Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119143 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Osman, Mohd. Taib
Kuala Lumpur: Dewan Bahas dan Pustaka. Kementerian Pendidikan Malaysia, 1989
305.89595 MOH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia, 1989
915.95 MAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soetomo, 1946-
"On community empowerment in Indonesia."
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012
307.145 98 SOE k (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Sari
"Manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi untuk dapat melanjutkan hidupnya dan salah satunya adalah kebutuhan akan rasa aman yang akan terganggu apabila terdapat ancaman yang membuatnya tidak nyaman. Selain itu, manusia juga perlu berinteraksi dengan manusia lainnya pada suatu lingkungan tertentu misalnya pada ruang bertinggalnya yang pada proses interaksi tersebut sering terjadi permasalahanpermasalahan yang mengganggu ketentraman hidup sehingga menimbulkan rasa takut pada diri manusia tersebut. Adapun rasa takut yang dialami oleh masyarakat dalam konteks berkehidupan kota yang akan dibahas pada tulisan ini adalah ketakutan manusia terhadap isu kriminalitas, identitas, anonimitas dan kaum minoritas.
Untuk dapat hidup dengan nyaman maka manusia perlu mengatasi ancaman-ancaman yang memicu rasa takut itu. Cara yang dilakukan manusia untuk mengatasi rasa takutnya secara spasial adalah dengan memberi jarak pada sumber ancaman dan mengadakan batas agar tidak terjadi interaksi antara dirinya dengan sumber tersebut. Pengadaan batas baik secara fisik maupun non-fisik sebagai reaksi pemenuhan kebutuhan rasa aman dan antisipasi terhadap rasa takut ini kemudian mewujudkan sebuah komunitas yang tereksklusifkan dari lingkungannya. Komunitas ini terpisah dari lingkungannya karena adanya batas yang menggerbangi baik berupa batas fisik yang menggerbangi ruang bertinggalnya maupun batas non fisik yang menggerbangi pemikirannya.
Penulisan ini akan membahas tentang keberadaan komunitas tergerbang ini di kota Jakarta dengan tujuan memberikan gambaran bagaimana reaksi terhadap ketakutan yang dirasakan masyarakat kota dimanifestasikan ke dalam ruang sehingga perasaan takut tersebut dapat teratasi. Pengamatan dan analisis penulis terhadap komunitas-komunitas tersebut dititikberatkan pada pengolahan ruang dan karakter dari elemen yang pembentuk ruang tersebut.

Human being both as an individual and social creature has needs that must be completed to continue their life and one of those needs is security need which will be interrupted if there are threats that make them feel inconvenience. Besides, human being also needs to interact with others in a specific environment such as the dwelling area in which irritating problems happen sometimes during the process of interaction so that can produce the feeling of fear in theirselves. The fears felt by the people in the context of urban life which will be studied in this writing are fear of criminality, identity, anonymity, and small numbers.
To live comfortably human being needs to solve the threats that cause those fears. Ways that can be done to solve it spatially are by keeping distance and creating boundary so that there will be no interactions between people and the threat source. The boundary putting up physically and non-physically which are reactions to fulfill the needs and anticipation to fears as well then generate a community that exclude themselves from the surroundings. This community is separated by the presence of the boundary that confines as physical border that gates their dwelling space and also as non-physical boundary that gates their minds.
This writing will study more about the phenomenon of this gated community in Jakarta city in order to give the picture of how the reaction to citydwellers fears is manifested into space so that the fears can be solved. The observation and analysis to these communities will be focused on the space ordering and character of the elements that create the space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48420
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Widiastuti
"Kejang pada neonatus (neonatal fit) merupakan suatu tanda penyakit yang menyerang susunan saraf pusat (SSP), kelainan metabolik dan penyakit lain yang dapat menyebabkan kerusakan otak. Kejang pada neonatus sukar diklasifikasikan, dikenali maupun diobati. Pada neonatus cukup bulan (NCB) maupun neonatus kurang bulan (NKB) kejang dapat menyebabkan kerusakan SSP yang permanen dan menimbulkan gangguan neurologis di masa datang seperti gangguan kognitif yang berkepanjangan serta meningkatkan risiko kejadian epilepsi.
Kejang pada masa neonatus dibandingkan dengan anak besar frekuensinya relatif tinggi. Disamping hal tersebut diagnosis kejang pada neonatus juga lebih sulit karena bentuk kejang subtle yang menyerupai gerakan-gerakan normal. Angka kejadian kejang yang sebenarnya tidak diketahui karena manifestasi klinis kejang sangat bervariasi dan sering sulit dibedakan dengan gerakan normal. Penelitian terhadap kejang pada neonatus yang telah dilakukan di Departemen IKA FKUI RSCM sebelumnya adalah penelitian Hendarto S.K dkk di Jakarta (1971) membahas beberapa aspek dari kejang pada neonatus seperti angka kejadian kejang, jenis kelamin, berat lahir, etiologi kejang, morbiditas dan mortalitas. Angka kejadian kejang pada neonatus yang diperoleh dari penelitian tersebut sebesar 0,7%. Di bangsal perinatologi, neonatal intesive care unit (NICU) dan pediatric intensive care unit (PGD) Departemen IKA FKUI RSCM didapatkan kejadian kejang salaam tahun 2003 sebanyak 17 neonatus. Meskipun angka kejadian kejang pada neonatus kecil akan tetapi mengenali bentuk (tipe) kejang neonatus menjadi satu hal penting karena kejang pada neonatus mungkin merupakan satu-satunya tanda adanya gangguan SSP. Selain itu manifestasi klinis kejang juga berguna untuk menentukan prognosis.
Etiologi kejang pada neonatus ada beberapa macam, pada sebagian besar disebabkan oleh Hipoksik Iskemik Ensefalopati (HIE), perdarahan intrakranial, infeksi intrakranial, gangguan metabolik dan kelainan bawaan."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2006
T58749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulla Sadra
Jakarta: Sadra International Institute, 2011
297.57 MUL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Dentinogenesis imperfecta (DGI) is an autosomal dominant disorder in which both the primary and the permanent teeth are affected. It occurs with an incidence of 1:8.000 live births. In DGI, the teeth are amber and opalescent, and the pulp chamber is obliterated by abnormal dentin. The enamel, although otherwise unaffected, tends to fracture, which leads to rapid attrition of dentin and marked shortening of the teeth. There are three types of DGI with similar dental abnormalities. Type I occurs in people with osteogenesis imperfecta, a genetic condition in which bones are brittle and easily broken. DGI types II and III occur in people without other inherited disorders than mutations mapped to the 6.6-cM D4S2691-D4S2692 interval at 4q21, which is the locus for the dentin sialophosphoprotein (DSPP) gene. It is now believed that the DGI types II and III may be the same disorder. This paper reviews clinical manifestation, aspects of molecular genetics, and management of DGI."
[Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Journal of Dentistry Indonesia], 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"The study was conducted to the people living in the radius of 500–1000 meter in tidal area of conservation area of Mangrove forest. The research design of this study was descriptive quantitative in order to describe the knowledge, attitude, and behavior manifestation of society in preserving Gastropoda. Correllational descriptive design was employed to describe the relationship between knowledge and attitude and behavior manifestation of society in preserving Gastropoda. The respondents were obtained by purposive sampling technique. The data analysis was conducted in SPSS 16 for Windows. The result of study showed that: (1) mean of knowledge level was high (75,65%), attitude was moderate (69,37%), and behavior manifestation was high (82,44%) and (2) meanwhile, the result of analysis for knowledge, attitude with behavior manifestation of society in preserving Gastropoda Mangrove forest in Tarakan showed that there was significant correlation."
2009
570 JPB 1:1 (2009) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>