Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174224 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syelvira Yonansha
"Penelitian ini membahas mengenai gambaran perubahan keluhan nyeri pinggang dan tingkat risiko ergonomi pada pekerja manual handling ketika sebelum dan setelah adanya alat vacuum di dua line produksi PT AII. Faktor risiko yang dilihat adalah hazard ergonomi dengan menggunakan REBA dan faktor individu. Selain itu, keluhan subjektif individu juga dilihat dengan menggunakan pedoman wawancara. Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan historikal dan observasional karena penelitian ini ingin melihat keluhan dan faktor risiko pada saat sebelum dan setelah adanya alat vacuum.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan keluhan nyeri pinggang dan tingkat risiko ergonomi pada pekerja manual handling di dua line tersebut. Akan tetapi, alat vacuum belum bisa digunakan secara maksimal karena keterbatasan jumlah alat vacuum dan disain peralatan kerja yang kurang mendukung sehingga masih terdapat aktivitas manual handling dan masih diperlukan perbaikan. Penambahan jumlah alat vacuum, modifikasi alat vacuum, dan modifikasi peralatan kerja akan dapat mengurangi faktor risiko ergonomi sehingga diharapkan dapat mengurangi tingkat risiko ergonomi dan keluhan nyeri pinggang.

This research discussed about changes description of low back pain and ergonomic risk level at manual handling workers before and after using vacuum tools in two of production lines PT AII. Risk factors that's seen is ergonomic hazards with using REBA and individual factors. Furthermore, individual subjective complaint is also seen with using interview manual through in-dept interview. This research characteristic is descriptive and it is using historical and observational approach because this research want to see about pain and risk factors at before and after using vacuum tools.
The result of this research shown that is reduction of low back pain and ergonomic risk factors at manual handling workers in two lines. But, the vacuum tools is not using maximum yet because the restrictiveness of number of vacuum tools, and design of work tools is not support so that there is still manual handling activities and needed to improve. Additional the number of vacuum tools, modification of vacuum tools, and modification another tools in work will cut down ergonomic risk factors so that it is hopeable to decrease ergonomic risk level and low back pain.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Setiawaty Wulandari
"Meningkatnya daya beli masyarakat dan penerapan Undang-undang Otonomi Daerah telah mcndorong pertumbuhan bisnis ritel diatns 20% sejak tahun 2000. Tingginya aktivitas bisnls ini salah satunya dapat dilihat di area kasir supemarket dan area gudang. Namun perkembangan ini tidak sejalan dengan kegiatan di area gudang yang masih didominasi oleh kegiatan manual (Manual Handling). Dampak terjadinya manual handling adalah risiko terjadonya gangguan otot rangka (musculoscelatal disorder) termasuk salah satunya Low Back Pain (LBP). Penelitian ini merupakan studi observasional, evaluasi yang bertujuan mendapatkan gambaran risiko Manual Handling di area gudang PT X.

Increase of people's purchasing power and implementation of Regional Autonomy Act have stimulated growth of retail business over 20% since 2000. High rate of the business activities can be observed in cashier and warehouse premises t)r supermarket. However this condition is not accommodated by the warehouse·s activities which are still dominated by manual handling ones. Impact of the manual handling activities is risk of musculoskeletal disorders, among others, Low Back Pain (LBP). This research is observational and evaluative study intended Manual Handling risk in warehouse premises of PT.X."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T32020
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Samara
"Latar belakang :
Nyeri pinggang bawah (NPB) karena gangguan muskulo-skletal akibat kerja paling sering ditemukan. Faktor-faktor risiko yang dapat berkaitan dengan NPB antara lain lama duduk statis, relaksasi, indeks masa tubuh, dan factor-faktor lain. Oleh karena itu perlu dikaji faktor-faktor risiko yang turut berperan menimbulkan NPB.
Metode :
Desain penelitian adalah studi kasus-kontrol di pabrik percetakan pembuatan pita kaset video VHS PT M Cikarang. Kasus adalah subyek yang pernah atau sedang menderita NPB intermitten karena bekerja 3 bulan terakhir, nyeri tekan lokal, dan tes Laseque negatif. Kontrol adalah subyek yang tidak NPB sesuai dengan kriteria kasus. Kasus dan kontrol diidentifikasi melalui survei terhadap seluruh karyawan bagian produksi PT M pada bulan Februari-Maret 2003.
Hasil :
Subyek penelitian berjumlah 298 orang, yang menderita NPB 82 orang. Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya NPB adalah lama duduk statis, relaksasi, dan indeks masa tubuh. Bila dibandingkan dengan lama duduk statis 5-90 menit, maka lama duduk statis 91-300 menit berisiko NPB 2,35 kali lipat lebih besar {OR suaian (OR)=2,35; 95% Confidence Interval (CI)=1.35-4,11). Subyek yang tidak berkesempatan merelakskan badan selama kerja (OR=2,39; 95% CI=1,00-5,70) dan indeks masa tubuh kurus (OR=2,20, 95% CI=1,21-4,00) terbukti meningkatkan risiko NPB. Faktor umur, paritas, olahraga, pekerjaan, dan sikap duduk tidak terbukti berkaitan dengan NPB.
Kesimpulan :
Lama duduk statis 91-300 menit, tidak relaksasi selama bekerja, dan indeks masa tubuh kurus terbukti memperbesar risiko NPB. Oleh karena itu perlu ada waktu relaksasi, pengurangan lama duduk, dan meningkatkan berat badan ke arah normal.

Back ground :
Low back pain (LBP) being caused by muscle-skeletal disorder is the most events in workers. Risk factors which contribute to LBP are such as long static silting, relaxation, body mass index, and other factors. Therefore it is needed to identify risk factors of low back pain.
Methods :
The research design was a case-control study at video cassette VHS PT M Cikarang. The case was subject who had story of intermittent LBP by working in last 3 months with local pain, and Laseque test negative. Control was subject without LBP as criteria as the case. Case and control were identified through as survey toward all production employees at PT M Cikarang during February to March 2003.
Results :
Subjects of this survey were 298 employees, 82 of them had LBP. The risk factors being related with LBP were static sitting, relaxation, and body mass index. Static sitting 5-90 minutes compared to 91-300 minutes, had higher risk of getting LBP for 2.35 times (Adjusted Odds Ratio (OR)=2.35; 95% Confidence Interval (CI)= 1.35-4.1). Those employees who had no relaxation while working (OR-2.39, 95% CI=1.00-5.70) and underweight (OR=2.20; 95% C1=0.05-0.97) also were identified as risk factors contributed to LBP. The other factors such as ages, parities, exercise, jobs, and posture of sitting were not proven to be correlation with LBP.
Conclusion :
Long static sitting 91-300 minutes, no relaxation during working, and underweight has been proven to increase the risk of LBP. It is recommended to have relaxation during working and decrease long static sitting, and also trying to make normal weight of employees.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T11308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Afiani
"Pekerjaan inflate inspection di PT Bridgestone Tire Indonesia tidak terlepas dari risiko ergonomi yang disebabkan oleh aktivitas manual handling. Penilaian faktor risiko ergonomi di tempat kerja dilakukan dengan pendekatan penilaian tingkat risiko pekerjaan dan keluhan subjektif pekerja. Analisis risiko pekerjaan ini menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Didapatkan lima aktivitas yang memiliki risiko ergonomi tinggi antara lain menurunkan ban dari rak, meletakkan ban ke mesin inflate, memindahkan ban ke meja inspeksi, mengambil ban dan meletakkan ke mesin inflate, dan menyimpan ban ke rak. Tindakan pengendalian yang perlu dilakukan termasuk kategori 3 yaitu secepatnya diubah. Analisis keluhan subjektif Cumulative Trauma Disorders pada pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map yang dilakukan pada 28 bagian tubuh. Dari hasil penilaian tersebut didapatkan 93,8% pekerja mengalami keluhan pada bagian punggung, pinggang, dan pergelangan tangan kanan.

Working at inflate inspection in PT Bridgestone Tire Indonesia may not be separated from ergonomic risk caused by activity of manual handling. Assessment of ergonomic risk factors at work carried out using the level approach to the evaluation of occupational hazard and subjective complaints of workers. The risk analyzed by using Rapid Entire Body Assessment (REBA). Obtained five works that are at high risk of ergonomics, there are lower tire off from rack, put the tire to inflate machine, moves the tire to inspection table, took tire and put at inflate machine, and save the tire to the rack. Control measures to be done at category of 3, which becomes necessary soon. Analysis of Cumulative Trauma Disorders subjective complaints using Nordic Body Map questionnaire which conducted in 28 parts of body. From the result of this assessment, there are obtained 93,8% of workers have complaints at the back, lower back, and right wrist."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Belmi Andra
"Penelitian ini membahas mengenai gambaran tingkat risiko pada pekerja manual handling terhadap keluhan low back pain. Faktor risiko terdiri dari faktor ergonomi dan faktor individu. Tingkat faktor risiko ergonomi dinilai dengan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Selain itu juga digunakan metode wawancara untuk melihat faktor individu dan gambaran keluhan subjektif nyeri pinggang. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan observasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyeri yang di derita pekerja merupakan low back pain mekanik yang disebabkan oleh otot yang kelelahan karena beban kerja yang berlebihan. Oleh karena itu dibutuhkan perbaikan dan perubahan sistem kerja, seperti perubahan tempat kerja untuk menghindari postur janggal, penambahan jumlah pekerja, pengurangan jam kerja, membatasi beban maksimal yang dapat diangkat dan lain-lain. Perubahan dan Perbaikan sistem kerja tersebut diharapkan dapat mengurangi faktor risiko dan keluhan nyeri pinggang.

This study discusses about the risk level and low back pain at manual handling workers. Risk factors consist of ergonomic factors and individual factors. The risk level of ergonomic factors assessed by Rapid Entire Body Assessment (REBA) method. It is also used interview method to look at individual factors and overview of subjective complaints of low back pain. This is a descriptive study using observational approach.
The results showed that the pain suffered by workers is a mechanical low back pain caused by muscle fatigue due to excessive workload. Therefore, it needs changed and improvements work system, such as changes in the workplace to avoid awkward postures, increasing the number of workers, reduction in working hours, limiting the maximum load that can be lifted and etc. Changes and improvement of work system is expected to reduce the risk factors and back pain.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audrey Diah Wandasari
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26592
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Harjulianti
"Latar belakang: Para tenaga kerja yang terpajan debu kaca mempunyai risiko menderita gangguan fungsi paru restriktif. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mempertinggi maupun yang memperkecil risiko gangguan fungsi paru restriktif yang terjadi di PT M.
Metode: Penelitian dilakukan di PT M Cikarang terhadap 412 tenaga kerjanya yang datang pada 3 minggu pertama (10 April-28 April 2000) melakukan tes tahunan spirometri. Alat yang digunakan adalah spirometer Autospiro AS-505 merk Minato buatan Jepang. Karakteristik subyek yang diteliti adalah umur, bagian, lama kerja, riwayat penyakit, riwayat merokok, riwayat olah raga dan riwayat pajanan zat yang terdapat di dalam maupun di luar lingkungan kerja.
Hasil: Proporsi restriktif terbesar terdapat pada subyek yang bekerja di bagian cutting line (86,8%). Relatif terhadap subyek yang mempunyai indeks massa tubuh (EMT) yang normal, subyek yang mempunyai IMT kekurangan berat badan (BB) tingkat berat dan kekurangan BB tingkat ringan mempunyai risiko menderita gangguan fungsi paru restriktif masing-masing sebanyak 11,1 kali dan 2,2 kali lipat lebih besar (Rasio odds suaian 11,9; 95% CI: 3,12-45,70 dan rasio odds suaian 2,3; 95% CI: 1,16-4,86). Pada subyek dengan riwayat pajanan insektisida 1,7 kali lipat lebih besar (rasio odds suaian 1,7; 95% CI: 0,99-2,91; P- 0,050).Disamping itu subyek yang berpendidikan sekolah dasar dibandingkan subyek yang berpendidikan perguruan tinggi (PT) mempunyai risiko 8,3 kali lipat lebih besar namun tidak signifikan secara statistik.
Kesimpulan: Subyek di bagian cutting line, yang berpendidikan sekolah dasar, yang masih batuk, mempunyai IMT kurang dan subyek dengan riwayat pajanan insektisida perlu mendapat perhatian khusus.

Background: Workers who are highly exposed to glass dust in glass manufacturing company experienced high risk of suffering restrictive lung disorders. On that basis this study is conducted to identify risk factors that increase or decrease restrictive lung disorders occurrence.
Methods: This study was performed at PT M on 412 employees who arrived in the first three weeks to undergo spirometry test. Equipment to run the test was Minato Autospiro AS-505 made in Japan. This research was designed based on employee?s criteria such as age, labor division, duration of work, experience of previous sickness, smoking and sport habits, chemical contaminated experience inside and outside the working environment.
Results: The biggest proportion of restrictive lung disorders was among subjects working in the cutting line division (86,8%). Subjects who had body mass index (BMI) categorized as light and heavy grade of abnormality, had increased risk of 11, 1 and 2, 2 times than normal BMI subjects. Otherwise subjects who had primary school education facing restrictive lung disorders of 8, 3 times greater than those who had university education. Subjects exposed to insecticide had 1, 7 times increased risk of restrictive lung disorders.
Conclusion: Subjects in cutting line division with primary school education, coughing and having BMI abnormality and who had insecticide exposure experience required to have serious attention in order to minimize the risk of restrictive lung disorders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zarah Defi Saputri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tekanan panas dan keluhan subjektif yang ada di PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas. Bahaya panas merupakan salah satu hazard yang ada di dunia industri saat ini. Bahaya panas yang tidak ditangani dengan benar akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang biasa disebut heat-related disorders. Pajanan panas ke tubuh pekerja akan direspon tubuh melalui heat strain. Indeks WBGT Indoor di area produksi PT Frisian Flag Indonesia menunjukkan nilai antara 23,920C sampai 32,780C. Setelah dilakukan analisis, didapatkan bahwa 50 responden yang menjadi subjek penelitian, 24 responden termasuk kelompok berisiko mengalami tekanan panas. Seluruh responden penelitian pernah mengalami keluhan akibat pajanan tekanan panas tetapi dengan frekuensi yang berbeda-beda.

This study aims to determine heat stress and subjective complaints in PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas. Heat is one of the hazards that exist in the industry today. Heat stress that are not addressed properly will cause a variety of health problems commonly called heat-related disorders. Heat exposure to the worker's body will be responded by body through heat strain. Indoor WBGT index in the production area of PT Frisian Flag Indonesia showed values between 32.780C- 23.920C. After analysis, it was found that 50 respondents which is the subject of research, 24 respondents including groups at risk of heat stress. The entire study respondents have experienced complaints due to exposure to heat stress but with different frequencies."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Horry Andres
"Proses kerja dengan banyak aktivitas biasanya menggunakan seluruh anggota tubuh dan membutuhkan kinerja otot yang maksimal. Proses pekerjaan pembuatan sandal kulit banyak dilakukan secara manual sehingga berisiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal (Musculoskeletal Disorders/MSDs). Penelitian ini dilakukan pada perajin sandal kulit di Bengkel Reza Leather Kranggang, Bekasi Tahun 2014 untuk menilai tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode REBA dan keluhan MSDs. Responden sebanyak seluruh perajin (16 orang). Dari hasil penelitian didapatkan tingkat risiko pekerjaan dari 24 aktivitas pekerjaan yang ada yaitu risiko tinggi (high) 3 pada aktivitas kerja pewarnaan sandal, penggarisan pola mukaan, dan pencucian sol. Kemudian risiko sedang (medium) terdapat 10 aktivitas kerja, dan risiko rendah (low) 11 aktivitas kerja. Dari hasil kuesioner dan nordic body map diketahui bahwa keluhan MSDs yang dirasakan perajin pada leher bagian atas dan leher bagian bawah (93.75%), kemudian pinggang bagian bawah (87.5%) serta punggung (81.25%). Keluhan yang dirasakan berupa rasa pegal-pegal, sakit/nyeri, kaku dan kesemutan serta kram/kejang. Selain risiko ergonomi, di dapatkan juga faktor lain yang memperberat keluhan MSDs yaitu faktor risiko pekerjaan yang terdiri dari posisi kerja dan pencahayaan, serta karaktersitik individu yang terdiri dari umur, masa kerja, jam kerja per hari, indeks masa tubuh, dan kebiasaan merokok.

The process of working with many activities normally will use the whole body and require maximum muscle performance. The process of making leather sandals much work is done manually so that to induce risk of musculoskeletal disorders (Musculoskeletal Disorders / MSDs). The research was to do craftsman leather sandals at Reza Leather Workshop, Kranggan, Bekasi in 2014 to describe the level of ergonomic risk based methods REBA of musculoskeletal disorders and complaints. Responden of all craftmans (16 persons). From the results, the risk level of work activity of 24 existing jobs are high risk (high) 3 to the work activity staining sandals, hatching patterns of the surface, and leaching sol. Then the risk of moderate (medium) contained 10 work activities, and low risk (low) 11 work activities. The results of the questionnaire and nordic body map is known complaint musculoskeletal disorders that be perceived craftmans to upper neck and lower neck (93.75%); and then the lower back (87.5%); and the back (81.25%). The complaints is stifness, painful, tingling, and cramps/spasms. In addition to ergonomic risk, other factors also found that complaints aggravate MSDs risk factors work consists of working positions and lighting, as well as an individual characteristic consisting of age, length of service, hours worked per day, body mass index and smoking habit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Febriana
"Penelitian ini dilakukan pada penjahit sektor informal di Kecamatan Cileungsi yang bertujuan untuk menjelaskan tingkat risiko ergonomi terhadap kejadian CTDs yang dialami pekerja. CTDs disebabkan adanya adanya postur janggal, postur statis dan gerakan repetitif. Penilaian risiko pekerjaan menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan diperoleh 4 aktivitas yang memiliki tingkat risiko sedang yaitu aktivitas menggunting, menjahit, memasang kancing dan menyetrika. Tindakan pengendalian yang dilakukan yaitu investigasi lebih lanjut dan perubahan segera. Gambaran keluhan subjektif CTDs pada penjahit menggunakan kuesioner Nordic Body Map dan didapatkan 78.3% keluhan terjadi pada pinggang, 65.2% pada punggung dan bokong, 56.5% pada leher atas, serta 52.2% pada pergelangan tangan kanan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat risiko tersebut yaitu dengan menyesuaikan tinggi meja dengan tinggi pekerja, menggunakan kursi yang memiliki sandaran, mengurangi jam kerja menjadi 8 jam/hari serta rutin melakukan peregangan otot.

The research was conducted in the informal sector tailors at Cileungsi which aims to explain the level of ergonomic risk for CTDs events experienced workers. CTDs is caused by awkward postures, static postures and repetitive movements. Occupational risk assessment using the Rapid Entire Body Assessment (REBA) and acquired four activity that has a medium risk of being the activity of cutting, sewing, buttoning and ironing. The control measures undertaken further investigation and change soon. Preview of CTDs subjective complaints on tailors using questionnaires Nordic Body Map and showed that 78.3% of complaints occurred on the waist, 65.2% on the back and buttocks, 56.5% on the upper neck, and 52.2% on the right wrist. Efforts can be made to reduce the level of risk is to adjust the height of the table with high labor, use a chair that has a back rest, reduce working hours to 8 hours/day and stretching routine."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>