Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mailinda
"ABSTRAK
Penelitian kelimpahan populasi ikan hias botia (Chromobotia
macracanthus) di Sungai Bookman Old Stylehari Kota Jambi telah dilakukan pada
bulan November 2011 sampai dengan bulan Februari 2012. Pengambilan sampel
ikan dan parameter kualitas air dilakukan pada enam titik lokasi stasiun dimulai
dari
(ke arah) hulu sampai ke arah hilir sungai. Pengambilan sampel ikan pada waktu
pagi hari pukul 07.00 WIB dan sore hari pukul 18.00 WIB setiap dua hari sekali.
Pengambilan sampel ikan dengan menggunakan alat tangkap tangkul (ancor)
dengan ukuran 1,5x1,5 m dan diameter 0,5 cm, yang dipasang di setiap lokasi
penelitian. Hasil yang diperoleh menunjukkan kualitas perairan Sungai
Bookman Old Stylehari dari faktor fisika dan kimia, masih dapat mendukung
kelangsungan
hidup ikan hias botia. Total jumlah ikan hias botia yang tertangkap adalah
sebanyak 228 individu per usaha penangkapan. Ikan hias botia yang tertangkap
adalah larva (52 individu) dan juvenil (176 individu) yang berukuran antara 1,1
cm - 5,1 cm dengan berat antara 0,116 gr - 4,864 gr. Pola pertumbuhan dari
persamaan hubungan panjang berat ikan hias botia menunjukkan pola
pertumbuhan allometric yaitu pertumbuhan panjang tidak seimbang dengan
pertambahan berat. Kelimpahan ikan hias botia per stasiun rata-rata 38 individu
per usaha penangkapan. Persepsi masyarakat mengenai pemanfaatan ikan hias
botia sehari-hari dikaitkan dengan upaya konservasi ikan hias botia di Sungai
Bookman Old Stylehari Kota Jambi dilakukan pada enam lokasi desa atau
kelurahan. Enam desa tersebut berada di Daerah Aliran Sungai Batanghari Kota
Jambi yaitu desa Pasir Panjang, Tanjung Pasir, Olak Kemang, Mudung Laut,
Tahtul Yaman, dan Tanjung Johor. Penelitian dilakukan dengan tehnik wawancara
dan pengisian kuesioner. Sejauh ini masyarakat tidak mengetahui konsep
konservasi, tidak paham dengan peraturan perundang-undangan tentang ikan hias
botia dan hanya menangkap serta menangkar ikan hias botia dengan cara
sederhana kemudian dimanfaatkan untuk dijual sebagai penghasilan tambahan.

Abstract
The study of clown loach?s ( Chromobotia macracanthus ) population
abundance in Bookman Old Stylehari river, Jambi has been conducted in November
2011 to February 2012. Fish sampling use ancor (tangkul) with size 1.5 x 1.5 m
and net size 0.5 cm was done on six stations from headwaters to downstream at
07:00 a.m and 06:00 p.m every two days. The result showed that condition and
quality of Bookman Old Stylehari?s river aquatic ecosystems is still able to support
the survival of clown loach. The amount of the caught fish is 228 individual. Clown
loach which were caught in larvae (52 individual) and juvenil (176 individual) stage
with length among 1.1 ? 5.1 cm and weight between 0.116 - 4.864 gr. The average
abundance of clown loach for each station is 38 individual for every catching. The
relation in length and width prove that the growth pattern of clown loach is
allometric type. The study of people?s perception of clown loach (Chromobotia
macracanthus) utilization has been conducted in Bookman Old Stylehari River,
Jambi in November 2011 to Februari 2012. The research stations are in Pasir
Panjang village, Tanjung Pasir, Olak Kemang, Mudung Laut, Tahtul Yaman, and
Tanjung Johor. All of them are located in watershed of Bookman Old Stylehari
River. The method is interview and questioner fulfillment. The result showed that
people do not know and understand about the concept of conservation include the
law regarding to clown loach. People just catch and nurture clown loach then sell it
as additional income."
2012
T31555
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zuhriyyah Musthofa
"Kriopreservasi sperma ikan botia Cromobotia macracanthus Bleeker, 1852 merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kendala pemijahan induk botia yang bersifat musiman serta pematangan induk jantan dan induk betina yang tidak sinkron. Penelitian ini menggunakan krioprotektan metanol sebagai krioprotektan intraseluler dan madu sebagai krioprotektan ekstraselululer. Metanol umum digunakan sebagai krioprotektan intraseluler karena memiliki ukuran molekul yang kecil sehingga dapat menembus membran sel dengan mudah dan juga memiliki toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dimetil sulfoksida DMSO dan dimethyl acetamide DMA . Madu merupakan bahan alami yang dapat digunakan sebagai krioprotektan ekstraseluler karena bersifat melindungi sel sperma dari luar sel. Tujuan penelitian yaitu untuk mengevaluasi pengaruh metanol dan madu sebagai krioprotektan terhadap kualitas serta kemampuan fertilisasi sperma ikan botia 48 jam pascakriopreservasi. Krioprotektan yang digunakan dalam penelitian yaitu metanol 10 dan madu dalam berbagai konsentrasi 0 ; 0,1 ; 0,3 ; 0,5 ; 0,7 dan 0,9. Rasio sperma dan larutan pengencer yang dalam penelitian ini yaitu 1:9. Ekstender yang digunakan yaitu larutan fish Ringer. Sperma disimpan dalam deep freezer -80o C selama 48 jam. Sperma segar dievaluasi terlebih dahulu untuk menguji kelayakan sperma untuk dikriopreservasi. Sperma segar dievaluasi secara makroskopis warna, bau, volume sperma, pH, secara mikroskopis motilitas, viabilitas dan abnormalitas, dan juga kemampuan fertilisasinya dengan menghitung persentase fertilisasi. Sperma pascakriopreservasi dievaluasi secara mikroskopis dan kemampuan fertilisasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krioprotektan metanol 10 dan berbagai konsentrasi madu tidak berpengaruh nyata P>0,05 terhadap motilitas dan abnormalitas spermatozoa ikan botia pascakriopreservasi, akan tetapi berpengaruh nyata terhadap viabilitas dan kemampuan fertilisasinya P.

Cryopreservation of botia Cromobotia macracanthus Bleeker, 1852 sperm is one of the solutions to overcome the constraints of seasonal spawning botia spawning and maturation of male broodstock and female broodstock that is not synchronized. This study used cryoprotectant methanol as intracellular cryoprotectant and honey as extracellular cryoprotectant. Methanol is commonly used as intracellular cryoprotectants because its small molecular size so that can penetrate to cell membranes easily and also has lower toxicity than dimethyl sulfoxide DMSO and dimethyl acetamide DMA . Honey is a natural substance that can be used as an extracellular cryoprotectant that protects sperm cells from outside the cell.The objective of the study was to evaluate the effect of methanol and honey as a cryoprotectant on the quality and fertilization ability of 48 hours postcryopreservation botia sperm. Cryoprotectants used in the study were 10 methanol and honey in various concentrations 0, 0.1, 0.3, 0.5, 0.7 and 0.9. The ratio of sperm and diluent solution in this study is 1 9. Extender used is fish Ringer solution. Sperm is stored in deep freezer 80o C for 48 hours. Fresh sperm are evaluated to test the sperm feasibility for cryopreservation. Fresh sperm are evaluated macroscopically color, odor, sperm volume, pH, microscopically motility, viability and abnormality, as well as their fertilization ability by calculating the percentage of fertilization. Postcryoservation sperm is evaluated microscopically and its fertilization ability. The results showed that 10 methanol and various honey concentration as cryoprotectant had no significant effect P 0.05 on the motility and abnormalities of botia cryopreserved sperm, but it had significant effect on viability and fertilization ability P."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmawati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai studi populasi dan persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan kerang Anadara granosa (Linn. 1758) telah dilakukan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi pada bulan Juli 2012 sampai Desember 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kepadatan, distribusi dan pola pertumbuhan Anadara granosa. Penelitian dilakukan di 3 stasiun yang berbeda ekosistem (lokasi di Suaka Kerang, lokasi di depan ekosistem mangrove, dan lokasi di depan pemukiman penduduk) dengan menggunakan metode Purposive Random Sampling. Kepadatan populasi Anadara granosa adalah 5,09 ind/m2 dengan kepadatan populasi tertinggi terdapat pada Stasiun 1 di Suaka Kerang. Pola distribusi kerang adalah seragam. Pertambahan panjang cangkang diikuti dengan penambahan berat. Terdapat perbedaan morfometri cangkang kerang darah antar stasiun. Ukuran morfometri kerang Anadara granosa adalah panjang rata-rata 3,36-3,94 cm, tinggi rata-rata 2,63-3,11cm, dan tebal rata-rata 2,41-2,91 cm. Terdapat korelasi antara panjang cangkang dengan biomassa dan antara kepadatan dengan pH dan salinitas. Penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan kerang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan lokal, pengelolaan dan pemanfaatan Anadara granosa. Penelitian dilakukan di 2 Desa yaitu Tungkal II dan Tungkal Harapan, menggunakan metode wawancara. Pemberian nama kerang berdasarkan lokasi dan cara penangkapan, pemanfaatan kerang untuk konsumsi, masyarakat masih belum mengetahui tentang konservasi dan budidaya kerang darah.
ABSTRACT
Research on population study of Anadara granosa (Linn. 1758) in West Tanjung Jabung, Jambi Province was done on July to September 2012. The objectives of the study are to determine the density, distribution, morphometry and growth patterns of Anadara granosa. Data were collected by using purposive random sampling method in three stations, that had different ecosystems (locations in Suaka Kerang, in front of the mangrove ecosystem, and villages). The population density of Anadara granosa is 5.09 ind/m2 and the highest population density in Station 1 at Suaka Kerang. Distribution pattern of shells is uniform. Shell length increasing, followed by weight gain. There are differences between the blood clam shell morphometry station. Length average is 3.36-3.94 cm, the high average is 2.63-3.11cm, and the thickness average is 2.41-2.91 cm. There is a correlation between the length of the shell with biomass and density with pH and salinity. The objective of the study of the research on public perception of the use of the blood clam Anadara granosa is to determine the local knowledge on the management and utilization of Anadara granosa shellfish in Kuala Tungkal. Location of the study include in two village, Tungkal II and Tungkal Harapan. The result is a local naming shells based on the location and type of fishing gear, the use of shells by the public as a consumer, the public do not know about the blood clam conservation and cultivation."
2013
T35982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Wulandari
"ABSTRAK
Penelitian kombinasi konsentrasi kuning telur sebagai krioprotektan belum pernah
dilakukan pada ikan Botia (Chromobotia macrachanthus). Penelitian menggunakan
konsentrasi kuning telur sebagai krioprotektan ekstraseluler dan metanol 10% sebagai
krioprotektan intraseluler. Konsentrasi kuning telur (0%, 5%, 7%, 9%, 11%, 13%, 15%,
17%) dan penggunaan Carboxymethyl Cellulose (CMC) 1% terhadap motilitas,
viabilitas dan abnormalitas spermatozoa ikan botia 24 jam pascakriopreservasi.
Preservasi dilakukan pada tabung nitrogen cair dengan suhu -196°C. Berdasarkan hasil
uji ANAVA satu arah menunjukkan pemberian berbagai konsentrasi kuning telur
berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap persentase motilitas, viabilitas, dan abnormalitas
spermatozoa ikan Botia 24 jam pascakriopreservasi. Konsentrasi kuning telur optimum
ialah 15%, dengan nilai persentase motilitas (96,43 ± 1,49%), nilai persentase viabilitas
(84,25 ± 1,26%) serta nilai persentase abnormalitas terendah (11,50 ± 1,29%). Uji
Tukey persentase nilai fertilitas telur 24 jam pascakriopreservasi tertinggi pada
konsentrasi kuning telur 15% (50,64 ± 4,37%).

ABSTRACT
The combination effect of egg yolk and 10% methanol on Botia fish spermatozoa
quality and has not been performed, yet. Accordingly, the objrctive of study was: first,
to evaluate the motility rate, viability rate, and abnormality of Botia fish spermatozoa 1
day after cryopreservation. Second, to evaluate the fertility rate of Botia fish egg after
fertilized by cryopreserved sperm. The various concentration of egg yolk used were,
5%, 7%, 9%, 11%, 13%, 15%, and 17% whereas the negative control (0%) used 10%
methanol only without egg yolk. While, the positive of control used 1% of CMC. Botia
sperm and egg were collected by hand stripping method. Physical and chemical of
botia sperm had been observed by visual observation whereas the otility rate, vuiability
rate, abnormality rate and fertility rate determined by light microscope. Botia fish
sperm were mixed with cryoprotectand and extender before freezing at -196℃ (in LN).
cryopreservation of botia fish sperm were conducted for one day. Based on one-way
ANOVA test, gave the significant different between treatment group and control.
Furthermore, according to Tuket test, they were gave the significant different (P<0.05)
also among treatment group. Fifteen percent of egg yolk was optimum concentreation
that gave the highest motility rate, (96.43 ± 1.49%), and the highest viability (84.25 ±
1.26%) and showed the lowest percentage of abnormality (11.50 ± 1.29%), and also the
highest fertility rate of Botia fish egg that (50,64 ± 4,37%) with protected by 15% of
egg yolk."
2018
T49267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Ega Rezeki Margaretha
"

Artikel ini membahas peran sungai dalam perdagangan ulu ilir di Keresidenan Jambi  1906-1930. Jambi sudah dikenal sebagai penghasil komoditi ekspor seperti lada dan emas sejak abad ke-17 dan berkembang menjadi pengasil komoditi karet, rotan dan kopra sejak akhir abad ke-19. Sungai Batanghari dan anak-anak sungainya berperan penting sebagai jalur distribusi komoditi dari pedalaman (ulu) ke titik perdagangan di pesisir (ilir) Jambi. Studi-studi sebelumnya oleh Elsbeth Locher-Scholten dan Barbara Watson Andaya kurang membahas peranan sungai, padahal komoditi dagang dari pedalaman (ulu) didatangkan ke pelabuhan (ilir) melalui sungai. Adapun kajian mengenai persungaian yang ditulis Gusti Asnan membahas sungai secara keseluruhan di Sumatra. Perdagangan ulu ilir melalui Sungai Batanghari dan anak-anak sungainya berdampak pada perkembangan sosial ekonomi masyarakat dan pemerintah kolonial di wilayah tersebut. Kelompok masyarakat Tionghoa dan middle man memanfaatkan sungai sebagai jalur perdagangan di Keresidenan Jambi. Walaupun tantangan utamanya adalah arus dan aliran sungai di Jambi yang sebagian sulit untuk dilalui kapal besar. Studi ini merupakan hasil penelitian sejarah yang bersumber pada laporan pemerintahan kolonial, jurnal sejaman, koran sejaman, laporan perjalanan sejaman dan karya ilmiah terkait.

 


This article discusses the role of rivers in the ulu ilir trade in the Residency of Jambi from 1906 to 1930. Jambi has been known as a producer of export commodities such as pepper and gold since the 17th century and has grown to become a producer of rubber, rattan and copra commodities since the late 19th century. Batanghari River and its tributaries play an important role as commodity distribution channel from inland (ulu) to the point of trade in coastal (ilir) Jambi. Previous studies by Elsbeth Locher-Scholten and Barbara Watson Andaya less address the role of the river, whereas the commodity trade from the hinterland (ulu) brought to the port (ilir) through the river. Another study of river by Gusti Asnan, discusses the rivers in Sumatra. Ulu ilir trade through the Batanghari River and its branches has an impact on the socio-economic development of communities and the colonial polity in the region. The Chinese and the ‘middle man’, use the river as a trade route in the Residency of Jambi, although the main challenge is the river in Jambi, which is difficult to pass by large ships. This study is the result of historical research, sourced from colonial government reports, notes, newspapers, and travel reports of the period, as well as related scientific papers.

 

"
2018
T52723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hefty Clarissa Wilyalodia
"Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran kurang dari 5 mm dan menjadi salah satu polutan di badan air. Mikroplastik termasuk emerging contaminant dan keberadaannya telah ditemukan di berbagai sungai. Sungai digunakan oleh manusia sebagai sumber air baku untuk air minum sehingga kualitasnya harus terjaga untuk mencegah dampak buruknya bagi manusia. Mikroplastik yang terakumulasi pada tubuh manusia dapat menyebabkan peradangan pada organ, cedera internal dan/atau eksternal, transformasi kandungan kimia plastik ke dalam tubuh, dan penurunan kesuburan. Penelitian perlu dilakukan di salah satu sungai dengan dampak terbesar di Jakarta, yaitu Sungai Ciliwung yang digunakan sebagai sumber air baku bagi masyarakat Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah partikel mikroplastik, mengidentifikasi karakteristik partikel mikroplastik berdasarkan jenis, wana, dan material, serta menganalisis pengaruh kondisi cuaca terhadap kelimpahan partikel mikroplastik. Objek penelitian ini adalah air dan sedimen di Sungai Ciliwung dengan 7 titik lokasi pengambilan sampel dan 2 waktu pengambilan sampel. Pengambilan sampel air menggunakan plankton net untuk menyaring air sebanyak 10 liter. Preparasi sampel air dilakukan dengan cara memisahkan mikroplastik berdasarkan densitas, menghilangkan kandungan organik, menyaring dengan kertas saring, lalu menganalisis mikroplastik dengan mikroskop. Pengambilan sampel sedimen menggunakan Ekman grab sampler sebanyak 400 ml. Pengujian sampel sedimen hampir sama dengan sampel air dengan adanya penambahan pengeringan sampel menggunakan oven pada awal preparasi sampel. Analisis kelimpahan mikroplastik menggunakan metode adaptasi NOAA untuk air dan sedimen sungai. Identifikasi karakteristik material mikroplastik menggunakan uji FTIR untuk menghasilkan gugus ikatan kimia material. Analisis hubungan kelimpahan mikroplastik dengan cuaca dilakukan dengan paired t-test. Penelitian menghasilkan rata-rata kelimpahan pada air sebanyak 1.111 partikel/L dan pada sedimen sebanyak 1.583 partikel/100 gram. Jenis mikroplastik di Sungai Ciliwung ada fragmen, fiber, film, microbeads, dan foam dengan jenis paling mendominasi yaitu fragmen. Warna mikroplastik yang teridentifikasi di Sungai Ciliwung ada hitam, merah, biru, hijau, kuning, dan transparan, serta warna hitam merupakan warna dominan pada sampel. Material yang ditemukan pada sampel adalah Tencel, cellopha, cupra, PTFE, FEP, PVFM, dan silicon. Tencel adalah material yang ditemukan pada semua sampel. Cuaca tidak mempengaruhi kelimpahan mikroplastik pada kondisi curah hujan tinggi dan rendah.

Microplastic is plastic particle that is less than 5 mm in size and is one of the pollutants in water bodies. Microplastics are emerging contaminants and their presence has been found in various rivers. Rivers are used by humans as a source of raw water for drinking water so that its quality must be maintained to prevent adverse effects on humans. Microplastics that accumulate in human body can cause inflammation of organs, internal and/or external injury, transformation of plastic chemical substances in human body, and decreased fertility. Research needs to be conducted in one of the rivers with the greatest impact in Jakarta, the Ciliwung River, which is used as a source of raw water for the people in Jakarta. This study aims to analyze the number of microplastic particles, identify the characteristics of microplastic particles based on type, color, and material, and analyze the effect of weather conditions on the abundance of microplastic particles. The object of this research is water and sediment in the Ciliwung River with 7 sampling locations and 2 sampling times. Water sampling used a plankton net to filter 10 liters of water. Preparation of water samples is done by separating microplastics based on density, removing organic content, filtering with filter paper, then analyzing microplastics with a microscope. Sediment sampling uses an Ekman grab sampler in the amount of 400 ml. Sediment sample testing is almost the same as water samples with the addition of drying samples using an oven at the beginning of sample preparation. Analysis of microplastic abundance uses the NOAA adaptation method for water and river sediments. Identification of microplastic material characteristics uses the FTIR test to produce material chemical bond. Analysis of the relationship between microplastic abundance and weather is done with paired t-test. The study resulted in an average abundance in water of 1,111 particles/L and in sediment of 1,583 particles/100 grams. The types of microplastics in the Ciliwung River are fragments, fibers, films, microbeads, and foam with the most dominating type is fragments. The color of microplastics identified in the Ciliwung River is black, red, blue, green, yellow, and transparent, and black is the dominant color in the sample. The materials found in the samples are Tencel, cellopha, cupra, PTFE, FEP, PVFM, and silicon. Tencel was the material found in all samples. Weather did not affect the abundance of microplastics in high and low rainfall conditions. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmah
"Telah dilakukan penelitian tentang struktur komunitas ikan dan upaya pengelolaannya di Danau Teluk Kota Jambi pada bulan Agustus sampai September 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, kelimpahan, keragaman, kemerataan, dominansi spesies ikan dan kualitas perairan pada musim kemarau serta pengetahuan lokal masyarakat dalam upaya pengelolaan perikanan di perairan Danau Teluk Kota Jambi. Pengambilan sampel ikan dan parameter abiotik dilakukan pada tiga titik stasiun yaitu bagian danau di sekitar inlet, bagian danau di sekitar pemukiman penduduk dan bagian danau yang masih alami. Pengambilan sampel ikan menggunakan alat tangkul (lift net) dan jala (cash net) dilakukan pada pukul 6.00−9.00 pagi, alat pukat (gill net) dan lukah (tubular trap) pada pukul 5.00 sore sampai 5.00 pagi, setiap 2 hari sekali dengan frekuensi setiap alat tangkap sebanyak 16 kali. Data mengenai upaya pengelolaan perikanan di Danau Teluk Kota Jambi didapat dengan cara melakukan wawancara dan pengisian kuesioner pada masyarakat nelayan yang bermukim di sekitar perairan Danau Teluk yang meliputi Kelurahan Tanjung Raden, Tanjung Pasir, Olak Kemang dan Ulu Gedong.
Hasil yang diperoleh berdasarkan parameter abiotik menunjukkan kualitas perairan Danau Teluk masih mendukung untuk kehidupan ikan. Jumlah spesies ikan yang ditemukan sebanyak 55 spesies dari 19 famili dengan total individu 4788 ekor. Barbonymus schwanenfeldii memiliki jumlah komposisi spesies tertinggi sebesar 18,9% dan kelimpahan 290,33 individu/stasiun. Indeks keanekaragaman masuk kategori sedang (H'=2,622–2,722), indeks kemerataan masuk kriteria cukup merata (E=0,670–0,693) dan tidak terdapat dominansi spesies (D=0,105–0,126). Kegiatan perikanan tangkap di Danau Teluk dilakukan secara tradisional dengan intensitas penangkapan setiap hari tanpa melakukan upaya pengelolaan terhadap ikan hasil tangkapan agar lebih bernilai ekonomis. Masyarakat nelayan pada umumnya tidak mengetahui istilah konservasi sumberdaya ikan, sehingga kegiatan penangkapan ikan terus dilakukan tanpa melakukan upaya pelestarian dan perlindungan terhadap spesies ikan yang sudah jarang ditemui. Sementara kegiatan budidaya ikan dalam Keramba Jaring.

Research on fish community structure and management efforts in Danau Teluk, Jambi were conducted from August to September 2012. The objective of this study is to determine the composition, abundance, diversity, evenness, dominance of species of fish and water quality in the dry season as well as local knowledge of the community in efforts to manage fisheries in the waters of Danau Teluk, Jambi. Fish sampling and water quality parameters were conducted at three points of stasiun around the lake inlet section, part of the lake around settlements and unspoiled part of the lake. Sampling of fish using tools tangkul (lift net) and jala (cash net) were conducted at 6:00 to 9:00 am, and pukat (gill net) and lukah (tubular trap) were at 5:00 pm until 5:00 am, every 2 days with the frequency of 16 times. Data on fisheries management efforts in Danau Teluk, Jambi were obtained by conducting interviews and questionnaires on fishing communities living around the lake waters, includes the village of Tanjung Raden, Tanjung Pasir, Olak Kemang and Ulu Gedong.
The results obtained by physical environmental parameters indicate the quality of the waters of Danau Teluk still support for the life of the fish. Fish species were found 55 species of 19 families with a total of 4788 individuals. Barbonymus schwanenfeldii was the highest species composition which is 18.9% and abundance of 290.33 individuals/station. Diversity index was in medium category (H'=2.622–2.722), evenness index was in fairly criteria (E=0.670–0.693) and there are no species dominance (D=0.105– 0.126). Fishing activities on Danau Teluk is done traditionally in every day without making efforts to the fish to be more valuable economically. Fishermen generally do not know the term conservation of fish resources, so that fishing activity continous without conservation efforts and protection of fish species that are rarely encountered. While fish farming activities in Keramba Jaring Apung (KJA) focused only on Patin fish rearing and Tilapia.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Zainuddin
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan hasil penelitian mengenai empat variabel terpengaruh (Dependent Variable) dan tiga variabel terpengaruh (Independent Variable) dengan jumlah sampel 145 orang atau 10% dari 1.452 orang.
Pembangunan penting untuk mengurangi kemiskinan dan untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat. Namun kenyataan menunjukkan bahwa pelaksanaan pembangunan selalu mengakibatkan kerusakan lingkungan. Keadaan seperti ini menjadi dasar untuk memikirkan kembali ukuran keberhasilan pembangunan. Kebijaksanaan pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan dengan pertimbangan lingkungan untuk keberlanjutan pembangunan dan kesejahteraan rakyat generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
Pada hakikatnya kebijaksanaan pembangunan berkelanjutan tidak menghendaki pelaksanaan dan kebijaksanaan yang menguras sumber-sumber produksi termasuk sumberdaya alam yang dapat mengakibatkan generasi masa depan memiliki prospek kemiskinan dan risiko yang lebih besar daripada yang dimiliki generasi sekarang. Secara operasional kebijaksanaan pembangunan berkelanjutan antara lain diwujudkan dalam bentuk: upaya konservasi alam, pemanfaatan sumberdaya alam secara rasional, dan penggunaan eko-teknologi.
Meskipun kebijaksanaan pembangunan berkelanjutan telah ditetapkan sejak tahun 1978 melalui Garis-garis Besar Haluan Negara namun kenyataan menunjukkan masih terjadi kerusakan sumberdaya alam. Hal ini menunjukkan seakan-akan kebijaksanaan pembangunan berkelanjutan kurang efektif dalam penerapannya. Keadaan ini menimbulkan pertanyaan apakah ada perbedaan persepsi masyarakat terhadap kebijaksanaan pembangunan berkelanjutan. Dalam kaitan ini menurut pendapat penulis faktor pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi. Sehubungan dengan itu disusun hipotesis sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi upaya konservasi alam, pemanfaatan sumberdaya alam secara rasional, penggunaan ekoteknologi dan sikap.
2. Ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan persepsi upaya konservasi alam, pemanfaatan sumberdaya alam secara rasional, penggunaan eko﷓teknologi dan sikap.
3. Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan persepsi upaya konservasi alam, pemanfaatan sumberdaya alam secara rasional, penggunaan ekoteknologi dan sikap
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris persepsi masyarakat terhadap kebijaksanaan pembangunan berkelanjutan dan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan dengan persepsi upaya konservasi alam, pemanfaatan sumberdaya alam secara rasional, penggunaan eko-teknologi dan sikap.
Kegunaan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data atau bukti-bukti empiris tentang persepsi masyarakat terhadap kebijaksanaan pembangunan berkelanjutan; sekaligus memperoleh gambaran tentang persepsi masyarakat terhadap kebijaksanaan pembangunan berkelanjutan; untuk memperkaya bahan pertimbangan pengambil keputusan dalam rangka penetapan kebijaksanaan dan pengelolaan lingkungan hidup; serta untuk memberikan dasar bagi penelitian selanjutnya.
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dengan 25 pertanyaan atau pernyataan berstruktur, yang diajukan kepada masyarakat yaitu: Pengambil Keputusan Dalam Perencanaan Pembangunan (Pejabat Bappeda Tingkat I dan II, dan Ketua LKMD); Pengambil Keputusan Dalam Pelaksanaan Pembangunan (Kepala Dinas/Instansi Tingkat I dan II); Pelaku Kegiatan Pembangunan (Pemimpin Proyek Daerah/Sektoral dan Pengusaha Pelaksana Pembangunan); serta Pemerhati Lingkungan dan Pembangunan (Pemuka Agama, Pemuka Masyarakat dan LSM).
Untuk mengetahui persepsi masyarakat digunakan analisis statistik dengan memakai Skor T untuk mengubah skor mentah dari kuesioner yang menggunakan Skala Likert . Berdasarkan Skor T tersebut dilakukan penggolongan Persepsi Baik, Buruk dan Sedang.
Hasil analisis menunjukkan bahwa masyarakat yang mempunyai persepsi baik sebanyak 62,07 %, persepsi sedang 8,28% dan persepsi buruk 29,65%. Masyarakat yang berpendidikan sedang dan rendah pada umumnya mempunyai persepsi buruk. Sebaliknya masyarakat yang berpendidikan tinggi pada umumnya mempunyai persepsi baik. Masyarakat yang berpendapatan rendah pada umumnya mempunyai persepsi buruk. Sebaliknya masyarakat yang berpendapatan tinggi dan sedang pada umumnya mempunyai persepsi baik.
Berdasarkan jenis pekerjaan; pengambil keputusan dalam perencanaan pembangunan pada umumnya mempunyai persepsi baik. Pengambil keputusan dalam pelaksanaan pembangunan pada umumnya juga mempunyai persepsi baik. Demikian pula pelaku kegiatan pembangunan dan pemerhati lingkungan dan pembangunan secara umum mempunyai persepsi baik.
Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi upaya konservasi alam; pemanfaatan sumberdaya alam secara rasional, penggunaan eko-teknologi dan sikap.
2. Terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan persepsi upaya konservasi alam, pemanfaatan sumberdaya alam secara rasional, penggunaan eko﷓ teknologi dan sikap.
3. Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dengan persepsi upaya konservasi alam, pemanfaatan sumberdaya alam secara rasional, penggunaan ekoteknologi dan sikap.
Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut tersimpul bahwa hipotesis (1) , (2) dan (3) terbukti.
Daftar pustaka 55 (1972 - 1994).

>ABSTRACT
This thesis is the result of research on four Dependent Variables and three Independent variables using a sample of 145 persons or 10% of 1452 persons.
Development is essential for sustained poverty reduction and for the purpose of improving the quality of life of the people. The fact that implementation of development has often caused environmental damage. Conditions of this type provide additional ground for rethinking our measurement of progress. Sustainable Development Policy is a development based upon environmental considerations as a means of achieving continuity and well-being of present and future generations. Indeed it reject policies and practices that support current living standards by depleting the productive base including natural resources, and that leaves future generations with poorer prospect and greater risk than our own. Operationally form of sustainable development policy, among other things is the effort of conservation, rational utilization of natural resources, and utilization of eco-technology.
Although the sustainable development policy established since 1978 by the Guidelines of State Policy, the fact shows that the environmental damage still happened, it seems the sustainable development policy is not very effectively implemented. And then come to the surface, the question is how to formulate the problem of "whether there is a different perception in community toward sustainable development policy". In such a case, it is the writer's opinion that education level, income level and kind of job are factors that influence the perception toward sustainable development. We can therefore draw up the following hypothesis:
1. There is a correlation among education level and perception the effort of conservation, rational utilization of natural resources, utilization of eco-technology and attitude.
2. There is a correlation among income level and perception the effort of conservation, rational utilization of natural resources, utilization of eco-technology and attitude.
3. There is a correlation among kind of job and perception the effort of conservation, rational utilization of natural resources, utilization of eco-technology and attitude.
The objectives of this research is to study the community's perception as a empirical manner toward sustainable development policy. Besides it is also to find out whether education level, income level, and kind of job have correlation with perception the effort of conservation, rational utilization of natural resources, utilization of eco-technology and attitude. Then, the effect of this research is to obtain the data and empirical proof on community's perception toward the sustainable development policy, at the same time to know the perception of the community toward sustainable development policy. To enrich those who might concern to improve the management of living environment and to supply basic data for further research.
The data have been collected by questionnaires using 25 questions or structured statements, covering the decision makers in development planning (official of the regional development planning board at province and regency level, and chairman of the village development institutions); decision makers in the execution of development (head of the government instance at province and regency level); executors of development (sectoral/regional project leader and contractors); and observers of development and environment (representative of religious/community leader and community self supporting institutions).
To know the perception of the community, statistical analysis is used with T score to change raw data questionnaires which using Likert Scales. Based on T score it is done to classify good, moderate and bad perception toward sustainable development policy. The data analysis has pointed out that community who have had good perception 62.07%, moderate perception 8.28% and bad perception 29.65%.
Community of low and middle education level has had bad perception. The other side, community of high education level has had good perception.
Community of low income level has had bad perception. The other side, community of high and middle income level has had good perception. Based on kind of job: decision makers in development planning has had good perception. Decision maker in the execution of development has had good perception. Then, the executors of development and observers of development and environment have had good perception.
Based on the results of the examination of the hypothesis, it can be concluded that:
1. There is a correlation among education and perception the effort of conservation, rational utilization of natural resources, utilization of eco-technology, and attitude.
2. There is a correlation among income level and perception the effort of conservation, rational utilization of natural resources, utilization of eco-technology and attitude.
3. There is a correlation among kind of job and perception the effort of conservation, rational utilization of natural resources, utilization of eco-technology and attitude.
Based on the results of examination of the hypothesis, it can be concluded that hypothesis (1), (2), and (3) has been proven.
Bibliography : 55 (1972-1994)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Geothani Harapan Putera
"Pencemaran mikroplastik di seluruh bagian lautan telah menjadi masalah global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah dan bentuk mikroplastik yang terdapat pada ikan teri (Stolephorus indicus) dan ikan gulamo (Johnius belangerii) di perairan Muara Sungai Musi, Sumatera Selatan, Indonesia. Penelitian ini terdiri dari empat stasiun: 12 sampel ikan teri dan ikan gulamo diambil dari setiap stasiun melalui hasil tengkapan nelayan dengan menggunakan jaring. Untuk degradasi bahan organik dan deteksi partikel mikrolastik, baik yang berada di ikan teri dan ikan gulamo (pada bagian insang dan pencernaan) dilakukan dengan menggunakan hidrogen peroksida, kemudian dilakukan penambahan NaCl untuk memisahkan bahan organik dari mikroplastik sehingga dapat dilihat lebih jelas. Hasil penelitian menunjukkan adanya 3 jenis partikel mikrolastik yang ditemukan pada ikan teri dan ikan gulamo; fiber, merupakan jenis yang paling banyak ditemukan (91.54% pada ikan teri; 97.87% pada ikan gulamo), kemudian film (5.03% pada ikan teri dan 1,6% pada ikan gulamo), dan fragmen (3,43% pada ikan teri dan 0,53% pada ikan gulamo). Kelimpahan mikroplastik terbesar pada ikan teri ditemukan di stasiun 4 dengan 141±6,42 partikel/ind dan 828 partikel/g. stasiun 4 juga menjadi tempat dimana ditemukan kelimpahan mikroplastik terbesar pada ikan gulamo dengan jumlah 422±6.03 partikel/ind dan 111 mikroplastik/g. Analisis statistk deskriptif dilakukan dengan menggunakan uji Spearmanndan uji Kruskal – Wallis. Hasil Uji Spearman menunjukkan tidak adanya hubungan antara kelimpahan mikroplastik pada ikan teri dengan massa tubuh, sedangkan pada gulamo ditemukan adanya hubungan kelimpahan mikroplastik terhadap berat badan dengan sifat berbanding lurus. Hasil Uji Kruskall-Wallis menunjukkan tidak adanya perbedaan jumlah partikel mikroplastik yang signifikan pada ikan teri, sedangkan gulamo memiliki perbedaan yang signifikan pada jumlah partikel mikroplastik.

Microplastic pollution in all parts of the ocean has become a global problem; therefore, we aimed to determine the amount and form of microplastics found in anchovies (Stolephorus indicus) and Gulamo (Johnius belangerii) in the mouth of the Musi River, South Sumatra, Indonesia. This study consisted of four stations: 12 anchovy and gulamo samples were collected from fishermen catches using fishing nets. To degrade organic matter and enable detection of microplastic particles, both anchovy and gulamo gastrointestinal contents and gills were subjected to hydrogen peroxide digestion, followed by the addition of NaCl to separate the organic matter from microplastics so can be see more clearly. There were 3 types of microplastics were found in anchovies and gulamos: fiber, the most common type (91,54% in anchovies; 97,87% in gulamos), followed by films (5,03% in anchovies; 1,6% in gulamos) and fragments (3,43% in anchovies; 0,53% in gulamos). In anchovies, the greatest abundance of microplastics was observed at station 4 with 141±6.42 particles/individual and 828 particles/g. In Gulamo, a large abundance of microplastics was found at station 4 with 422±6.03 particles/individual and 111 microplastics/g. Descriptive statistical analysis was performed using withe Spearman test and the Kruskal-Wallis test. The Spearmaan test showed no correlation between anchovy and body mass, whereas in gulamo, the correlation to body weight was directly proportional. The Kruskall-Wallis test showed no significant difference in the number of microplastic particles in anchovies, whereas the gulamo had a significant difference"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elgrytha Victoria Tybeyuliana
"Sungai Ciliwung merupakan sumber air bersih untuk wilayah sekitarnya, akan tetapi, ditemukan mikroplastik yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan pada air sungai alirannya berasal dari saluran input. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan mikroplastik, karakteristik mikroplastik berdasarkan jenis, material, dan warna, serta pengaruh waktu terhadap kelimpahan partikel mikroplastik di aliran input Sungai Ciliwung. Untuk menganalisis kelimpahan dan karakteristik mikroplastik, digunakan metode metode National Oceanic and Atmosphere Administration (NOAA) dan FTIR. Sedangkan, untuk menguji pengaruh waktu terhadap kelimpahan mikroplastik, dilakukan analisis t-test dependent (paired). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan mikroplastik di aliran input Sungai Ciliwung bernilai antara 668—1918 partikel/liter dengan rata-rata 1273,64 partikel/liter dan jumlah yang fluktuatif di setiap titik pengambilan sampel. Bentuk yang ditemukan pada partikel mikroplastik adalah 93% fragment, serta fiber, microbeads, film, dan foam dalam jumlah kecil. Warna yang ditemukan adalah 37% transparan, 32% merah, 23% hitam, serta biru, hijau, dan kuning dalam jumlah sedikit. Dari hasil uji material, ditemukan polimer, Polyvinyl formal (PVFM), Poly vinylchloride (PVC), PVC Film (PVC-DR), dan Soft PVC (PVC2). Waktu berpengaruh pada kelimpahan mikroplastik dalam rentang musim serta hari kerja dan akhir pekan. 

The Ciliwung River is a source of clean water for the surrounding area; however, microplastics that are harmful to the environment and health are found in the river water, which flows from the input channel. This research aims to analyze the abundance of microplastics, the characteristics of microplastics based on type, material, and color, as well as the effect of time on the abundance of microplastic particles in the Ciliwung River input stream. The National Oceanic and Atmosphere Administration (NOAA) and FTIR methods were used to analyze the abundance and characteristics of microplastics. Meanwhile, to test the effect of time on the abundance of microplastics, a t-test-dependent (paired) analysis was performed. The results showed that the abundance of microplastics in the input stream of the Ciliwung River was between 668-1918 particles/liter, with an average of 1273.64 particles/liter and the amount fluctuated at each sampling point. The form found in microplastic particles is 93% fragments and small amounts of fibers, microbeads, films, and foam. The colors were 37% transparent, 32% red, 23% black, and small amounts of blue, green, and yellow. From the results of the material test, Tencel, Polyvinyl formal (PVFM), Polyvinylchloride (PVC), PVC Film (PVC-DR), and Soft PVC (PVC2) were found. Timing influences the abundance of microplastics over a range of seasons, as well as weekdays and weekends."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>