Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5819 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beijing : China Intercontinental Press, 2011
SIN 306.451 GAM ;SIN 306.451 GAM (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
TA5963
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masyito Krife I.
"Suku Mosuo adalah salah satu suku minoritas di Tiongkok yang menganut sistem matrilinealisme. Suku ini hidup di sekitar danau Lugu serta tersebar di Provinsi Yunnan dan Sichuan. Berbeda dengan suku-suku minoritas lainnya yang menganut sistem patrilineal, suku ini menganut sistem matrilineal yang terwujud dalam festival Chaosan sebagai bentuk penyembahan ?Dewi Wanita? dan tradisi Perkawinan Azhu (阿注婚姻; Āzhù hūnyīn).
Tulisan ini akan membahas gambaran kehidupan suku Mosuo beserta hal-hal yang menjadi ciri khasnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi kepustakaan yang relevan.
Hasil penelitian memberikan gambaran mengenai kekhasan sistem matriliniealisme suku Mosuo yang antara lain terlihat dalam tradisi Perkawinan Azhu (阿注婚姻; Āzhù hūnyīn), tradisi festival Chaosan, serta bentuk kepercayaan yang merupakan perpaduan antara aliran Daba (达巴教; dábājiào) dan Lamaisme (喇嘛教; lǎmajiào).

Mosuo is a tribe that lived around Lugu Lake and scattered in Yunnan and Sichuan Province that adopt matriarchy system. In contrast to other minority ethnic groups in China, this tribe has a very unique customs because they preserve matriarchy system. Their unique customs are Chaosan festival which is a form of worship to 'Goddess Women' and a marriage called Azhu Hunyin (阿注婚姻; Āzhù hūnyīn).
This research will discuss the overview of Mosuo people's lives to the hallmark of this tribe. The method used in this research is qualitative method that collects various data from various sources to explain the matriarchy system of this tribe.
The result of this research provides an overview of the matriarchy system of Mosuo tribe that embodied in the tradition of Azhu Hunyin (阿注婚姻; Āzhù hūnyīn), Chaosan festival, and also the integrated belief between Daba (达巴教; dábājiào) and Lamaism (喇嘛教; lǎmajiào)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yufi Adriani
"Gallinski (dalam Martin & Colbert 1997) secara khusus menyebutkan bahwa proses interaksi antara orangtua dan anak sejak anak lahir hingga beranjak dewasa dan meninggalkan rumah dikenal dengan sebutan parenting. Parenting merupakan proses interaksi yang berkelanjutan, yang selalu melibatkan orangtua, anak, dan pengaruh lingkungan. Proses parenting yang melibatkan interaksi antara orangtua dan anak dapat diwujudkan dalam kegiatan yang berbeda sesuai dengan tingkat dan tahap perkembangan anak. Dalam proses parenting ini terdapat dua cara parenting (altachment parenting & detachment parenting) yang dapat dilakukan orangtua terhadap anaknya dan gambaran cara parenting ini dapat dilihat dari beberapa cara pengasuhan. Pada masa bayi (infancy), cara pengasuhan pada umumnya meliputi lima hal yaitu menyusui, menggendong, berbagi tempat tidur, pembentukan bonding dengan bayi, dan kesensitifan terhadap cues yang diberikan oleh bayi (Sears dalam Brooks, 2001).
Pada umumnya, lima cara pengasuhan yang telah disebutkan di atas dilakukan oleh ibu yang berperan sebagai primary caregiver. Oleh karena itu penelitian ini dikhususkan untuk melihat gambaran cara parenting yang dilakukan ibu. Selain itu, penelitian mengenai gambaran cara parenting pada berbagai kebudayaan di Indonesia belum dapat diketahui secara rinci, terutama pada kebudayaan Minangkabau yang menganut sistem matrilineal.
Ibu memegang peranan penting dalam proses pendidikan, sosialisasi, dan perkembangan anak, sehingga penelitian ini dikhususkan untuk melihat bagaimana gambaran cara parenting ibu terhadap bayi usia 11-18 bulan pada suku Minangkabau; apakah ada perbedaan cara parenting ibu terhadap bayi laki-laki dan bayi perempuan; apa saja faktor yang berpengaruh terhadap cara parenting ibu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metoda wawancara. Subjek wawancara adalah empat orang ibu yang mempunyai bayi berusia 11-18 bulan yang berada dalam lingkungan budaya Minangkabau. Kerangka teoritis yang digunakan- dalam penelitian ini adalah teori perkembangan infancy, teori parenting : teori mothering; teori yang berhubungan dengan nilai dan adat budaya Minangkabau.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah bahwa keempat subjek merasa sudah teridentifikasi sebagai bagian dari suku bangsa Minangkabau dan sudah dapat memahami nilai-nilai yang ada dalam budaya Minangkabau. Namun keempat subjek merasa budaya Minangkabau belum memberikan pengaruh terhadap cara parenting yang mereka lakukan pada anak mereka. Hal itu karena cara parenting yang digunakan adalah ketika anak masih berada dalam tahap infancy (bayi). Pengaruh budaya akan lebih terlihat jika anak sudah berada dalam usia yang lebih besar, dimana ia sudah dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari budaya Minang. Selain itu juga, pada masa ini orangtua mempunyai tujuan dan cara parenting yang berbeda, yang dapat dipengaruhi oleh usia dan tahap perkembangan anak dan harapan lingkungan sosial terhadap anak.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa harapan subjek terhadap anak laki-laki dan anak perempuannya berbeda, namun hal itu tidak berpengaruh terhadap perbedaan cara parenting pada bayi laki-laki dan perempuan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara parenting adalah pendidikan dan penghasilan yang cukup sehingga subjek dapat lebih terbuka terhadap informasi-informasi yang ada mengenai cara parenting pada bayi. Untuk penelitian lanjutan, disarankan agar melakukan penelitian di luar budaya Minangkabau mengenai cara parenting, terutama cara parenting pada tahap perkembangan anak yang berbeda-beda."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evana Patrisia
2004
S3492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this paper is to show that Chinese (mainland) culture standards within indonesian-Chinese intercultural work team relationship need to be understood by Indonesian workers as diverse cultural similarities, differences, and overlapping often become the conflict foundations. Anticipation and solution are required since the issues frequently lead the intercultural work group into culture shock, target failures, psychological stress. As a result, the individual, group and/or organization productivity declines. By qualitative approach, using culture standards method from Prof.Dr. Alexander Thomas, five Indonesian workers from Indonesian-Chinese work group are selected through criterion sampling. From 39 critical incidents produced, ten Chinese cultural standards from Indonesian perspective are built as follows: 1. National pride or patriotism,2. mianzi or face, 3.customs, 4. quanxi or importance of social network, 5.duty, 6.hierarchical order, 7. cost-effectiveness,8.collectivism, 9.conflict avoidance, and 10.mistrust. This finding has to be identified as integrated values, and is not to be generalized far and wide in the consideration of Chinese multiculturalism. Three coping strategies-planning, empathy, and assertiveness are generated from this research and coul be applied in the efforts of achieving intercultural work group success and synergy."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
China: China Pictorial, [Date of publication not identified]
951.05 CHI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Schwartz, Harry
New York: Atheneum, 1966
951 SCH c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hongkong: APA Publications, 1995
915.1 CHI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fessler, Loren
New York: Time Incorporated, 1963
915.1 FES c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>