Ditemukan 18588 dokumen yang sesuai dengan query
London: Frank Cass, 2001
307.76 WAL
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Lee, Rose Hume
New York : J.B. Lippincott, 1955
323.352 LEE c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ragette, Friedrich.
Fellbach: Edition Axel Menges, 2003
728.091 7 RAG t
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
John Michael Redulla
"Tugas Akhir ini mengeksplorasi hubungan antara emosi dan gagasan tentang keberadaan kita di dunia melalui arsitektur atmosferik. Atmosfer menjadi cara untuk memahami esensi keberadaan kita dan membantu kita hidup secara autentik. Salah satu gagasan yang menjadi pusat proyek ini adalah gagasan Eigentlichkeit atau keberadaan autentik dan bagaimana kita seharusnya menjalani hidup kita secara autentik. Eksplorasi yang dilakukan dalam projek ini adalah menciptakan arsitektur melalui atmosfer sehingga seseorang dapat menemukan dirinya sendiri setelah mengalami serangkaian pengalaman ruang di dalamnya. Proyek ini mengusulkan Authen-City, sebuah mesin untuk kehidupan yang autentik dengan memicu dua tahap keaslian yang harus dialami oleh manusia tidak autentik, yaitu introspeksi dan ekspresi diri. Jika seseorang hidup sebagai manusia tidak autentik di dunia secara autentik, Authen-City menjadi cara bagi manusia yang tidak autentik untuk menjadi autentik. Dengan mengalami tiga fase—fase introspeksi, fase ekspresi diri pertama, dan fase ekspresi diri kedua, Authen-City menjadi media bagi seseorang untuk Berada di Dunia, memungkinkan dirinya menjadi makhluk autentik.
This Final Project explores the relationship between emotions and the idea of out Being in the world through creating atmospheric architecture. The atmosphere becomes a way to understand the essence of our beings and help us live authentically. One idea central to this project is the idea of Eigentlichkeit or authentic existence and how we should live our lives authentically. The exploration here is to create architecture through atmospheres so that one can find oneself after undergoing a series of spatial experiences inside. This project proposes Authen-City, a machine for authentic living by triggering two stages of authenticity to be experienced by Inauthentic Man, namely introspection and self-expression. If one lives as an Inauthentic Man to be authentic. By experiencing three phases—introspection, self-expression 1 and self-expression 2, Authen-City becomes a medium for one to Be in the World, allowing oneself into an authentic being."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ballantyne, William M.
Richmond, Surrey: Curzon, 2000
347.05 BAL e (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Hilmi Prabowo
"Sejak abad ke 19 Hukum Barat sudah masuk ke dunia Islam sehingga ada tiga jenis negara dalam memposisikan Hukum Islam, ada yang menggunakan hukum Islam sebagai sistem hukum secara formal, ada yang mengantikan hukum Islam secara penuh dengan hukum sekuler, dan ada yang menggunakan hukum sekuler namun masih menggunakan hukum Islam secara berdampingan dengan Hukum Islam. Arab Saudi termasuk dalam negara kategori pertama, sedangkan Indonesia termasuk dalam kategori ketiga.Penelitian ini membahas perbandingan pengaturan kelembagaan perbankan di Indonesia dan Arab Saudi beserta implementasinya dengan kerangka hukum komparatif. Metode yang digunakan adalah studi Pustaka dan wawancara, dengan meneliti bahan hukum primer dan sekunder yang terdapat di Indonesia dan Arab Saudi terkait dengan hukum perbankan, bahan hukum primer dan sekunder tersebut kemudian dideskripsikan dan dianalisis untuk diperbandingan dalam kerangka hukum komparatif. Hasil penelitian ini adalah Indonesia dan Arab Saudi memiliki kesamaan, yaitu dual
banking system, sistem syariah dan konvensional berjalan beriringan, dan ada Unit Usaha Syariah, yakni bagian bank konvensional yang menjalankan usaha syariah. Indonesia memiliki Bank Indonesia dan OJK untuk mengatur dan mengawasi seluruh aktivitas perbankan. Arab Saudi hanya memiliki SAMA untuk mengawasi seluruh perbankan. Bank di Indonesia harus memahami perbedaan ini apabila ingin bekerjasama dengan bank dari Arab Saudi.
Since the 19th century Western Law has entered the Islamic world so that there are three types of states in positioning Islamic Law, some use Islamic law as a formal legal system, some replace Islamic law fully with secular law, and some use secular law but still use Islamic law side by side with Islamic Law. Saudi Arabia is included in the first category of countries while Indonesia is included in the third category. The author here will discuss the comparison of banking institutional arrangements in Indonesia and Saudi Arabia along with their implementation with a comparative legal framework. The method used is a literature study and interview, by examining primary and secondary legal materials found in Indonesia and Saudi Arabia related to banking law, the primary and secondary legal materials are then described and analyzed for comparison within a comparative legal framework. The results of this study are similarities and institutional differences in banking systems in Indonesia and Saudi Arabia, namely the dual banking system, namely Islamic banks and conventional banks go hand in hand, and there is a Sharia Business Unit which is part of conventional banks that run sharia businesses. Indonesia has Bank Indonesia and OJK to regulate and supervise all banking, Saudi Arabia only has SAMA to supervise all banks, sharia banks depend on each scholar in each Islamic bank. Banks in Indonesia must understand what this difference is if they want to cooperate with banks from Saudi Arabia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Kultermann, Udo
New York : McGraw-Hill, 1999
720.974 92 KUL c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Moore, Lindsey
New York: Routledge, 2008
306.42 MOO a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Stierlin, Henri
New York : Thames & Hudson, 2002
709.176 71 STI i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
""One guiding principle of this cycle of the Aga Khan Award for Architecture is the importance of plurality. Since its inception the Award has aimed to be inclusive and to embrace the engagement of a diverse group of users. But equally, it has sought projects that explore a plurality of methods and architectures in achieving that goal. Here, the authors of the essays use that productive tension between architecture and plurality not only to provide a framework for the examination of the projects but also to explore the intellectual and projective means by which architecture and plurality can find other common grounds in the future." -- P. 4 of cover."
Zurich: Lars Müller, 2016
720.9 ARC
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library