Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184483 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arius Karman
"Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, rumah sakit perlu meningkatkan kemampuan manajemennya dengan meningkatkan pengelolaan sumber daya yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna. Salah satu sumber daya rumah sakit yang terpenting adalah persediaan farmasi, karena merupakan komponen terbesar dari biaya operasional rumah sakit selain upah. Pengeluaran rata - rata farmasi rumah sakit Qadr, dari tahun 1994 sampai dengan 1996, merupakan 37,68 % dan total pengeluaran rumah sakit, dan dari jumlah tersebut 84,37% adalah investasi obat, selain itu juga terjadi peningkatan sisa stok obat sebanyak 50 % dari tahun 1995 ke tahun 1996.
Penelitian ini dilakukan di gudang famwasi rumah sakit Qadr, pada penggunaan obat - obatan periode Januari 1996 sampai dengan Desember 1996, dengan tujuan mengidentifikasi tingkat persediaan obat di gudang farmasi, merencanakan dan mengendalikan jumlah pemesanan obat yang ekonomis. Penelitian ini bersifat riset operasional, dengan pendekatan analisis ABC, analisis indeks kritis ABC, serta model pengendalian persediaan EOQ dan ROP. Populasi penelitian terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder terdiri dari 370 item obat yang selalu tersedia di gudang farmasi rumah sakit Qadr, periode Januari 1996 sampai dengan Desember 1996 sedangkan data primer didapatkan melalui kuesioner yang dikumpulkan dari responden yang terdiri dari dokter - dokter pengguna obat - obat tersebut.
Dari hasil penelitian didapatkan ternyata alur pemenuhan kebutuhan obat di rumah sakit Qadr, dipengaruhi oleh banyak hal antara Iain ; bentuk organisasi dan job description yang belum baku, kekurangan sumber daya manusia terutama di bagian farmasi, jabatan rangkap, dan beban kerja yang tidak merata. Hal lainnya adalah belum dibuatnya formularium obat - obatan, belum pernah dilakukannya pengelompokan obat berdasarkan analisis ABC, analisis indeks kritis ABC, serta trend penggunaan obat - obatan oleh para dokter.
Berdasarkan analisis indeks kritis ABC, didapatkan 19 jenis obat yang termasuk kategori A, harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup, dengan nilai investasi sebesar Rp 64.941.796,- (19,82%), 188 jenis obat kategori B, yang mempunyai nilai investasi sebesar Rp 231.932.246,- (70,76%), sedangkan kategori C mempunyai nilai investasi sebesar Rp 30.860.540,- (9,42%). Pada kelompok A analisis indeks kritis ABC, ternyata terdapat dua macam obat dengan nilai investasi sedang, lima jenis obat dengan nilai pemakaian sedang, satu jenis obat dengan nilai pemakaian rendah, dan tiga macam obat dengan nilai kritis sedang.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit Qadr, dalam hal penyediaan obat - obatan di gudang farmasi. maka perlu dibuat model pengendalian persediaan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Pada penelitian ini, kita melakukan pengendalian pembelian terhadap ke 19 jenis obat kelompok A analisis indeks kritis ABC, dengan model pengendalian EOQ dan ROP. Perhitungan model EOQ dan ROP ini, menggunakan program QSB + ( Quantitative Systems for Business), dimana hasil perhitungannya akan digunakan dalam perencanaan pemesanan persediaan selanjutnya.

As a consequence of an increasing demand on quality medical services, hospitals have to improve their managerial capability with a more effective and efficient resource management system. One of hospitals most important resources is pharmaceutical supplies, which become the biggest operational cost component, next to the human resource costs. During the period of 1994 and 1996, average pharmaceutical expenses of "Qadr" hospital comprised of 37,68% of the hospital total expenses, in which 84,37% of that amount is for medicines. In addition, there was a 50% increase in stock of unused medicines between 1995 and 1996. This study was performed on the pharmaceutical supplies of "Qadr" hospital available and consumed from January 1996 until December 1996.
The objective of this study is to identify the level of stock availability, planning and controlling the reasonable stocks. This study is an Operational Research, using the ABC analytical approach, ABC critical index analysis and EOQ-ROP stock control modelling.This study used primary and secondary data. The secondary data consist of 370 medicines which are available on stock in "Qadr" hospitals at any time between January 1996 and December 1996. The primary data were sampled from doctors working at the hospital, using a specially designed questionnaires.
The study found that the fulfillment of medicine needs in "Qadr" hospital was influenced by several factors such as organizational structure & job descriptions, shortage of human resources in the pharmaceutical unit, multi functional persons in charge, and inbalanced workload. Other important factors are the lack of formularium, medicinal classification according to ABC analysis, ABC critical index analysis, and trend on utilization of medicines by doctors.
Based on the ABC critical index analysis, the study disclosed that 19 medicines of the A category must always be available the sum of sufficiently with the investment of Rp 64.941.796,- (19.82%). The sum of 188 medicines of the B category consumed Rp 231.932.246,- (70.76%) of investment, and the C category of medicines cost the hospital of Rp 30.860.540,- (9.42%) during 1996. There were two medicine of those 19 medicines in critical index have a medium investment, five medicines were of medium consumption level, one from the low consumption level, and three were from medium critical level.
To improve the service quality of Qadr hospital, spefically in pharmaceutical management, it is essential to create a stock control model that meets the supply needs. In this study, l performed a purchasing control mechanism over 19 medicines of category A from ABC critical index analysis, using EOQ and ROP control model. Calculation of this model was carried out by QSB (Quantitative systems for business) program, and the results will be used for pianning and management of pharmacy in the next period.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dessy Affrianty Prananjaya
"[ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif analitik dengan pendekatan
kuantitatif metode ABC Indeks Kritis terhadap pengendalian persediaan obat
antibiotika di Unit Farmasi Rumah Sakit Kusta dr Rivai Abdullah Palembang
pada tahun 2014. Hasil analisis ABC Indeks Kritis dari 81 item obat antibiotika
yang digunakan pada periode Januari-Desember 2014, 11 item obat atau 13,58%
merupakan kelompok A, 32 item obat atau 39,51% kelompok B dan 38 item obat
atau 46,91% kelompok C. Kelompok A hasil analisis ABC Indeks Kritis
dilakukan perhitungan jumlah pemesanan optimal (EOQ) dan reorder point
(ROP), dari hasil perhitungan nilai persediaa

ABSTRACT
This study is an analitic descriptive research with quantitative approach
using The ABC Critical Index deals with inventory controls of the antibiotics at
the pharmacy unit of the Leprosy Hospital dr Rivai Abdullah Palembang in 2014.
The results are 11 items (13,58 %) are A group, 32 items (39,51%) are B group
and 38 items (46,91 %) are C group. The Economic Order Quantity (EOQ) and
the Reorder Point (ROP) are doing for the A group. As the final result the
hospital can save Rp. 49.221.372,- yearly if using this inventory controls.;This study is an analitic descriptive research with quantitative approach
using The ABC Critical Index deals with inventory controls of the antibiotics at
the pharmacy unit of the Leprosy Hospital dr Rivai Abdullah Palembang in 2014.
The results are 11 items (13,58 %) are A group, 32 items (39,51%) are B group
and 38 items (46,91 %) are C group. The Economic Order Quantity (EOQ) and
the Reorder Point (ROP) are doing for the A group. As the final result the
hospital can save Rp. 49.221.372,- yearly if using this inventory controls., This study is an analitic descriptive research with quantitative approach
using The ABC Critical Index deals with inventory controls of the antibiotics at
the pharmacy unit of the Leprosy Hospital dr Rivai Abdullah Palembang in 2014.
The results are 11 items (13,58 %) are A group, 32 items (39,51%) are B group
and 38 items (46,91 %) are C group. The Economic Order Quantity (EOQ) and
the Reorder Point (ROP) are doing for the A group. As the final result the
hospital can save Rp. 49.221.372,- yearly if using this inventory controls.]"
2015
T43462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Riendita Yuliasari
"Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh darah Harapan Kita merupakan rumah sakit pusat jantung nasional. Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang maksimal harus di dukung dengan kerja sama dan manajemen yang baik dari seluruh unit yang ada di rumah sakit. Salah satu unit terpenting dalam proses kegiatan di rumah sakit adalah unit farmasi, yang bertanggung jawab dalam mengelola dan menyediakan seluruh barang farmasi yang dibutuhkan setiap pasien.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan data primer yaitu dengan observasi dan wawancara mendalam dengan tiga informan, yaitu Kepala UPF Farmasi dan Apotik, Kepala Penunjang dan Logistik, dan staf Perencanaan Obat Reguler dan Askes. sedangkan data sekunder adalah data jumlah persediaan, data harga satuan obat dan data pemakaian obat generik selama 6 bulan yaitu bulan Desember 2007 sampai Mei 2008.
Pada penelitian ini, data dari hasil wawancara mendalam dan observasi akan diperoleh penjelasan mengenai proses perencanaan dan pengadaan obat di gudang farmasi, kemudian dari data sekunder akan dibuat dibuat analisis ABC pada obat generik di Gudang Farmasi sehingga diketahui obat-obatan yang masuk dalam kelompok investasi tinggi, sedang dan rendah selama 6 bulan terakhir yaitu pada bulan Desember 2007 sampai Mei 2008. Hasil yang diperoleh dari analisis kemudian dibuat perhitungan dengan EOQ dan ROP untuk obat-obatan kelompok A dalam analisis ABC untuk dapat menghasilkan persediaan yang optimal.
Dari hasil analisis ABC berdasarkan investasi diperoleh Kelompok A merupakan obat generik dengan investasi tinggi, dengan 12 item obat atau 9,09 % dari 132 item obat generik yang ada, dengan jumlah investasi sebesar Rp.402.255.149 atau 70.06 % dari total investasi.
Kelompok B merupakan obat generik dengan investasi sedang, dengan 18 item obat generik atau 13,64 % dari 132 item obat generik, dengan investasi sebesar Rp.114.831.190 atau 20 % dari total investasi.
Kelompok C merupakan obat dengan investasi rendah, dengan 102 item dari 132 item obat generik atau 77,27 % dari total obat generik yang ada dengan investasi sebesar Rp.57.040.087 atau 9.94 % dari total investasi. Dari pengelompokan analisis ABC tersebut kemudian dibuat perhitungan pengendalian dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) dan ROP (Reorder Point). Didapatkan hasil EOQ untuk obat Simvastatin sebesar 3523.12 dibulatkan menjadi 3523. Ini berati bahwa jumlah pemesanan yang ekonomis untuk Simvastatin 10 mg adalah 3523 tablet. Untuk menentukan kapan dilakukan pemesanan kembali dilakukan perhitungan dengan metode ROP. Dari hasil yang di dapat untuk obat Simvastatin 10 mg. Dapat dilakukan pemesanan kembali ketika obat mencapai 1488 Tablet dan jarak untuk dilakukan pemesanan kembali adalah jumlah pemakaian selama 6 bulan dibagi dengan hasil EOQ yaitu 1,74 dibulatkan menjadi 2 hari.
Secara umum, pengendalian persediaan di Sub Unit Gudang Farmasi telah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur yang ada. Masalah yang ada berkaitan dengan tidak adanya formularium obat. Saran yang dapat diberikan adalah Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dapat merealisasikan rencana pembuatan formularium, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan pengadaan kebutuhan obat dan pengendalian persediaan obat di Gudang Farmasi dapat lebih mudah di lakukan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa
"Rumah sakit sebagai unit usaha yang menghasilkan suatu jasa harus memperhatikan persediaan obat, barang atau peralatan yang dibutuhkan dalam memproduksi jasa tersebut. Rumah sakit Pertamina Jaya mempunyai kurang lebih 2800 item obat dan jumlah obat antibiotik kurang lebih 380 item. Karena banyaknya item yang digunakan maka penelitian ini dibatasi untuk golongan obat antbiotik saja. Obat antibiotik ini merupakan salah satu persediaan farmasi yang utama karena obat golongan ini sering dipakai untuk mengobati penyakit infeksi. Penelitian dilakukan pada Sub Unit Apotik Rumah Sakit Pertamina Jaya tentang pengendalian persediaan obat antibiotik dengan menggunakan metode analisis ABC, EOQ dan ROP periode Januari ? Maret 2008. Persediaan obat antibiotik di analisis dengan metode ABC serta melakukan perhitungan EOQ dan ROP. Hasil pengelompokkan analisis ABC untuk obat antibiotik kelompok A mempunyai nilai investasi sebesar Rp. 207.932.656 (80,11%) dari total investasi obat antibiotik. Kelompok B mempunyai nilai investasi sebesar Rp. 41.149.237 (15,85%) dari total investasi obat antibiotik. Sedangkan kelompok C mempunyai nilai investasi sebesar Rp. 10.461.233 (4,03%) dari total investasi obat antibiotik.
Berdasarkan hasil yang telah dihitung, untuk 11 item obat yang termasuk dalam kelompok A didapatkan jumlah pemesanan ekonomis (EOQ) yang bervariasi mulai dari 11-1045 unit untuk setiap kali pesan, untuk obat kelompok B mulai dari 1-691 unit untuk sekali pesan sedangkan untuk obat kelompok C mulai dari 1-15 unit. Jumlah kuantitas pesan ekonomis yang diperoleh tersebut bila ingin diterapkan perlu banyak penyesuaian.
Untuk perhitungan ROP obat kelompok A didapatkan titik pesan kembali untuk obat antibiotik yang bervariasi mulai dari 4-473 unit, obat kelompok B mulai dari 1-263 unit sedangkan obat kelompok C mulai dari 1-45 unit. Untuk kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan, model ROP ini dapat dikombinasikan dengan Safety Stock.
Dengan penelitian ini diharapkan manajemen farmasi terutama sub unit apotik dapat lebih memperhatikan pemakaian obat dan dapat melakukan perencanaan pemesanan obat yang tepat dan memakai dasar perhitungan yang ada seperti data pemakaian periode lalu, sisa stok dan kecenderungan pola penyakit. Dengan melakukan proses pencatatan yang baik, melakukan pengelompokkan obat dengan analisis ABC, melakukan perhitungan EOQ dan ROP, manajemen apotik dapat mengendalikan persediaan obat terutama obat antibiotik sehingga meminimalisir terjadinya kekosongan obat."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S5259
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reza E. Zamril
"Untuk memenuhi tuntutan terhadap perbaikan mutu pelayanan kesehatan masyarakat, dalam hal ini Rumah Sakit, aspek perbekalan farmasi memegang peranan penting. Untuk itu perlu adanya pelaksanaan manajemen dengan cara yang tepat agar tujuan utama yang ingin dicapai rumah sakit bisa tercapai karena persediaan obat juga melibatkan investasi yang mempengaruhi kelangsungan kegiatan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah manajemen perbekalan farmasi telah optimal dilaksanakan, serta mengidentifikasi persediaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Kebayoran dengan cara melihat besarnya nilai investasi, volume pemakaian, berikut nilai indeks kritis ABCnya. Penelitian bersifat 'operation research' dengan menggunakan pendekatan Nilai ABC indeks Kritis, dengan analisis deskriptif secara 'Cross Sectional', yakni data penggunaan obat periode Januari 1995 - Desember 1995. Populasi penelitian terdiri atas 375 jenis obat. Data primer dikumpulkan dengan wawancara kualitatif dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan bulanan.
Dari hasil penelitian didapat bahwa manajemen perbekalan farmasi pada Depot Obat rumah sakit Kebayoran belum berjalan baik hal ini terlihat dari masih banyaknya pelayanan yang tidak dapat dilayani, yakni sebesar 19%. Beberapa faktor yang menyebabkan tidak optimalnya manajemen adalah pertama, sumber daya manusia yang kurang khususnya apoteker sehingga mengakibatkan tidak adanya perencanaan, sehingga tidak dapat mengantisipasi kebutuhan obat yang akan 'digunakan; kemudian sistem pembukuan yang ada tidak berjalan dengan baik sehingga mengakibatkan masih banyak terjadi kebocoran yang mengakibatkan keuntungan yang didapat tidak maksimal; dan yang terakhir adalah belum adanya formularium yang dapat digunakan sebagai pedoman pemakaian obat yang baik sehingga menimbulkan banyaknya jenis obat yang menumpuk. Temuan yang terpenting adalah bahwa Depot Obat ternyata hanya melayani pasien rawat inap saja, ini menyebabkan rumah sakit kehilangan oppotunity cost yang sangat besar, mengingat besarnya jumlah kunjungan rawat jalan yang berjumlah 28.513 kunjungan pada tahun 1995.
Berdasarkan analisis Indeks Kritis ABC, diperoleh data bahwa obat yang dipakai pada Depot Obat periode Januari 1995 - Desember 1995 terdapat 52 jenis obat (13,7%) yang selalu harus tersedia atau termasuk kategori A. Dengan nilai investasi sebesar Rp 110.013.578,- atau 62.53% dari nilai investasi keseluruhan. Untuk kategori B terdapat 231 jenis obat (61.6%) dengan total investasi sebesar Rp 58.036.200,-(33%) dan untuk kategori C terdapat 92 jenis obat (24.53%) dengan total investasi sebesar Rp 7.893.147,- (4.49%).
Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Kebayoran khususnya dalam Penyediaan Perbekalan farmasi yang perlu dilakukan adalah mengangkat seorang apoteker yang bertugas sebagai kepala seksi farmasi yang bertanggungjawab atas perencanaan dan pengadaan obat secara berkala, menghitung EOQ (Economic Order Quantity) serta ROP (Reorder Point) dalam penyediaan obat, mengkoordinir para dokter untuk membuat formularium. Dengan demikian depot obat dapat meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dengan juga melayani pasien rawat jalan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermina Karuna Atmaja
"ABSTRAK
Di RS MH Thamrin Salemba selama bulan April - Juni 2011, ditemukan
bahwa ada kejadian penundaan pelayanan resep pasien atau back order yang
terjadi hampir setiap hari, yaitu 82 hari selama 3 bulan. Atau dapat dikatakan
frekuensi kejadian ini sebesar 91,1%. Oleh karena itu, pihak manajemen ingin
memperbaiki pengendalian persediaan obat untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pengendalian persediaan obat, serta meningkatkan mutu pelayanannya.
Penelitian ini adalah penelitian riset operasional untuk menyusun model
pengendalian persediaan obat. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis ABC
pemakaian, ABC nilai investasi, dan ABC indeks kritis; untuk mengetahui obat
antibiotik apa saja yang menjadi kelompok A, B, dan C. Selanjutnya akan
dilakukan peramalan dengan metode Brown?s Linear untuk kebutuhan obat
kelompok A tahun 2012 dan akan dihitung EOQ serta ROP. Kemudian akan
dihitung efisiensi TIC yang terjadi jika dibandingkan dengan cara pemesanan RS.
Selain itu juga dilakukan wawancara mendalam dengan informan.
Pengendalian persediaan di RS MH Thamrin Salemba masih belum
dilakukan dengan optimal untuk mencapai efektifitas dan efisiensi. Dengan
adanya keterbatasan sumber daya, maka sebaiknya dilakukan pemberian prioritas
dalam pengendalian persediaan obat dengan menggunakan analisis ABC. Metode
ini membantu pihak manajemen untuk lebih berfokus pada barang-barang yang
memiliki nilai lebih tinggi.
Untuk mendapatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian persediaan
obat, dapat dilakukan dengan menghitung EOQ dan ROP. Dengan menghitung
EOQ maka biaya persediaan akan berkurang jika dibandingkan dengan cara
pemesanan RS (TIC RS : TIC EOQ = 1.32). Selain itu untuk mengantisipasi
permintaan yang tidak pasti maka perlu diadakan safety stock. Walaupun biaya
persediaan meningkat dengan adanya safety stock (TIC RS : TIC EOQ = 0.77),
mutu pelayanan meningkat dan frekuensi back order akan berkurang.

Abstract
At the MH Thamrin hospital between April till June 2011, it has been
discovered that back orders have been occurring almost every day, happening on
82 days out of 3 months. In other words the frequency of the occurrence is as high
as 91.1%. Therefore the hospital management team decided to improve the
medicine stock maintenance operation to increase both efficiency and
effectiveness of said operation, as well as improving the service quality.
This operational research is designed to create a maintenance model for
the medicine stock. In this research, in order to sort out the antibiotics into class
A, B, and C, the following analyses were used: ABC usage analysis, ABC
investing score, and ABC critical index. The analysis would be followed by the
Brown's Linear forecasting method to forecast the 2012 A class medicine usage
and EOQ as well as ROP would be calculated. After that, the TIC efficiency level
will be calculated based on the measurement against the hospital?s ordering
policy. To complement the research, in-depth interviews with various informants
were also conducted.
The stock maintenance method at MH Thamrin hospital has yet to be
implemented in an optimal way to reach the desired efficiency and effectiveness
level. Due to resources limitation, it is advised to prioritize the medicinal stock
maintenance using the ABC analysis method. This method helps the management
team to focus more on the products that have higher value over the others.
Reaching the desired level of both effectiveness and efficiency in
medicinal stock maintenance can be achieved by calculating EOQ and ROP. By
calculating EOQ the stock cost of the hospital will decrease compared to the
hospital's ordering policy (TIC hospital : TIC EOQ = 1.32). Also a safety stock
calculation would be crucial to anticipate the unforeseen demand level. Even
though the stock cost will rise by adding the safety stock (TIC hospital : TIS EOQ
= 0.77), the service level will increase while back order frequency will decrease."
Universitas Indonesia, 2012
T30113
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Benedicta Dwi Ariyanti
"Rumah sakit memiliki fungsi utama yaitu menyelenggarakan kesehatan yang paripurna melalui usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan farmasi merupakan kegiatan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan pasien dan penyediaan obat yang bermutu. Pada data pemakaian obat pada tahun 2011 didapat total investasi RS untuk pembelian obat antibiotik sebesar Rp. 1.866.502.206 dan terjadi kekosongan pada persediaan obat sehingga pemberian obat kepada pasien tidak tepat jumlah. Penelitian ini menggunakan analisis ABC untuk mengetahui pengelompokan obat berdasarkan katagori A, B dan C serta perhitungan EOQ dan ROP. Pengumpulan data dilakukan dengan telaah dokumen, kuesioner dan wawancara mendalam kepada informan.
Hasil penelitian ini menunjukkan obat kelompok A terdiri dari 11 item obat dengan persentase sebesar 4,25 % dari total obat dengan nilai investasi Rp. 876.329.723. Pada kelompok B terdiri 96 item obat dengan persentase 37, 07 % dari total obat dengan nilai investasi Rp. 785.005.348. Sedangkan sisanya, 152 item obat dengan persentase 58, 68 % dari total obat dengan nilai investasi Rp. 205.166.955 merupakan kelompok C. Sedangkan perhitungan ekonomis pada kelompok A didapat bervariasi antara 3 hingga 67 unit untuk sekali pesan. Sedangkan ROP untuk obat kelompok A indeks kritis didapat titik pesan kembali untuk obat antibiotik bervariasi dari 9 hingga 126 unit. Untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan obat (stock out), maka ROP dapat dikombinasikan dengan safety stock. Dari hasil penelitian, rumah sakit melakukan analisis ABC untuk mengetahui kelompok obat sehingga dapat dilakukan pengawasan yang ketat.

The hospital has a main function that is held through a joint plenary health promotive, preventive, curative and rehabilitative. Pharmacy services are an integral part of the activities of the health care system-oriented health services and the provision of patient care quality medicines. On drug consumption in 2011 obtained a total investment of RS to purchase antibiotics Rp. 1,866,502,206 and a vacancy occurs on the drug supply so that application of the drug is not appropriate number. This study uses ABC analysis to determine the classification of drugs based on category A, B and C as well as the calculation of EOQ and ROP. Results was collected through document review, questionnaires and interview the informant.
The results of this study showed the drug group A consisted of 11 items with a percentage of the drug is 4.25% of the total drugs with an investment of Rp. 876.329.723. In group B, comprised 96 items with a percentage of 37,07% of the total drugs with an investment of Rp. 785.005.348. In group C have 152 items with a percentage of the drug 58,68% of the total drug with an investment of Rp. 205.166.955. While the economic calculations in group A gained varies between 3 and 67 units for a single message. While the ROP for the drug group A critical indices obtained reorder point for antibiotics varies from 9 to 126 units. To anticipate stock out, then the ROP can be combined with the safety stock. From the research, hospitals ABC analysis to determine the drug so it can be done surveillance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Nur Zuliani
"Biaya pemakaian obat di Indonesia mencapai 39% dari biaya kesehatan, variasi obat yang luas menyebabkan banyaknya obat-obatan yang tidak berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kelompok obat antibiotik dengan nilai investasi dan pemakaian tinggi, sedang dan rendah, mengetahui tingkat kekritisan obat serta pengendalian persediaan dengan menggunakan analisis ABC Indeks Kritis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh dokter-dokter yang terlibat dalam peresepan dan data sekunder diperoleh dari telaah dokumen dan studi kepustakaan. Dengan menggunakan analisis ABC Indeks Kritis di dapatkan kelompok A sebanyak 12 item. Pada kelompok B terdapat 84 item, sedangkan item obat pada kelompok C berjumlah 176 item. Pengendalian pada kelompok A Indeks Kritis dilakukan dengan menggunakan model Economic Order Quantity (EOQ) dan Reroder Poin (ROP).

Medicine Cost in Indonesia reaches 39% of health cost. The purpose of this research to describe high, medium and low investation and use antibiotic medicine group, know medicine critical level and stock control with ABC Critical Index analysis. Method used in this research is quantitative descriptive. Primary data was gotten from questionnaire filled by doctors involved in medicine preparation and secondary data was gotten from analyzed document and literature study with ABC Critical Index analysis reached 12 items in Group A. These are 84 items in group B and there are 176 items in group C. Controlling in group A, Critical Index Analysis is done with Economic Order Quantity (EOQ) Model and Reorder Point (ROP) Model."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>