Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193397 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vicky Riyana Tedja
"Skripsi ini membahas hubungan faktor individu, sosio demografi, dan administrasi dengan lama hari rawat. Faktor individu meliputi status gizi awal menurut SGA (Subjective Global Assessment) dan IMT (Indeks Massa Tubuh). Faktor sosio demografi meliputi umur, jenis kelamin, kelas perawatan, jenis penyakit, dan jumlah diagnosa penyakit. Faktor administrasi meliputi hari masuk, hari pulang, dan sumber biaya. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menggunakan data rekam medis sebagai data sekunder dengan desain studi crosssectional. Actual subject dalam penelitian ini adalah 2.037 pasien RS Pantai Indah Kapuk yang berusia di atas 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81,1 persen memiliki lama hari rawat pendek. Dengan uji chi square, variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan lama hari rawat dalam penelitian ini adalah status gizi awal (menurut SGA dan IMT), asupan gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat), umur, jenis penyakit, dan jumlah diagnosa penyakit.

Purpose of this study is to understand the relations between individual, socio demographic, and administrative factors to length of stay. Individual factor consists of initial nutritional status (based on SGA/Subjective Global Assessment and BMI/Body Mass Index) and nutrient intake (energy, protein, fat, and carbohydrate). Socio demographic factor consists of age, gender, patient rooms, type of diseases, and number of diseases. Administrative factor consists of day of admission, day out of hospital, and sources of payment. This study is using medical records as secondary data and cross-sectional design. The actual subjects are 2.037 inpatients who are above 18 years old. The results shows 81,1 per cent inpatients have short length of stay. With chi square test, initial nutritional status (SGA and BMI), nutritional intake (energy, protein, fat, and carbohydrate), age, type of diseases and number of diseases are significantly related to inpatients' length of stay."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond Oenleng
"Kualitas pelayanan suatu rumah sakit merupakan produk akhir dari suatu integrasi dan saling ketergantungan yang sangat terkait antara berbagai aspck dalam sehuah sistem. Untuk dapat menjaga dan meningkatkan kualitas pclayanan Rumah Sakit adalah dengan mclakukan penilaian kepuasan pasicn secara berkala dengan tujuan untuk mcngctahui oumut pelayanan rumah sakit, sehingga pihak manajemen dapat segera memperbaiki kekumngan yang ada.
Tujuan penelilian adaiah mengetahui tingkal kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit khususnya di unit rawat jalan dan faktor - faktor karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan yang melipuli pelayanan doktcr, pelayanan perawat dan pelayarlan administrasi Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk.
Penelitian dilakukan di unit rawat jalan RS Pantai lndah Kapuk pada 110 orang pasien yang datang berobat, bersifat kuantitatif dengan dcsain potong linlang menggunakan metode Servqual yaitu mclihat pelayanan pada: sarana fisik, kchandalan, ketanggapan, jaminan dan perhatian. Dilakukan analisis univanat berupa proporsi, sedangkan analisis bivariat menggunakan chi square untuk mclihat hubungan anmra 6 variabel dependen dengan variabel indcpcndennya yaitu kepuasan pasien.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan 61 pasien (55,5%) menyatakan puas dan sisanya 49 pasien (44,5%) tidak puas. Terdapat 4 vaxiabcl independen pada uji bivarial yang berhubungan dengan vaniabcl dcpcnden secara signiiikan, yaitu faktorjenis kelamin, pendidikan, pckczjaan dan penghasilan. Pada uji multivariat dapat disimpulkan bahwa faktor karakterstik yang paling mcmpengaruhi kepuasan adalah faktor pcndidikan responden.
Pada analisa diagram Cartcsius didapati prioritas masalah yang harus diperbaiki antara lain dimcnsi tangible, realibility dan responsivenesns. Prioritas pada dimensi mngible adalah toilet yang tidak tezjaga kebersihannya, sedangkan dimcnsi realibility yang hams diperhatikan adalah wakiu amggu berobat yang lama dan pemeriksaan dokter tidak sesuai jadwal. Dimensi responsiveness yang menjadi prioritas adalah waktu pcndaiiaran lama dan pctugas administrasi yang kumng tanggap terhadap keluhan pasicn. Dimensi mutu pelayanan yang dianggap sudah baik dan ietap hams dipertahankan, antala iain adalah dimensi tangible bempa mang pcmeriksaan dokter yang 1-api dan ruang tunggu dengan fasilitas yang baik sedangl-can dimcnsi responsivness yang perlu dipertahankan adalah dokter dan perawat yang tanggap sedangkan dimcnsi awurance adalah terapi dokter yang profmional dan kondisi alat medis yang mcmberi kepercayaan. Dimensi terakhir adalah dimensi emphaty, yang perlu dipertahankan adalah perawat dan dokter yang pczhatikan keluhan pasien serta pclayanan tidak membedakan pasien.
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa hal yang dapat disamnkan antara lain adalah peningkalkan kualitas pelayanan berupa pemberian pclayanan yang prima bcrdasarkan gambaran karakteristik pasien dan pelatihan sumber daya manusia di unit tersebut. Supervisi berkelanjutan terutama pada saat pelayanan di unit rawatjalan sedang sibuk. Membanglm komitmen dokter, agar dapai praktek sesuai jadwal sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien sesuai dengan motto rumah sakit yaitu "Sahabat yang Peduli Kesehatan Anda". Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaaat dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di unit rawat jalan Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk.

Service Quality ofa hospital is the final output (product) of an integration and interdepency among many aspect in one system. ln order to maintain and improve the service quality ol' a hospital is to measure of patient satisfaction periodically so that the output of hospital service is known and managment can improve service quality.
This analysis is made to know the level of patients satisfaction toward services by the hospital, especially at the outpatient departement and which patient characteristics effect patients satisfaction toward service quality, includes doctors service, nursing services and administration services at PIK Hospital.
The research was carried out in out patient Pantai indah Kapulr Hospital and this study was conducted quantitatively with the cross sectional research design using ll0 samples and it also used Servqual method with S aspects of satisfaction which are physical attributes, realibility, responsiveness, assurance and emphaty. Univariat anlaysis such as proportion, whereas bivariat analysis uses chi square to see the relation among 6 dependent variables with patient satisfaction as independent variable.
The results shown that as many as 61 patients (55,5%) were satislied and as many as 49 patients (44,5%) were unsatisfied with the services by received in the outpatient department at PIK Hospital- The bivariat analysis is show that 'fiom 6 characteristical variables that effects the satisfaction are 4 independent variables that are significant Those four variable are gender factor, education, job and income, for whereas patient characteristic such as age and the willingness for treatment are not significant From the multivariat anaysis can be concluded that the most important factor that effect the satisfaction is educational factor.
In the cartesius diagram analysis toward service quality dimension at the outpatient departement of PIK Hospital, is found that the most priority problem that should be improved are tangible dimension, rcalibility and responsiveness. The priority problem at the tangible dimension is the cleanliness of the toilet which is not well maintained, whereas at the reliability dimension factor should be paid attention is the long waiting time and undicipline doctors. From the responsiveness dimension, the priority should be given to the registration time and the administrations stalfs that are not responsive enoug toward patients complain. At the analytical cartesius diagram is also found the good service quality and should be maintained, one ofanothers are tangible dimension like neat and tidy treatment room and well facilitated waiting room. Responsiveness dimension which should be maintained is rmponsive doctor and nurses; assurance dimension is the professional treatment and the medical instrument that gives trust. From the emphatieal dimension that should be maintained is the nurses and doctors that give good attention to the patient complains and treat all patient equally.
Based on this analysis is suggested to improve the service quality such as to give the exellent service based on patient characteristics and to give training to the man powers at the outpatient departement. Building doctors commitment so they could give service on schedule and could give the excellent service to the paitent according to hospitals motto "Teman yang Peduli Kesehatan Anda". It’s wished that this analyis could give benefit in order to improve service quality at the outpatient departemen of PIK Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34390
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Kristoforus Hendra
"ABSTRAK
Latar Belakang: Gagal jantung telah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan seringkali diasosiasikan dengan tingginya frekuensi perawatan di rumah sakit dan lama rawat yang panjang. Sayangnya, hingga saat ini belum ada satupun penelitian yang menggambarkan lama rawat serta profil pasien gagal jantung di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran lama rawat dan mendeskripsikan karakteristik demografis serta karakteristik klinis dari pasien-pasien gagal jantung yang dirawat di RSUPN-CM pada tahun 2012
Metode: Dilakukan suatu studi dengan desain potong lintang dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien-pasien gagal jantung di RSUPN-CM selama tahun 2012. Selanjutnya dilakukan pengolahan data secara deskriptif untuk kemudian ditampilkan.
Hasil: Terkumpul data 331 pasien gagal jantung yang dirawat selama tahun 2012. Median usia adalah 58 tahun, 62,2% di antaranya adalah pria, dan 42,9% menggunakan jaminan sosial Askes/In-Health. Tingkat pendidikan yang terbanyak adalah pendidikan SMU dan sederajat sebanyak 23,9%. Median lama rawat 8 hari didapat dari perhitungan yang dilakukan terhadap semua pasien (NYHA I – IV), namun pada mereka yang dirawat dengan kelas fungsional NYHA III – IV saja, median lama rawatnya 9 hari. Pada awal perawatan, median tekanan darah sistolik 124 mmHg, denyut nadi 90 kali permenit, edema perifer terdapat pada 36,9% pasien, hipertensi 57,1%, diabetes mellitus 33,2%, penyakit jantung iskemik 74,9%, gangguan fungsi ginjal pada 46,2%, penyakit saluran pernafasan akut pada 45,9%, dan skor CCI terbanyak adalah 3.
Kesimpulan: Median lama rawat pasien gagal jantung di RSUPN-CM adalah 8 – 9 hari. Sebagian besar pasien adalah pria, berpendidikan SMU, dan menggunakan jaminan Askes/In-Health dengan median usia 58 tahun.

ABSTRACT
Introduction: Heart failure has become global health issue worldwide, as it has been associated with high rate of readmissions and prolonged hospitalizations. Indonesia has never had any publication describing the profile and length of hospital stay of their heart failure patients. Hence, the aim of this study is to obtain the length of hospital stay and describe the demographic characteristic as well as clinical characteristic of heart failure patients in Cipto Mangunkusumo General Hospital hospitalized in the year of 2012.
Methods: A cross sectional study was designed using secondary data from heart failure patients’ medical records in Cipto Mangunkusumo General Hospital admitted during 2012. Furthermore, data were calculated and presented thereafter.
Results: Based on the medical records of the year 2012, 331 heart failure patients were included in the study. Median age was 58 years old, 62,2% were men, 42,9% used Askes/In-Health as their social insurance payor, and as many as 23,9% had graduated from senior high school level. Median length of stay was 8 days for all patients, while for patients admitted with NYHA functional class III – IV, the median length of stay was 9 days. When patients were admitted to hospital, median systolic blood pressure was 124 mmHg, pulse 90 beats per minute, peripheral edema was shown in 36,9% of patients, hypertension in 57,1%, diabetes mellitus in 33,2%, ischemic heart disease in 74,9%, renal impairment in 46,2%, acute respiratory conditions in 45,9% of patients, and the most frequent CCI score was 3.
Conclusions: Median length of stay for heart failure patients in Cipto Mangunkusumo GH is 8 – 9 days. Most patients were men, senior high school graduate, and used Askes/In-Health as their social insurance, with median age 58 years old.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resty Khusna Sifa Azizah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui estimasi lama hari rawat dan total tagihan rawat inap pasien
stroke hemoragik di Unit Stroke Rumah Sakit “X” Yogyakarta tahun 2011-2012.
Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Sampel dalam penelitian
ini yaitu seluruh pasien di unit stroke dengan diagnosis utama stroke hemoragik
yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian mendapatkan persamaan regresi
untuk estimasi lama hari rawat pada pasien keluar hidup yaitu; Lama Hari Rawat
= 7,046 + 0,023 (umur) + 0,935 (jenis kelamin) + 0,118 (diagnosis sekunder) +
8,024 (riwayat ICU) + 1,744 (hari keluar). Persamaan regresi untuk mengestimasi
total tagihan rawat inap yaitu; Total Tagihan Rawat Inap = Rp 2.854.882 + Rp
7.810 (umur) + Rp 162.803 (diagnosis sekunder) + Rp 3.738.001 (ICU) + Rp
364.164 (lama hari rawat) – Rp 384.543 (hari masuk) + Rp 854.197 (kelas I) Rp
1.971.282 (VIP). Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi penderita stroke
dan keluarga, manajemen rumah sakit, pihak pembayar dan para pembuat
kebijakan dalam mengantisipasi dampak ekonomi dari meningkatnya kasus
stroke.Beban ekonomi akibat stroke terutama karena biaya perawatan di rumah sakit
semakin meningkat seiring meningkatnya kejadian stroke. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui estimasi lama hari rawat dan total tagihan rawat inap pasien
stroke hemoragik di Unit Stroke Rumah Sakit “X” Yogyakarta tahun 2011-2012.
Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Sampel dalam penelitian
ini yaitu seluruh pasien di unit stroke dengan diagnosis utama stroke hemoragik
yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian mendapatkan persamaan regresi
untuk estimasi lama hari rawat pada pasien keluar hidup yaitu; Lama Hari Rawat
= 7,046 + 0,023 (umur) + 0,935 (jenis kelamin) + 0,118 (diagnosis sekunder) +
8,024 (riwayat ICU) + 1,744 (hari keluar). Persamaan regresi untuk mengestimasi
total tagihan rawat inap yaitu; Total Tagihan Rawat Inap = Rp 2.854.882 + Rp
7.810 (umur) + Rp 162.803 (diagnosis sekunder) + Rp 3.738.001 (ICU) + Rp
364.164 (lama hari rawat) – Rp 384.543 (hari masuk) + Rp 854.197 (kelas I) Rp
1.971.282 (VIP). Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi penderita stroke
dan keluarga, manajemen rumah sakit, pihak pembayar dan para pembuat
kebijakan dalam mengantisipasi dampak ekonomi dari meningkatnya kasus
stroke.

ABSTRACT
The economic burden of stroke due primarily because of the cost of hospital care
are increasing with the increasing incidence of stroke. This study aims to
determine the estimated length of stay of hospitalization and the total
hospitalization billings of hemorrhagic stroke patients in Stroke Unit "X"
Hospital, Yogyakarta, 2011-2012. The research design used was cross-sectional.
The sample in this study were all patients at the Stroke Unit with a primary
diagnosis of hemorrhagic stroke who meet the inclusion criteria. The results got
the regression equation for estimating length of stay is; Length of Stay = 7,046 +
0,023 (age) + 0,935 (sex) + 0,118 (secondary diagnose) + 8,024 (history in ICU) +
1,744 (day of discharge). The regression equation for estimating Inpatient Total
Billings = Rp 2.854.882 + Rp 7.810 (age) + Rp 162.803 (secondary diagnose) +
Rp 3.738.001 (history in ICU) + Rp 364.164 (length of stay) – Rp 384.543 (day of
admission) + Rp 854.197 (class I) Rp 1.971.282 (VIP)."
2014
S57420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
"Salah satu sistem drainase perkotaan adalah penggunaan sistem polder. Sistem polder yang ada di Jakarta adalah Pantai Indah Kapuk (PIK). Sistem ini menggunakan waduk, pompa dan tanggul - tanggul yang dapat ditambah ketinggiannya apabila terjadi penurunan permukaan tanah atau pasang air laut, mengingat kawasan PIK berbatasan dengan laut Jawa. Sistem ini sangat memungkinkan kawasan PIK untuk bebas dari banjir. Studi kasus pada sistem polder PIK adalah pengumpulan data-data seperti curah hujan, peta masterplan PIK, serta bentuk penampang saluran dan waduk yang telah ada di PIK. Kemudian dapat dihitung intensitas hujan (rumus Mononobe) berdasarkan periode ulang 5-25 tahun, grafik lengkung IDF, koefisien runoff, luas daerah tangkapan air, dan waktu konsentrasi. Setelah itu, didapatlah debit rencana (rumus rasional). Selanjutnya koefisien kekasanm dinding saluran dan debit kapasitas saluran dapat dihitung (rumus Manning). Berdasarkan hasil analisa perbandingan antara debit rencana dan debit kapasitas saluran, maka dapat disimpulkan bahwa kapasitas yang ada mencukupi untuk hujan rencana dengan periode ulang 5-25 tahun, bahkan sampai dengan 100 tahun. Begitu pula dengan waduk PIK, kapasitas waduk masih mencukupi untuk hujan rencana dengan periode ulang 100 tahun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Silviani
"Lama rawat inap diduga dipengaruhi oleh berbagai fakor kompleks diantaranya sosio-demografis, gizi, dan kondisi klinis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosio-demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, status pekerjaan, status pernikahan, kelas rawat inap), gizi (asupan energi, asupan protein, status gizi, dan risiko malnutrisi), dan kondisi klinis (tingkat keparahan, komorbiditas, riwayat rawat inap stroke) terhadap lama rawat inap pasien stroke iskemik. Desain penelitian ini adalah cross-sectional melibatkan 150 pasien stroke iskemik usia 18-59 tahun di RSPON Prof.Dr.dr. Mahar Mardjono melalui metode purposive sampling. Analisis statistik menggunakan chi-squarepada bivariat dan regresi logistik pada multivariat. Hasil menunjukkan mayoritas pasien memiliki lama rawat inap pendek (78%). Tidak ada perbedaan proporsi antara usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, status pekerjaan, status pernikahan, kelas rawat inap, risiko malnutrisi, tingkat keparahan, komorbiditas, atau riwayat rawat inap stroke terhadap lama rawat inap bagi pasien stroke iskemik (p>0,05). Melalui analisis bivariat ada perbedan proporsi status gizi terhadap lama rawat inap (p=0,026), namun ketika dikontrol dengan variabel lain keduanya tidak signifikan (p=0,888). Ada perbedaan proporsi antara asupan energi (p=0,001) dan protein (p=0,001) terhadap lama rawat inap pasien stroke iskemik. Pada permodelan akhir asupan energi (OR=165,4; CI:4,27-6404,3) dan protein (OR=547,94; CI: 19,86-15116,4) defisit berhubungan signifikan dan berisiko meningkatkan lama rawat inap panjang pasien stroke iskemik. Asupan protein menjadi faktor dominan terhadap lama rawat inap.

Multifactorial aspects such as sociodemographic, nutrition, and clinical condition were related to length of stay among ischaemic stroke patients. The aim of the study was to explore the association between sociodemographic (age, gender, education, occupation, marital status, and type of class), nutrition (energy intake, protein intake, nutritional status, and risk of malnutrition) and clinical condition (severity, comorbidity, and previous history of stroke) with length of stay in ischaemic stroke patients. Design of the study was cross-sectional. The study recruited 150 ischaemic stroke patients aged from 18 to 59 years old at National Brain Center Hospital Prof.Dr.dr. Mahar Mardjono Jakarta. Data was analysed by using chi-square test for bivariate and logistic regression for multivariate. Most of of ischaemic stroke patients had shorted length-of-stay (78%). There was no difference proportion between age, gender, education, occupation, marital status, type of class, risk of malnutrition, severity, comorbidity, or previous history of stroke and length of stay in ischaemic stroke patients (all p>0.05). Based on bivariate analysis, there was a difference proportion between nutritional status and length of stay (p=0.026), but not significant when controlled with other variables (p=0.888). There was a difference proportion between energy intake (p=0.001) or protein intake (p=0.001) and length of stay. Patients who had inadequate energy intake (OR=165.4; CI:4,27-6404.3) and protein intake (OR=547.94; CI: 19.86-15116.4) significantly related and increased the risk of prolonged hospital length of stay in ischaemic stroke patients. Protein intake was dominant determinant factor of length of stay in ischaemic stroke patients."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernia Paramitha
"Berdasarkan UU. No. 10 tahun 2009 menyatakan bahwa pemerintah dan pengusaha wisata wajib melindungi keselamatan pengunjung. Namun kenyataanya di lapangan, pemerintah masih kurang memperhatikan masalah keselamatan pengunjung di wisata pantai.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kesesuaian sarana keselamatan yang tersedia di Pantai Indah Ancol dan Pantai Jakat Bengkulu dengan beberapa standar yang berlaku.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dan pengumpulan data menggunakan metode observasi lapang dengan instrumen checklist.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan sarana keselamatan yang tersedia di Pantai Indah Ancol sudah tergolong baik (71,7%) dan sarana keselamatan yang tersedia di Pantai Jakat Bengkulu tergolong belum baik (24,5%). Nilai pengkategorian didapat dari pembobotan rata-rata masing-masing elemen lalu dicari nilai mean dari kedua pantai, hasil perhitungan nilai mean 48,1% (sarana keselamatan baik jika nilai mean >48,1 dan sarana keselamatan belum baik jika <48,1%).
Kesimpulan dari penelitian ini sarana keselamatan Pantai Indah Ancol sudah baik dan sarana keselamatan pantai Jakat tidak baik.
Based on UU. No. 10 of 2009, government and tourism company must protect the safety of tourist. In the other hand, in fact, the government is less concerned about public safety of tourist in coastal tourism.
This study aims to describe suitability of safety facilities are available at Indah Beach, Ancol and Jakat Beach, Bengkulu with standart. This study was observational descriptive and the data collection used field observation method and checklist instrument.
The result of this study indicate that overall classified safety facilities at Indah Beach Ancol was good (71,7%) and classified safety facilities at Jakat Beach Bengkulu was not good yet (24,5%). Categorization value obtain scoring mean from each element and search mean from both coasts, the calculation of the mean value was 48,1% (safety facilities good if mean value more than 48,1 and safety facilities was not good if mean value less than 48,1).
The conclusion of this study means of safety facilities in Indah Beach, Ancol was good and public safety tools in Jakat Beach Bengkulu was not good yet.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soedradjat Wijonomukti
"Sebuah perjanjian pada dasarnya harus memperinci secara tegas hak dan kewajiban dari para pihak. Jika tidak, akan menimbulkan banyak celah yang dapat mempengaruhi pelaksanaan dari perjanjian tersebut. Perjanjian Medis atau Informed Consent yang dilakukan oleh dokter spesialis nefrologi dengan pasien penderita gagal ginjal pada Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk umumnya sama dengan perjanjian medis atau informed consent bagian lainnya dan biasanya tanpa uraian secara terperinci. Untuk itu perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah isi perjanjian medis atau informed consent tersebut sudah memenuhi syarat sah perjanjian menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan apakah perjanjian medis atau informed consent itu telah melindungi kepentingan dari para pihak. Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui dan memahami keberadaan Perjanjian Medis atau Informed Consent antara dokter spesialis nefrologi dengan pasien penderita gagal ginjal pada Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk dalam kaitannya dengan pemenuhan syarat sah perjanjian menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan perlindungan kepentingan para pihak. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dan memahami bentuk penyelesaian yang dapat dilakukan jika terjadi wanprestasi terhadap pelaksanaan perjanjian medis atau informed consent. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dan wawancara dengan menggunakan data sekunder baik berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa Perjanjian Medis atau Informed Consent yang dilakukan oleh dokter spesialis nefrologi dengan pasien penderita gagal ginjal pada Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk telah memenuhi syarat sah perjanjian menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Namun bila dilihat dari substansi yang diatur dalam Perjanjian Medis atau Informed consent yang tanpa uraian secara terperinci maka Perjanjian Medis atau informed consent tersebut belum melindungi kepentingan para pihak secara sempurna. Dalam pelaksanaan perjanjian medis atau informed consent apabila terjadi wanprestasi dan menimbulkan sengketa maka penyelesaian dilakukan dengan musyawarah mufakat."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>