Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131894 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kaluara, Feby Hendola
"Sebagai mahasiswi arsitektur, pertanyaan mengenai pentingnya bentuk fisik kota di tengah deru informasi, perkembangan teknologi, dan segala sesuatu yang mampu didapat secara instan sering kali menghampiri pikiran saya. Tulisan ini merupakan sebuah usaha untuk menjawab sesuatu yang sangat mendasar di antara dinamika kehidupan urban tersebut: makna kematian pada sebuah pemakaman ketika media sosial online mendominasi. Kurang lebih di sini saya mencoba menilik bentuk material dan virtual Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata? sebuah pemakaman yang sangat simbolis dan menyimpan banyak cerita perjuangan?dan interpretasi masyarakat Jakarta yang asik dengan rutinitas dunia mayanya terhadap pemakaman tersebut. Sebagian dari penilikan ini adalah hasil refleksi dari teori dasein Heidegger, konsepsi ruang yang diperkasai oleh Tarthang Tulku dan sekilas mengenai konsepsi virtual-aktual yang diusung oleh Deleuze. Topik kematian sendiri saya ambil karena berhubungan erat dengan eksistensi manusia. Saya pikir meskipun perubahan yang terjadi pada kehidupan manusia terus terjadi, selalu ada titik henti yang begitu mendasar hingga mampu menjadi titik balik manusia untuk merefleksikan dirinya. Kematian adalah salah satunya. Hal ini tentu berkaitan dengan bagaimana arsitektur membentuk ruang untuk pengalaman kematian. Dapat dikatakan tulisan ini merupakan upaya menilik kembali fungsi arsitektur, khususnya arsitektur kematian, pada kota Jakarta di tengah deru perubahan dan perkembangan zaman.

As an architecture student, questions about how important physics of a city in the era of information and technology development?when everything can be received instantly?often come through my head. This writing is an attempt to answer a very basic thing in the dynamic life of urban: the interpretation of death on a cemetery while online social media dominating. I try to observe carefully the material and virtual form of Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata? a heroes cemetery which is very symbolic and has many stories about fighting for independence?and interpretation of Jakarta society who has been busied by ?virtual reality? about that cemetery. A part of this observation is also a reflection of some theories: Heidegger?s dasein, Tulku?s conception of space, and Deleuze?s interpretation about virtual-actual. I choose death as the topic because it is much related to human existence. I think there must be some very basic point among all of the changes which makes everyone can stop or turn around to reflect their selves. Death is one of those points. This is, of course, also related to how architecture creates space to experience the death. This writing can be said as an exertion to rethink the function of architecture, especially architecture of death, while changes and developments continuously coming in the city of Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42442
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salich Wicaksana Goeritman
"Skripsi ini membahas mengenai memori yang terdapat pada material culture mengenai kematian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek kajian adalah inskripsi/teks dan lambang kematian yang terdapat pada makam dan nisan abad 19 ? 20 M awal. Pada analisis yang dilakukan terhadap inskripsi/teks ditemukan penggunaan kosakata awalan, sebutan, kalimat testimoni dan kutipan alkitab/injil. Selain itu, analisis terhadap lambang-lambang yang ditemukan pada makam dan nisan merepresentasikan mengenai kematian, waktu, dan keabadian. Melalui inskripsi/teks serta lambang kematian memperlihatkan bagaimana seseorang yang telah meninggal dikenang dan memberikan gambaran mengenai adanya kehidupan setelah kematian.

This thesis discusses the memory contained in the material culture concerning death. In this research, the object of the study is the inscription or text and the symbol of death found in the tombs and headstones originating from the 19th until early 20th century AD. The analysis conducted towards the inscription/text has resulted in the usage of opening phrases, honorific titles, testimonials, and quotes taken from the holy bible. In addition, the analysis for the symbols engraved in the tombs and the headstones represent death, time, and eternity. Finally, these inscription/text and the symbol of death show us how someone who has passed away at that time is remembered and give us an overview of the existence of the afterlife."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhini Nur Izzati
"Taman Pemakaman Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) merupakan salah satu dari banyaknya bidang tanah yang dihibahkan Cornelis Chastelein dan dibangun pada tahun 1851 dimana terdapat banyak nisan kubur yang menampilkan simbol-simbol kematian yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk dan variasi simbol kematian yang ada di Taman Pemakaman YLCC. Penelitian ini metode dengan tahapan pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan interpretasi. Terdapat lima simbol kematian pada nisan kubur di Taman Pemakaman YLCC, yaitu simbol salib, simbol bintang, simbol cherub, simbol daun palma, dan simbol jangkar, hati, dan salib. Simbol-simbol tersebut kemudian memiliki perbedaan yang signifikan menyebabkan terbentuknya variasi. Setiap variasi, terutama pada simbol salib dan bintang memiliki makna khusus di masing-masing variannya. Perbedaan makna pada variasi simbol kematian pada nisan kubur di Taman Pemakaman YLCC tidak luput dari nilai-nilai keagamaan dan spiritualitas yang diyakini oleh orang yang dimakamkan maupun keluarga dari si pemilik makam. Simbol selain merepresentasikan keyakinan, juga sebagai bentuk pesan atau harapan dari keluarga yang dimakamkan.

Cornelis Chastelein Institute Foundation (YLCC) Cemetery is one of the many plots of land donated by Cornelis Chastelein and built in 1851 where there are many grave headstones displaying various death symbols. This research aims to analyze the forms and variations of death symbols in YLCC Cemetery. This research method involves stages of data collection, data processing, analysis and interpretation. There are five death symbols on the graves at YLCC Cemetery, namely the cross symbol, star symbol, cherub symbol, palm leaf symbol, and anchor, heart and cross symbols. These symbols then have significant differences causing variations to form. Each variation, especially the cross and star symbols, has a special meaning in each variant. The differences in meaning in the variations of death symbols on grave headstones at YLCC Cemetery cannot be separated from the religious and spiritual values believed by the person being buried and the family of the grave owner. The symbol, apart from representing belief, is also a form of message or hope from the buried family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Milka Vincentiya
"Skripsi ini mengenai hubungan antara aktor, dalam konteks ini antara stranger dengan stranger, dan aktor dengan lingkungan sekitarnya.  Dengan adanya perubahan makna dari stranger yang awalnya stranger adalah, orang yang tidak termasuk dalam lingkungan tempat seseorang tinggal, menjadi orang lain yang memiliki kesamaan umum dengan seseorang tersebut. Karena, sekarang kita berada pada tahap appearance dari spectacle, yang mana kita akan menilai sesuatu berdasarkan apa yang kita lihat atau tampak, skripsi ini menggunakan teori coding appearance, yang mana aktor akan beraktivitas berdasarkan tiga hal, yaitu: lokasi (location), appearance, dan sikap (behavior). Para aktor ini akan bersikap dan membawa properti menyesuaikan dengan ruang publik (lokasi), sebaliknya ruang publik juga dapat memengaruhi aktor dalam bersikap dan properti yang dibawa. Lalu, interaksi yang terjadi antar-stranger dalam ruang publik ini dapat terlihat dari keberadaan shield of privacy yang tidak bisa dilihat secara fisik namun, dapat diukur secara keruangan.

This study focusing in the relationship between actor, in this context stranger with stranger, and actor with the surrounding. Stranger then was categorized by those who did not live in someons living territory, and now stranger categorized as the people who have the same commonness with someone. With the state of appearance in spectacle, where we judge based on what we see (what appear in front of us), this study mainly use the theory about coding appearance, where actor will act based on three things: location, appearance, and behavior. They behave (behavior) and bring property (appearance) as what supposed in that public space (location), also the public space may affect the behavior and appearance of the actor. In the same location, interaction between stranger could be seen in the existence of shield of privacy, that is not physical but it is there with a measurement in space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Jody Aditya
"Penelitian ini menggambarkan upaya yang dilakukan oleh para buruh lepas konveksi Mutiara Collection di RW 05 Kalibata, Jakarta Selatan, dalam mengatasi rendahnya upah yang mereka dapatkan. Penelitian ini memperlihatkan bahwa upah yang didapat oleh para buruh Mutiara Collection belum bisa memenuhi kebutuhan dasar para buruh, sehingga para buruh melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Mulai dari mengurangi konsumsi pangan dan sandang, berhutang kepada pemilik konveksi, teman ataupun saudara, hingga sampai menjual barang-barang pribadi para buruh. Penelitian ini juga memperlihatkan komponen-komponen kebutuhan apa saja yang tidak dipenuhi oleh para buruh Mutiara Collection.

This study illustrates the efforts made by the freelance laborers Mutiara Collection convection in RW 05 Kalibata, South Jakarta, to address the low wages they get. This study shows that the wages earned by workers Mutiara Collection can’t meet the basic needs of the workers, so the workers to make efforts to meet their needs. Start of reducing the consumption of food and clothing, owed to the owner of convection, friends or relatives, up to sell personal belongings of the workers. This study also shows the components of any needs that are not met by the workers Mutiara Collection."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindyah Ayu P.
"Skripsi ini menjelaskan hubungan antara simbol dan ritual dalam kebudayaan masyarakat Kelurahan Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Hal tersebut dapat tergambarkan dalam tradisi ritual Hajat Bumi Kramat Ganceng yang masih dianggap sakral hingga saat ini. Padahal, saat ini masyarakat Pondok Ranggon merupakan masyarakat yang terbuka, dengan akses transportasi yang memudahkan mereka berinteraksi dengan kehidupan kota dan lebih mengedepankan sifat-sifat rasional. Namun, dibalik kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks, masyarakat Pondok Ranggon masih mempertahankan tradisi Hajat Bumi Kramat Ganceng hingga saat ini. Oleh sebab itu Hajat Bumi Kramat Ganceng merupakan objek penelitian skripsi ini.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan konsep penafsiran simbol dari Victor Turner yaitu: exegetical meaning, operational meaning, positional meaning. Ketiga konsep tersebut dapat mewakili kembali simbol yang terdapat dalam ritual Hajat Bumi Kramat Ganceng pada masyarakat Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penulis bukan hanya mencari informasi, tetapi lebih kepada untuk memahami suatu objek penelitian berdasarkan makna dan nilai masyarakat yang bersangkutan.

This undergraduated thesis describes the relation between symbols and ritual of culture Pondok Ranggon village society in East Jakarta Province. That relation can be seen in Hajat Bumi Kramat Ganceng ritual, which still as sacred one until now. Although nowdays the society in Pondok Ranggon society is open minded society, which seen in a transportation acces to the city and trust to rational characteristic. However, behind the needs of an increasingly complex, society of Pondok Ranggon village still retain traditional ritual Hajat Bumi Kramat Ganceng until now. Therefore, ritual Hajat Bumi Kramat Ganceng is the object of research this essay.
The research was conducted with the use of Interpretation symbols from Victor Turner, consist of: exegetical meaning, operational meaning, and positional meaning. They are a unit that capable of representing the symbols in the ritual Hajat Bumi Kramat Ganceng and Pondok Ranggon village society in East Jakarta Province. The research method used in this research is Qualitative Method, by using this method, researcher not only looking for information but more to understand the object of research based on meaning and value of pertinent community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revianti Oksinta
"Remaja mempunyai kecenderungan untuk berkumpul dengan kelompoknya dalam mengisi waktu luang mereka. Kelompok remaja yang berkegiatan di kota memiliki tujuan untuk bertemu dengan kelompok remaja lainnya serta masyarakat luas sehingga mereka dapat menunjukkan identitas mereka bersama kelompoknya sekaligus belajar dari masyarakat kota itu sendiri. Kegiatan berkumpul yang dilakukan pada suatu ruang publik kota ini disebut sebagai kegiatan hang out. Umumnya kegiatan hang out ini dilakukan dengan disertai pengekspresian semangat dan ciri budaya populer melalui kegiatan atau ciri yang ditampilkan oleh mereka.
Ruang publik kota yang digunakan dalam melakukan kegiatan hang out mempunyai karakteristik tertentu yang berhubungan dengan kondisi fisik, psikologis dan sosial mereka sebagai remaja. Karakteristik tersebut bisa diklasifikasikan berdasarkan empat aspek, yaitu: aspek ukuran, batas, aksesibilitas dan lokasi, serta dimensi kegiatan. Sebagai studi kasus dilakukan survey untuk menelusuri kondisi pemanfaatan ruang publik terbuka oleh remaja pada tiga ruang publik terbuka di Jakarta, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, yaitu ruang luar GOR Bulungan, Taman Situ Lembang dan Taman Surapati.
Berdasarkan hasil survey dan analisis, ketiga tempat tersebut memiliki karakter serta kondisi pemanfaatan yang berbeda satu sama lain. GOR Bulungan merupakan contoh dari ruang publik yang bisa memfasilitasi remaja dalam berkegiatan hang out sekaligus mengekspresikan budaya populer mereka dalam berbagai aktivitas terutama olahraga dan seni sehingga kondisi pemanfaatannya oleh remaja pun bisa dikatakan bervariasi. Sedangkan pada Taman Surapati, sesuai dengan sifatnya sebagai one dimensional space, sangat sedikit dikunjungi. Kondisi yang bertentangan terlihat pada Taman Situ Lembang sebagai one dimensional space yang tidak sesuai dengan karakteristik ruang publik bagi remaja, tetapi justru pada kenyataannya tempat ini ramai dikunjungi oleh kelompok-kelompok remaja.
Dari kondisi yang terjadi pada beberapa ruang publik di Jakarta sehubungan dengan pemanfaatannya oleh remaja, dapat disimpulkan bahwa tidak semua karakteristik dari suatu ruang publik kota bagi remaja mutlak harus dipenuhi supaya menjadi area publik yang ramai oleh remaja.

Teenagers have tendency to crowd around their peer groups during their leisure time. Groups of teenagers who crowd in the city have purpose to meet other peer groups and wide society so they can show their group identity and also learn from the society itself. This kind of gathering activity takes place in the city public space and is called hang out. Generally, in this hang out activity, teenagers do not only gathered, but also express themselves by doing the activity and showing the feature of popular culture.
The city public space that is used by teenagers has several characteristics due to the teenager's physical, psychological and social condition. As a case study, surveys are done to three public spaces in the city of Jakarta, which are outdoor space of GOR Bulungan, Taman Situ Lembang and Taman Surapati.
Based on the surveys and analysis, these three public spaces have different characters and also different condition of the usage by the teenagers. Outdoor space of GOR Bulungan is one example of public space that can facilitate teenagers in hang out activities and the expression of popular culture, especially sport and art, all at once. Meanwhile, Taman Surapati as a one dimensional space, is less visited by the teenagers. In contradiction, Taman Situ Lembang, as a one dimensional space that is not suitable for the characteristic of public space for teenagers, is visited by many of groups of teenagers.
From these conditions, we can conclude that in Jakarta, public space doesn't have to fulfill all of the characteristics of suitable public space for teenagers in order to be a teenager's place for hang out.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Mulya Iresha
"Jumlah penduduk di Jakarta yang terus naik menyebabkan kenaikan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan per harinya. Salah satu komposisi terbesar adalah sampah plastik. Menurut data Dinas Kebersihan DKI Jakarta pada tahun 2005, tercatat komposisi sampah plastik adalah sebesar 13,25% sedangkan pada tahun 2011 naik menjadi 14,02%. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti potensi penerapan 3R dan Refused Derived Fuel (RDF) untuk sampah plastik di area pemukiman. Pendekatan penelitian adalah kualitatif dan kuantitatif dengan mengambil sampel perumahan Kalibata Indah dan apartemen Kalibata City.
Penelitian ini mengukur timbulan dan komposisi sampah serta analisis proksimat dan nilai kalori residu sampah plastik untuk mengetahui potensi penerapan 3R dan RDF. Metode penelitian yang dipakai dalam sampling adalah SNI 19-3694-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.
Berdasarkan hasil analisis, potensi sampah plastik layak jual di perumahan Kalibata Indah dan apartemen Kalibata City berturut-turut adalah sebesar 40,25% atau 24,65 kg per hari dan 72,54% atau 101,1 kg per hari. Untuk potensi RDF menunjukkan hasil baik ditandai dengan nilai kalor sebesar 38,20 MJ/kg dan 38,37% MJ/kg. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah rancangan sistem pengelolaan sampah kemasan plastik serta rekomendasi dalam pengelolaan sampah plastik secara terintegrasi.

The increase of population in Jakarta also cause the increase of waste generation per day. One of the greatest composition is plastic waste. According to data from the Jakarta Sanitation Office in 2005, recorded the composition of plastic waste is equal to 13.25%, while in 2011 increased to 14.02%. This research is intended to identify potential of 3R and Refused Derived Fuel (RDF) application in residential area. Quantitative and qualitative approach is used by performing sampling in Kalibata Indah Residence and Kalibata City apartment.
This research measures waste generation and composition as well as analyzes proximate and caloric value of plastic waste residue to recognize the potential of 3R and RDF application. The research method used in sampling is SNI 19-3694-1994 on Taking and Measurement Methods of the Examples from Municipal Solid Waste Generation and Composition.
According to the analysis, potential of plastic waste recycling in Kalibata Indah Residence and Kalibata City Apartment consecutively are 40,25% or 24,65 kg per day and 72,54% or 101,1 kg per day. RDF potential is also good, indicated by calorific value of 38.20 MJ/kg and 38.37% .MJ/kg. Therefore, it requires the design of plastic packaging waste management systems and recommendations for the integrated plastic waste management.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sully Ayu Wardhani
"Anak-anak merupakan salah satu bagian penting dari komunitas publik yang tinggal pada sebuah ruang kota. Sebagian waktu yang mereka habiskan adalah play. Saat ini banyak anak tinggal pada daerah urban dimana pada daerah tersebut merupakan daerah yang padat dengan pergerakan dan perpindahan manusia dari suatu lokasi ke lokasi lain menjadi sangat beragam. Dapat dikatakan keadaan sebuah kota tidak perduli mengenai anak yang berada didalam kota. Ketidakberpihakan kota terhadap anak tercermin dalam ruang-ruang publik yang minim dari fasilitas untuk anak beraktivitas didalamnya, serta terbatasnya ruang gerak anak ketika berada di ruang publik. Dalam hal ini ruang public seharusnya dapat mengakomodir kegiatan anak beraktivitas. Hal itu dapat diterjemahkan melalui ruang rekreasi anak, walaupun terkadang keberadaannya dilalaikan untuk dibangun mengingat kepentingan komersil yang begitu tinggi sehingga ruang menjadi terbatas ataupun dibatasi. Hal ini sangat bertentangan dengan pengembangan anak yang membutuhkan beberapa elemen untuk tumbuh dan berkembang seperti aktif bergerak, berkenalan dengan lingkungannya dan bersosialisasi. Ruang rekreasi anak menjadi sulit untuk diterapkan terlebih di kotakota besar dengan penduduk yang padat. Karena pada setiap tingkatan umur, anak dapat membedakan beberapa hal yang berkaitan dengan ruang gerak untuk aktivitas bermain mereka. Melalui penulisan ilmiah ini saya akan meninjau ruang rekreasi anak yang tentunya memiliki karakteristik tersendiri, terlebih jika ruang itu diletakkan pada ruang dengan aktivitas beragam berada di pusat kota.

Children becomes an urgent element of the public community is remaining at a town space. Some of time which they doing is play. Now many childs remains at district urban where at the district is massive district with movement and displacement of man from a location to other location become very having immeasurable. Can be told state of a town is not give a dam about residing in child in town. Un-the siding of town to child of mirror in public spaces minim from facility for child of having activity in it, and the limited kinetic space child of when residing in public space. In this case space public ought to can accommodates activity of child of having activity. That is translatable passed recreation space of child, although sometimes its (the existence neglected for built to remembers commercial importance of which so) after height so that space becomes is limited and or is limited. This thing hardly is against expansion of child requiring some element to grow and grows like active moved, gets acquainted with its (the area and socialization). Recreation space for child becoming difficult to be applied particularly in big towns with massive residents. Because in each life level, child can differentiate some things related to kinetic space for activity plays at them. Through this scientific writing I will evaluate recreation space of child that is it is of course has separate characteristic, particularly if the space put down at space with activity is having immeasurable resides in downtown."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>