Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dasep Budi Abadi
"ABSTRAK
Angka kematian bayi di Kabupaten Bekasi masih
tinggi, pada tahun 1980 Kabupaten Bekasi merupakan
Salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang paling tinggi
angka kematian bayinya, dengan tingkat kematian bayi
149 perseribu kelahiran hidup.
Agar target penurunan angka kematian bayi tercapai
diperlukan pengetahuan tentang karakteristik yang
memungkinkan timbulnya resiko kematian bayi.
Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik
apa pada ibu dan anak yang memberi resiko kematian bayi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kasus kelola dengan kasus adalah ibu yang mengalami
kematian bayi pada periode waktu satu tahun sebelum
Januari 1987, yang tercatat pada hasil sampel survey
BKBN Kabupaten Bekasi bulan Januari 1987, dan kontrolnya adalah ibu yang bayinya tidak meninggal pada periode waktu yang sama, disain kasus kelola yang
digunakan adalah kasus kelola dengan memakai 1 kasus
dan 1 kontrol, dalam penentuan kasus dan kontrol tempat
tinggal dan kelahiran aterm dipakai sebagai faktor yang disamakan .
Dari 4 karakteristik yang diteliti yaitu Jarak
kelahiran, umur ibu waktu melahirkan, paritas dan
status survival anak "x-1", ternyata hanya ditemukan
perbedaan yang bermakna terhadap resiko mengalami
kematian bayi pada karakteristik jarak kelahiran
sedangkan karakteristik yang lainnya hanya menunjukkan
perbedaan resiko pada perhitungan odds rationya saja
tetapi secara statistik perbedaan ini tidak bermakna.
Peneliti melakukan pula analisis dengan penentuan
faktor keterpaparan yang berbeda dengan yang
dihipotesakan, ternyata odds rationya secara statistik
bermakna pada karakteristik Umur ibu waktu melahirkan,
paritas ibu, dan status survival anak "x-1".
Peneliti menyarankan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan jumlah kasus yang lebih besar, agar analisis yang lebih mendalam dapat dilakukan. Peneliti
menyarankan juga agar karakteristik lain dipelajari selain karakteristik Ibu dan Anak.

"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suratin
"Perdarahan pasca persalinan merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu di RSU Kabupaten Tangerang, dengan proporsi penyebab kematian dibanding dengan seluruh kematian ibu yang terjadi yaitu 37,77% pada tahun 1997, 38,09% tahun 1998, 48,71% tahun 1999 dan 48 % tahun 2000.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan di RSU Kabupaten Tangerang tahun 1997 - 2000. Studi ini menggunakan desain kasus kontrol.
Jumlah sampel diambil secara keseluruhan berjumlah 256 yang terdiri dari 64 kasus kematian ibu dengan perdarahan pasca persalinan sejak tahun 1997 -- 2000, dan 192 kontrol adalah ibu dengan perdarahan pasca persalinan yang tidak meninggal dari tahun yang sama.
Hasil bivariat dan multivariat dari variabel yang diteliti menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan bermakna antara kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan dengan lama waktu memutuskan merujuk sampai mendapat pertolongan dengan mempertimbangkan sosial ekonomi, pendidikan, jarak kelahiran dan transfusi darah.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama waktu memutuskan merujuk sampai mendapat pertolongan dan tranfusi darah merupakan tindakan yang penting pada ibu yang mengalami perdarahan, sebelum kondisi ibu menjadi gawat.
Dalam usaha mencegah dan mengurangi angka kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan, disarankan kepada tenaga yang terkait baik tenaga kesehatan maupun non kesehatan mampu mengidentifikasi tanda-tanda perdarahan pasca persalinan lebih dini serta memahami kriteria rujukan sedini mungkin, penyebaran program komunikasi informasi dan edukasi di tiap desa tentang penyebab kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan kepada para pengambil kebijakan dan masyarakat.

Factor Influencing Maternal Death Caused by Post Delivery Bleeding at Public Hospital of Tangerang Regency Year 1997 to 2000Post delivery bleeding is one of the primary causes of maternal death at Public Hospital of Tangerang Regency. The proportions of the death?s causes compared to the occurrence of maternal deaths were 37, 77% in 1997, 38, 09% in 1998, 48, 71% in 1999 and 48% in 2000.
The purpose of this research was to find out factor influencing maternal death caused by post delivery bleeding at Public Hospital of Tangerang Regency the period of 1997 to 2000. This research used case control design. Samples were 256 which consist of 64 cases with maternal death caused by post delivery bleeding since 1997 to 2000 while controls were those who had post delivery bleeding but did not die of the same year.
Based on bivariate and multivariate analysis, it was known that there was significant and strong relationship between maternal death caused by post delivery bleeding with the interval to decide to refer until getting help, social economic, education, birth space and blood transfusion. Through this research, it could be concluded that, the interval to decide to refer until getting help and blood transfusion was the important action that should be taken especially for mothers who had bleeding, before her condition getting worse.
In order prevent and decrease maternal death caused by post delivery bleeding, I suggest both health providers and non health providers to identify the signals of post delivery bleeding earlier, understanding the criterion of reference, socializing education, information and commutation program in every village about the causes of post delivery bleeding to the policy maker as well as the community.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyardi Nugroho
"Designing of Management Information System Referral Development for Maternal and Prenatal at Risks in District General Hospital of Bekasi District General Hospital of Bekasi has not developed yet the Management Information System Referral for Maternal and Prenatal but has been implementing simple referral data management based on the existing hospital reporting system. As a result the process of recording and information flow were unsatisfactory in terms of completeness, appropriateness, continuity of recording and its data accuracy. Main constraint has identified that is manpower professionalism and the participation of other related working units.
Scope of study includes identification of information needs, data collection, data processing and information disseminations. An in-depth interview, secondary data collection and field observation were applied.
Findings pointed out that the existing system based on Hospital Reporting Systems can be developed to be Referral 'Management Information System. The existing recording format could be continued by some completions on (a) output tables needed, (b) instrument/forms of additional data collection required and (c) mechanism and flow of data and information.
It is suggested that hospital can give more opportunity for education and training in order to improve information staffs' professionalism. Also the efforts for the shake of coordination implementation between data processing unit and other related units by routine special meeting with the result that having the same perception of Management Information System Referral for Maternal and Prenatal at Risks in particularly to its benefits not only to hospital management but also for improvement of maternal and prenatal referral services in the Districts of Bekasi.
References 32 (1978-1998)

Rumah Sakit Urnum DT II Kabupaten Bekasi belum mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Rujukan Ibu dan Bayi, akan tetapi sudah melaksanakan pengelolaan data rujukan secara sederhana berdasarkan apa yang ada pada sistem pelaporan rumah sakit yang berlaku saat ini. Walaupun demikian proses pencatatan dan alur informasi belum memadai dalam hal kelengkapan, ketepatan dan kontinuitas pencatatan serta akurasi datanya. Kendala yang dihadapi utamanya pada masalah profesionalisme tenaga serta partisipasi unit kerja yang terkait.
Ruang lingkup yang diteliti, mengenai Sistem Informasi Manajemen Rujukan Ibu dan Bayi Berisiko mencakup identifikasi kebutuhan informasi, pengumpulan data, pengolahan data dan penyebaran/desiminasi informasi. Penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam, melalui pengumpulan data sekunder dan observasi lapangan.
Temuan menunjukkan bahwa sistem yang sudah ada berdasarkan SPRS, dapat dikembangkan menjadi SIM Rujukan. Bentuk pencatatan yang ada dapat diteruskan dengan melakukan penyempurnaan terhadap (a) tabel a output yang diinginkan, (b) instrumen pengumpulan data/formulir tambahan yang diperlukan dan (c) mekanisme serta alur data dan informasi
Disarankan agar rumah sakit dapat lebih banyak memberikan kesempatan pendidikan atau pelatihan guna meningkatkan profesionalisme tenaga pengelola informasi. Juga dilakukan upaya-upaya untuk terlaksananya koordinasi yang baik antara unit pengolah data dengan unit-unit yang terkait melalui pertemuan khusus secara berkala, sehingga diperoleh kesamaan persepsi tentang Sistem Informasi Manajemen Rujukan Ibu dan Bayi Berisiko, khususnya mengenai manfaatnya bagi manajemen rumah sakit maupun peningkatan pelayanan rujukan ibu dan bayi diwilayah DT II Kabupaten Bekasi.
Daftar Pustaka 32 (1978-1998)
"
Depok: Universitas Indonesia,
T5066
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Luthfi Syafei
"ABSTRAK
Di Indonesia angka kematian bayi (AKB) cukup tinggi bahkan paling tinggi di Asia Tenggara. Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu bangsa.
Kematian bayi neonatal (0-30 hari) di Indonesia memberikan proporsi terbesar dibanding dengan proporsi segmen kematian bayi lain dalam angka kematian bayi 0-1 tahun. Secara nasional proporsinya ± 40% (Depkes RI, 1991). Di Kabupaten lndramayu 1990 proporsi kematian bayi neonatal itu ± 47% dari kematian bayi 0-1 tahun.
Salah satu kemungkinan penyebab yang berhubungan dengan kematian neonatal adalah anemia ibu hamil.
Masalah anemia pada ibu hamil sudah menjadi masalah nasional dan prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia antara 50 - 70% (SKRT,I992).
Penelitian ini bertujuan ingin mendapatkan gambaran tentang seberapa besar hubungan anemia ibu hamil dengan kematian bayi neonatal di Kecamatan Sliyeg dan Gabus Wotan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Penelitian ini dilakukan dengan disain kohort retrospektif dengan data sekunder yang diambil dari data hasil penelitian Study Prospektif KB-Kes oleh PUSKA III di Kecamatan Sliyeg dan Gabus Wotan, Kabupaten lndramayu, Jawa Barat tahun 1991-1992.
Penelitian ini menemukan bahwa bayi yang dilahirkan oleh :
- Ibu hamil dengan anemia berat mempunyai resiko kematian bayi neonatal lebih tinggi 3,36 kali dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil dengan anemia ringan. Hubungan ini bermakna secara statistik dengan p=0,O2.
- Ibu hamil dengan anemia berat mempunyai resiko kematian bayi neonatal lebiih tinggi 1,88 kali dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil tidak anemia.
Dari hasil analisis stratifikasi didapatkan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang merupakan faktor resiko dan dapat mempengaruhi hubungan ibu hamil dengan anemia berat dan ibu hamil tidak anemia yaitu antara lain : jarak kelahiran, berat bayi lahir, pelayanan antenatal , umur ibu.

ABSTRACT
Infant mortality is still high in Indonesia and even the highest in Southeast Asia. Infant mortality rate constitute one of significance factors to find out a prosperous rank of a nation.
Proportion of neonatal mortality (0-30 days) in Indonesia is the highest among other mortality within the first year of life. The proportional is 40% at national wide (Department of Health of the Republic of Indonesia, 1991). Meanwhile, by 1990, neonatal mortality proportion at district Indramayu was 47% of the infant mortality. One factor that is contributory to neonatal mortality is anemia in pregnant mother. The anemia of pregnant mother is a national problem with prevalence between 50% - 70% (SKRT, 1992).
The objective of this research is to find out relationship between pregnant mother with anemia and neonatal death at both sub-district Sliyeg and Gabus Wetan, District of Indramayu - West Java.
This research is conducted through a cohort retrospective design with secondary data taken from the result of Study Prospective of Family Planning and Health conducted by PUSKA UI at the two sub-districts in 1991-1992.
Research findings are babies delivered by:
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about 3,36 times higher than those born by mother suffering from mild-anemia, and this correlation is statistically significant with p=0,02.
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about 1,88 times higher then those born by mother without suffering from anemia.
Other factors which are considered as other risk factors and influencing the correlation of pregnant mother with severe anemia and those without anemia and neonatal mortality are: birth distance period, weight of delivery baby, antenatal care, mothers age of delivery.;Infant mortality is still high in Indonesia and even the highest in Southeast Asia. Infant mortality rate constitute one of significance factors to find out a prosperous rank of a nation.
Proportion of neonatal mortality (0-30 days) in Indonesia is the highest among other mortality within the first year of life. The proportional is 40% at national wide (Department of Health of the Republic of Indonesia, 1991). Meanwhile, by 1990, neonatal mortality proportion at district Indramayu was 47% of the infant mortality. One factor that is contributory to neonatal mortality is anemia in pregnant mother. The anemia of pregnant mother is a national problem with prevalence between 50% - 70% (SKRT, 1992).
The objective of this research is to find out relationship between pregnant mother with anemia and neonatal death at both sub-district Sliyeg and Gabus Wetan, District of Indramayu - West Java.
This research is conducted through a cohort retrospective design with secondary data taken from the result of Study Prospective of Family Planning and Health conducted by PUSKA UI at the two sub-districts in 1991-1992.
Research findings are babies delivered by:
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about 3,36 times higher than those born by mother suffering from mild-anemia, and this correlation is statistically significant with p=0,02.
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about
1,88 times higher then those born by mother without suffering from anemia.
Other factors which are considered as other risk factors and influencing the correlation of pregnant mother with severe anemia and those without anemia and neonatal mortality are: birth distance period, weight of delivery baby, antenatal care, mothers age of delivery.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The complication of pregnancy and labor is not always predictable before it was happened , so pregnant woman must have access nearly Basic Emergency Obstetric Services. Puskesmas were hoped to give basic emergency services. Increased the pregnancy woman access to Puskesmas will decrease Maternal Mortality Rate and Child Mortality Rate fast. The objective of the research asses the innovation of basic obstetric and neonatal emergency services (PONED) at the Puskesmas and comprehensive obstetric and neonatal emergency services (PONEK) at the hospital. The function of PONED puskesmas and PONEK hospital were influenced by human resource, facility, drugs."
BUPESIK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arti Widiodari Y.
"Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia. Semakin tinggi prevalensi anemia pada wanita atau ibu hamil, semakin tinggi pula prevalensi anemia pada ibu menyusui, sehingga secara tidak langsung prevalensi anemia pada bayi dan anak-anak juga ikut. Oleh karena prevalensi anemia balita (52,2%) di Jawa Barat dan prevalensi anemia ibu menyusui (52%) di Kabupaten Bogor masih cukup tinggi, maka perlu diketahui faktor-faktor yang berhuhungan dengan kejadian anemia gizi besi pada ibu menyusui bayi terutama usia 2-4 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai prevalensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi besi pada ibu menyusui bayi usia 2-4 bulan.
Desain penelitian ini adalah krosseksional. Sampel penelitian adalah ibu yang sedang menyusui bayi usia 2-4 buian di Kabupaten Bogor. Jumlah keseluruhan sampel penelitian sebanyak 172 ibu menyusui. Analisis data menggunakan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan, persentase ibu menyusui yang mengalami anemia (kadar Hb < 12 g/dl) adalah sebesar 34,3%. Rata-rata lama pendidikan yang dimiliki ibu dan suami adalah 46 tahun atau setingkat SD. Sebagian besar (58,7%) ibu menyusui termasuk dalam kategori keluarga miskin dan hampir seluruh (93,6%) ibu menyusui berstatus sebagai ibu rumah tangga. Analisis multivariat menunjukkan bahwa pendidikan suami merupakan faktor yang paling berhubungan dengan anemia gizi besi ibu (P< 0,05).
Ibu menyusui yang memiliki suami dengan lama pendidikan <9 tahun berpeluang 2,5 kali (95% CI: 1,165 - 5,392) lebih besar menderita anemia gizi besi dibanding ibu menyusui yang memiliki suami dengan lama pendidikan > 9 tahun, setelah dikontrol variabel IMT dan asupan zat besi.
Penelitian ini menyarankan untuk mengadakan program pemberian suplementasi tablet besi kepada ibu menyusui seperti anjuran WHO tahun 2001. Selain itu, meningkatkan anjuran mengkonsumsi bahan makanan sumber zat besi alami, meningkatkan kegiatan penyuluhan gizi yang ditujukan kepada suami dan ibu menyusui, soda kexjasama lintas sektor instansi terkait, terutama dalam pembuatan cetakan dan penyebaran media (leaflet, poster) anemia gizi untuk ibu menyusui.

Anemia is still public health problem in the world including Indonesia. The high prevalence of anemia in pregnancy, the high prevalence of anemia in lactating mother. Un-directly, anemia prevalence in infant and children become higher too. Because of anemia prevalence of children under five years (52,2%) in West Java and anemia prevalence of lactating mother (52%) in Bogor were still high, factors related to this problems especially for lactating mother of 2- to 4 mo-old infants were needed to know.
The objective of this research was estimating the prevalence of iron deficiency anemia in lactating mother of 2- to 4-mo-old infants in Bogor, years 2004, and leaming the factors related to this. Thesis design was cross-sectional. Thesis sample was lactating mother of 2- to 4-mo-old infants in Bogor. All of the samples were 172 mothers. The logistic regression was used in analysis of data.
The prevalence of iron deficiency anemia (Hb < I2 g/dl) in lactating mothers of 2-to 4-mo-old infants was 34,3%. Mean of mother?s and father`s term of formal education was 4-6 years or as same as basic school. 58,7% of mother`s families were in low~income social economic. 93,6% mothers were totally wife household. Father`s education was a factor that most relate to iron deficiency anemia in lactating mother, after controlled by IMT and iron intake (P <0.05).
Logistic regression analysis revealed that lactating mother who husband has short-term of formal education (< 9 years) had an odds ratio (OR) [95% confidence interval (CI)] of 2.5 [l,165-5,3921] to have iron deficiency anemia (Hb < 12 g/dl) compared with lactating mother who husband has long-term of formal education (>9 years).
The suggestion of this thesis are giving supplementation program for lactating mothers, giving more nutrition education for lactating mother and her husband, and making inter relation teamwork for printing and publishing leaflet and poster of anemia for lactating mother."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21108
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika Rani
"Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian ibu adalah : status reproduksi yang meliputi umur, paritas dan jarak kehamilan, status kesehatan yang dapat dilihat dari status gizi dan dapat diukur melalui Berat Badan (BB) serta lingkar lengan atas (LILA), perilaku sehat yang meliputi pemeriksaan kehamilan pertama (K1), pemeriksaan kehamilan keempat (K4), penolong persalinan dan faktor-faktor tidak terduga. AKI di Kabupaten Majalengka mengalami peningkatan yang sangat tajam dari tahun 2010 sebesar 132,83 per 100.000 kelahiran hidup meningkat menjadi 206,49 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu di Kabupaten Majalengka Tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi case control. Hasil analisis bivariat ditemukan hubungan bermakna pada K1 (p=0,000), K4 (p=0,000) dan penolong persalinan (p=0,000). Variabel tidak berhubungan adalah umur, paritas, jarak persalinan, BB dan LILA.

Factors that influence the occurrence of maternal mortality are reproduction ?. That include age, fertility ?., spacing of pregnancy, health ? can be seen from the nutritional?. And can be measured by weight and upper arm circumference, healty behavior, including the first prenatal care (K1), prenatal care fourth (K4), auxiliary labor and unforeseen factors. AKI in Majalengka District has increased very sharply from 2010 ?132,83 / 100.000 live births rose to 206,49 / 100.000 live births in 2011. General purpose of this study was to gain an overview of factors that influence maternal mortality in Majalengka District in 2011. This study is a quantitative research design with case control study. Result of bivariate analysis found significant relationships in K1 (p value=0,000), K4 (p value=0,000) and the helper of labor (p value=0,000). Unrelated variables are age, fertility ?., spacing of pregnancy, weight loss and LILA."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Sahat
Jakarta: Kelompok Studi Masalah Kesehatan Masyarakat Kota, Pusat Penelitian UNIKA Atma Jaya, 1986
R 312.23 SIT k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>