Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126595 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrian Nirmansyah
"ABSTRAK
Pendekatan belajar adalah kecenderungan strategi yang digunakan siswa dalam
kegiatan belajarnya untuk mencapai hasil belajar. Kepribadian tipe D adalah
kecenderungan individu untuk secara terus menerus mengalami emosi negatif dan
menghindari ekspresi diri ketika berada dalam interaksi sosial.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara tipe pendekatan belajar
dengan kepribadian tipe D. Sebanyak 50 orang pelajar di Banten menjadi sampel
penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa tipe pendekatan belajar (surface
approach, deep approach, dan strategic approach) tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan kepribadian tipe D.

Abstract
Learning approach is the intention of strategy that used by student to reach
learning outcomes. Type D personality is the intention to simultaneously
experience negative emotion and inhibit self expression in social interaction.
This research examine the relationship between types of learning approach with
type D personality. The sample comprised 50 students in Banten for this research.
Result indicated that there is no significant relationship between types of learning
approach (surface approach, deep approach, and strategic approach) with type D
personality."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rahmadani
"Jumlah siswa berkebutuhan khusus yang belajar di kelas reguler semakin meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut membawa konsekuensi bagi guru dalam mananjemen kelas agar dapat memenuhi kebutuhan dan karakter siswa yang semakin beragam. Pada konteks pendidikan, fungsi kelas tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga tempat siswa melatih kemampuan untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Faktor yang turut berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan inklusif adalah self efficacy yang guru miliki untuk mempraktikkan inklusif. Di sisi lain, manajemen kelas yang dilakukan guru dapat ditinjau sebagai suatu performa yang dipengaruhi oleh sejauh mana guru terlibat dalam pekerjaannya atau teacher engagement. Menggunakan replikasi model job demand resource, penelitian kuantitatif korelasional ini bertujuan untuk mengetahui apakah teacher engagement menjadi mediator dalam hubungan self efficacy dalam praktik inklusif dan manajemen kelas guru. Sebanyak 250 guru sekolah dasar inklusif se-DKI Jakarta mengisi mengisi kuesioner self report. Hasil menunjukkan bahwa self efficacy yang guru miliki untuk menerapkan pendidikan inklusif berperan sebagai personal resource. Analisis regresi Hayes menunjukkan bahwa teacher engagement secara signifikan berperan sebagai mediator. Hasil penelitian juga menunjukkan guru memiliki keyakinan yang rendah dalam hal kolaborasi, khususnya kolaborasi dengan pihak-pihak terkait yang mendukung pembelajaran, seperti psikolog, guru pendamping khusus, dan terutama orangtua.

The number of students with special needs who study in regular classes is increasing every year. It brings consequences for teachers in classroom management in order to meet the diverse needs and characteristics of students. The contributing factor to the successful of inclusive education is the self efficacy that teachers have for practicing inclusive education. On the other hand, classroom management by teachers can be viewed as a performance which is influenced by the extent to which teachers are involved in their work or teacher engagement. Using replication model of job demand resource, this quantitave correlational study aims to determine whether teacher engagement acts as mediator in the relationship of self efficacy in inclusive practice and classroom management. A total of 250 teachers of inclusive primary schools in DKI Jakarta fill out a self report questionnaire. The results show that self efficacy that teachers have for implementing inclusive education plays as a personal resource. Hayes regression analysis showed that teacher engagement significantly acts as mediator. The results also show teachers have low confidence in collaboration, especially collaboration with related parties, such as psychologists, special teachers, and especially parents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianinda Pasol
"Parameter fisik seperti kenyamanan termal (temperatur, kelembaban, dan laju alir udara), intensitas pencahayaan, dan tingkat kebisingan menjadi hal penting dalam aktivitas dalam ruangan (indoor) salah satunya di dalam ruang kelas sekolah. Sekolah merupakan salah satu fasilitas publik yang berpotensi memiliki kualitas udara yang buruk karena sekolah memiliki karateristik yang unik, penghuni sekolah memiliki usia yang rentan terhadap polutan, dan waktu yang dihabiskan di sekolah cukup lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi literatur terkait parameter fisik di dalam ruang kelas SD berdasarkan literatur yang dipublikasikan antara tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metodologi tinjauan literatur sistematis dan memperoleh 16 literatur yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter fisik yang diteliti adalah temperatur (16/16), kelembaban (16/16), laju alir udara (7/16), intensitas pencahayaan (7/16), dan tingkat kebisingan (3/16). Hasil pengukuran temperatur, kelembaban, dan laju alir udara mayoritas lebih tinggi di negara beriklim tropis sedangkan hasil pengukuran intensitas pencahayaan dan tingkat kebisingan mayoritas lebih tinggi di negara beriklim subtropis. Pada negara tropis, hasil pengukuran temperatur dengan rentang 26.5 oC – 33.7 oC, kelembaban 17.5 % - 73.17 %, laju alir udara 0.25 m/s – 0.56 m/s, intensitas pencahayaan 106 lux – 866 lux, dan tingkat kebisingan 62.3 dB. Pada negara subtropis, hasil pengukuran temperatur dengan rentang 15 oC – 29.7 oC, kelembaban 31.9 % - 72.4 %, laju alir udara < 0.1 m/s – 0.13 m/s, intensitas pencahayaan 145 lux – 1500 lux, dan tingkat kebisingan 52 dB – 74.8 dB. Faktor yang memengaruhi parameter fisik paling signifikan yaitu sistem ventilasi (16/16), iklim, musim dan cuaca pada saat pengukuran (12/16), dan kepadatan hunian (6/16).

Physical parameters such as thermal comfort (temperature, relative humidity, and air flow), illumination, and noise level are important aspects of indoor air quality for any building, including school. There is a significant health risk associated with poor air quality at schools due to its unique characteristics such as the age of occupants which are considered vulnerable to pollutants, a prolongued time spent at school and the limited budget for school maintenance. This study aims to evaluate the profile of physical parameters in primary schools’ indoor air quality by systematic literature review that was extracted from literatures published between 2016 and 2020. 16 literatures were identified and extracted in this study. It showed that the physical parameters commonly studied were temperature (16/16), relative humidity (16/16), air flow rate (7/16), illumination (7/16), and noise level (3/16). The exposure level of temperature, humidity, and air flow rate are mostly higher in tropical countries than subtropical countries, while the exposure of illumination and noise levels are mostly higher in subtropical countries. In tropical countries, the indoor temperature ranged between 26.5 oC - 33.7 oC, relative humidity ranged between 17.5% - 73.17%, air flow rate ranged between 0.25 m / s - 0.56 m / s, illumination ranged between 106 lux - 866 lux, and noise level was 62.3 dB. In subtropical countries, indoor temperature ranged between 18 oC - 29.7 oC, relative humidity ranged between 31.9% - 72.4%, air flow rate ranged between <0.1 m / s - 0.13 m / s, illumination ranged between 145 lux - 1500 lux, and noise level ranged between 52 dB - 74.8 dB. The most significant factors which affected physical parameters in indoor areas were the ventilation system (16/16), climate, season, and weather at the time of measurement (12/16), and occupancy density (6/16)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evertson, Carolyn M.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011
371.102 4 EVE m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Borich, Gary D.
Washingto, D.C.: Falmer Press, 1995
371.102 BOR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rosi Melati
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mencari pola hubungan kecerdasan dominan, gaya belajar dominan, gaya pengajaran yang paling disukai terhadap kategori rata-rata skor capaian siswa SMP ?X? untuk kelas tujuh, kelas delapan dan kelas sembilan. Adanya perbedaan kecerdasan , gaya belajar, dan gaya pengajaran yang disukai setiap siswa membuat skor capaian siswa pun berbeda-beda, sehingga pola hubungan keempat hal tersebut perlu diperhatikan. Analisis yang digunakan untuk melihat pola hubungan ini adalah analisis korespondensi berganda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecerdasan dominan yang paling banyak dimiliki siswa SMP ?X? adalah kecerdasan Interpersonal dengan gaya belajar dominan Kinestetik, mayoritas siswa ini menyukai gaya pengajaran Intellectually oriented , ketika siswa ini mendapatkan guru yang mengajar dengan gaya Intellectually oriented maka skor capaian yang diperoleh akan optimum (tinggi). Selain gaya pengajaran intellectually oriented, siswa SMP ?X? juga cocok diajar dengan gaya pengajaran people oriented. Hasil analisis yang didapatkan untuk masing-masing kelas hampir sama. Karena kecerdasan dominan dan gaya belajar siswa sulit diubah, maka untuk mengoptimalkan skor capaian siswa perlu dilakukan penyesuaian gaya pengajaran pada setiap kelas.

ABSTRACT
This Research was conducted to find the Pattern of the Dominant Intelligence, the Dominant Learning Style, and the Teaching Style which are the most preferable for the Category of Average Achievement of students in Junior High School coded ?X? for the seventh grade, eighth grade and ninth grade. The differences in intelligence, learning styles and teaching styles for each student made student?s achievement scores different, so this pattern is needed to be considered.In order to empirically analyze this pattern, this research used multiple correspondence analysis. The results showed that most of the students have Dominant Intelligence Interpersonal Intelligence with their Kinesthetic as the learning style and majority of these students liked teacher who teach with intellectually oriented style.When the student get a teacher who teach with intellectually oriented, student?s achivement scores will be optimum (high). Besides the intellectually oriented teaching style, the people oriented teaching style also applicable for SMP ?X?. Applying this research to each class resulted almost same. In order to optimize the performance scores of the students in SMP ?X?, it is not easy to make the studnets change their dominant intelligences and learning styles. Rather, making adjustment of the teaching style for each class is needed."
2016
S64596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erry Wijoyo
"ABSTRAK
Dalam berbagai penelitian, perilaku agresif dan kekerasan pada tahap perkembangan anak-anak hingga remaja kerap dijadikan faktor resiko yang membuat seorang individu menggunakan napza pada masa dewasanya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan faktor resiko agresifitas adalah perubahan tingkah laku yang dapat dijalankan melalui program sekolah. Objektif studi ini adalah melihat perubah tingkat laku dalam lingkungan kelas dalam aspek perilaku disruptif-impulsif, melalui metode Permainan Tingkah Laku Baik The Good Behavior Game atau GBG ; sebuah strategi pengelolaan kelas berupa permainan dan kontingensi kelompok yang menekan tingkah laku tidak diinginkan dan mendukung tingkah laku yang diharapkan. Dengan metode penelitian single-group pre-post design, studi ini menggunakan sampel guru n=16 dan siswa kelas IV n=24 dari salah satu sekolah di Tangerang Selatan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur perubahan tingkah laku disruptif ndash;agresif adalah Conner rsquo;s Global Index ndash; Teacher, dan Classroom Management Assessment untuk mengukur pengelolaan kelas. Hasil uji beda menunjukkan penurunan tingkah laku disruptif signfikan (p<0.05) setelah intervensi GBG yang dijalankan selama empat bulan. Diindikasikan bahwa intervensi memiliki efektivitas pada sampel siswa kelas IV sekolah dasar tersebut, namun validitas eksternal dan efek penyalahgunaan napza membutuhkan studi dengan sampel penelitian lebih besar dan desain penelitian yang lebih sistematis.

ABSTRACT
In various studies, aggressive behavior and violence during childhood and adolescence has been considered a risk factor for the initiation of substance abuse in later years of life. An effort to reduce aggressiveness as a risk factor is through behavioral change that can be implemented in school programs. This study is aimed at observing behavioral changes in disruptive impulsive aspects within classroom settings through The Good Behavior Game method a classroom management strategy in the form of games and group contingency that suppresses undesired behavior and reinforces expected behavior. Through a singe group pre post design, this study rsquo s sample consists of teachers n 16 and fourth grade students n 24 from a school institution in Tangerang Selatan. The instruments used to measure changes in disruptive aggressive behavior is Conner rsquo s Global Index ndash Teacher, and the Classroom Management Assessment to measure changes in classroom management. T test analyses resulted in significant reductions (p<0.05) in disruptive classroom behavior following a 4-month delivery of the GBG intervention. It was indicated that this intervention showed effectiveness for the sample of fourth grade students, however external validity as well as the effects on substance abuse initiation will require a larger sample size and more systematic research design."
2017
T49052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlinda Muslim
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Lestari
"Konsekuensi dan penerapan strategi SPICES di FK Unissula sejak 2005 adalah seluruh kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan dengan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa yang ditandai dengan adanya kegiatan belajar mandiri. Karena pembelajaran berpusat pada siswa tersebut merupakan budaya baru bagi mahasiswa, maka perlu dieksplorasi berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-fuktor prediksi perilaku pembelajaran berpusat pada siswa 205 mahasiswa angkatan 2005 dan 2006 menjadi subjek dalam penelitian ini. Keseluruhan data digali dengan menggunakan kuesioner. Risiko relatif (RR) dihitung untuk mengetahui risiko faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pernbe1ajaran berpusat pada siswa, dengan menggunakan regresi cox dengan time konstan, dengan menggunakan software STATA 9.
Hasil penelitian menunjukkan 123 (60%) mahasiswa memiliki perilaku pembelajaran yang tergolong dalam kategori pembelajaran berpusat pada siswa. Kesiapan belajar mandiri (RR sesuaiatFI,76, IK1,39-2,22), persepsi positif terhadap pembelajaran berpusat pada siswa (RR suaian I,Sl, dan asa1 daerah (RR suaian = 5,96, IK = 1,75-2,22) merupakan faktor prediksi dominan terbadap perilaku pembelajaran berpusat pada siswa. Pengelahuan mengenai pembelajaran berpusat pada siswa serta pengnasaan teknologi informasi, usia, gender, dan tahun akademik bukan merupakan fuktor prediksi dominan perilaku pembelajaran berpusat pada siswa.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulksn bahwa untuk meningkatkan perilaku pembelajaran student centered, faktor kesiapan beajar mandiri dan persepsi positif siswa terhadap pembelajaran berpusat pada siswa perlu ditingkatkan. Perlu diberikan bimbingan dan perhatian lebih kepada siswa berasal dari luar Jawa agar siap dan mampu melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa.

Sultan Agung Islamic medical school has to implement student centered learning strategy for all of its learning activities as its consequences of applying SPICES. Since the student centered learning is a new culture for most of the students study exploring factors which might influence the student centered behavior should be conducted. This study is aimed at investigating predicted factors of student centered behavior.
205 students from 2005 and 2006 academic year stood as the subjects of this study. Questionaires were used to collect data. Relative risks (RR) were calculated to identify the risk factors related to student centered behavior using Cox regression analysis with constant time.
The results indicate that 123 (60%) subjects perform student centered behavior. Tbe students' self directed learning readiness score (RR ajusted (RRa)=L76, CI L39-2.22), Cl L26- dominant factors which influence the student centered behavior. Variables of students' knowledge about student centered learning, IT skill, gender, age and students' year entry do not seem to affect the student centered behavior. In order to improve the performance of student centered behavior, self directed learning readiness and student positive perception toward student centered learning should be taken into consideration. Students from out of Java should be given major attention and guidance to go through student centered learning atmosphere.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T31979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moore, Kenneth D.
New York: Random House , 1989
371.7 MOO c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>