotage temperature . Its conclution, maltodextrin can improve stability during freeze drying process and storage time. "
2017
S69779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniadi Mar`uf Supanto
"ABSTRAK
Fukoidan merupakan polisakarida sulfat, banyak mengandung L-fukosa, dan gugus ester sulfat. Polimer fukoidan memiliki struktur yang kompleks dan bervariasi pada beberapa spesies alga cokelat. Bioaktivitas fukoidan yang diketahui dan sampai saat ini banyak dimanfaatkan adalah sebagai antioksidan. Bioaktivitas fukoidan sebagai antioksidan diduga meningkat seiring berat molekul yang rendah dan posisi serta banyaknya sulfat pada fukoidan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kadar sulfat pada fukoidan dengan sulfonasi dari hasil ekstraksi fukoidan yang berasal dari rumput laut cokelat Sargassum filipendula serta dilakukan uji aktivitasnya sebagai antioksidan. Fukoidan diekstraksi menggunakan HCl 0.1 M dan sulfonasi fukoidan dilakukan dengan reagen sulfurtrioksida ndash; piridin kompleks. Fukoidan hasil ekstraksi Crude fucoidan memiliki kader sulfat sebesar 13 , dan fukoidan setelah disulfonasi memiliki kenaikan kadar sulfat menjadi 20 . Uji aktivitas fukoidan terhadap antioksidan dilakukan dengan metode DPPH. Diperoleh persen inhibisi crude fucoidan serta fukoidan hasil sulfonasi masing-masing sebesar 8,9 dan 10,9.

ABSTRACT
Fucoidan is a polysaccharide sulfate which contains L fucose and ester sulfate group. The fucoidan polymer has a varied and complex structure in some species of brown algae. The uses of fucoidan bioxactivity has been developed as an antioxidant. This is thought can be increase due to lower molecular weight and position and amount of sulfate in the fucoidan. Therefore, the aim of this research is to increase the measure of sulfate in fucoidan through sulfonation using fucoidan extraction result from Sargassum filipendula brown seaweed and tested its activity as antioxidant. Fucoidan was extracted using 0.1 M HCl. Sulfonation of fucoidan was performed with complex sulphurtryoxide pyridine complex reagents. Extracted fucoidan Crude fucoidan had 13 sulfate content, and fucoidan sulfonation product had an increase of sulfate content to 20 . Test of fucoidan activity against antioxidant was performed by DPPH method. Obtained percent inhibition of crude fucoidan and fucoidan sulfonation product was respectively 8,9 and 10,9. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>