Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165746 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Adisty Yunissa
"Dalam penelitian ini menggunakan alat ukur Life Orientation Test-Revised (LOTR) dari Scheier, Carver, dan Bridges (1994) untuk mengukur optimisme dan menggunakan alat ukur Pattern of Adaptive Learning Scales (PALS) dari Midgley (2000) untuk mengukur perilaku menyontek. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran optimisme dan menyontek, serta hubungan kedua variabel tersebut pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif.
Hasil penelitian pada 150 mahasiswa menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara optimisme dan menyontek, dengan kekuatan korelasi yang tergolong lemah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pihak perguruan tinggi untuk merancang program intervensi untuk meminimalisir menyontek pada mahasiswa.
This research is using Life Orientation Test-Revised (LOT-R) from Scheier, Carver, and Bridges (1994) for measuring optimism, and using PALS from Midgley (2000) for measuring cheating behavior. This research is conducted to describe a level of optimism, level of cheating, and correlation between both of variable in college students. This study is a correlational study with quantitative approach. A sample of 150 college students was used to investigate the relationship between optimism and cheating behavior.
The result indicates that there is a relationship between optimism and cheating, with a weak correlation. Implication of this study is, the result can be considered in designing an intervention program, in order to decrease student's cheating.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Utami Sulistianingtyas
"ABSTRAK

Sekolah merupakan sebuah lingkungan sekunder bagi seorang remaja setelah lingkungan keluarga. Siswa memiliki anggapan bahwa dunianya adalah sekolah, tugas sekolah. Gambaran dan penilaian seorang siswa tentang diri sendiri pada saat sekarang akan berpengaruh pada apa yang terjadi di masa mendatang saat pengerjaan tugas sekolah. Konsep diri yang dimiliki oleh siswa dapat memengaruhi tingkah laku siswa untuk menentukan cara untuk menyelesaikan tugas sekolah dan mendapatkan prestasi yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan menyontek pada siswa di Sekolah Menengah Kejuruan. Partisipan penelitian ini terdiri dari 93 orang pada siswa yang berada di Sekolah Menengah 1 Palopo. Penelitian ini menggunakan alat ukur TSCS (William H.Fitts), untuk mengukur konsep diri, dan Pattern of Adaptive Learning Scales (PALS, dari Midgley 2000), untuk mengukur tingkah laku menyontek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan skor yang signifikan antara konsep diri dan tingkah laku menyontek.


ABSTRACT

School is adolescent’s secondary environment, after family. Students think that school was their world. Students judgment and perception about themselves will affect how they do shoolwork, and their future. Students self-concept could affect their behavior in doing schoolwork and getting academic achievements. This study aims to discover the relationship between self-concept behavior on high school students. Participants of this study consists of 93 high school students from Palopo high school. Measurments used in this study was TSCS for measuring self-concept and PALS to measure cheating behavior. Results showed that there’s a significant score relationship between self-concept and cheating behavior.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yardinil Firda Nadhirah
"Perilaku menyontek merupakan salah satu masalah yang dihadapi lembaga pendidikan untuk beberapa dasawarsa ini dan akan terus menjadi perhatian dalam dunia pendidikan. Mahasiswa pada masa sekarang lebih banyak melakukan tindakan menyontek dibandingkan dengan mahasiswa pada 10 tahun yang lalu. Murdock dkk. (2004) dalam penelitiannya menemukan sekitar 70% mahasiswa mengaku menyontek pada saat ujian dan Shepherd (dalam Klausmeier, 1985) melaporkan bahwa 96% mahasiswa mengaku menyontek beberapa kali pada saat ujian.
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek, Nusolahardo (1988) menemukan adanya hubungan antara konsep-diri dengan sikap terhadap tingkah lake menyontek. Sedangkan Cizek, 1999; Evans dkk.(dalam Finn & Frone, 2004) dalam penelitiannya mendapatkan siswa yang memiliki efficacy yang tinggi akan kemampuan akademiknya menunjukkan perilaku menyontek yang rendah bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat efficacy yang rendah. Sementara Newstead dkk.(1996) menemukan bahwa perilaku menyontek terjadi karena ada tekanan dari kelompoknya, untuk membantu teman, dan karena semua orang melakukannya. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut lah tujuan penelitian ini mengungkap faktor self-efficacy dan konsep-diri sebagai faktor internal, dan konformitas terhadap kelompok sebaya sebagai faktor eksternal, sebagai variabel-vriabel yang mempengaruhi perilaku menyontek.
Sampel penelitian ini adalah 150 mahasiswa IA1N "SMH" Banten semester dua di Fakultas Tarbiyah dan Adab, diperoleh berdasar accidental sampling. Mat ukur self-efficacy menggunakan dimensi-dimensi yang digunakan oleh Wood dan Locke (dalam Maurer & Pierce, 1998), konsep-diri menggunakan modifikasi dan adaptasi TSCS (Tennessee Self Concept Scale), konformitas kelompok sebaya menggunakan kuesioner yang berdasarkan dimensi-dimensi dari Sears dkk. (1991), dan perilaku menyontek menggunakan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Finn dan Frone (2004) dan Abramovitz (2000).
Dan 4 hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara self-efficacy dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 2) Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara konsep-diri dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 4) Secara bersama-sama ada kontribusi yang signifikan antara self-efficacy, konsep-diri dan konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek pada mahasiswa, hasil analisis parsial dan regresi ganda, hasilnya hanya konformitas terhadap kelompok sebaya yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku menyontek mahasiswa.
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, penelitian lanjutan perlu dilakukan, antara lain dengan melibatkan faktor performa akademik yaitu, persistensi dalam variabel self-efficacy dan melibatkan variabel karakteristik kelas (seperti ukuran kelas, pengaturan tempat duduk, pengawasan ujian yang lemah, dan sangsi yang kurang diberlakukan) sehingga dapat memperkaya dan menjelaskan kecenderungan perilaku menyontek pada mahasiswa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Ramadhan
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang faktor pada Perguruan Tinggi yang memengaruhi perilaku menyontek mahasiswa. Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling kepada 360 mahasiswa S1 Ekonomi Akuntansi yang tersebar di Universitas yang terdapat di DKI Jakarta. Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif untuk melihat secara keseluruhan apakah terdapat perubahan perilaku menyontek pada saat mereka berada di Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi, kemudian uji beda untuk melihat apakah terdapat perbedaan perilaku antara mahasiswa Negeri dan Swasta, serta regresi linier berganda untuk menganalisis faktor pada perguruan tinggi yang memperngaruhi perilaku menyontek dengan menggunakan SPSS 21. Perguruan Tinggi berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan perilaku menyontek siswa menjadi mahasiswa, faktor basis agama pada perguruan tinggi berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku menyontek mahasiswa. Hasil penelitian ini mempunyai implikasi bagi perusahaan untuk mempertimbangkan mahasiswa akuntansi dari Universitas untuk direkrut menjadi pegawai yang akan diposisikan dalam bidang keuangan yang membutuhkan kejujuran dalam bidang kerjanya.

ABSTRACT
This Study describes factors that affecting students cheating behaviors. Using questionnaire to collect data with purposive sampling method of 360 undergraduate economic accounting stundents in University that spread in Jakarta. Analysis method used are descriptive statistic to examine is there any difference of cheating behavior from High Scool to University, used t-test for analysis is there any diffence between State and Public University about cheating behaviors and multiple regression linier to examine factor in University that affecting cheating behaviors using SPSS 21. The results show there is a diffent between High School and University about cheating behavior. Religion background is associated with cheating behaviors, it has a negative association. The implication is company may condiser economic accounting stundent in University to place the stundent in the company that have a high risk job about money where needs a employee with high honesty."
2017
S65852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keisha
"Fakta bahwa masih banyak terjadi kecurangan akademik hingga saat ini, dari pelaku mahasiswa hingga tenaga pengajar menjadikan hal tersebut sudah seperti budaya. Hal tersebut menjadikan dunia pendidikan tidak dapat diandalkan dan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap lulusan dan kredibilitas dunia pendidikan. Oleh karena itu, penelitian ini penting dan diperlukan untuk menggali penyebab dan solusi pencegahan kecurangan akademik. Dalam bidang kriminologi, tindakan kecurangan dan ketidakjujuran yang didasari oleh pemikiran rasional, pertimbangan internal seperti kontrol diri, serta situasi dan kondisi eksternal seperti kesempatan dan tekanan, dapat mengarah pada keputusan untuk melakukan kejahatan, serta tidak menutup kemungkinan dapat mengarah pada kecenderungan untuk melakukan kecurangan dan kejahatan yang lebih besar. Penelitian ini, menggunakan metode penelitian campuran, dengan mengambil lingkup data dari 3 (tiga) rumpun pendidikan, yakni membandingkan ilmu kesehatan, ilmu sains dan teknologi, ilmu humaniora, dengan klasifikasi turunan asal universitas negeri atau swasta, lalu terbagi lagi menjadi gender. Peneliti juga memasukkan variabel faktor pendorong yang untuk diuji signifikansi pengaruhnya terhadap kecurangan akademik, upaya pencegahannya yang dilihat dan dikaji melalui perspektif kriminologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasionalisasi, kesempatan, kontrol diri, dan tekanan berpengaruh pada dorongan untuk melakukan kecurangan akademik. Solusi pencegahannya meliputi peningkatan kesadaran tentang etika akademik, penguatan kontrol diri, dan penciptaan lingkungan yang tidak mendukung kesempatan dan tekanan untuk berbuat curang.

The fact that academic cheating still occurs frequently today, involving both students and faculty members, has turned it into a cultural phenomenon. This situation renders the education system unreliable and fosters public distrust in graduates and the credibility of educational institutions. Therefore, this research is important and necessary to explore the causes and preventive measures of academic cheating. In criminology, fraudulent and dishonest actions, driven by rational thought, internal considerations such as self-control, and external conditions such as opportunities and pressures, can lead to criminal decisions. This also opens the possibility for tendencies towards greater fraud and more serious crimes. This study employs a mixed-methods approach, drawing data from three educational fields: health sciences, science and technology, and humanities. It compares these fields across state and private universities and further divides the data by gender. The researcher also includes the driving factors as variables to test their significance in influencing academic cheating. Preventive measures are examined through a criminological perspective. The findings of this study indicate that rationalization, opportunity, self-control, and pressure influence the propensity to commit academic cheating. Preventive solutions include raising awareness of academic ethics, strengthening self-control, and creating an environment that discourages opportunities and pressures to cheat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilinda Rosa D.
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan perilaku curang saat ujian yang dilakukan oleh siswa di sekolah bersistem ability grouping (yang menyebabkan terbentuknya kelas unggulan dan non-unggulan) serta kontribusi faktor-faktor di luar diri individu yang berpengaruh terhadap munculnya perilaku tersebut. Menurut Bushway & Nash (1977), perilaku curang cenderung lebih banyak muncul pada siswa dengan kemampuan akademik rendah. Slavin (1994) menyatakan bahwa siswa di kelas non-unggulan merupakan siswa dengan kemampuan akademik rendah. McQueen; dan Rogosin (dalam Bushway & Nash, 1977) menambahkan bahwa faktor di luar diri individu merupakan faktor yang penting dalam memprediksi kemungkinan munculnya perilaku curang pada siswa.
Perilaku curang dalam penelitian ini difokuskan pada perilaku curang yang dilakukan saat ujian, khususnya pada pelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur yang yang terdiri dari kuesioner perilaku curang (alpha=0,895) dan kuesioner faktor luar yang berpengaruh terhadap perilaku curang (alpha=0,735).
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam hal perilaku curang yang dilakukan oleh kedua kelompok siswa dan faktor-faktor di luar diri individu berkontribusi secara signifikan terhadap kemunculan perilaku curang tersebut. Keterbatasan dalam penelitian ini berkaitan dengan proses penyusunan alat ukur, sehingga dalam penelitian yang akan datang peneliti menyarankan untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap proses konstruksi alat ukur. Implikasi dari penelitian ini berkaitan dengan penerapan peraturan akademik di sekolah agar perilaku curang pada siswa dapat berkurang.

The author of this study compared cheating behaviour in examination in students of ability grouping school (which created low tracks and high tracks students) and examined the role of external factors which contribute to the emergence of the behaviour. According to Bushway &Nash (1977), cheating behaviour is more common in the low achiever student, while Slavin (1994) stated that low tracks student had lower attainment of achievement. McQueen; and Rogosin (in Bushway & Nash, 1977) demonstrated that contextual factors had significant role in predicting the emergence of cheating behaviour.
This study focuses on cheating behaviour in examination, specifically in mathematics. Instruments used in this study are two questionnaires which measure level of cheating behaviour (alpha=0,895) and external factors contributing to cheating behaviour (alpha=0,735).
The results indicated significant difference in levels of cheating behaviour between the two groups and significant impact of external factors toward emergence of cheating behaviour. Limitations of this study related to the construction of the research instruments which indicated that in future study, the author needs to emphasize more attention in constructing procedure of the instruments. This study implied that in order to decrease cheating behaviour among students, better academic policies in school should be implemented."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.232 MEI p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riesza Andarwanti Setya
"Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menjelaskan sumbangan yang diberikan oleh orientasi tujuan siswa dan struktur tujuan kelas pada perilaku menyontek siswa SMP dalam pelajaran matematika. Penelitian iii adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan kajian lapangan. Sampel penelitian ini adalah siswa SMP kelas satu. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah skala orientasi tujuan siswa dan skala struktur tujuan kelas yang diadaptasi dari Pattern of Adaptive Learning Scale (Midgley dkk., 2000). Sedangkan, perilaku menyontek diukur dengan kuesioner yang diadaptasi dan dimodifikasi dari beberapa penelitian sebelumnya (Anderman dkk., 1998; Bolin, 2004; Godfrey & Waugh, 1998; deLambert dkk., 2003; Lambert dkk., 2003).
Hasil penelitian ini yang diolah dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa orientasi tujuan siswa dan struktur tujuan kelas secara bersama-sarna memberikan sumbangan pada perilaku menyontek siswa SMP dalam pelajaran matematika. Adapun dari ketiga jenis orientasi tujuan siswa, hanya orientasi tujuan mastery yang memiliki sumbangan yang signifikan dan negatif pads perilaku menyontek. Begitu pula dengan struktur tujuan kelas, hanya struktur tujuan kelas yang mastery yang memiliki sumbangan yang signifikan dan negatif pada perilaku menyontek. Penelitian ini tidak dapat menunjukkan adanya sumbangan yang diberikan oleh orientasi tujuan siswa performance dan struktur tujuan kelas yang performance - baik performance approach maupun performance avoidance.
Ketika guru makin tinggi menekankan praktek pengajaran di kelas pada struktur tujuan kelas yang mastery, makin kecil kemungkinan terjadinya menyontek. Siswa makin tinggi mengorientasikan tujuan pada mastery, makin kecil kemungkinan siswa tersebut menyontek. Sebaliknya, jika siswa berorientasi tujuan performance dan merasa kelasnya berstruktur tujuan kelas yang performance, maka perilaku menyontek belum tentu dilakukan oleh siswa tersebut.
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, penelitian lanjutan perlu dilakukan, antara lain dengan melibatkan faktor lain seperti peran teman sebaya. Selain itu, bagi pihak sekolah, jika sekolah lebih menekankan kebijakan pembelajaran pada struktur tujuan mastery, para siswa kemungkinan dapat terarah untuk mengadopsi mastery goals. Hal ini berarti praktek menyontek dapat ditekan kemunculannya dalam proses pembelajaran di sekolah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T17944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matitaputty, Eunike Karina Nadine
"Dari fenomena kecurangan akademik yang terjadi di Indonesia, peneliti kemudian meneliti hubungan antara ketidakjujuran akademik dan orientasi tujuan akademik yang dimoderasi oleh keterlibatan siswa. Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara ketidakjujuran akademik dan orientasi tujuan akademik. Partisipan penelitian ini terdiri dari 220 siswa dari seluruh Indonesia. Hasil penelitian ini menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara ketidakjujuran akademik dengan masing-masing dimensi orientasi tujuan akademik yang dimoderasi oleh keterlibatan siswa.

Based on academic cheating phenomenon in Indonesia, researcher wants to investigate correlation between academic dishonesty and academic goal orientation which moderated by student engagement. Previous researches has found correlation between academic dishonesty and academic goal orientation. Total patricipants in this research are 220 students from all over Indonesia. This research discover there is no correlation between academic dishonesty and each dimensions of academic goal orientation which moderated by student engagement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Izzati Ghassani Avmeilputri
"Nilai Indeks Prestasi Akademik (IPK) seringkali dijadikan patokan dalam kesuksesan individu. Namun, untuk mendapatkan nilai IPK yang tinggi membutuhkan kerja keras sehingga banyak mahasiswa yang memilih cara instan dengan melakukan kecurangan akademik. Salah satu fakor yang dapat memengaruhi kecurangan akademik adalah trait kepribadian.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya ditemukan hubungan kecurangan akademik dengan beberapa trait kepribadian. Namun, hasilnya masih sangat beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara trait kepribadian dengan kecurangan akademik pada mahasiswa di Indonesia. Sebanyak 558 mahasiswa terlibat dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan alat ukur kecurangan akademik (Septiana, 2016) dan Mini IPIP (Donelland, dkk, 2006).
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif antara trait kepribadian extraversion dengan kecurangan akademik. Selain itu ditemukan juga bahwa trait kepribadian conscientiousness memiliki hubungan yang signifikan negatif dengan kecurangan akademik. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tambahan mengenai hubungan antara trait kepribadian dengan kecurangan akademik terutama di Indonesia.

GPA is often used as a measurement of an individual?s academic success, but the process of earning and maintaining GPA itself requires hard work. However, it is also not uncommon for students to opt for the instant way of showing their academic success, that is by participating in academic dishonesty. One of the factors that affecting academic dishonesty is personality trait.
Previous research indicates that there is a correlation between academic dishonesty and personality traits, however the result still varies. This research is intended to further understand the correlation between personality traits and academic dishonesty in Indonesia. This research involved 558 students, and exerts academic dishonesty measurement (Septiana, 2016) and Mini IPIP (Donelland, et al. 2006).
The result of this research indicates that there is a significant positive correlation between extraversion and tendencies for academic dishonesty. It is also discovered that conscientiousness has negative correlation with academic dishonesty. This research aims to provide additional knowledge on the relations between personality traits and academic dishonesty, especially in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S36316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Arhab
"Kecurangan akademik dan prokrastinasi akademik merupakan fenomena yang sering dijumpai pada kalangan mahasiswa. Perkembangan teknologi internet yang pesat memungkinkan kecurangan akademik semakin mudah dilakukan oleh mahasiswa. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian terdahulu yang melihat hubungan antara prokrastinasi akademik dan kecurangan akademik namun pada konteks yang berbeda, yaitu dengan internet. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 118 yang merupakan mahasiswa S1 di Indonesia berusia 18-25 tahun. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan teknik analisis Pearson untuk mengetahui hubungan antara prokrastinasi akademik dan kecurangan akademik dengan internet. Prokrastinasi akademik diukur dengan Academic Procrastination Scale (APS), sedangkan kecurangan akademik dengan internet diukur menggunakan Internet-Triggered Academic Dishonesty Scale (ITADS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prokrastinasi akademik berhubungan secara positif dan signifikan dengan kecurangan akademik dengan internet, r(116) = 0,421, p < 0,001, one-tailed. Temuan penelitian diharapkan mampu untuk memberikan informasi terkait hubungan prokrastinasi akademik dan kecurangan akademik dengan internet.

Academic dishonesty and academic procrastination are phenomena that are often found among students. The rapid development of internet technology makes it easier for students to commit academic dishonesty. This research is a replication of previous research which looked at the relationship between academic procrastination and academic dishonesty but in a different context, namely the internet. There were 118 participants in this research who were undergraduate students in Indonesia aged 18-25 years. This research used a correlational design with Pearson analysis technique to determine the relationship between academic procrastination and academic dishonesty with internet. Academic procrastination was measured using the Academic Procrastination Scale (APS), while academic dishonesty with the internet was measured using the Internet-Triggered Academic Dishonesty Scale (ITADS). The results showed that academic procrastination was positively and significantly related to academic dishonesty with internet, r(116) = 0.421, p < 0.001, one-tailed. It is hoped that the research findings will be able to provide information regarding the relationship between academic procrastination and academic dishonesty with the internet.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>