Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20379 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darmawan Setiabudhi Dahlan
"Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Cianjur memberikan kontribusi yang besar dalam citra RSUD dan mempunyai fungsi sosial yang utama untuk melayani kebutuhan masyarakat kabupaten Cianjur. Sejalan dengan misi dan visi RSUD, UGD ini akan dikembangkan menjadi suatu Pusat Penanganan Rudapaksa. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan strategik agar UGD RSUD Cianjur dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan peluang yang ada, serta meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman eksternal, sehingga tujuan pengembangan tersebut dapat tercapai.
Untuk dapat menyusun perencanaan strategik UGD RSUD Cianjur, dilakukan penelitian analisa kualitatif dan kuantitatif, dengan bantuan peramalan yang menggunakan model Time Series Forecasting dari program QSB+. Penyusunan strategi ini melalui tahap awal masukan (input stage) yang terdiri dari analisa Iingkungan eksternal dan internal UGD RSUD Cianjur yang dilakukan dengan tehnik Consensus Decision Making ( CDM ) antara Direktur, Kepala UGD dan Kepala perawat. Kemudian dilanjutkan dengan tahap analisis ( matching stage) dengan internal - Eksternal dan TOWS Matrix. Setelah itu diteruskan dengan tahap pengambilan keputusan ( decision stage) dngan menggunakan matriks perencanaan strategi kuantitatif ( QSPM).
Dari hasil penelitian, pemilihan alternatif strategi berdasarkan IE Matrix memperlihatkan posisi UGD pada kuadran 5 yang berarti growth and stabilisasi. Sedangkan pada TOWS matrix menghasilkan posisi UGD pada kuadran future. Berdasarkan kedua posisi tersebut, strategi yang dianjurkan adalah market develoment, market penetration dan product develoment.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi ekspansi adalah strategi yang terpilih untuk melaksanakan dan merealisasikan visi UGD RSUD Cianjur. Sedangkan saran yang diajukan agar perencaan ini dapat direalisasikan, adalah diperlukannya pemantauan agar pelaksanaan perencanaan ini dapat tercapai.

The Emergency Unit of Cianjur District Hospital (UGD RSUD Cianjur) has been contributing a great deal of the Hospital services image and has also the social function in fulfilling the Cianjur peopIe's need. In accordance to the Hospital vision, this unit needs to developed into a Trauma Centre. ln achieving this goal, a strategic planning is necessary so that this unit can use its strength and opportunities, to minimise its weakness and overcome external threats ,in order to achieve the planned development.
In order also to make a strategic plan for the UGD, a study with qualitative and quantitative analyses is done, aided by the use of the Time Series Forecasting of the QSB+ model. The compilation of strategy is set through an initial input stage which consist the external and internal environmental analyses ofthe UGD RSUD Cianjur using the Consensus Decision Making ( CDM ) among The Director, The Emergency Chief and the Nurses Chief. Then an analytical (matching) step using the lnternal-External and TOWS matrices, followed by the decision stage with the quantitative strategic planning matrix ( QSPM ).
This study shows that the strategy selection based on the IE Matrix indicates that the position of the unit is in 5th quadrant denoting growth and stabilisation. As of the result from the TOWS matrix indicates the position in the future quadrant. Considering all the position, the recommended strategy is market development, market penetration and product development.
Finally this study concludes the expansion strategy as the strategy choice to enact the vision and the aim. It is advised that in order to realise the strategy, a monitoring is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Roswita
"Latar belakang penelitian didasari oleh kebutuhan dan permintaan masyarakat akan pelayanan gawat darurat yang dilihat dan angka pertumbuhan kunjungan pasien ke unit gawat darurat baik di RS Bakti Timah ( + l3,82 %/ tahun ) maupun RSUD Pangkalpinang ( + 42,77%/tahun). Disamping itu letak rumah sakit berada di Pulau kecil sehingga transportasi ke sarana kesehatan yang lebih memadai sangat sulit.
Karena status rumah sakit swasta ( tanpa subsidi ), maka untuk pengembangan satu unit usaha atau investasi diperlukan kajian terlebih dahulu terutama dari aspek keuangan dan asumsi cakupan yang akan dicapai dengan menganalisa faktor-faktor yang akan mempengaruhinya. Faktor tersebut meliputi faktor eksternal yaitu demografi, sosio-ekonomi, fasilitas kesehatan yang ada, angka morbiditas dan kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan daerah terutama disektor-sektor yang akan mempengaruhi pelayanan kesehatan. Dan fakor internal yang ada terutama dalam aspek keuangan.
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah rencana pengembangan unit gawat darurat di Rumah Sakit Bakti Timah., yang dapat memenuhi standar Departemen Kesehatan untuk ruma sakit kelas C dapat direalisasikan mengingat investasi untuk pengembangan memerlukan dana yang cukup besar.
Penilaian lebih ditekankan pada aspek ekonomi, dengan cara menghitung Net Present Value ( NPV), Internal Rate of Return ( IRR ), dan Benefit Cost Ratio ( BCR ).
Metode penelitian yang dipakai adaiah evaIuation research yaitu bertujuan untuk menilai suatu rencana program kerja Rumah Sakit, dengan mempergunakan data sekunder 5 tahun terakhir ( trend analysis ), melakukan analisis faktor internal dan eksternal lingkungan RS Bakti Timah.
Dari hasil analisa faktor internal dan eksternal, kebutuhan akan layanan gawat darurat setiap tahunannya meningkat dan sarana bangunan fisik yang ada sudah kurang memadai dilihat dari luas mangan dan letak bangunan.
Setelah dilakukan analisa silang dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan pertumbuhan kunjungan ke UGD RSUD menjadi faktor yang ikut dipertimbangkan untuk memproyeksikan kunjungan ke UGD RS Bakti Timah 10 tahun mendatang.
Perencanaan Rumah Sakit dalam pembangunan sarana fisik, peralatan medis dan non medis, pemenuhan kebutuhan tenaga, memerlukan pendanaan ( investasi ) sebesar Rp. 1.323.700.000,-, dana akan didapat dari Rumah Sakit sebesar 70 % dan pinjaman bank sebesar 30 %, dengan suku bunga pinjaman 17 % p.a dan lama pinjaman 4 tahun.
Hasil kajian dari aspek keuangan, maka setelah 10 tahun didapatkan NPV sebesar Rp.2S5.868.000,-, IRR sebesar 21.02 % dan BCR sebesar 1,19. Bila dilihat dari angka-angka diatas, rencana pengembangan UGD di RS Bakti Timah layak untuk dilaksanakan.
Dengan terlaksananya pengembangan tersebut, maka kebutuhan sarana fisik, peralatan dan ketenagaan dapat memenuhi standar yang sudah ditentukan.

Background of these research are based on needs and demands from social communities of the Emergency care services which is shown by the increasing number of patients who visit the Emergency Department Unit, not only at Bakti Timah Hospital (+ 13,82 % / year) but also at Public Hospital of Pangkalpinang ( + 42,77 % / year).
Besides, the location of this hospital is in the small island, so the transportation health facilities are quite difficult to achieve through the better helath facilities are quite difficult to achieve.
Because of the status is a private hospital ( without any subsidy ), so to develop a new unit or have an investment is needed to be studied before, especially from the financial aspect and coverage assumption which are going to be achieved by analyzing the following factors that are influenced.
Those factors are external factor, by demography, social economic, health facilities, morbidity and government policy of developing areas, especially for some factors which are influenced to the health services. And the internal factors that is emphasized in financial aspect.
In this study, the researcher wants to know whether the developing plan for the Emergency Department Unit standard from the hospital typical C to be realized by considering the investment, because it needs a quite big sum of donation.
For detailed examination is more emphasized in economic aspect such as counting the Net Present Value (NPV ), Intemal Rate of Retum ( IRR ), and Benefit Cost Ratio (BCR ).
The research method which used is evaluation research, that is to judge a working plan in the hospital by using secondary data for the last 5 years (trend analysis), also by analyzing the internal and external surrounded environment at Bakti Timah Hospital.
Based on the analyzing result of internal and external factors, the emergency department unit requirement which always increasing yearly and the physical building construction are less to use if it seeing from the room conditions and building placement.
After the cross analyzing had been done by the growth number of society, the growth visiting number to the emergency department unit at Public Hospital becomes one of the most important factor to be considered for the growth future visiting number to the emergency department unit at Bakti Timah Hospital in ten years ahead.
The hospital plan site for physical establishment , medical and non medical equipment, qualified skill requirement, it needs fund around Rp.1.323.700.000,-. The fund will be achieved from the hospital around 70 % and bank loan around 30 % by the bank interest 17 % p.a, and the length of the loan is 4 years.
Result of the study from the financial aspect after 10 years ahead, so it will get NPV is Rp.25S.868.000,-, IRR is 21,02 %, and BCR is 1,19. From the result following numbers above, the developing emergency department unit at Bakti Timah hospital can be done.
By doing it, so the physical , equipments and employees can be fulfill the standard of requirements."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Riza`i
"Instalasi Gawat Darurat IGD adalah gerbang utama masuknya pasien gawat darurat,sehingga dibutuhkan pelayanan yang cepat, tepat, cermat dan alur proses yang lancardan bebas hambatan. Yang menjadi hambatan pelayanan pasien IGD adalah adanyabottleneck proses mulai dari pasien datang sampai dengan pasien keluar sehinggaberdampak pada turn arround time TAT melebihi dari standar yang dtetapkan olehrumah sakit yaitu le; 8 jam.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis alurproses pelayanan pasien gawat darurat dengan menggunakan lean six sigma tools.Desain penelitian ini adalah analisa kualitatif dengan metode observational actionprocess research dan kerangka acuan DMAI Define, Measure, Analyse, Improve .Pengambilan data dengan observasi alur proses pelayanan pasien, telaah dokumen danwawancara mendalam di Instalasi Gawat Darurat RSUP Nasional Dr. CiptoMangunkusumo.
Hasil penelitian dari 369 pasien terdapat 166 44.98 memilikiTAT > 8 jam dengan rata ndash; rata waktu pelayanan pada saat datang 5.30 menit, triage4.09 menit, registrasi 7.10 menit, evaluasi dan tatalaksana awal 60.10 menit, zonapelayanan 535.14 menit, permintaan obat ke satelit farmasi 34 menit, pemeriksaanlaboratorium 66.47 menit, pemeriksaan radiologi 98 menit, dan pasien pulang 20.24menit, rawat 50.30 menit, rujuk 110 menit dan meninggal 72.50 menit. Persentase NonValue Added 59 dan perhitungan Six Sigma berada di level sigma 3 yangmemungkinkan terdapat 66.807 melebihi TAT dari 1 juta kesempatan.
Hasil analis fishbone menunjukkan adanya bottelneck di setiap proses terutama di zona pelayanandengan penyebab yaitu menunggu diperiksa, menunggu hasil pemeriksaan penunjang,menunggu alat, obat dan alat kesehatan, menunggu disposisi, menunggu discharge danmenunggu ruang rawat.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa alur proses pelayananpasien IGD tergolong un-lean dan berada di level sigma 3 sehingga diperlukan upayaperbaikan terus menerus Kaizen dengan desain ulang pelayanan mulai dari pro aktiftriage, mengaktifkan zona hijau, advanced patient tracking, ruang intermediate warduntuk pasien boarding dan layanan ambulans melalui anggota tim gerak Lean SixSigma.

Emergency Room ER is the main gate of emergency patients that required a fast,precise, and careful service. One of challenges in ER is bottleneck process start frompatients arrived until patients discharged. This may cause to the Turn Around Time TAT exceeds the standard of 8 hours.
This research aimed to analyse the flowprocess of patient's care in ER using Lean Six Sigma Tools. Design used in this studyis qualitative analysis by method of observational action process research andreference of DMAI Define, Measure, Analyze, and Improve. Data were collected byobservation to process of patient's care, document review and in depth interview inER of National Referral Hospital of Dr. Cipto Mangunkusumo.
Results of this study,166 44,98 from 369 patients have TAT 8 hours with average service time patients arrived 5.30 minutes, triage 4.09 minutes, registration 7.10 minutes,evaluation and initial treatment 60.10 minutes, service zone 535.14 minutes, takingmedicines to pharmacy 34 minutes, laboratory check 66.47 minutes, radiologyexamination 98 minutes, patients discharge 20.24 minutes, to be admission 50.30minutes, refer to another hospital 110 minutes, death 72.50 minutes. Percentage ofNon Value Added is 59 and calculation of Six Sigma is in Level Sigma 3 thatallows there to be 66,807 over TAT of 1 million occasions.
Fishbone analysis shows that there is bottleneck in each process, especially in service zone with varietiescauses of waiting to be checked assessed, waiting for laboratory check or radiologyexamination, waiting for medicines and medical devices, waiting for disposition,waiting to be discharged and waiting for admission.
This study concludes that theflow processes of patient's care in ER is classified as un lean and stand in level sigma3. Therefore it is required continuous improvement Kaizen by re design of servicesstart from pro active triage, green zone activation, advanced patient tracking, intermediate ward for boarding patients and ambulance service through Lean SixSigma team.Keyword Flow Process, Emergency Room, Lean Six Sigma.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cekli Wahyuwidowati
"ABSTRAK
Latar belakang : Kunjungan dan angka mortalitas pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) semakin meningkat dengan kondisi penyakit yang bervariasi, sehingga deteksi yang cepat dan tepat pada pasien dengan risiko mortalitas tinggi sangat penting. Skor Hypotension, Oxygen Saturation, Low Temperature, ECG Changes, and Loss of Independence (HOTEL) sangat baik dan penting untuk diterapkan pada pasien gawat darurat karena menggunakan variabel-variabel yang mudah dan cepat diperoleh. Namun demikian skor tersebut belum divalidasi di Indonesia.
Tujuan : untuk menilai performa skor HOTEL dalam memprediksi mortalitas 24 jam pasien non bedah di IGD Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif. Subjek penelitian adalah pasien non bedah yang masuk ke IGD RSCM pada bulan Oktober hingga November 2012. Variabel bebas yang dinilai adalah tekanan darah sistolik, saturasi oksigen perifer, suhu tubuh, perubahan elektrokardiogram (EKG), dan kemampuan berdiri tanpa bantuan. Luaran yang dinilai adalah mortalitas dalam 24 jam setelah masuk IGD. Performa kalibrasi dinilai dengan uji Hosmer-Lemeshow. Performa diskriminasi dinilai dengan area under the curve (AUC).
Hasil: Terdapat 815 pasien non bedah yang datang ke IGD RSCM selama bulan Oktober hingga November 2012. Sebanyak 804 (98,7%) subjek memenuhi kriteria inklusi dengan mortalitas 24 jam sebesar 30 (3,7%) subjek. Performa kalibrasi HOTEL dengan uji Hosmer-Lemeshow menunjukkan p = 0,753. Performa diskriminasi ditunjukkan dengan nilai AUC 0,86 (IK 95% 0,781; 0,931).
Simpulan: Skor HOTEL memiliki performa kalibrasi dan diskriminasi yang baik dalam memprediksi mortalitas 24 jam pada pasien non bedah yang masuk ke IGD RSCM.

ABSTRACT
Background: The number of visit and mortality rate of emergency patients at Emergency Department (ED) have been increasing from time to time. Those patients have wide spectrum conditions. Appropriate identification of the patients with high mortality risk is crucial. The Hypotension, Oxygen Saturation, Low Temperature, ECG changes, and Loss of Independence (HOTEL) score is easy and important to be applied in the ED, however, the score has not been validated in Indonesia.
Objective: to evaluate performance of HOTEL score in predicting the 24-hour mortality non-surgical patients in ED of Sakit Cipto Mangunkusumo hospital.
Method: This was a retrospective cohort study. The research subjects were the non-surgical patients who admitted to ED of RSCM between October-November 2012. We collected systolic blood pressure, peripheral oxygen saturation, body temperature, ECG changes, and loss of independence. Those data were evaluated based on the HOTEL scoring system. The outcome were evaluated in 24- hour after admission (alive or dead). The calibration was evaluated with the Hosmer-Lemeshow test. The discrimination performance was evaluated with area under the curve (AUC).
Results: There were 815 non-surgical patients admitted to the ED between October until November 2012. There were 804 (98,7%) subjects included. The 24-hour mortality rate was 30 subjects (3,7%). The calibration performance with the Hosmer-Lemeshow test showed p = 0,753. The discrimination performance was shown with the AUC score 0,86 (95% CI 0.781; 0.931).
Conclusion: The HOTEL score has a good calibration and discrimination performance in predicting the 24-hour mortality of the non-surgical patients in ED of Cipto Mangunkusumo hospital.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicki Julianus
"Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu pintu gerbang masuknya pasien di rumah sakit untuk pelayanan gawat darurat, pelayanan harus dapat memilah pasienpasien dengan tingkatan kegawatdaruratan tertentu agar dapat dilakukan pengobatan yang cepat dan tepat untuk mengurangi kecacatan atau kematian pasien yang dilayaninya. Rumah sakit tempat meneliti adalah satu diantara dua rumah sakit rujukan kelas B yang ada di wilayah kota Depok, juga rumah sakit sudah melayani pasien yang menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional dalam hal ini diatur oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Kerja sama ini membuat adanya peningkatan pasien di rumah sakit termasuk IGD nya. Kendala timbul bila kapasitas pelayanan yang ada tidak mencukupi dan terdapat antrian pelayanan di IGD, sehingga manajemen perlu mengadakan penambahan tempat tidur di instalasi tersebut. Evaluasi diperlukan untuk mengukur sejauh mana pelayanan dapat diperbaiki. Penilaian/evaluasi adanya penambahan tempat tidur, juga menilai rujukan, merujuk, pasien rawat inap melalui IGD, kapasitas itu sendiri, variasi diagnosa yang ada,respon time, pembatalan berobat dan jumlah pemakaian pemeriksaan penunjang. Dari hasil penelitian didapat kunjungan pasien IGD, pasien BPJS, pasien rujukan, jumlah merawat dan pemeriksaan laboratorium ada peningkatan yang signifikan setelah ada penambahan kapasitas tempat tidur, sedangkan merujuk, pembatalan berobat dan response time ada penurunan tetapi tidak signifikan, diagnosa terbanyak untuk level I adalah Stroke Hemoragic dan level II adalah Stroke Iskemic, untuk radiologi ada peningkatan pemeriksaan tetapi tidak signifikan kendala tenaga dokter dan analis kurang sedangkan untuk tenaga perawat dan radiograper tidak di temui kendala.

Emergency Room (ER) is one of the gateways of patients in the hospital for emergency services, the service must be able to sort out patients with certain emergency levels in order to make prompt and appropriate treatment to reduce the disability or death of the patients it serves. The researching hospital is one of two type B referral hospitals in Depok city, as well as hospitals already serving patients using National Health Insurance in this case regulated by Badan Penyelenggara Jaminan sosial. This partnership makes the patient increase in hospital including his ER. Constraints arise when the existing service capacity is insufficient and there is a queue of services at the ER, so management needs to make additional beds in the installation. Evaluation is needed to measure the extent to which service can be improved. From the results of the study, IGD patient visits, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial patients, referral patients, number of treatments and laboratory examination there was a significant increase after the addition of bed capacity, whereas referring, treatment cancellation and response time was decreased but not significant, the most diagnosis for level I was Hemorrhagic stroke and level II is Ischemic Stroke, for radiology there is an increase in examination but no significant obstacles physicians and analysts less while for nurses and radiograper workers not encountered constraints."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdhal Zikri
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kecenderungan angka pemamfaatan tempat tidur pada RSD dr.Fauziah Bireuen terus meningkat setiap tahun, pada tahun 2007 BOR (bed occupancy rate) rumah sakit mencapai 84%, dan khusus untuk ruang rawat kelas III BOR mencapai 98%, sehingga diperlukan pengembangan jumlah tempat tidur kedepannya. Tujuan penelitian ini adalah ingin mendapatkan gambaran mengenai seberapa besar kebutuhan pengembangan ruang rawat inap kelas III pada RSD dr.Fauziah Bireuen, dan mendapatkan gambaran untuk perencanaan pengembangan nya. Penelitian ini merupakan penelitian operasional (operasional reseacrh) dengan pendekatan kuantitatif dan didukung oleh pendekatan kualitatif, dengan menggunakan data sekunder 4 tahun terakhir untuk melihat trend analsis, dengan melakukan analsis faktor internal dan eksternal pada RSD dr.Fauziah Bireuen.
Dalam pengembangan rumah sakit diperlukan suatu pengkajian yang mendalam sehingga menghasilkan suatu perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat dipertanggung jawabkan. Secara umum aspek-aspek yang dikaji meliputi: aspek hukum, aspek sosio ekonomi, aspek pasar, aspek manajemen organisasi, aspek teknis, dan aspek sumber pendanaan. RSD dr.Fauziah Bireuen adalah rumah sakit type C, merupakan satusatunya rumah sakit milik pemerintah daerah kabupaten Bireuen, yang saat ini statusnya sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja RSD dr.Fauziah Bireuen dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan baik untuk pelayanan rawat jalan maupun pelayanan rawat inap yang diukur dari tingginya angka kunjungan pasien dan angka pemamfaatan tempat tidur setiap tahunnya. Dari angka tersebut dapat diproyeksikan bahwa kedepan nya permintaan hari rawat di instalasi rawat inap akan terus meningkat, khususnya untuk ruang rawat kelas III. Untuk bisa menampung permintaan hari rawat pada ruang rawat kelas III tersebut maka pihak RSD dr.Fauziah Bireuen harus menambah kapasitas tempat tidur secara bertahap dan berkelanjutan, untuk perencanaan sampai dengan tahun 2012 direncanakan akan dilakukan penambahan 130 tempat tidur dengan perkiraan BOR pada akhir tahun tersebut sudah mencapai 80%. Selanjutnya di rencanakan kebutuhan SDM untuk mendukung pelayanan dari rencana pengembangan tersebut dengan menggunakan standar ketenagaan dari Depkes RI.
Dana investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan pembangunan gedung di rancang berdasarkan petunjuk teknis dirjen yanmed Depkes RI, sedangkan untuk pedoman harga bangunan dan peralatan berdasarkan ketentuan standar harga yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bireuen, sehingga diperoleh kebutuhan dana investasi sebesar Rp. 4.349.500.000.- Sedangkan untuk kebutuhan biaya operasional dihitung atas dasar anggaran tahun 2007 yang terpakai oleh RSD dr.Fauziah Bireuen, selanjutnya diproyeksikan berdasarkan tingkat utilisasi hari rawat tiap tahunnya dengan ikut memperhitungkan pengaruh inflasi.
Analisis kelayakan diukur dari aspek ekonomis dengan menggunakan Payback Period didapatkan bahwa proyeksi net cash flow dapat menyamai investasi awal (intial invesment) pada tahun ketujuh (13 oktober 2015), proyeksi ini atas asumsi bahwa kelas III hanya diperuntukan bagi pasien askeskin, dan apabila ruangan kelas III tersebut juga diperuntukkan untuk pasien umum maka masa Payback Periodnya jatuh pada tahun keenam (2 juni 2014). Keadaan ini menunjukkan bahwa masa Payback Period lebih cepat dibandingkan dengan umur efektif investasi, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa investasi layak untuk direalisasikan.
Selain dari aspek ekonomis kelayakan juga dapat dikaji dari aspek sosio politik, dimana pengembangan pelayanan ruang rawat kelas III yang pangsa pasarnya adalah penduduk miskin, merupakan tanggung jawab pemerintah, ini sesuai dengan amanat dari UUD negara yang menyatakan 'setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan' selanjutnya dinyatakan pula bahwa 'Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas kesehatan dan fasilitas umum yang layak'.
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi pemerintah daerah Kabupaten Bireuen untuk segera mewujudkan rencana pengembangan ruang rawat kelas III pada RSD dr.Fauziah Bireuen, sehingga mamfaatnya berupa pelayanan yang layak bagi pasien miskin dapat segera terwujud.

Background of this study actually based on a number of bed utilization in Regional hospital tended to increase continually for every year, in 2007 hospital BOR (bed occupancy rate) got up to 84% and especially for third class caring room it?s BOR was 98%, therefore it need to develop amount of bed for the future. This study aimed to get description about how much the need of development of third class caring room in Dr. Fauziah Bireuen Regional hospital, and to plan it's development planning. This study is an operational research using quantitative approach supported by qualitative approach, secondary data for the last four years in observing analysis trend, and make an analyzing of internal and external factor in Regional Hospital of Dr. Fauziah Bireuen.
Hospital development required an in-dept analysis in order to reach an appropriate planning relevant to it's need and amenable. Analyzing aspects generally included: legal, socioeconomic, market, organization management, technical, and foundation source aspect. Regional Hospital of Dr. Fauziah Bireuen is type C hospital, and the only one hospital of regional government of Bireuen sub-province, it?s status is Regional Technical Carrying Unit at this moment.
Result of this study showed performance of Dr. Fauziah Bireuen Regional Hospital had increased well year by year either in-patient or outpatient treatment measured from number of visited patient and bed utilization for every year. From these cases it could be projected that demand of caring day in in-patient installation will continue increasing, particularly caring room of third class. In order to supply for demand of it then Regional Hospital of Dr. Fauziah Bireuen side gradually and continually had to enhance amount of bed capacity, it had been planned to enhance 130 beds with BOR estimation at the end of year will have reached 80% for 2012. Planning for the need of Human Resources supporting this planning had to relevant to standardization of labor of Health Department of Republic of Indonesia.
Investment fund for construction building was considered based on technical instruction of directorate general of Yanmed of Health Department of Republic of Indonesia, and for equipment and building material cost based on provision of standard cost provided by regional government of Bireuen sub-province, overall investment fund was Rp. 4..349.500.000,-. Operational cost calculated based upon budgeting on 2007 which had been spent by Dr. Fauziah Bireuen Regional Hospital, then it was projected based on utilization rate of caring day for each year and also estimated inflation effect.
Feasibility analyzing measured from economic aspect using Payback Period it derived that net cash flow projection would compare to initial investment on the seventh year (October 13, 2015), this projection based on assumption that third class was only for askeskin patient, and if it was permitted for general patient, Payback Period would occur on the sixth year (June 2, 2014). This condition showed Payback Period was faster than effective age of investment, the conclusion was that investment appropriate to be realized.
Besides an economic aspect, feasibility also could be studied from socio politic aspect due to market segment of caring room of third class is for poor resident, constituting the government responsibility, it related to mandate of country constitution which stated 'everyone has a right for health service' and also 'Country responsible in providing appropriate health and public facility'.
Study result was expected could be a guidance for regional government of Bireuen Sub-province to implement development planning of caring room of third class in Regional Hospital of Dr. Fauziah Bireuen, in order that it?s function in giving an appropriate treatment for poor patient would be realized immediately.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41250
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Drajat Mulya Hamid Firdausy
"Telah dilakukan penelitian tentang perencanaan strategis pengembangan Departemen Gawat Darurat RSPAD Gatot Soebroto tahun 2002- 2004. Ruang lingkup penelitian meliputi analisa lingkungan eksternal, analisa lingkungan internal, membuat alternatif strategi, dan penetapan strategi, yang sejalan dengan Visi dan Misi RSPAD Gatot Soebroto.
Untuk dapat menyusun perencanaan strategis pengembangan dari Departemen Gawat Darurat RSPAD Gatot Soebroto, dilakukan penelitian operasional dengan analisis kualitatif dan kuantitatif, dengan menggunakan Time Series Forecasting dari program QSB+. Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahapan sebagai herikut :
1. Tahap I (Input stage) meiiputi analisa iingkungan eksternal dan internal Departemen Gawat Darurat RSPAD Gatot Soebroto, melalui metode Delphi?(abstrak tidak lengkap ter-scan)"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wywy Kusumadinarta
"RSUD Kota Bekasi sebagai Badan Layanan Umum (BLU) harus meningkatkan daya saing RS di era globalisasi dengan melakukan refonnasi manajemen yang diharapkan dapat menyelesaikan berbagai masalah manajemen dalam efisiensi. produktivitas, kualitas dan patient responsiveness. BLU mempakan suatu badan kuasi Pemerintah yang tidak bertujuan mencari laba, meningkatkan kualitas dan memberikan fleksihilitas manajemen RS.
RSUD Kota Bekasi merupakan satu dari beberapa RS yang beberapa RS yang berada di perbatasan dengan DKI Jakarta, sehingga tingkat persaingan sangat tinggi, dengan demikian diperlukan pengembangan strategi yang jelas dan penjabarannya sampai ke tingkat operasional. Untuk itu peneliti berusaha untuk membantu penerapan strategi dengan menggunakan Balanced Scorecard di IGD scbagai he frontliner RSUD Kota Bekasi.
Balanced Scorecard (BSC) merupakan a1at manajemen untuk menttansfonnasikan strategi menjadi aksi. BSC mampu menje1askan dan rnenerjemahkan strategi secara komprehensif dan dapat dijatankan dalam kegiatan operasional sehari-bari. Kinetja ditetjemahkan ke dalam sasaran dan tolok ukur yang jelas dan spesifik melalui keempat perspektif : keuangan, pelangganproses bisnis internal. serta pembelajaran dan pertumbuhan sehingga kinelja dapat dimonitor dan dievaluasi secara berkafa untuk mengetahui kemajuannya dalam pencapaian strategi. (Kaplan dan Norton, 1996).
Penelitian yang dilakukan merupakan pcnclhian operasional (Riset Operasional), yaitu penelitian yang berhubungan dengan penernpan suatu metode yang sesuai dengan somber daya yang tersedia. Dalam tahap pengembangan BSC, dibagi kinerja yang didasarkan pada uraian jabalan belum pemah dilakukan, tidak ada evaluasi terhadap kinerja setiap individu yang bertugas di IGD, yang ada hanya mengukur jumlah kunjunganjumiah pendapatan, dan survei kepuasan pelanggan.
4) Penilaian kinerja di Instalasi Gawat Darurat beJum memiiiki aJat ukur dan basil akur. Penilaian kine!ja yang ada hanya berdasarkan indikator (SPM) IGD yang dltetapkan DepKes. 5) Media komunikasi dilakukan sebulan sekali, namun jika ada pennasaiaban mendadak seperti keluhan pasien atau keluban dokter spesiatis, maka rapat bisa dilakukan sewaktu-waktu. namun belum dioptimatkan sebagai media monitoring: dan evaluasL Fase II Proses Cascading Strategi RS yaitu : 1) strategi IGD yang sesuai visi dan misi didapatkan melalui wawancam dan FGD rnengbasilkan pengembangan strategi yang disepakati bersarna. 2} Pengembangan strategi juga dituronkan dari renstra RSUD, 3) Pela Strategi IGD dibuat melalui dua iterasi, melalui FGD dan CDMG, 4) Membangun BSC dengan empat perspektif di dapat perspektif pelanggan 25%, proses bisnis internal 35o/o, pembelajaran dan pertumbuhan 25%, keuangan 15%.
Berdasarkan penelitian ini, dapat diketahui bahwa sangat diperlukan suaut penjabaran KPI yang jelas untuk masing-masing pemegang jabatan dan individu yang disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab. Sistem Pelapon:rn dan review KPI perlu dijalankan secara berkala agar dapat diketahui kemajuan dalam pencapaian strategi melalui pencapaian KPJ. Eva1uasi kinerja hendaknya didasrakan pada pencapaian KPI pada masing-masing individu.

RSUD Kota Bekasi as a Public Service Board have to well-develop to face hospital competition as global by reforming management to manage all those management's complexity in such efficient. productivity, quality and patient responsiveness. Public Service Board becoming a government institution which is a Non-Profitable entity, up grading the quality and giving hospital's management to more flexible way.
RSUD Kota Bekasi is one from those hospitals which is located at the border from DKI Jakarta. This means the degree of competition is very high, therefore need a clear strategy development in all sectors, especially at operational sector. Research and Development people has to help out to implement all strategies by using Balanced Scorecard at Emergency Department as the front/iner RSUD Kota Bekasi.
Balanced Scorecard (BSC) is a management tool in transforming all strategy into action. BSC can explain and translating in such comprehensive way and can be implemented as a daily operational. Productiveness can be translated and can became a clear specific measurement through 4 perspective such as financial, customer, internal business and learning procedure and growth which all these can be monitored and being evaluated into several steps to know whether the growth still in corridor of strategy achievement. (Kaplan dan Norton, 1996).
Any research taken is an Operational Research which is related in implementation a method with all provided internal resources. There are 2 phases in BSC's development step. Phase I is Analyzing Current Performance system to review the system that already implemented, then Phase II is Cascading Process of satisfaction survey.4) The productivity measurement at Emergency Department of performance appraisal is not clear. 5) Regular meeting is taken monthly. however if there is an urgent incident such complaints the meeting an optimized as media monitoring dan evaluation. Phase II Cascading Process of Hospital's Strategy are : 1) AU Emergency Department's strategy relating with hospital's vision and mission which obtained through interview and FGD resulting strategy development to all members 2) planning also giving several feedback for strategy development.3) Emergency Department Strategy Map is made through two iteration, which are through FGD and CDMG, 4) Developing BSC with four perspectives are consists of 25% of Customers perspective, 35% of Internal Business. 25% of learning and growing then J 5% of financial.
Through this research, we can make a conclusion that a very clear of KPl s cascading is really a crucial part to aU hospitat?s members and to every person to aU their duties and responsible. System report and review of KPI need to be done step by step so can be noticed on the strategic achievement Productivity evaluation must base on the achievement to each person individu."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T32400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianta Widya Amalia
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis unit cost layanan ICU menggunakan metode distribusi berganda pada RSUD Pasar Rebo dan RSUD Cengkareng berdasarkan data laporan keuangan 2015 dan membandingkan unit cost tersebut terhadap tarif layanan ICU yang berlaku. Hasil perhitungan unit cost layanan ICU pada RSUD Pasar Rebo memperhitungkan seluruh biaya sebesar Rp5.765.575,00 dan menggunakan Permenkes Nomor 12 Tahun 2013 yaitu tidak memperhitungkan biaya yang dibiayai APBD maka unit cost layanan ICU sebesar Rp1.818.467,00. Hasil perhitungan unit cost layanan ICU pada RSUD Cengkareng jika memperhitungkan seluruh biaya sebesar Rp2.452.411,00 jika menggunakan Permenkes Nomor 12 Tahun 2013 maka unit cost layanan ICU sebesar Rp1.761.914,00. Unit cost layanan ICU lebih besar dari tarif yang berlaku Rp1.500.000,00 namun perlu tidaknya melakukan revisi tarif membutuhkan analisis lebih lanjut.

ABSTRACT
This research aims to analyze the unit cost of ICU service at local public hospital Pasar Rebo dan Cengkareng by applying the double distribution method using the data gained from the financial statements for the year 201, and to perfom comparison of the unit cost with the current ICU service rate. The result of analysis for at local public hospital Pasar Rebo when calculated using all cost incurred is Rp5,76 million. When calculated using Minister of Health Decree Number 12 2013 which exclude cost financed by the APBD, the unit cost would be Rp1,82 million. The result of analysis for at local public hospital Cengkareng when calculated using all cost incurred is Rp2,45 million. When calculated using Minister of Health Decree Number 12 2013 which exclude cost financed by the APBD, the unit cost would be Rp1,76 million. The unit cost of ICU service exceed the current ICU service rate Rp1,5 million, whether need to make rate revision need futher analysis.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Kurniasih Rahmawati
"Tesis ini membahas mengenai (adverse event) yang terjadi di Unit Gawat Darurat RS Bhinaka Bakti Husada bnlan Oktober-November 2009. Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kontribusi yang mempengaruhi kejadian tidak diharapkan tersebut yang bennanfaat bagi rumah saki! untuk mengelola manajemen risiko dengan memberikan pelayanan yang aman dan mengutamakan keselamatan pasien. Upaya maminimalkan resiko akan melindungi rumah sakit dari tuntutan yang meningkat terhadap rumah sakit akhir­ akhir ini Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desaln deskriptif analitik. Kesirnpulan penelitian memberikan gambaran factor kuntribusi langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kejadian tidak diharapktm Saran untuk rumah sakit untuk meningkatkan upaya pengelolaan manajemen resiko melalui peningkatan kualitas pelayanan dan peran serta staf.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T21067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>