Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134708 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eldy Bisma
"ABSTRAK
Perjudian kiranya telah menjadi masalah sosial yang telah ada sejak dahulu. Perjudian ini semakin marak ketika terjadi perubahan keadaan sosial politik serta krisis ekonomi yang melanda negara ini, dimana orang semakin sulit untuk mendapatkan uang dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu orang menginginkan cara yang paling cepat untuk mendapatkan uang yang salah satunya dilakukan dengan cara berjudi. Disamping itu, jika kita lihat disini, yang menjadi sebab utama perjudian dilarang ialah, bahwa aktivitas ini mengajarkan manusia untuk senantiasa mencari keuntungan di atas kesusahan orang lain. Dimana dalam suatu permainan judi setiap pemain akan selalu berusaha ?mematikan? lawan, dengan berbagai cara, sehingga dialah yang keluar sebagai pemenang dan berhak memperoleh keuntungan dari lawan yang dikalahkannya.
Dalam hukum yang berlaku di Indonesia perjudian sudah termasuk dalam tindakan pelanggaran hukum. Bagi siapa saja yang melakukan tindakan perjudian pasti akan mendapatkan sanksi yang sudah jelas diatur dalam KUHP tanpa memandang usia, pendidikan, dan lain sebagainya. Perjudian yang dilakukan oleh orang dewasa saja sudah melakukan tindakan pelanggaran hukum apalagi perjudian tersebut dilakukan oleh anak-anak yang secara psikologis belum memiliki pola piker yang lebih matang dibandingkan dengan orang dewasa dan juga memiliki tingkat emosional yang bias dibilang tidak stabil yang nantinya akan berimbas pada perilaku anak tersebut dikemudian hari Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan wawancara mendalam dan sedikit studi kepustakaan. Sumber data berasal dari wawancara yang penulis lakukan dengan pelaku perjudian, otoritas penguasa setempat, pemilik rental PS, dan juga salah satu orang tua dari pelaku tindakan perjudian agar mendapatkan gambaran padu perjudian yang dilakukan serta reaksi yang mungkin ditimbulkan setelahnya. Selain itu, penulis juga memakai sumber lain seperti buku, artikel, berita internet dan bentuk-bentuk tulisan lain ? baik yang diterbitkan maupun tidak ? yang isinya relevan dengan permasalahan ini.

Abstract
Gambling would have become a social problem that has existed long ago. Gambling is more prevalent when there is a change of political and social situation of economic crisis that hit the country, where people are increasingly difficult to earn money and meet their needs. Therefore most people want a quick way to earn money, one of which is done by gambling. Besides, if we can see here, which became the main cause of gambling is forbidden, that this activity teaches people to constantly seek advantage over the distress of others. In a gambling game where each player will always try to "kill" the opponent, in various ways, so it was he who came out as winners and are entitled to benefit from a defeated the opponent.
The applicable law in Indonesia is included in the act of gambling law violations. For anyone who does the gambling will definitely get the sanctions that have been in the Penal Code regardless of age, education, and etc. Gambling is conducted by adults alone let alone unlawful act of gambling is done by children who are psychologically not have think the pattern is more mature than adults and also have high levels of emotional instability arguably bias that would impact on the behavior the child's future. This study used a qualitative approach to the type of descriptive research. Techniques of data collection conducted in-depth interviews and a little library research. The source data came from interviews that the author did with gambling offender, the authority of local authorities, owners of rental PS, and also one of the parents of the perpetrators of the gambling action in order to get a coherent picture of gambling is conducted and the reactions that may arise thereafter. In addition, the authors also use other sources such as books, articles, internet news and other forms of writing - whether published or not - that is relevant to this issue."
2012
14-17-105504669
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suhariyono A.R.
"Bentuk perbuatan pidana yang sudah lama dikenal, seperti tindak pidana terhadap harta benda, dapat dilakukan lebih efisien (tanpa menggunakan kekuatan fisik) dengan menggunakan komputer. Konsep KUHP, terutama pengaturan tindak pidana harta benda, yang dilindungi adalah obyek yang berwujud yang dapat diraba.
Selama ini, penerapan tindak pidana yang berkaitan dengan komputer adalah salah satu kejahatan modern yaitu kejahatan yang dilakukan oleh para intelektual dan pelaku kejahatan dalam lingkup "White Collar Crime". (Term usually signifies law violations by corporations or individuals including theft or fraud and other violations of trust committed in the course of the offender's occupation).
Tindak pidana ini dapat ditinjau dari kemungkinan timbulnya kerugian finansial yang pada umumnya dalam jumlah besar sebagai akibat langsung dari tindakan tersebut. Ini sebagai ciri yang paling panting dari tindak pidana ini, misalnya dalam lalu lintas keuangan di bank. Di samping kerugian finansial, ada kepentingan lain yang perlu mendapat pengamanan, misalnya, data pribadi atau rahasia negara.
Tindak Pidana Yang Berkaitan Dengan Komputer menarik, karena :
  1. Perbuatan tersebut dapat dilakukan dengan sangat cepat secara otomatis;
  2. Perbuatan tersebut dapat dilakukan tanpa campur tangan manusia dan dapat diulang-ulang secara tanpa batas;
  3. Tidak kelihatan dan semua bekas dapat dihapus secara otomatis
  4. Dapat dilakukan melapaui geografis karena penggunaan telekomunikasi dan informatika;
  5. Perbuatan tersebut merupakan ancaman bagi perusahaan, organisasi, dan lembaga yang merupakan tonggak dari masyarakat modern;
  6. Perbuatan tersebut dapat dilakukan di rumah pribadi dan locus delicti di tempat lain.
Semua perbuatan di atas harus ditanggulangi dengan sistem hukum yaitu dengan membentuk suatu peraturan yang dapat melindungi masyarakat, bangsa, dan negara.
Di dalam peraturan (nantinya), perlu dipertimbangkan mengenai permasalahan :
  1. tindak pidana yang diatur dalam KUHP yang nyata-nyata ditujukan kepada seseorang atau suatu barang, akan terjadi penafsiran lain jika tindak pidana tersebut dilakukan terhadap komputer, misalnya, penipuan yang ditujukan kepada komputer;
  2. barang yang bernilai ekonomis, sekarang ini sudah banyak .yang berbentuk barang takberwujud (immaterial);
  3. peran kertas sebagai penyimpan data, sekarang ini sudah terdesak oleh bahan elektronik penyimpan data, misainya, disket, hardisk, kaset, atau compact disk;
  4. data dan komputer itu sendiri, dalam hal menggunakan komputer tanpa hak, tanpa izin memeriksa, memperoleh data atau informasi atau program dalam komputer, tanpa hak mengkopi data atau informasi atau program, tanpa hak menghapus atau mengubah data, dan tanpa hak mengganggu atau menggagalkan pengolahan dan lalu lintas data.
Dari masalah di atas, akan dicoba untuk mencari solusi dengan menuangkannya dalam suatu naskah akademis (hasil penelitian atau pengkajian suatu masalah) sebagai acuan pembentukan peraturan perundang-undangan. Pembentukan peraturan (UU pidana) merupakan suatu kebijakan tertentu di dalam menentukan kriminalisasi atau dekriminalisasi suatu perbuatan. Dalam tahap ini adaiah tahap penetapan pidana oleh pembuat undang-undang."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahriz Danalam Alim Muntoha
"David Ward, Timothy J. Carter dan Robin D. Perrin (1994) adalah para peneliti yang menjabarkan konsep penyimpangan sosial dan juga kejahatan pada aspek interaksi sosial serta konsepsi subjektivis dan objektivis. Konsep Ward et.al di aplikasikan untuk mengkaji kasus unjuk rasa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kekerasan kolektif yang melibatkan sekelompok mahasiswa dengan pihak kepolisian dan berdampak korban luka serta kerusakan property pada tanggal 29 Maret 2012 di jalan Diponegoro, Salemba, Jakarta.
Kesimpulan dalam penulisan ini, peristiwa kasus unjuk rasa dan kekerasan kolektif itu dapat dikatakan sebagai kejahatan sekaligus penyimpangan (crime is deviance) dengan melihat unsur-unsur serta aspek dalam pemahaman Ward et.al tentang penyimpangan dan kejahatan yaitu Pelaku (actor) dan Tindakan (acts), norma dan reaksi.

David Ward, Timothy J. Carter and Robin D. Perrin (1994) are researchers who describe the concept of social deviance and crime in social interaction and conception of subjectivist and objectivist aspects. Ward et. al concept is applied to discourse a demonstration against the raise of fuel and collective violence which involved a group of university student and police officers resulting several wounded victims and damage of property on March 29 2012 at Jalan Diponegoro, Salemba, Jakarta.
This writing concludes that the occurrence of demonstration and collective violence can be categorized as crime, as well as deviance (crime is deviance) by examining the elements and aspects according to the understanding of Ward et. al about deviance and crime which includes Actor, Acts, Norm, and Reaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Herbyan Widianto
"Penelitian ini membahas tentang bentuk gangguan yang dihasilkan dari ormas yang terjadi beberapa tahun belakangan dengan melakukan tindak vandalisme dan tindak anarkhis, yang dimana peneliti membatasi hanya pada persepsi masyarakat yang dimana menghasilkan fear of gang crime di masyarakat.
Sebagai landasan teori, penulis menggunakan perceived incivilities, penulis juga mengkaji literatur tentang fear of crime dan fear of gang crime. penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Hasil dari analisis data diketahui bahwa terdapat hubungan yang lemah antara perceived incivilities terhadap fear of gang crime dengan nilai positif, sehingga perceived incivilities meningkat, maka fear of gang akan meningkat pula.

This study discusses the form of disruption resulting from the society organization that occurred in recent years by committing acts of vandalism and anarchists, which is where the researchers restricted only to the public perception which produces fear of gang crime in the community.
As a theoretical basis, writer used the perceived incivilities, writer also reviews the literature about fear of crime and fear of gang crime. Writer used a quantitative approach with survey methods. It?s known from the result of data analysis that there is a weak relationship between perceived incivilities on fear of gang crime with a positive value, so if the perceived incivilities increase, the fear of gang will also rise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ashar Suryobroto
"Permasalahan yang saya teliti dalam tesis ini adalah : Pola-pola tindak kejahatan yang terbentuk dari pola-pola kehidupan sosial sehari-hari yang terjadi pada penduduk daerah kumuh (slum area) Gang Kelinci - Bumiarjo yang merupakan zone transisi dari kota Surabaya, sebagai akibat perubahan sikap hidup yang dialami orang desa yang datang dan berhuni dikota. Pola-pola tersebut meliputi : kegiatan-kegiatan sosial, keteraturan sosial, aspek sosialisasi, pola patron-Wien, tingkat solidaritas, aspek aspek kriminal, sanksi, orientasi nilai, dan perasaan teritori.
Corak kehidupan penduduk Gang Kelinci yang berada didaerah hunian liar, kumuh dan miskin ini cenderung menghasilkan produk sosialisasi yang lebih menonjolkan aspek frsik dalam ?kehebatan" melakukan kejahatan ditandai memudarnya rasa kemanusiaan, etika dan adab yang melahirkan pola-pola kejahatan yang dilakukan warganya, diantaranya membentuk pola patron klien secara berjenjang I bertingkat dalam arti : ada jalinan antara perolehan hak-hak klien untuk mendapat perlindungan dan pengamanan fisik dari patron , serta kewajiban klien kepada patronnya masing-masing berupa pemberian (setoran) sejumlah maters dan/atau uang sesuai jenis dan bentuk "lapangan operasi" yang digeluti.
Pola-pola kejahatan juga tidak lepas dari ciri lingkungan sosial yang berada disekitar daerah kumuh tersebut, oleh sebab itu perilaku menyimpang bahkan tindak kejahatan yang dilakukan warga pemukiman ini, bukan merupakan pelanggaran atau deviant behavior, misalnya jenis jenis perbuatan kejahatan jalanan atau street crimes seperti penodongan, penjambretan, perampasan, pencopetan, pemerasan, pelacuran dan perjudian. Penentuan pilihan lokasi kejahatan / tempat kejadian yang radiusnya relatif dekat dengan daerah huniannya adalah salah satu implementasi dalam penerapan kiat pelaku kejahatan guna mengendalikan dan memonitor kegiatan mereka sesuai pola ruang - jarak - wilayah, yang sekaligus dapat disebut sebagai upaya pelarian, persembunyian dan pengamanan diri dari kejaran petugas Polisi."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djohan Aryadi
"Penelitian ini didasarkan akan gejala kejahatan yang biasa terjadi ditengah-tengah masyarakat, yaitu pencurian dengan pemberatan atau biasa disebut dengan curat. Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan menggunakan teori ecology of crime dan broken windows theory. Penulis menggunaan statistik kriminal kepolisian sebagai acuan dalam melihat peristiwa curat yang terjadi. Kemudian berdasarkan data statistik tersebut penulis mengkaji kondisi ekologi tempat terjadinya curat dan juga mengkaji secara broken windows theory. Kondisi ekologi yang dikaji mengacu pada 3 hal, pertama kondisi lingkungan fisik, kondisi tingkat kemiskinan pada area tersebut dan selanjutnya berdasarkan heterogenitas lingkungan tersebut. Sementara itu kajian secara broken windows theory mengacu pada 8 ide pokok yang dikemukakan oleh Sousa dan Kelling.
Penelitian ini menemukan bahwa walaupun dikatakan bahwa lingkungan yang memiliki tingkat rata-rata kejahatan tinggi cenderung memiliki kesamaan kebobrokan lingkungan fisik, kondisi kemiskinan yang tinggi dan penduduk yang heterogen, kenyataanya hal tersebut tidak berlaku pada peristiwa curat yang dikaji pada penelitian ini. Meskipun begitu perlu dipertimbangkan lagi karena proses pengumpulan data ataupun penelitian yang dilakukan pada kajian ini belum tentu setara dengan kajian yang mencetuskan pendapat tersebut. Disamping itu masyarakat nampaknya kurang menyadari akan ancaman curat yang mungkin terjadi, mereka cenderung acuh akan peristiwa curat yang telah terjadi dan mungkin saja menimpa mereka.

This study based on the crime that are common amongst in society, for instance burglary. The method used is qualitative by using theory ecology of crime and broken windows theory. The author uses police crime statistics as a reference to see of the events that burglary occurred. Then, based on statistical data, the writer examines the ecological conditions where the burglary occurred and also study in broken windows theory. Ecological conditions studied refers to three things, the first is condition of the physical environment, the condition of poverty in these areas and then based on the heterogeneity of the environment. While the study is broken windows theory refers to the 8 main ideas put forward by Sousa and Kelling.
The study found that although it's said that the environment which have an average rate of crimes tend to have in common depravity of the physical environment, the condition of poverty is high and the population is heterogeneous, in fact it doesn't apply in the event burglary examined in this study. Despite that, need to be considered because the process of data collection or research conducted in this study is not necessarily equivalent to a study that sparked this opinion. Besides, the public seems less aware of the threat of burglary that may occur, they tend to be ignorant of the events that have occurred and the burglary may befall them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bintang Ramadhan
"ABSTRAK
Angka kejahatan di lingkungan pemukiman terbilang cukup tinggi dibandingkan dengan tempat lainnya. Jenis kejahatan yang terjadi pun cukup beragam. Tipe pemukiman yang beragam juga memungkinkan adanya perbedaan dalam tipe kejahatan yang ada antara satu dengan lainnya. Dalam artikel ini penulis berusaha menjabarkan tipe kejahatan apa saja yang ada di salah satu jenis pemukiman yaitu apartemen. Selain itu penulis juga berusaha membedakan antara tipe kejahatan di apartemen dengan di perumahan konvensional. Penulis menggunakan Rational Choice Theory dan Routine Activity Theory untuk menjelaskan adanya perbedaan ini. Perbedaan karakteristik antara apartemen dan perumahan konvensional seperti sistem keamanan, fasilitas, hingga interaksi penghuni menyebabkan adanya perbedaan baik dalam tipe kejahatan maupun modus operandinya.

ABSTRACT
The number of crimes in the settlement is quite high compared other places. The types of crimes are also quite diverse. Different types of settlements also allow for differences in types of crime that exist between one another. In this article the author tries to describe the type of crime in one type of settlement which is an apartment. In addition the authors are also trying to distinguish the types of crime in an apartment and in a conventional housing. The author uses Rational Choice Theory and Routine Activity Theory to explain this difference. Characteristic differences between apartments and conventional housing such as security systems, facilities, to interactions between occupant causing the differences in both the type of crime and the modus operandi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Grant, James P.
Jakarta: UNICEF, 1989
301.43 GRA l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Silvia Salsabila
"ABSTRAK
Fenomena anak jalanan merupakan sebagian kecil dari fenomena ?nyata? yang
menggambarkan ketidakadilan yang dialami oleh anak-anak. Fenomena ini terdapat
hampir di seluruh dunia, baik pada negara-negara maju maupun negara-negara
berkembang dengan jumlah atau proporsi yang beragam. Permasalahan tersebut hingga
saat ini masih merupakan permasalahan sosial yang belum kunjung terselesaikan.
Beberapa program telah dirancang dan diimplementasikan untuk pengentasan
masalah ini, namun masih belum dinilai dapat memuaskan dan menuntaskan
permasalahan ini disebabkan oleh satu dan lain hal. Sebagian besar program-program
yang ada, menitikberatkan pada upaya penyediaan ?rumah? bagi anak-anak ini. Hal ini
mengindikasikan adanya pandangan yang menganggap keberadaan ?rumah? bagi anak-
anak jalanan adalah panting. Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian berkembang Iebih jauh,
karena berdasarkan observasi yang dilakukan, ternyata tidak hanya rumah ?buatan" hasil
dari program, melainkan juga rumah orang tua atau rumah sendiri, pun tidak berhasil
membuat anak-anak jalanan merasa ?at home?. Bagaimana sebenarnya arti ?rumah? yang
bagi anak-anak jalanan ini?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori psikologi perkembangan bagi
anak dalam usia sekolah yang di antaranya dikemukakan oleh Piaget dan Erikson, teori mengenai anak jalanan dari Lucchini, YKAI dan lain sebagainya, teori-teori mengenai
persepsi, rumah, dan teori hirarki kebutuhan dari Maslow.
Penelitian yang dilakukan disini bersifat kualitatif dengan metode pengumpulan data
wawancara dan observasi. Keempat responden ternyata memiliki penghayatan arti
?rumah? yang bersifat sangat subjektif; yang dipengaruhi oleh pengalaman., kebutuhan
dan harapan yang dimiliki oleh masing-masing responden terhadap rumah. Setelah
dilakukan analisis individual bagi setiap kasus, penulis juga melakukan analisis banding
antar kasus, yang berusaha menemukan persamaan dan perbedaan untuk setiap kategori
pengalaman, kebutuhan dan harapan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keempat responden memiliki persepsi
mengenai rumah yang kurang lebih sama, pada setiap kategori pengalaman, kebutuhan
dan harapan. Hanya ada satu responden yang memiliki perbedaan yang berarti dalam
kategori kebutuhan (Maslow) dengan mengungkapkan adanya kebutuhan untuk
menjadikan rumah sebagai tempat untuk mengaktualisasikan diri.
Selain itu juga dilakukan pembahasan mengenai faktor-faktor yang menimbulkan
perasaan ?lekat? (place of attachement) terhadap rumah. Analisis-analisis yang dilakukan
ini juga melibatkan analisis banding dengan proporsi-proporsi teoritis yang berkaitan
dengan hal yang dianalisis."
2000
S3009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nursolekhah
"Hidrosefalus merupakan salah satu penyakit kronik yang terjadi pada anak yang dapat menimbulkan konsekuensi negatif bagi anak dan keluarga, untuk itu diperlukan koping konstruktif untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul. Salah satu koping yang dapat digunakan yaitu koping yang berhubungan dengan agama.Tujuan penelitian adalah untuk mengeksplorasi pengalaman religiusitas ibu yang memiliki anak penderita hidrosefalus. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian enam ibu yang memiliki anak penderita hidrosefalus. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data menggunakan metode Collaizi. Hasil penelitian mengidentifikasi 4 tema, yaitu kadang naik kadang turun, memaknai penyakit yang dialami anak, mendekat pada Allah, dan mempererat hubungan dengan sesama. Rekomendasi dari penelitian ini adalah mengembangkan inovasi pelayanan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik pada ibu yang memiliki anak penderita hidrosefalus sehingga kebutuhan religiusitas ibu dapat terpenuhi.

Hydrocephalus is one of the chronic diseases that occur in children that can have negative consequences for children and families, for it needed a constructive coping to overcome the problems that arise. One coping that can be used is coping related to religion. The aim of the research is to explore the religiosity experience of mothers who have children with hydrocephalus. This research uses qualitative method with phenomenology approach. The number of participants in the study of six mothers who had children with hydrocephalus. Sampling technique using purposive sampling. Data analysis using Collaizi method. The results of the study identified four themes, namely feelings of unhappiness, understanding the disease experienced by children, closer to God, tighten relationships with other human beings. The recommendation of this research is to develop nursing service innovation in giving holistic nursing care to mothers who have children with hydrocephalus, so that the religiosity needs of mothers can be fulfilled.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>