Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190714 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luriana Nur Pratiwi
"Imunisasi mencegah 2-3 juta kematian anak di dunia akibat penyakit infeksi seperti difteri, tetanus, pertusis, dan campak sehingga imunisasi merupakan salah satu upaya intervensi kesehatan masyarakat yang paling berhasil dan cost-effective, terutama bagi negara berkembang. Indonesia telah berhasil mencapai Universal Child Immunization (UCI) namun berdasarkan data WHO pada Weekly Epidemiological Record (No.46, 2011, 86, 509-520, 11 November 2011), Indonesia masih menempati peringkat ke-4 di dunia untuk undervaccination children dalam cakupan imunisasi DPT. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui gambaran imunisasi dasar lengkap dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita berusia 12-23 bulan di Indonesia tahun 2010, dengan menganalisis data Riskesdas 2010. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni tahun 2012 dan desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional, dengan populasi ibu yang memiliki balita usia 12-23 bulan di Indonesia tahun 2010. Hasil dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi square, independent sample T-test, dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi imunisasi dasar pada balita usia 12-23
bulan di Indonesia tahun 2010 sebesar 36,8%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa 8 variabel dinyatakan berhubungan secara statistik, yaitu daerah tempat tinggal, pendidikan ibu, pendidikan ayah, kunjungan neonatus, periksa kehamilan K4 ibu, penimbangan berat badan balita ke pelayanan kesehatan, penolong persalinan ibu, dan kepemilikan KMS/buku KIA/catatan kesehatan
lainnya. Diperlukan upaya dan peran serta aktif berbagai pihak untuk
meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada balita di Indonesia.

Abstract
Immunization prevent 2-3 millions child mortality in the world caused by
infectious disease such as diphteria, tetanus, pertusis, and measles, furthermore immunization is one of the most succsessful and cost-effective intervention in public health. In 1990, Indonesia ever reached Universal Child Immunization (UCI), however in Weekly Epidemiological Record of WHO (No.46, 2011, 86, 509-520, November 11th, 2011), Indonesia still in rank 4 for undervaccination children of three doses DTP vaccine in the world. Research objective is to know description and factors related to complete basic immunization in children under
five age 12-23 months in Indonesia in 2010 by analyzing data of Riskesdas 2010. Research was done in June, 2012 and design of this study is cross sectional, with mothers who have children under five age 12-23 months in Indonesia at 2010 as its population. Data was analyzed in univariate and bivariate using chi square test, independent sample T-test, and logistic regression. Result indicates that prevalence of complete immunization in children under five age 12-23 months in
Indonesia at 2010 is 36.8%. Result from the study shows 8 significant relationship between living area, education of mother, education of father, neonatal care, antenatal care, under five child?s weight measurement, childbirhts helper, and ownership of child health report. Active participation from various parties is needed to increase the prevalence of complete basic immunization status in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mei Sarah Nurkhalizah
"Rencana strategis bidang kesehatan menargetkan indikator cakupan imunisasi dasar
lengkap dapat mencapai 93% tahun 2019. Tetapi, berdasarkan SDKI 2017 cakupannya
masih rendah, yaitu 59%, terutama cakupan vaksin multidosis seperti vaksin pentavalen
dan polio. Padahal, imunisasi dinilai sebagai salah satu upaya kesehatan yang costeffective
karena dapat mencegah beberapa penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan status
imunisasi dasar lengkap berdasarkan SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan desain
cross sectional dan menganalisis sampel 3376 anak hidup umur 12-23 bulan di
Indonesia tahun 2017 yang terpilih dalam SDKI 2017. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah univariat, bivariat dengan uji chi-square, dan regresi logistik.
Temuan dari studi ini adalah cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 44,3%. Faktorfaktor
yang berhubungan secara statistik dengan imunisasi dasar lengkap adalah
kunjungan ANC (OR=1,74), tempat persalinan (OR=2,43), kepemilikan kartu imunisasi
(OR=1,85), umur ibu (OR=1,73), status pernikahan (OR=1,69), pekerjaan ibu
(OR=1,30), indeks kekayaan (OR=1,27), dan jumlah anak hidup (OR=1,35). Peneliti
menyarankan kepada tenaga kesehatan untuk menguatkan sistem pencatatan riwayat
imunisasi anak dan memberikan edukasi terkait imunisasi melalui layanan maternal
seperti kunjugan ANC dan pascapersalinan.

The strategic plan of the health sector targets the complete basic immunization coverage
indicator to reach 93% by 2019. However, based on the 2017 IDHS, the coverage is still
low, which is 59%, especially in mutidose vaccines such as pentavalent and polio
vaccine. In fact, immunization is considered as one of the a cost-effective public health
intervention because it can prevent some infectious diseases. This study aims to
determine coverage and factors associated with complete basic immunization based on
the 2017 IDHS. This study use a cross-sectional study design and analyzed 3376 sample
of living children aged 12—23 months in Indonesia. The analyses used in this study was
univariate, bivariate with chi-square test, and logistic regression. The findings of this
study is complete basic immunization coverage was 44,3%. Factors associated with
complete basic immunization were ANC visits (OR=1,74), place of birth (OR=2,43),
possession of immunization cards (OR=1,85), maternal age (OR=1,73), marital status
(OR=1,69), wealth index (OR=1,30), maternal occupation status (OR=1,27), and
number of living children (OR=1,35). Researcher suggest to health workers to
strengthen the system of recording children’s immunization history and provide
education related to immunization through maternal services such as ANC and
postpartum visits
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Olwin
"Indonesia memiliki angka cakupan kelengkapan imunisasi dasar yang masih cukup rendah yaitu sekitar 53,8% (Riskesdas 2010). Akses terhadap fasilitas kesehatan dengan situasi dan kondisi geografis merupakan tantangan yang cukup besar di dalam pemberian pelayanan immunisasi secara merata di seluruh Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran serta hubungan akses fasilitas kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap pada baduta berusia 12-23 bulan di Indonesia pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dan analisis statistik dilakukan dengan menggunakan regresi logistik berganda.
Berdasarkan hasil analisis multivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (P value) antara waktu tempuh ke fasilitas kesehatan UKBM (OR=1,23); serta waktu tempuh (P value=0,000) ke fasilitas kesehatan non UKBM dengan (OR=1,80) setelah dikontrol oleh variabel pendidikan ibu, pekerjaan ibu, status sosial ekonomi keluarga, kunjungan K4 serta pemeriksaan nifas. Diperlukan upaya dan peran serta pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap fasilitas kesehatan terutama revitalisasi Posyandu dan jaringannya untuk meningkatkan cakupan kelengkapan imunisasi dasar di seluruh Indonesia.

Indonesia has a low number of complete basic immunization coverage, approximately 53.8% (Riskesdas 2010). Access to health facilities with geographic circumstances are considerable challenges in the provision of immunization services throughout Indonesia. The purpose of this study is to describe the relationship as well as access to health facilities with complete basic immunization status at children age 12-23 months in Indonesia in 2013. This study using cross-sectional design and statistical analysis performed using multiple logistic regression.
The results of multivariate analysis showed a significant correlation (P value) between the travel time to health facilities Community Based Health Efforts (UKBM) with Odds Ratio = 1.23; and time (P value = 0.000) to health facilities with non UKBM (Odds Ratio = 1.80) after controlled by variable maternal education, maternal occupation, family socioeconomic status, K4 visit and postpartum examination. Required effort and the role of the government and the community to improve the accessibility of the population to health facilities, especially the revitalization of posyandu and its network to improve the completeness of basic immunization coverage in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Sandra
"Imunisasi merupakan strategi efektif dalam menurunkan kematian oleh penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Peningkatan cakupan imunisasi sering dipakai sebagai indikator pelayanan kesehatan. Cakupan imunisasi di Indonesia belum merata, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara beberapa daerah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor determinan apa yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12 bulan di Indonesia dengan desain penelitian adalah cros sectional (potong lintang).
Dari hasil analisis penelitian ini menunjukkan penolong persalinan berhubungan dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12 bulan di Indonesia dengan OR 1,68 (95% CI 1,221-2,315). Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam meningkatkan cakupan imunisasi. Di samping itu tenaga nonkesehatan perlu ditingkatkan pengetahuan dan keahliannya untuk bersama-sama dengan tenaga kesehatan dalam upaya pencapaian imunisasi.

Immunization is an effective strategy in reducing the death of diseases which can be prevented by immunization. The increase of immunization scope is generally used as an indicator of health services. The immunization scope in Indonesia is not spread evenly yet. there are some significant differences among regions.
The goal of this research is to find out what the determinant factor that is related to Complete-Basic Immunization Status toward Children in Age of 12 months in Indonesia with Cross sectional as the research design.
The result of research analysis show that a child-bird helper is related to Complete-Basic Immunization Status Toward Children in Age of 12 months in Indonesia with OR 1,68 (95% CI 1,221-2,315) increase the role of healthy personnel in increasing the scope of immunization. In the other hand, non-healthy personnel are needed to be upgraded in the case of knowledge and skill to reach the effective immunization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31365
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Peranginangin, Makmur Salpator
"Tesis ini membahas pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2007 dan Susenas 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2007. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Hasil penelitian menemukan bahwa waktu tempuh ke fasilitas UKBM merupakan faktor yang paling berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007. Hasil penelitian menyarankan bahwa untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan imunisasi dasar diperlukan optimalisasi manajemen posyandu.

The focus of this study is the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province using secondary data Riskesdas 2007 and Susenas 2007. The purpose of this study is to know the factors relating to the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province. This research is a quantitative research methode with cross sectional design.
This study found that the access time to the Community Based Health Efforts (UKBM) facility is the dominant factor in the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province in 2007. The researcher suggests that Posyandu management as one of the UKBM should be optimized to increase the basic immunization coverage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31366
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mathilda Albertina
"Latar Belakang: Pada tahun 2001-2005, angka kejadian penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi meningkat. Berdasarkan data WHO-UNICEF, angka kelengkapan imunisasi, yang digambarkan dengan cakupan imunisasi campak, adalah 78% di tahun 2005. Namun, angka cakupan imunisasi campak belum tentu tepat dalam menggambarkan kelengkapan imunisasi dasar.
Tujuan: Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dasar, alasan ketidaklengkapan imunisasi dasar, karakteristik orangtua (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga), pengetahuan serta sikap orangtua terhadap imunisasi, dan hubungan antara karakteristik, pengetahuan dan sikap orangtua dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita di Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Metode: Penelitian cross-sectional dengan wawancara melalui kuesioner pada orang tua yang membawa anak balita di Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak RS. Cipto Mangunkusumo pada tanggal 04-14 Maret 2008.
Hasil: Dari 76 sampel, 65,8% anak balita memiliki status imunisasi dasar yang lengkap dan 34,2% lainnya tidak lengkap. Jenis imunisasi yang paling banyak tidak lengkap adalah hepatitis B (17,1%). Alasan ketidaklengkapan imunisasi antara lain anak sakit (66,7%), orangtua tidak tahu jadwal imunisasi (18,5%), vaksin habis (7,4%), orangtua lupa (3,7%), dan tidak ada Pekan Imunisasi Nasional (3,7%). Tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga, pengetahuan serta sikap orangtua terhadap imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar anak balita.
Kesimpulan: Kelengkapan imunisasi dasar anak balita di Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak RSCM adalah 65,8%. Ketidaklengkapan imunisasi paling banyak disebabkan karena anak sakit (66,7%). Tidak didapatkan hubungan antara faktor orangtua dengan kelengkapan imunisasi dasar anak balita di Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak RSCM.

Introduction: From the year 2001 to 2005, number of vaccine-preventable diseases was increased. According to WHO-UNICEF, this number, which regards the coverage of measles immunization, is 78% in 2005. However, the coverage number of measles immunization does not necessarily accurate in representing the number of complete basic immunization.
Objective: To explore complete of basic immunization on children under five year old at Pediatric Clinic in Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM), the underlying reasons of incomplete basic immunization, parent's characteristics (educational background, occupation, family income, knowledge and attitude toward immunization) and relationship between parent's characteristic and the completeness of basic immunization.
Method: Cross-section study with questionnaire guided interview to parents who brought underfive children to pediatric clinic in Cipto Mangunkusumo National Hospital (RSCM) on 04?14 March 2008.
Result: From 76 samples, 65,8% children have complete basic immunization and 34,2% others have incomplete basic immunization. The most incomplete type of immunization is Hepatitis B (17,1%).The reasons for these children to have incomplete basic immunization were due to sickness occuring concurrently with the immunization schedule (66.7%), parents' unawareness of the immunization schedule (18.5%), insufficient amount of vaccine supply (7.4%), parents not recalling of giving their children immunization (3.7%), and the absence of National Immunization Week or PIN (3.7%). There is no statistically significant relationship between the parent's educational background, occupation, family income, knowledge and attitude toward immunization and complete of basic immunization on children under age five at RSCM's Pediatric Clinic.
Conclusion: Complete basic immunization on children under five years old at RSCM's Pediatric Clinic reached 65.8%. The reason of incomplete basic immunization was mostly due to sickness happening concurrently with the immunization schedule (66.7%). There was no relation between parent's characteristisc and the completeness of basic immunization on children under age five at RSCM's Pediatric Clinic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juaningsih
"Prevalensi penyakit hepatitis di Indonesia menurut tim Hepatitis Nasional berkisar 5- 20 % pada negara dengan endemis sedang sampai tinggi. Pada ibu hamil mengidap hepatitis/carier sebanyak 3-8 % dan 45.9 % bayi tertular saat lahir dari ibu pengidap Hepatitis B. Program Imunisasi HB.0 dengan vaksin Hepatitis B uniject ini telah dilaksanakan sejak tahun 2002 tapi pada pelaksanaanya masih mengalami banyak kendala sehingga hasil cakupan yang diperoleh masih rendah. Propinsi Kalimantan Barat pencapaian Imunisasi HB.0 pada tahun 2008 32,7 % dan tahun 2009 44,84 % masih berada dibawah rata-rata nasional selama 2 tahun dan hanya sedikit mengalami peningkatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi status imunisasi HB.0 di Kecamatan Pontianak Tenggara Kota Pontianak Tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Variabel yang secara statistik berhubungan dengan status imunisasi HB.0 pada bayi umur 0-7hari adalah pengetahuan ibu, sikap ibu, penolong persalinan, kunjungan neonatal dan keaktifan petugas imunisasi dalam memberikan motivasi.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk menganggarkan dana rutin untuk memberikan pelatihan pada petugas kesehatan,bagi puskesmas, meningkatkan promosi imunisasi HB.0, memberikan pelatihan kepada kader, dan kepada tokoh masyararakat agar lebih terlibat aktif dalam memberikan pembinaan masyarakat tentang pentingnya imunisasi HB.0
Prevalence of hepatitis disease in Indonesia according to National Hepatitis team is around 5-20%. Expectant with hepatitis/carier as much as 3-8% and 45.9% babies was infected at birth from mother with hepatitis B. HB.0 Immunization Program with Hepatitis B uniject vaccine was implemented since 2002 but still facing many obstacles, so that obtained scope result was low. In West Kalimantan province achievement of HB.0 Immunization 32.7% at 2008 and 44.84% at 2009, is still below average of national for 2 years and only slightly enhancement.
This study aims to find out find out influence factors of immunization status of HB.0 in Sub-district of South-East Pontianak City of Pontianak year 2011. It is descriptive study with cross sectional design. Statistically variables related to HB.0 immunization to infant age 0-7 days are maternal knowledge, maternal attitude, labor support, neonatal visit, and immunization officer liveliness in motivating.
Recommended to the health Departement to budget routine fund in regard to provide training to health officer, health centers, increase HB.0 immunization promotion, training to cadre, and for community leaders were expected to more active involved in supporting importance of HB.0 immunization to community.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Rosi Vela
"Indikator yang diukur untuk menilai kinerja pelaksanaan imunisasi di Indonesia berdasarkan Renstra Kemenkes RI adalah pencapaian imunisasi dasar lengkap (IDL) sedangkan indikator programnya adalah pencapaian universal child immunization (UCI). Pencapaian indikator IDL Kabupaten Kapuas pada tahun 2017 sebesar 62% di mana selisih ada selisih 26,4% dari target Renstra Kemenkes RI 2015-2019 sebesar 95%. Pencapaian indikator UCI desa/kelurahan Kabupaten Kapuas Tahun 2017 sebesar 32,2% dan ada selisih 62,8% dari target UCI berdasarkan RPJMN sebesar 95%.
Tesis ini bertujuan untuk membahas kinerja implementasi kebijakan terkait pencapaian indikator imunisasi dasar lengkap (IDL) dan Universal Child Immunization (UCI) tahun 2018 di Kabupaten Kapuas.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus yang dilaksanakan di 6 puskesmas yang berada di kabupaten Kapuas. Jumlah informan dalam penelitian ini ada 34 informan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi melalui telaah dokumen dan kemudian dilakukan analisis data kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang sudah berjalan dengan optimal adalah karakteristik badan pelaksana dan standar dan tujuan kebijakan, sedangkan yang belum berjalan dengan optimal adalah kinerja implementasi kebijakan, komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksana, sumber daya (SDM, anggaran, insentif, sarana dan prasarana), dukungan lingkungan sosial, ekonomi, dan politik. Sehingga dapat disimpulkan kinerja implementasi kebijakan terkait pencapaian indikator imunisasi dasar lengkap (IDL) dan Universal Child Immunization (UCI) di Kabupaten Kapuas tahun 2018 kurang optimal sehingga diperlukan upaya perbaikan untuk meningkatkan pencapaian IDL dan UCI di tahun berikutnya.

Indicator that used to measure the performance of immunization in Indonesia based on the Strategic Planning of Health Minister of Republic Indonesia is Complete Basic Immunization (CBI) achievement and indicator that used to measure the immunization program is Universal Child Immunization (UCI) achievement. The indicator achievement of CBI of Kapuas Regency in 2017 was 62.0%. It had difference of 31% from the target of Strategic Planning of Health Minister of Republic Indonesia in 2015-2019 of 93%. The indicator achievement of UCI of Kapuas Regency in 2017 was 32.2% and it had difference of 62.8% from the target based on the Strategic Planning of 95%.
This manuscript aims to discuss the performance of policy implementation regarding indicator achievement of Complete Basic Immunization (CBI) and Universal Child Immunization (UCI) in 2018 at Kapuas Regency.
This research is a qualitative research with case study design at 6 Puskesmas in Kapuas Regency. Total informants in this research are 34 informants. The primary data collection is done by deep interview and observation through documents review and then analyze of qualitative data.
The result of this study indicate that have not run optimally are standard and policy objectives and characteristics of the implementing agency, while those that have not run optimally are performance of policy implementation, inter-organization communication and implementing activities, resources (human resources, budgets, incentives, facilities and infrastructures), support of social, economic, and politic environment. So, the conclusion is the performance of policy implementation regarding to indicators achievement of Complete Basic immunization (CBI) and Universal Child Immunization (UCI) at Kapuas Regency in 2018 have not run optimally so improvement efforts are needed through to improve the achievement of CBI and UCI of Kapuas Regency in next year.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadewi
"Imunisasi dasar adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan khusus terhadap penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomielitis dan campak kepada anak umur 0-12 bulan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu Intervensi kesehatan yang berdaya ungkit besar terhadap penurunan angka kesakitan dan angka kematian bayi dan anak. Cakupan imunisasi menurut SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 1991, 27,9 persen anak terimunisasi lengkap dan 36,6 persen tidak mendapat imunisasi.
Salah satu penyebab masih rendahnya status kelengkapan imunisasi dasar anak, karena perilaku kesehatan ibu. Dilakukan analisis data SDKI tahun 1991. Untuk mempelajari besar hubungan antara beberapa faktor perilaku kesehatan ibu dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak umur 12-24 bulan. Analisis statistik dilakukan dengan uji Regresi Logistik, secara sederhana dan ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor perilaku kesehatan ibu, meliputi pemeriksaan kehamilan (ANC), penolong persalinan oleh dokter/bidan, pemberian Air Susu lbu (ASI), kesertaan Keluarga Berencana (KB) dan pencarian pengobatan pada sarana pelayanan kesehatan sangat erat hubungannya dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak. Hubungan beberapa perilaku kesehatan ibu dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak dipengaruhi juga oleh pendidikan ibu, pendidikan suami, pekerjaan suami dan kontak ibu dengan media komunikasi (radio/tv, koran).
Selain itu ada perbedaan risiko antara ibu yang ANC dan ibu yang tidak ANC berdasarkan tempat tinggal di desa terpencil, desa, kota (kumuh) dan kota besar terhadap status kelengkapan imunisasi dasar anak. Ternyata ibu-ibu yang tinggal di desa terpencil yang ANC sekitar 4 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Pada ibu-ibu yang tinggal di desa yang ANC sekitar 3 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Ibu-ibu yang tinggal di kota yang ANC sekitar 33 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Sedangkan ibu-ibu yang tinggal di kota besar sekitar 4 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Untuk meningkatkan status kelengkapan imunisasi dasar anak, maka perlu ada intervensi pada beberapa faktor perilaku kesehatan ibu, terutama pada desa terpencil dan kota (kumuh)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T6402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Febriana
"Latar belakang: Imunisasi merupakan suatu cara efektif untuk mencegah terjangkitnya penyakit infeksi. Program imunisasi di Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1977. Namun, berdasarkan data tahun 2001-2005 kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi justru mengalami peningkatan. Sedangkan data mengenai cakupan imunisasi sendiri di Indonesia belum begitu jelas. Menurut WHO-UNICEF, angka cakupan imunisasi campak, yang biasa dipakai untuk menggambarkan kelengkapan imunisasi dasar adalah 78% di tahun 2005. Tetapi angka cakupan imunisasi campak ini belum tentu dapat menggambarkan kelengkapan imunisasi dasar yang sebenarnya.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita, alasan bila terjadi ketidaklengkapan imunisasi dasar, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan hal tersebut di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta.
Metode: Penelitian potong lintang dengan subjek orangtua yang memiliki anak balita berumur 1-5 tahun yang berkunjung ke poli anak Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta pada tanggal 4-8 Maret 2008. Pengambilan data menggunakan metode kuesioner yang diisi langsung oleh responden atau melalui metode wawancara.
Hasil: Angka kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita yang berkunjung ke poli anak RSUD Tarakan yaitu 43,4%. Jenis imunisasi yang memiliki angka ketidaklengkapan tertinggi yaitu hepatitis B (31,6%) dan DTP (44,7%). Besarnya angka ketidaklengkapan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain lupa, ketidaktahuan jadwal imunisasi, dan takut akan efek samping yang ditimbulkan dari imunisasi. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan orangtua (ayah dan ibu), pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga per bulan, pengetahuan dan sikap terhadap imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita.
Kesimpulan: Persentase kelengkapan imunisasi pada anak balita yang berkunjung ke poli anak RSUD Tarakan yaitu 43,4 %. Tidak terdapat determinan yang berhubungan dengan persentase kelengkapan imunisasi.

Background: Immunization is an effective way to prevent vaccine preventable diseases. In Indonesia, immunization program has been done since 1977. But, based on the data from 2001-2005,the incidence of vaccine preventable diseases increased. There have not been some definite data on the number of complete basic immunization in Indonesia. Based on WHO-UNICEF, this number, which regarded the coverage of measles immunization was 78% in 2005. However, the coverage number of measles immunization didn't necessarily accurate in representing the number of complete basic immunization.
Objectives: to explore the coverage complete of basic immunization in underfive children, the underlying reason of incomplete basic of immunization, and its related factors in Tarakan Hospital, Jakarta.
Methode: cross-sectional study, with questionnaire guided interview to parents who brought underfive children to pediatric clinic in Tarakan Hospital on 4-8 March 2008
Results: Complete of basic immunization in underfive children which came to child clinic Tarakan Hospital was 43,4%. Immunization which had higher rate uncomplete basic of immunization were hepatitis B(31,6%) and DTP (44,7%). There were some reason why the rate uncomplete basic of immunization was high, such as forgetting the schedule, lacking the information about schedule, and being afraid side effect of immunization. There was no statistically significant relation between respondent's job, education, family income, knowledge, and attitude with the completeness of basic immunization in underfive children.
Conclusion: The basic immunization completeness in child clinic Tarakan Hospital was 43,4%. There was no significant relation between related factors with the basic immunization completeness."
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>