Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178934 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanien Indriani
"Preeklampsia/Eklampsia merupakan penyebab kematian ibu nomer dua di Indonesia dengan prosentase 24% dari seluruh kematian ibu yang terjadi di Indonesia. Sedangkan di Kota Tegal sendiri, preeklampsia/eklampsia selalu menjadi salah satu penyebab kematian ibu pada empat tahun terakhir mulai dari tahun 2008. Karena RSUD Kardinah merupakan rumah sakit rujukan yang ada di Kota Tegal yang ikut menangani kasus preeklampsia/eklampsia yang terjadi, maka dilakukanlah penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan preeklampsia/eklampsia di RSUD Kardinah tahun 2011.
Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol dengan jumlah sampel 80 orang untuk kasus dan 80 pasien sebagai kontrolnya dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien. Sampel yang diambil adalah pasien yang bersalin di RSUD Kardinah pada tahun 2011 yang memenuhi data rekam medis untuk variabel yang akan diteliti yang lengkap. Dan faktor-faktor yang diteliti adalah umur, graviditas, paritas, riwayat abortus, usia gestasi dan status pekerjaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara preeklampsia dengan umur (OR=3,4), usia gestasi (OR=3,182) dan status pekerjaan (OR=4,58). Sedangkan faktor graviditas, paritas dan riwayat abortus tidak mempunyai hubungan yang signifikan dalam penelitian ini.

Preeklampsia/Eklampsia was a second cause of maternal mortality in Indonesia that was 24% from all maternal mortality that was happened. In Tegal, preeclampsia always bacome one of causes of maternal mortality in 4 years later since 2008. RSUD Kardinah is a refferal hospital in Tegal that were treated preeclampsia/eclampsia.
This research is a case control study with 80 sample as case and 80 sample as control using secunder data that were got from pasien medical records. The sample that were taken were the pasien who were delivered their baby in RSUD Kardinah in 2011 who had complete medical record. And the risk factors that were studied were age, gravidity, parity, abortus, gestasional age and work status.
The result of this research shown that there is a significancy relation between preeclampsia with age (OR=3,4), gestasional age (OR=3,182) and work status (OR=4,58). Therefore the gravidity, parity and abortus experience don‟t have a significant relation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Liva Wijaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai diagnostik skor prabedah dan prosedur potong beku pada pasien keganasan ovarium usia muda. Selain itu, penelitian ini ingin mengetahui apakah potong beku menambah nilai prediksi skor prabedah. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data RSCM dari tahun 2006-2010. Kami mendapatkan 437 pasien dengan diagnosis neoplasma ovarium kistik. Seratus lima puluh tujuh pasien berusia dibawah 40 tahun. Nilai diagnostik skor GP pada keganasan usia muda berturut turut sensitivitas, spesifitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, dan akurasi sebesar 77%, 49%, 61%, 68%, dan 63% sedangkan RMI memberikan nilai diagnostik berturut-turut 69%, 49%, 58%, 45%, dan 59%, hasil yang tidak jauh berbeda dengan skor GP. Nilai diagnostik prosedur potong beku pada keganasan usia muda dengan skor GP >4 berturut turut sensitivitas, spesifitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, dan akurasi sebesar 81.7%, 87.2% , 90.7%, 75.6%, dan 83%, sedangkan untuk RMI >200 nilai diagnostik berturut-turut adalah 81%, 87%, 89%, 77%, dan 83%. Potong beku menambah 6% dari prediksi prabedah skor GP dan 12% dari prediksi prabedah RMI.

The aim of this paper is to know the diagnostic value of scoring system that taken before surgery and frozen section in the young age patient suspected malignancy. Using that result, we can also know whether the frozen section give additional value to clinical scoring system or not. This research was undergone by using RSCM’s medical record from 2006-2010. From 437 patients suspected ovarian malignancy, we took only 157 patients due to their age. Diagnostic value of GP score are 77%, 49%, 61%, 68%, 63%, while RMI are 69%, 49%, 58%, 45%, 59%, (sensitivity, spesifity, positive prediction value, negative predictive value, and accuracy respectively). Diagnostic value of frozen section in patient suspected malignancy using GP score >4 are 81.7%, 87.2%, 90.7%, 75.6%, 83%, while in patient with RMI > 200 are 81%, 87%, 89%, 77%, 83% (sensitivity, spesifity, positive prediction value, negative predictive value, and accuracy respectively). Frozen section only gave 6% additional value for GP score and 12% for RMI score."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wira Hartiti
"ABSTRAK
Preeklamsia/eklamsia merupakan salah satu penyebab utama penyumbang kematian ibu di Indonesia.Angka kematian ibu di Indonesia saat ini tergolong masih tinggi di negara Asia.Salah satu penyebab terjadinya preeklamsia/eklamsia diduga adalah adanya obesitas pada ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan prevalensi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya preeklamsia/eklamsia serta mengetahui hubungan antara obesitas dengan kejadian preeklamsia/eklamsia pada ibu saat hamil atau bersalin di Indonesia tahun 2010 setelah dikendalikan oleh variabel usia ibu, jumlah paritas, pekerjaan ibu, tingkat pendidikan ibu, status ekonomi, berat badan lahir bayi, riwayat merokok, riwayat abortus, kunjungan pelayanan antenatal dan kualitas pelayanan antenatal.
Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional menggunakan analisis multivariat dengan uji regresi logistic ganda. Sampel penelitian dengan mengambil semua sampel Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 yang eligible dari 33 provinsi yaitu sebanyak 5.112 responden (obesitas sebanyak 680 responden dan tidak obesitas sebanyak 4.432 responden), yang diambil dengan metode stratified two stagecluster design. Hasil penelitian terlihat prevalensi obesitas sebesar 13,30% dan preeklamsia/eklamsia sebesar 3,91%. Terdapat hubungan obesitas dengan kejadian preeklamsia/eklamsia dengan Odd Ratio (OR) sebesar 1,88 (95% CI 1,33-2,66) setelah dikontrol oleh variabel usia ibu, berat badan lahir dan riwayat merokok. Jadi obesitas merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam menyebabkan terjadinya preeklamsia/eklamsia.Oleh karena itu pemerintah dan masyarakat perlu berperan aktif dalam upaya pencegahan terjadinya preeklamsia/eklamsia dengan menjaga berat badan ideal sejak usia remaja sehingga tidak mengalami obesitas pada saat hamil.

ABSTRACT
Preeclampsia/eclampsia is one of the major causes of maternal mortality in Indonesia. The maternal mortality rate in Indonesia is still relatively high in Asian countries. One of the causes of preeclampsia/eclampsia is maternal obesity.
The aim of this studyis to know the distribution and prevalence of the factors that could affect the occurrence of preeclampsia/eclampsia and to know the association of the obesity and preeclampsia/eclampsia in the mother during pregnancy or delivery in Indonesiain 2010,after controlled by maternal age, parity, mother's occupation, mother's education level, economic status, birth weight, history of smoking, history of abortion, antenatal visits and quality of antenatal care variable.
Study design is cross-sectional using multivariate analysis with multiple logistic regression. The study sample by taking all sampled that eligible in 2010 Basic Health Survey are 5,112 respondents (680 respondents obese and 4,432 respondents non-obese). Study result is shown the prevalence of obesity was 13.30% and preeclampsia/eclampsia was 3.91%. There is a relationship of obesity and preeclampsia/eclampsia with Odds Ratios (OR) of 1,88 (95% CI1,33 to 2,66) after controlled by maternal age, birth weight and smoking history variable. So, obesity is a significant factor in the cause of preeclampsia/eclampsia. Therefore, the government and community should play an active role in the prevention of preeclampsia/eclampsia with maintaining a healthy weight since their teens so not obese during pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Widiastuti
"Pre eklampsia adalah kondisi yang ditandai siengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang nyata pada ibu 6ami1. Rlie eklampsia dan eklampsia menjadi sala h satu penyebab kematian ter&anyak di rumah sakit aengan persentase kasus sekitar 30%.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mencari faktor-faktor, yang berhubungan dengan kematian pada ibu dengan preeklampsta be at di RSUD Tangerang. Faktor terbagi menjadi 3 kategori yaitu faktor ibu (umur, padtas, riwayat abortus, riwayat dm, riwayat hipertensi, dan riwayat hipertensi dalam kelu ga), faktor penanganan pra rumah sakit (perujuk, penatalaksanaan pra rs dan lama waktu merujuk) dan aktor penanganan di rumah sakit (pemberian obat perawatan di ICU cara dan waktu terminasi kehamilan dan komplikasi).
Metode: Desain penelitian adalah kasus kontrol. Kasus adalah "bu yang meninggal karena pre eklampsia berat, dan kontrol adalah ibo pre eklampsia berat yang bertahan hidup. Sampel penelitian terdiri dari 73 kasus dan 'J3 kontrol. Data diambil dengan menggunakan kuesioner berdasarkan informasi yang disarikan dari data rekam medis pasien 2005-2008.
Hasil: Faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian pada ibu dengan pre eklampsia berat di RSU Tangerang adalah riwayat hipertensi dalam keluarga (p=0,013, OR 0,147;95 % CL 0,032-0.684). Pemberian obat di Rumah Sakit rangkaian tindakan penanganan pra rumah sakit dan selama di rumah sakit (continuum of care). Keberhasilan penanganan komplikasi tidak terlepas dari rangkaian kegiatan, yang diharapkan sejak awal patuh pada prosedur tata laksana yang ada, sekaligus didukung dengan kesiapan fasilitas kesehatan (rumah sakit) dalam menangani kasus."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20947
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Restya Sri Sugiarti
"Obesitas adalah kondisi gizi lebih yang jika terjadi selama kehamilan memiliki dampak besar pada kesehatan ibu dan bayi serta berisiko untuk terjadinya preeklampsia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur estimasi risiko obesitas kehamilan terhadap terjadinya preeklampsia. Penelitian ini merupakan studi case-control dengan menggunakan data rekam medis pada ibu bersalin RSUD Pasar Minggu. Analisis data dilakukan dengan uji Regresi Logistik. Hasil penelitian yang didapatkan adalah terdapat hubungan signifikan secara statistik antara obesitas kehamilan yang berinteraksi dengan umur terhadap kejadian preeklampsia setelah dikontrol variabel hipertensi gestasional pada ibu yang mengalami obesitas dan berusia ≤35 tahun untuk terjadinya preeklampsia dengan OR sebesar 2,81 (95% CI: 1.41-5.60; p  0.003). Risiko pada ibu yang berusia >35 tahun dengan OR 2,46 (95% CI: 1.02-5.93, p 0.043). Sementara risiko pada ibu obesitas dan berusia >35 tahun sebesar 0,80 (95% CI: 0.24-2.59; p 0,070). Ibu hamil diharpakan untuk menjaga berat badan normal untuk menghindari terjadinya preeklampsia.

Obesity is a condition of overnutrition which if it occurs during pregnancy has a major impact on the health of the mother and baby and is at risk for the occurrence of preeclampsia. The purpose of this study was to measure the estimated risk of pregnancy obesity on the occurrence of preeclampsia. This research is a case control study using medical record data for mothers giving birth at Pasar Minggu Hospital. Data analysis was carried out by using Logistic Regression test. The results of the study showed that there was a statistically significant relationship between obesity in pregnancy that interacted with age on the incidence of preeclampsia after adjustment for gestational hypertension variables in obese mothers and ≤35 years old for the occurrence of preeclampsia with OR 2.81 (95% CI: 1.41-5.60 ;p 0.003). Risk in maternal aged >35 years with OR 2.46 (95% CI: 1.02-5.93, p 0.043). Meanwhile, the risk for obese and maternal aged >35 years was 0.80 (95% CI: 0.24-2.59; p 0.070). Pregnant women are suggested to maintain a normal weight to prevent the occurrence of preeclampsia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Humaira
"Pre-eklampsia adalah sekumpulan sindrom klinis khusus kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria yang akan berhenti setelah kelahiran sang bayi. Faktor seperti genetik, imunologis, perilaku dan lingkungan terlibat dalam proses patologis pre-eklampsia. Di Indonesia sendiri, hipertensi adalah penyebab utama kedua dari kematian ibu. Berkurangnya konsentrasi Nitric Oxide NO diduga berperan dalam patogenesis pre-eklampsia karena Nitric Oxide NO berfungsi sebagai vasorelaksan dan antikoagulan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah konsentrasi Nitric Oxide sebagai penanda stres oksidatif untuk plasenta dengan pra-eklampsia pada usia 26-40 minggu menurun atau tidak. Penelitian ini dilakukan secara cross-sectional pada tahun 2016 dengan sampel jaringan plasenta manusia yang telah disetujui sebelumnya. Absorbansi diukur menggunakan reaksi Griess dan dianalisa dengan uji Mann-Whitney pada software SPSS. Uji Mann-Whitney membuktikan bahwa konsentrasi Nitric Oxide NO pada jaringan plasenta dengan pra-eklampsia akhir n = 12 lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi Nitric Oxide NO yang didapat dari jaringan plasenta kehamilan normal. Uji Mann-Whitney telah mengkonfirmasi hubungan antara konsentrasi Nitric Oxide NO dengan patogenesis preeklampsia. Oleh karena itu, Nitric Oxide NO dapat dianggap sebagai penanda stres oksidatif pada preeklampsia karena berperan penting dalam patogenesis preeklampsia.

Pre eclampsia PE is a clinical syndrome specific to pregnancy which are distinguished by hypertension and proteinuria that remits after delivery. Many factors such as genetic, environmental, behavioral and immunological factors are involved in the development of PE. In Indonesia itself, hypertension is the second leading cause of of maternal deaths. It is implied that reduced concentration of Nitric Oxide NO will induce the pathogenesis of PE as it can not function as vasorelaxant and anticoagulant factors well. The study aims to identify whether the concentration of Nitric Oxide as an oxidative stress marker for pre eclamptic placenta age 26 40 weeks decrease or not. The cross sectional study was held on 2016 with human placental tissue which have been consented before as the samples. The absorbance was measured using the Griess reaction and analyzed through SPSS Software using the Mann Whitney test. The result showed that the concentration of Nitric Oxide NO in late pre eclamptic placental tissues n 12 were lower compared to the concentration of Nitric Oxide NO taken from placental tissue of normal pregnancy. The Mann Whitney test has confirmed the relation of Nitric Oxide NO concentration to the pathogenesis of pre eclampsia. Therefore, Nitric Oxide NO can be considered as an oxidative stress marker to pre eclampsia as it plays a pivotal role in the pathogenesis of PE."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Martina
"ABSTRAK
Preeklamsia merupakan masalah kesehatan maternal yang berdampak luas pada kesehatan manusia. Defek plasentasi merupakan faktor predisposisi utama preeklamsia yang mengakibatkan spektrum kematian sel apoptosis, aponekrosis dan autofagi. Autofagi juga berperan sebagai mekanisme ketahanan selular melalui nutrisi sebagai regulator utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran nutrisi dan autofagi sebagai ketahanan selular pada patomekanisme preeklamsia . Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang yang dilakukan terhadap 4 kelompok yakni; hamil normal, preeklamsia awitan lanjut, preeklamsia awitan dini dan PJT dengan jumlah sampel 10 pasien tiap kelompok. Dilakukan analisis nutrisi secara kualitatif dan kuantitatif untuk zat nutrisi vitamin D, kalsium dan seng serta zat nutrisi sebagai marka inflamasi yaitu vitamin A dan mineral besi. Dilakukan pemeriksaan marka kematian sel LDH dan pemeriksaan marka autofagi LC3, Beclin-1, kegagalan autofagi rasio LC3/Beclin-1 serta marka nutrisi plasenta VDR. Selama periode Agustus hingga Oktober 2015 terdapat 40 pasien yang mengikuti penelitian di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RS Budi Kemuliaan Jakarta. Terdapat perbedaan bermakna ekspresi LC3 dan Beclin-1 serta rasio LC3/Beclin-1 di antara kelompok penelitian. Kelompok preeklamsia awitan dini dan PJT memiliki ekspresi LC3 dan Beclin-1 tertinggi, sedangkan kelompok hamil normal dan preeklamsia awitan lanjut memiliki rasio LC3/Beclin-1 tertinggi. Terdapat korelasi antara kegagalan autofagi dengan LDH. Terdapat defisiensi vitamin D, kalsium dan seng serta terdapat peningkatan retinol dan ferrum sebagai marka inflamasi pada kelompok kehamilan patologis. Terdapat mekanisme up regulation ekspresi nutrisi plasenta reseptor vitamin D VDR pada kelompok preeklamsia awitan lanjut dan awitan dini , sementara ditemukan ekspresi VDR yang rendah pada kelompok PJT. Terdapat korelasi negatif antara rasio LC3/Beclin-1 dengan marka nutrisi maternal terutama kelompok preeklamsia awitan lanjut dan awitan dini. Terdapat korelasi bermakna antara rasio LC3/Beclin-1 dengan ekspresi VDR sebagai marka nutrisi plasenta pada kelompok preeklamsia awitan dini. Autofagi berperan dalam proses kematian sel dan ketahanan selular trofoblas. Terdapat peran nutrisi yang berkorelasi dengan proses autofagi pada patomekanisme preeklamsia. Kata kunci : Autofagi, kematian sel, ketahanan selular, nutrisi, preeklamsia.

ABSTRACT
Preeclampsia is a maternal health problem which largely affects human well being. Placentation defects is the main predisposition factor of preeclampsia which cause cell death spectrum of apoptotic, aponecrosis, and autophagy. Autophagy also has a role as cellular survival mechanism as well through nutrition as main regulator. This research aims to understand the roles of nutrition and autophagy as cellular survival in pathomechanism of preeclampsia. The research has cross sectional study design which was conducted to four groups of pregnancy normal pregnancy, late onset preeclampsia, early onset preeclampsia, and intrauterine growth restriction IUGR with 10 samples for each group. Qualitative and quantitative nutrition analysis was done for vitamin D, calcium and zinc. The same methods was done to nutrients as inflammatory markers which is vitamin A and iron. Assessment was done for cell death marker LDH, autophagy markers LC3, Beclin 1, autophagy failure ratio of LC3 Beclin 1, and placenta nutrition marker VDR. During the period of August to October 2015 there were 40 patients participated in research which was conducted in RSUPN Cipto Mangunkusumo and RS Budi Kemuliaan Jakarta. Analysis shows statistically significant difference between groups of the expression of LC3 and Beclin 1 and ratio of LC3 Beclin 1 as well. Early onset preeclampsia and IUGR group showed the highest LC3 and Beclin 1 expression, while normal pregnancy and late onset preeclampsia group showed the highest ratio of LC3 Beclin 1. There was a correlation between autophagy failure and LDH. There were deficiencies of vitamin D, calcium and zinc and the increase of retinol and iron as inflammatory markers in pathological pregnancy. There was up regulation of vitamin D receptor VDR expression in early and late onset preeclampsia, while low expression of VDR in placenta of IUGR group. There was negative correlation between ratio of LC3 Beclin 1 and maternal nutrition markers particularly in preeclampsia group. There was significant correlation between the ratio of LC3 Beclin 1 and expression of placenta VDR as nutrition marker in early onset preeclampsia group. Autophagy plays a role in the spectrum of cell death and cellular survival in trophoblast. There is role of nutrition in correlation with autophagy process in pathomechanism of preeclampsia Keywords Autophagy, cell death, cellular survival, nutrition, preeclampsia"
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilonka Amaia
"Latar Belakang: Terlepas dari kemajuan perawatan perinatal, preeklampsia masih menjadi penyebab utama mortalitas dan morbiditas ibu dan janin di dunia. Namun, etiologi utama dan patofisiologi preeklampsia tetap diperdebatkan. Asosiasi antara preeklampsia dengan stres oksidatif tidak diragukan lagi. Hal ini telah dibuktikan dengan banyaknya publikasi yang mengukur biomarker ROS dan enzim antioksidan yang ditemukan pada plasenta dan sirkulasi darah ibu. Studi tersebut menunjukkan bukti biologis produksi berlebihan spesies oksigen reaktif sebagai konsekuensi kapasitas pertahanan antioksidan radikal bebas yang tidak memadai. Katalase adalah salah satu enzim antioksidan yang bekerja secara efisien untuk melawan spesies oksigen reaktif.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat aktivitas enzim katalase pada jaringan plasenta manusia pada kehamilan normal, Early Preeclampsia and Late Preeclampsia.
Metode : Rancangan penelitian ini adalah penelitian cross sectional-observational untuk mengetahui tingkat rata-rata aktivitas spesifik enzim katalase yang berperan sebagai antioksidan pada plasenta baik pada kehamilan normal maupun preeklampsia. Aktivitas katalase spesifik diukur dengan menggunakan metode spektrofotometri dan kemudian dibagi dengan tingkat protein. Kegiatan kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis untuk menguji normalitas. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji post hoc (Mann-Whitney).
Hasil : Secara statistic, ditemuka perbedaan yang signifikan antara aktivitas spesifik enzim katalase pada jaringan plasenta late-preeclampsia dibandingkan dengan kehamilan normal. Pola ini tidak terdeteksi dalam plasenta kehamilan normal ketika dibandingkan dengan early preeclampsia, atau pada preeklamsia dini dibandingkan preeklamsia akhir.
Diskusi : Ada korelasi antara stres oksidatif dan penurunan aktivitas spesifik katalase pada preeklampsia dibandingkan dengan jaringan plasenta kehamilan normal. Penurunan aktivitas spesifik enzim katalase pada kelompok preeklamsia mungkin disebabkan oleh perubahan protein akibat stres oksidatif. Oleh karena itu, enzim katalase tidak dapat bekerja dengan baik.
Kesimpulan : Ketidakseimbangan antara stres oksidatif dan aktivitas katalase, dimana ini dibuktikan oleh penurunan aktivitas spesifik katalase pada preeklampsia dibandingkan dengan jaringan plasenta kehamilan normal mungkin merupakan faktor kunci terjadinya preeklamsia.

Background : Despite the advance progress of perinatal care, preeclampsia still remains as a major cause of maternal and perinatal mortality and morbidity in the world. However, the main etiology and pathophysiology of preeclampsia remains debatable. The association of preeclampsia with oxidative stress is established beyond doubt. This has been proven by many publications which measure the biomarkers of ROS and antioxidant enzymes found in the placenta and maternal blood circulation. The study showing biological evidence of excessive production of reactive oxygen species as a consequence of inadequate capacity of antioxidant defense mechanism. Catalase is one of antioxidant enzymes which work efficiently combating reactive oxygen species.
Purpose : This present study is aimed to examine whether there is significant difference of the specific catalase activity in the human placental tissue of normal pregnancy, early preeclampsia and late preeclampsia.
Methods : The design of this research is cross sectional-observational study to determine the average level of specific activity of catalase enzyme which act as antioxidant in the placenta of both normal pregnancy and preeclampsia. The specific activity of catalase was measured by using spectrophotometry method and then divided with protein level. The activity then analyzed by using Kruskal-Wallis test to examine the normality. Furthermore, the data was analyzed by using post hoc (Mann-Whitney) test.
Results : The specific activity of catalase enzyme was found to be statistically significant difference between the placental tissue of late preeclampsia compared to normal pregnancy. This pattern was not detected in catalase specific activity of normal pregnancy versus early preeclampsia, nor in early preeclampsia versus late preeclampsia.
Discussion : There is correlation between oxidative stress and decreased specific activity of catalase in the preeclampsia compared to the normal pregnancy placental tissue. The decreased specific activity of catalase enzyme in preeclampsia groups may due to protein alteration by oxidative stress. Hence, the catalase enzyme cannot work properly.
Conclusion : Imbalanced between oxidative stress and catalase specific activity which has proven by the decreased in the preeclampsia compared to the normal pregnancy placental tissue may be the key factor in the occurrence of preeclampsia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Deviriyanti Agung
"Latar Belakang: Preeklamsia merupakan masalah penting yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Preeklamsia berhubungan dengan stres oksidatif pada sirkulasi maternal. Preeklampsia merupakan hasil dari ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dengan antioksidan sehingga terjadi reaksi inflamasi berlebihan pada kehamilan yang berakibat disfungsi endotel. Antioksidan dan inflamasi dalam tubuh ditentukan oleh status gizi ibu dan bayi yang dapat dinilai dari kadar serum ibu seperti zink, selenium, besi dan tembaga.
Tujuan: Diketahuinya perbedaan kadar zink, selenium, besi dan tembaga dalam serum maternal dan tali pusat pada preeklamsia.
Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan jumlah sampel 35 yang melakukan persalinan di RS Cipto Mangunkusumo. Setelah itu data disajikan dalam tabel dan dianalisis dengan uji T berpasangan dan uji Wilcoxon. Penelitian ini sudah lolos kaji etik dan mendapat persetujuan pelaksanaan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM.
Hasil: Kadar rerata zink pada serum maternal dan tali pusat adalah 43,17 11,07 g/dl dan 86,66 25,54 g/dl dengan selisih rerata -43,49 27,83, nilai p

Background: Preeclampsia is a significant health problem and is the leading cause of maternal and perinatal mortality and morbidity. Preeclampsia is associated with oxidative stress in the maternal circulation. Preeclampsia was a manifestation of the free radical and antioxidant imbalance resulting inflammation and endothelial dysfunction. Antioxidant dan inflammation was determined by nutrition status that measured in maternal and fetal serum such zinc, selenium, iron and copper.
Objective: Investigate the mean difference of zinc, selenium, iron and copper in maternal serum and fetal umbilical cord in pregnancy with preeclampsia.
Methods: This was a cross sectional study enrolled 35 preeclampsia patients pregnancy visiting Cipto Mangunkusumo Hospital. Data was presented in table and was analyzed by paired T test and Wilcoxon test. This study had been granted ethical clearence and approved by Ethical Committee for Health Research Faculty of Medicine University of Indonesia Cipto Mangunkusumo Hospital.
Result: The zinc maternal level and fetal umbilical cord were 43,17 11,07 g dl and 86,66 25,54 g dl, p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandhy Prayudhana
"Latar Belakang: Preeklamsia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di seluruh dunia. Gejala preeklamsia disebabkan oleh disfungsi endotel maternal. Eritrosit maternal dapat berperan menyebabkan disfungsi endotel maternal melalui gangguan keseimbangan nitric oxide. Stres oksidatif dan trace elements pada eritrosit dicurigai berperan menyebabkan gangguan produksi nitric oxide. Stres oksidatif eritrosit juga dapat mempengaruhi morfologi eritrosit. Tujuan: Penelitian ini membandingkan aktifitas antioksidan superoxide dismutase eritrosit, kadar trace elements eritrosit dan indeks eritrosit pada kehamilan normal dan preeklamsia. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan jumlah sampel 20 pasien preeklamsia dan 20 pasien hamil normal yang melakukan kunjungan pada RS Cipto Mangunkusumo, RSUD Kab. Tangerang dan RSUD Koja. Pemeriksaan antioksidan superoxide dismutase eritrosit dengan metode ELISA dan pemeriksaan trace elements eritrosit dengan metode ICP-MS. Data disajikan dalam tabel dan dianalisis dengan uji parametrik yakni uji-t tidak berpasangan bila sebaran normal atau uji Mann-Whitney U bila sebaran tidak normal. Penelitian ini sudah lolos kaji etik dan mendapatkan persetujuan pelaksanaan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM.
Hasil: Didapatkan kadar eritrosit preeklamsia dibandingkan kontrol adalah (4,39 ± 0,55 vs 3,84 ± 0,44 juta/ml) (p=0,001), MCV (83,01 ± 8,48 vs 88,53 ± 5,6 fL) (p=0,020), MCH (26,9 ± 3,6 vs 29,6 ± 5,7 pg) (p=0,009) dan MCHC (32,4 ± 1,7 vs 33,4 ± 1,03 %) (p=0,023). Tidak terdapat perbedaan bermakna RDW-CV eritrosit preeklamsia dibandingan kontrol 14,3 (12,5-23,7) vs 14,1 (12-16,2) (p=0,448). Kadar aktifitas SOD eritrosit kelompok preeklamsia dibandingkan kelompok kontrol adalah 35,74 ± 7,97 vs 28,9 ± 6,28 U/ml (p=0,005); Aktifitas SOD/Hb eritrosit kelompok preeklamsia dibandingkan kelompok kontrol adalah 310,8 ± 83,4 vs 257,88 ± 63,1 U/g Hb (p=0,029). Untuk trace elements preeklamsia dibandingkan kontrol adalah : Ferrum (67 (23-82) vs 75 (24-92)) fg/RBC (p=0,033); Cobalt (0,15 (0,05-0,61) vs 0,08(0,02-0,34)) ag/RBC (p=0,027); Selenium (18,5 ± 4,6 vs 21,7 ± 2,8) ag/RBC (p=0,014); Cadmium (0,10 (0,02-0,22) vs 0,33 (0,01-0.14)) (p=0,006) dan Timbal (9,37 ± 4,67 vs 5,6 ± 2,06) ag/RBC (p=0,003). Trace elements eritrosit mangan, nikel, cuprum, seng, arsenik, merkuri dan thalium tidak terdapat perbedaan antara kehamilan preeklamsia dan kontrol.

Background : Preeclampsia is a major cause of maternal and infant morbidity and mortality worldwide. Symptoms of preeclampsia are caused by maternal endothelial dysfunction. Maternal erythrocytes can play a role in causing maternal endothelial dysfunction through impaired nitric oxide balance. Oxidative stress and micro-minerals in erythrocytes are suspected to play a role in causing impaired nitric oxide production. Oxidative stress of erythrocytes can also affect the morphology of erythrocytes. Objective : This study compared the anti-oxidant activity of erythrocyte superoxide dismutase, erythrocyte micro mineral content and erythrocyte index in normal pregnancy and preeclampsia. Methods: This study is a cross-sectional study with a sample of 20 patients with preeclampsia and 20 pregnant patients without preeclampsia who visited Cipto Mangunkusumo Hospital, Kab. Tangerang and hospitals. Koja. Examination of erythrocyte superoxide dismutase antioxidant by ELISA method and micro erythrocyte mineral examination by ICP-MS method. The data are presented in tables and analyzed by parametric test, unpaired t-test if the distribution is normal or the Mann-Whitney U test if the distribution is not normal. This research has passed the ethical review and received implementation approval from the Health Research Ethics Committee of the FKUI-RSCM.
Results: The preeclampsia erythrocyte levels compared to controls were (4.39 ± 0.55 vs 3.84 ± 0.44 million/ml) (p=0.001), MCV (83.01 ± 8.48 vs. 88.53 ± 5 .6 fL) (p=0.020), MCH (26.9 ± 3.6 vs 29.6 ± 5.7 pg) (p=0.009) and MCHC (32.4 ± 1.7 vs 33 ,4 ± 1.03%) (p=0.023). There was no significant difference in RDW-CV of preeclampsia erythrocytes compared to controls 14.3 (12.5-23.7) vs. 14.1 (12-16.2) (p=0.448). SOD activity levels of erythrocytes in the preeclampsia group compared to the control group were 35.74 ± 7.97 vs. 28.9 ± 6.28 U/ml (p=0.005);The erythrocyte SOD/Hb activity of the preeclampsia group compared to the control group was 310.8 ± 83.4 vs. 257.88 ± 63.1U/g Hb (p=0.029). For preeclampsia trace minerals compared to controls were: Ferrum (67 (23-82) vs 75 (24-92)) fg/RBC (p=0.033); Cobalt (0.15 (0.05-0.61) vs. 0.08(0.02-0.34)) ag/RBC (p=0.027); Selenium (18.5 ± 4.6 vs. 21.7 ± 2.8) ag/RBC (p=0.014); Cadmium (0.10 (0.02-0.22) vs. 0.33 (0.01-0.14)) (p=0.006) and Lead (9.37 ± 4.67 vs 5.6 ± 2.06) ag/RBC (p=0.003). The trace elements erythrocyte: manganese, nickel, cuprum, seng, arsenic, mercury and thallium showed no significant difference between the preeclampsia and control groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>