Ditemukan 109403 dokumen yang sesuai dengan query
Rocamora, J. Eliseo
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1991
324.2 ROC nt
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rocamora, J. Eliseo
Quezon City: Philippine Center for Advanced Studies, 1975
324.2 ROC n
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Satriono Priyo Utomo
"
ABSTRAK Penulisan tesis ini mengkaji biografi pemikiran Aidit 1946-1965 yang mencakup pertama, perjalanan hidup Aidit yang melahirkan dan membentuk pemikiran-pemikirannya, kedua, menjelaskan tentang pemikiran-pemikiran politik revolusioner dan eksperimentasi-eksperimentasi pemikiran Aidit atas Marxisme-Leninisme, dan menjelaskan dampak atas relasi pemikiran-pemikiran Aidit dengan strategi dan sikap politik Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam konstelasi politik nasional pada masa Demokrasi Parlementer hingga Demokrasi Terpimpin. Aidit adalah manusia politik yang tumbuh dan berkembang dalam dua pengalaman yang dinamis yaitu empirisme Belitung dan pergaulan politik Jakarta. Pemikiran-pemikiran Aidit muda dipandang oleh Soe Hok Gie yang menyebutnya sebagai tipe pemikir Indonesia yang masih muda, dan tulisan-tulisannya pada masa awal revolusi merupakan sumber kekecewaan generasi muda. Saat Aidit mencapai kedudukan sebagai pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada awal tahun 1950-an sampai akhir hidupnya. Aidit tampil seperti yang disampaikan oleh Justus M. van Der Kroef sebagai ahli taktik, organisator dan teoritikus. Melalui metode historiografi, pendekatan sejarah pemikiran dan teori hermeneutik Wiliam Dilthey, pemikiran-pemikiran politik Aidit berdinamika dalam tiga fase yaitu eksplorasi (1946-1947), konsolidasi (1951-1956) dan eksperimentasi (1957-1965). Di fase eksplorasi, Aidit muda menggunakan Marxisme-Leninisme sebagai pisau analisa memahami Indonesia yang baru saja diproklamirkan. Saat berusia 23 tahun, Aidit menulis dengan cara pandang progresif yang meyakini bahwa revolusi Indonesia adalah bagian daripada revolusi dunia. Pemikiran-pemikiran politiknya terus berkembang bersama PKI. Dalam fase konsolidasi Aidit melahirkan buah pemikiran tentang konsepsi partai komunis di Indonesia yaitu partai massa sekaligus partai kader, dengan melibatkan kaum tani bersama kaum buruh menjadi motor penggerak perubahan dengan menempuh jalan damai. Kemudian sistem politik nasional pada masa awal Demokrasi Terpimpin mendorong Aidit berpikir progresif. Pada fase eksperimentasi Aidit menganalisis sejarah perkembangan masyarakat dan merumuskan kelas-kelas sosial di Indonesia. Aidit menggagas dua tahapan revolusi yaitu nasional dan demokratis, dengan semangat melenyapkan sisa-sisa feodalisme dan imperialisme. Titik pertemuan revolusi dua tahap itu adalah perjuangan agraria. Perjuangan tersebut menempuh jalan yang disebut Aidit sebagai Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan (MKTBP) yang berisi perjuangan gerilya di desa-desa, aksi-aksi revolusioner, bekerja baik dan intensif di kalangan kekuatan bersenjata.
ABSTRACTThe writing of this thesis examines the biography of Aidit's thoughts from 1946-1965 which included the first, Aidit's life journey which gave birth to and formed his thoughts, secondly, explained revolutionary political thoughts and Aidit's thought experiments on Marxism-Leninism, and explained the impact on relations Aidit's ideas with the strategy and political attitude of the Indonesian Communist Party (PKI) in the national political constellation during the period of Parliamentary Democracy to Guided Democracy. Aidit is a political man who grew and developed in two dynamic experiences, namely Belitung's empiricism and Jakarta's political association. Young Aidit's ideas were seen by Soe Hok Gie who called him the young type of Indonesian thinker, and his writings in the early days of the revolution were a source of disappointment for the younger generation. When Aidit reached the position of head of the Indonesian Communist Party (PKI) in the early 1950s until the end of his life. Aidit appeared as presented by Justus M. van Der Kroef as a tactician, organizer and theorist. Through historiography methods, the approach of history of William Dilthey's thought and hermeneutic theory, Aidit's political thoughts were dynamic in three phases, namely exploration (1946-1947), consolidation (1951-1956) and experimentation (1957-1965). In the exploration phase, young Aidit used Marxism-Leninism as an analytical knife to understand Indonesia that had just been proclaimed. When he was 23 years old, Aidit wrote in a progressive perspective that believed that the Indonesian revolution was part of the world revolution. His political thoughts continued to develop with the PKI. In the consolidation phase Aidit gave birth to ideas about the conception of the communist party in Indonesia, namely the mass party as well as the cadre party, by involving the peasants with the workers to become the driving force of change by taking a peaceful path. Then the national political system in the early days of Guided Democracy encouraged Aidit to think progressively. In the experimental phase Aidit analyzed the history of community development and formulated social classes in Indonesia. Aidit initiated two stages of the revolution, national and democratic, in the spirit of eliminating the remnants of feudalism and imperialism. The meeting point of the two-stage revolution is the agrarian struggle. The struggle took a path called Aidit as the Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan (MKTBP) which contained guerrilla struggles in the villages, revolutionary actions, worked well and intensely in the armed forces.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52125
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ingleson, John, 1946-
Depok: Komunitas Bambu, 2018
320.959 8 ING m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Puji Santosa
Jakarta : Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional , 2004
809 PUJ s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Kohn, Hans
Jakarta: Pembangunan, 1958
320.540 9 KOH n
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nazaruddin Sjamsuddin
Jakarta: Rajawali, 1984
324.2 NAZ p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Amira Aufa Fitri
"Artikel ini membahas tentang Pertjatoeran Doenia dan Film sebagai majalah film yang bercorak nasionalisme Indonesia. Majalah ini terbit pada 1941 – 1942 seiring dengan sifat pergerakan nasional Indonesia yang condong ke arah kooperatif dan pengembangan kemajuan bangsa melalui ekonomi, usaha-usaha dagang, sekolah, dan juga pers Indonesia. Di saat yang sama, terjadi peningkatan signifikan pada produksi film di Hindia Belanda menyusul kesuksesan Terang Boelan (1937) yang membuktikan bahwa resep tertentu dalam membuat film dapat menjanjikan keuntungan finansial yang besar. Majalah ini kemudian muncul untuk mendukung industri film yang sedang berkembang di Hindia Belanda dan mengarahkannya untuk kemajuan bangsa Indonesia. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Pertjatoeran Doenia dan Film memiliki peran dalam membangun rasa nasionalisme bangsa Indonesia melalui diskursus- diskursus yang termuat dalam lembaran majalah mengenai hakikat film Indonesia, hubungan antara modernisme dan kemajuan bangsa, hingga pemberitaan-pemberitaan tentang politik pergerakan menjelang akhir kolonialisme Belanda. Untuk mencapai kesimpulan tersebut, digunakan sembilan nomor majalah Pertjatoeran Doenia dan Film dan dianalisis dengan berbagai literatur tentang periode akhir kolonialisme Belanda. Sebagai soft media yang mengedepankan berita hiburan, majalah ini dapat lolos menyuarakan cita-cita kaum pergerakan pada masa itu tanpa diberangus oleh pemerintah.
This article discusses Pertjatoeran Doenia dan Film as film magazine with Indonesian nationalism as its characteristic. This magazine published in 1941-1942 along with the nature of Indonesian national movement by its cooperative and national development through economy, trading businesses, schools, and Indonesian press. At the same moment, there was significant increase of Dutch East Indies‟ film industry following the success of Terang Boelan (1937) that proved a certain recipes in film making could bring huge number of financial returns. Then, this magazine appeared to support the developing film industry in Dutch East Indies and make it beneficial to the behalf of Indonesia nation. From this research, it can be concluded that Pertjatoeran Doenia dan Film has a role in developing sense of Indonesian nationalism through discourses contained in the magazine about the essence of Indonesian film, the connection between modernism and nation development, and coverage of political movement in the end of Dutch colonialism in Indonesia. In reaching that conclusion, nine numbers of series of Pertjatoeran Doenia dan Film magazine were used and analyzed with various literatures about the late period of Dutch colonialism. As a soft media delivering entertainment news, this magazine was able to voicing the ideals of the nationalists at the time without being suppressed by the government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Mia Maulana Sarif
"
ABSTRAKYoutube merupakan salah satu platform sosial media yang sering digunakan oleh anak muda dalam mengekspresikan kreatifitasnya. Video blog salah satunya merupakan jenis konten video dalam youtube yang kerap membawa agensi tertentu. Salah satunya kanal youtube Agung Hapsah yang mengangkat isu-isu mengenai penggunaan bahasa indonesia, teknologi, pendidikan, multikulturalisme dan permasalahan sosial anak muda. Melalui isu-isu yang diangkatnya tersebut dan dengan menggunakan metode netnografi serta analisis tekstual, penelitian ini menunjukkan bahwa adanya agensi yang dilakukan Agung Hapsah dalam merepresentasikan nasionalisme di media daring atau dikenal dengan cybernationalism,. Selain itu dalam penelitian ini ditemukan bahwa nasionalisme yang diusung oleh Agung Hapsah bukanlah hot natonalism melainkan nasionalisme yang banal, karena representasi nasionalisme yang Agung usung menunjukkan sesuatu yang di ulang-ulang dan bersifat keseharian serta tidak memiliki agensi yang politis.
ABSTRACTYoutube is a social media platform that is often used by young people in expressing their creativity. One video blog is a type of video content on YouTube that often carries certain agencies. One of them is the Agung Hapsah youtube channel that raises issues regarding the use of Indonesian, technology, education, multiculturalism and social problems of young people. Through the issues he raised and by using the method of netnography and textual analysis, this study shows that the agency carried out by Agung Hapsah in representing nationalism in online media or known as cybernationalism. In addition, in this study, it was found that the nationalism promoted by Agung Hapsah was not hot nationalism but banal nationalism, because the representation of Agung 39 s nationalism showed something that was repetitive and every day and did not have a political agency."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49978
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Kramer, Tom
Singapore: ISEAS, 2007
959.1 KRA u
Buku Teks Universitas Indonesia Library