Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119006 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nimmo, Dan
San Francisco: W.H. Freeman , 1979
320.973 NIM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Coyle, David Cushman, 1887-1969
New York: A Mentor Book, 1963
973 COY u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian, Charles R.
New York: Mc Graw-Hill, 1976
320.1 ADR s (1);320.473 ADR s (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dye, Thomas R.
New Jersey: Prentice_Hall, Inc, 1988
320.809 DYE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian, Charles R.
New York: McGraw-Hill , 1978
320.973 ADR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1985
320.973 INS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Masannat, George S.
New York: Charlies Scribuner's Sons, 1971
320.973 MAS a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Martini
"Keberadaan lembaga penasehat sepertinya hal Dewan Pertimbangan Agung di Indonesia pada dasarnya bergantung kepada kebutuhan negara yang bersangkutan, serta dipengaruhi oleh latar belakang historis dari negara tersebut. Di Indonesia lembaga penasehat ini sudah ada sejak jaman kerajaan dulu. Lembaga penasehat Dewan Pertimbangan Agung di Indonesia sedikitnya banyak diilhami oleh Raad van Nederlandsch Madre pada jaman Hindia Belanda yang berfungsi sebagai penasehat Gubernur Jenderal.
Dewan Pertimbangan Agung sebagai lembaga penasehat dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia kedudukannya adalah sebagai lembaga tinggi negara yang memiliki kedudukan yang sejajar dengan lembaga tinggi lainnya dengan fungsi dan tugasnya memberikan nasehat, pertimbangan dan usul kepada Presiden. Pada waktu berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat dan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 lembaga ini dihapus dan baru muncul kembali setelah Dekrit 5 Juli 1959.
Sejak Orde Baru, Lembaga ini terus secara periodik didirikan. Walau dikatakan lembaga ini antara ada dan dada karena begitu kuat kekuasaan eksekutif sehingga tidak kelihatan peran yang telah dilakukan oleh Dewan Pertimbangan Agung ini. Keberadaan Dewan Pertimbangan Agung ini sejak awal kemerdekaan memang sudah mulai dipersoalkan. Hal ini terus berlanjut, apalagi pada masa Orde Baru keberadaan lembaga penasehat ini tidak begitu kelihatan kiprahnya. Setelah reformasi dengan adanya perubahan Undang-Undang Dasar 1945 membawa perubahan pula terhadap sistem ketatanegaran di Indonesia. Dalam hal ini Dewan Pertimbangan Agung juga tidak luput dari perubahan tersebut.
Terjadi perdebatan apakah Dewan Pertimbangan Agung ini terus dipertahankan dengan lebih meningkatkan peran dan fungsinya atau dihapus. Memang diakui banyak kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh Dewan Pertimbangan Agung ini sebagai lembaga penasehat, terutama pada rumusan peraturan perundangan yang mengatur tentang Dewan Pertimbangan Agung baik itu dalam Undang-Undang Dasar 1945 maupun peraturan perundangan yang lain tentang Dewan Pertimbangan Agung yang membatasi ruang lingkup tugas dan tanggung jawab Dewan Pertimbangan Agung serta dibentuknya badan penasehat ekstra konstitusionil oleh Presiden sehingga menimbulkan kesan Dewan Pertimbangan Agung tidak diperlukan.
Akhirnya perdebatan seputar Dewan Pertimbangan Agung ini terjawab sudah pada Sidang Tahunan 2002 dimana disahkannya Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945 yang menghapus keberadaan Dewan Pertimbangan Agung dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia dan menggantinya dengan suatu badan yang disebut Dewan Pertimbangan yang kedudukannya tidak lagi sebagai lembaga tinggi negara tetapi berada dibawah Presiden. Maka berakhirlah tugas konstitusional Dewan Pertimbangan Agung dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karnain Asyhar
"Potret keberhasilan Walikota Bogor dalam memacu pertumbuhan pada beberapa aspek pembangunan merupakan fenomena keberhasilan kepemimpinan yang patut diarnati. Namon, masih terdapat permasalahan transportasi di Kota Bogor yangperiu mendapat perhatian banyak pihak.
Penelitian ini berljuan untuk: (a) menganalisis kepemimpinan Walikota Bogor dalam penangguiangan masalah transportasi di Kota Bogor, (b) mengidentifikasi dan menganalisis partisipasi masyarakat dalam proses penanggulangan masalah transportasi di Kota Bogor.
Untuk mengana!isis Kepemimpinan Walikota Boger dan Partisipasi Masyarakat datam Penanggulangan Masa!ah Transportasi, penulis menggunakan .analisis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, penulusuran data, dan observasi Japangan. rnfonnan yang menjadi narasumber daiam pene!it1an ini adalah unsur DPRD Kota Bogor, Dinas Perhubungan, Telekomunikasi, dan Infonnatika Kota Bogor, Masyarakat Transportasi Indonesia, Organda, dan masy.arakat penggunajasa angkutan umum.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan pendekatan kebljakan, program, dan indikator kinerja penanggulangan masalah transportasi di Kota Bogor, Kepemimpinan Walikota Bogor belum berhasil rnenanggulangi petmasalahan transporta

Portrait of success in Bogor Mayor spur growth in some aspects of the development of leadership ls a phenomenon that deserves success observed. However, there are problems of transportation in the city of Bogor that require attention to many parties.
This study aims to: (a) analyze the leadership of Mayor of Bogar in tackling the problem of transportalion in the city of Bogar, (b) identify and analyze community participation in the process of handling the probJem of transportation in the city of Bogor.
To analyze the Mayor of Bogor Leadership and Community Participation in tackling transport issues, the author uses a qualitative analysts approach fenomenologi. Coilecting data is done with the interviewsthe search data, and field observations. Informants in this research is the elements of DPRD Kota Bogor, Department of Transportation, Telecommunication. and Infonnatlon City of Bogar, Indonesia Transportation Society, Organda, community service user and public transport.
Results of this research concluded that the approach to policies, programs, and performance indicators of transportation problems in the city of Bogor. Bogar Mayor Leadership can not successfully tackle the problems of transportation in the city of Bogor completely. Based on the analysis of the Leadership Cailange practices (Kouzes and Posner, 2004), authors found that the Mayor of Bogar Leadership have a prominent practice in: inspiring a shared vision, challenging the..."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T11527
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karnain Asyhar
"Potret keberhasilan Walikota Bogor dalam mernacu pertumbuhan pada beberapa aspek pembangunan mcrupakan fenomena keberhasilan kepemimpinan yang patut diamati. Namun, masih terdapat permasalahan transportasi di Kota Bogar yang perlu mendapat perhatian banyak pihak. Penelitian ini bertujuan untuk: (a) mengana!isis kepemimpinan Walikota Bogor da1am penanggulangan masalah transportasi di Kota Bogar, (b) mengidentifikasi dan menganalisis partisipasi masyarakat dalam proses penanggulangan masalah transportasi di Kota Bogor. Untuk menganaiisis Kepemimpinan Walikota Bogor dan Partisipasi Masyarakat dalam Penanggulangan Masalah Transportasi, penulis menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, penulusuran data, dan observasi lapangan. Informan yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah unsur DPRD Kota Boger, Dinas Perhubungan, Telekomunikasi, dan fnfonnatika Kota Bogor, Masyarakat Transportasi Indonesia, Organda, dan masyarakat penggunajasa angkutan umum.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan pendekatan kebijakan, program dan indikator kinerja penanggulangan masalah transportasi di Kota Bogor, Kepemimpinan Waiikota Bogor belum berhasif menanggu!angi perrnasalahan transportasi di Kota Bogor secara tuntas, Berdasarkan analisis praktik kepemimpinan teladan (Kouzes and Posner, 2004), penulis menemukan bahwa Kepemimpinan Walikota Bogor memiliki praktik kepemimpinan yang menonjol pada praktik: menginspirasikan visi bersama (inspiring a share vision), menantang proses (challenging the process), dan memungkinkan orang lain bertindak (enabling others to act) disisi lain, penulis menemukan bahwa kepemimpinan Walikota Bogor kurang menonjol pada praktik : menyemangati jiwa (encouraging the heart) dan mencontohkan caranya (modeling the way). Berdsarkan analisis delapan tangga partisipasi masyarakat (amstein dalam Dharma, 2004), penulis menemukan bahwa partisipasi masyarakat dalam penanggulangan masalah transportasi berada pada tingkat consultation dan placation. Partisipasi masyarakat Kota Bogor dalam penanggulangan masalah transportasi adalah pada proses perumusan kebijakan, penyelenggaraan program penanggulangan masalah transportasi, dan penilaian terhadap penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan di Kota Bogor.

Portrait of success in Bogor Mayor spur growth in some aspects of the development of leadership is a phenomenon that deserves success observed. However, there are problems of transportation in the city of Bogar that require attention to many parties. This study aims to: (a) analyze the leadership of Mayor of Bogar in tackling the problem of transportation in the city of Bogar, (b) identify and analyze community participation in the process of handling the problem of transportation in the city ofBogor. To analyze the Mayor of Bogor Leadership and Community Participation in tackling transport issues the author uses a qualitative analysis approach fenomenologi. Collecting data is done with the interviews, the search data, and fie!d observations. Informants in this research is the elements of DPRD Kota Bogor. Department of Transportation, Telecommunication, and Information City of BogorIndonesia Transportation Society, Organda, community service user and public transport.
Results of this research concluded that the approach to policies, programs, and performance indicators of transportation problems in the city of Bogor, Bogor Mayor Leadership can not successfully tackle the problems of transportation in the city of Bogor completely. Based on the analysis of the Leadership Challenge practices (Kouzes and Posner, 2004), authors found that the Mayor of Bogor Leadership have a prominent practice in: inspiring a shared vision, challenging the process, and enabling others to act On the other hand, the author found that the Mayor of Bogor leadership is less prominent in the practice encourage people (encouraging the heart) and modeling the way. Based on the analysis eight appliances community participation (amstein in the Dharma, 2004) authors found that participation in the community participation in Bogor City's transportation problem is the process of policy formulation, program for the transportation, delivery and assessment of traffic and road transport in the city of Bogor.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32366
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>