Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183398 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Aurora Wina Muthmainnah
"[ABSTRAK
Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan yang terus berkembang seiring
dengan membaiknya perkembangan ekonomi di Indonesia. Dengan pesatnya
perkembangan perekonomian dan bisnis yang terjadi, kebutuhan masyarakat akan
perlindungan terhadap resiko kerugian semakin meningkat. Namun asuransi
dalam kenyataannya seringkali tidak dipercaya oleh masyarakat karena praktik
asuransi dianggap lebih merugikan daripada menguntungkan. Hal ini diakibatkan
karena minimnya perlindungan hukum dalam melakukan perjanjian asuransi.
Tulisan ini difokuskan kepada pengaturan aspek kebebasan berkontrak,
kecermatan berkontrak serta urgensi pembuatan kontrak berbentuk akta otentik
dalam pembuatan polis asuransi. Dalam Undang-Undang, perjanjian asuransi
sedikit banyak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang sedangkan
peraturan Undang-Undang dan peraturan pendukung lainnya hanya mengatur
aspek asuransi dari segi tata usahanya saja. Penulisan ini menggunakan metode
kepustakaan serta wawancara kepada pihak-pihak terkait. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah metode
kualitatif guna mendapatkan data yang bersifat evaluatif analitis. Dasar
pembuatan polis asuransi terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
pasal 255. Otentifikasi Polis asuransi ditujukan untuk meminimalisir kerugian
yang akan muncul dan sebagai bentuk kepastian hukum bagi para pihak.
Otentifikasi polis asuransi diharapkan dapat memberikan kepastian lebih terhadap
asas kebebasan berkontrak dan unsur kecermatan berkontrak yang merupakan
salah satu aspek penting dalam melakukan perjanjian.

ABSTRACT
Insurance is a financial institution that continues to grow in line with the
improving economic development in Indonesia . With the rapid development of
economy and business that happens, public needs protection against the risk of
loss is increasing. But in reality, insurance is often not trusted by the public
because of insurance practices are considered more detrimental than beneficial.
This is caused by the lack of legal protection in the conduct of insurance
agreement. This paper focuses on the aspect of freedom of contract arrangements,
the precision of contract as well as the urgency of making the contract in the form
of an authentic act of making an insurance policy. In reality, the insurance
agreement more or less regulated in the Law on Commercial Law Act regulations
while and other supporting regulations only regulate the insurance aspects of their
business in terms of grammar only. This study, using literature as well as
interviews to the relevant parties . The type of data used are secondary data and
primary data . The analytical method used is a qualitative method to obtain
analytical data that is evaluative . Manufacture of basic insurance policy contained
in the Book of the Commercial Law Article 255 . Authentication insurance policy
intended to minimize the losses that will arise and as a form of legal certainty for
the parties . Authentication insurance policy is expected to provide more certainty
to the principle of freedom of contract and precision element of contract , which is
one important aspect in making agreements.;Insurance is a financial institution that continues to grow in line with the
improving economic development in Indonesia . With the rapid development of
economy and business that happens, public needs protection against the risk of
loss is increasing. But in reality, insurance is often not trusted by the public
because of insurance practices are considered more detrimental than beneficial.
This is caused by the lack of legal protection in the conduct of insurance
agreement. This paper focuses on the aspect of freedom of contract arrangements,
the precision of contract as well as the urgency of making the contract in the form
of an authentic act of making an insurance policy. In reality, the insurance
agreement more or less regulated in the Law on Commercial Law Act regulations
while and other supporting regulations only regulate the insurance aspects of their
business in terms of grammar only. This study, using literature as well as
interviews to the relevant parties . The type of data used are secondary data and
primary data . The analytical method used is a qualitative method to obtain
analytical data that is evaluative . Manufacture of basic insurance policy contained
in the Book of the Commercial Law Article 255 . Authentication insurance policy
intended to minimize the losses that will arise and as a form of legal certainty for
the parties . Authentication insurance policy is expected to provide more certainty
to the principle of freedom of contract and precision element of contract , which is
one important aspect in making agreements.;Insurance is a financial institution that continues to grow in line with the
improving economic development in Indonesia . With the rapid development of
economy and business that happens, public needs protection against the risk of
loss is increasing. But in reality, insurance is often not trusted by the public
because of insurance practices are considered more detrimental than beneficial.
This is caused by the lack of legal protection in the conduct of insurance
agreement. This paper focuses on the aspect of freedom of contract arrangements,
the precision of contract as well as the urgency of making the contract in the form
of an authentic act of making an insurance policy. In reality, the insurance
agreement more or less regulated in the Law on Commercial Law Act regulations
while and other supporting regulations only regulate the insurance aspects of their
business in terms of grammar only. This study, using literature as well as
interviews to the relevant parties . The type of data used are secondary data and
primary data . The analytical method used is a qualitative method to obtain
analytical data that is evaluative . Manufacture of basic insurance policy contained
in the Book of the Commercial Law Article 255 . Authentication insurance policy
intended to minimize the losses that will arise and as a form of legal certainty for
the parties . Authentication insurance policy is expected to provide more certainty
to the principle of freedom of contract and precision element of contract , which is
one important aspect in making agreements., Insurance is a financial institution that continues to grow in line with the
improving economic development in Indonesia . With the rapid development of
economy and business that happens, public needs protection against the risk of
loss is increasing. But in reality, insurance is often not trusted by the public
because of insurance practices are considered more detrimental than beneficial.
This is caused by the lack of legal protection in the conduct of insurance
agreement. This paper focuses on the aspect of freedom of contract arrangements,
the precision of contract as well as the urgency of making the contract in the form
of an authentic act of making an insurance policy. In reality, the insurance
agreement more or less regulated in the Law on Commercial Law Act regulations
while and other supporting regulations only regulate the insurance aspects of their
business in terms of grammar only. This study, using literature as well as
interviews to the relevant parties . The type of data used are secondary data and
primary data . The analytical method used is a qualitative method to obtain
analytical data that is evaluative . Manufacture of basic insurance policy contained
in the Book of the Commercial Law Article 255 . Authentication insurance policy
intended to minimize the losses that will arise and as a form of legal certainty for
the parties . Authentication insurance policy is expected to provide more certainty
to the principle of freedom of contract and precision element of contract , which is
one important aspect in making agreements.]"
2015
T43028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Raf`addin Kamil
"Penulisan tesis ini merupakan upaya untuk menggambarkan bahwa kebebasan berkontrak yang ternyata tidak bebas sepenuhnya. Kenyataannya terdapat pembatasanpembatasan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW) sehingga asas inipun menjadi tidak tak terbatas. Pasal 1320 ayat (1) BW menentukan adanya consensus para pihak, Pasal 1320 ayat (2) menentukan bahwa kebebasan berkontrak dibatasi oleh kecakapan para pihak, Pasal 1320 ayat (4) BW jo 1337 BW menyangkut causa yang tidak dilarang, Pasal 1332 BW menentukan bahwa yang dapat diperjanjikan hanya barang-barang (obyek) yang mempunyai nilai ekonomis saja, Pasal 1338 ayat (3) BW menentukan tentang berlakunya asas itikad baik dalam membuat perjanjian.
Selain itu campur tangan negara dalam suatu perjanjian memang jelas-jelas ada dan membatasi kebebasan berkontrak. Melalui perangkat hukum berupa, negara melalui peraturan perundang-undangan dapat mengatur atau melarang suatu kontrak yang dapat berakibat buruk atau merugikan kepentingan masyarakat.
Klausula baku yang ada dalam kontrak baku harus mengacu kepada ketentuan peraturan yang berlaku agar dapat mempunyai kkuatan hukum bagi para pihak yang membuatnya Kebebasan berkontrak ternyata dibatasi sehingga tidak berlaku mutlak."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Fentysari
"Asuransi dalam terminologi hukum merupakan suatu
perjanjian. Perjanjian asuransi atau pertanggungan dibuat
dalam bentuk perjanjian baku, dimana para calon tertanggung
hanya memiliki pilihan menerima atau menolaknya atau dapat
dikatakan bahwa dalam perjanjian tersebut kedudukan para
pihaknya tidak seimbang. Dalam perjanjian yang dibakukan
tersebut seringkali terdapat klausula-klausula yang tidak
dimengerti oleh orang awam, yang pada dasarnya dibuat untuk
kepentingan si perusahaan asuransi. Hal-hal mengenai
bagaimana hubungan hukum para pihak yang terikat dengan
perjanjian, tanggung jawabnya hingga keabsahan penggunaan
kuasa mutlak seringkali diabaikan oleh calon tertanggung
asuransi karena kurangnya pengetahuan akan masalah-masalah
tersebut. Penelitian yang membahas permasalahan hukum yang
terdapat pada klausula baku dalam formulir permohonan
asuransi dilakukan dengan metode normatif. Sehingga pada
akhirnya dapat diperoleh gambaran bahwa hubungan hukum
para pihak yang terkait dalam asuransi selalu didasarkan
pada perjanjian yang dibuat antara para pihaknya sesuai
dengan asas kepribadian dan kebebasan berkontrak sepanjang
tidak bertentangan dengan undang-undang dan itikad baik.
Selain itu mengenai tanggung jawab salah satu pihak dalam
perjanjian, dapat saja diperjanjikan dalam bentuk terbatas
atau hilang sama sekali (klausul eksonerasi) sepanjang
disepakati oleh para pihaknya dan tidak bertentangan dengan
ketentuan undang-undang. Begitu pula dengan keberadaan
lembaga kuasa mutlak yang mengeliminir ketentuan tentang
berakhirnya pemberian kuasa tidaklah bertentangan dengan
hukum perdata yang sifatnya mengatur dan sejalan dengan
asas kebebasan berkontrak."
Depok: [Fakultas Hukum Universitas Indonesia, ], 2008
S21413
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Arfan Purnama
"Penggunaan Klausula Baku dalam kehidupan sehari - hari sangat marak dan karenanya dapat dengan sangat mudah ditemukan. Kecenderungan masyarakat, dalam hal ini kelompok konsumen, untuk mempersepsikan bahwa klausula baku tersebut sebagai sesuatu hal yang wajar dan tanpa masalah, adalah fenomena yang dapat penulis simpulkan selama proses penelitian ini berlangsung. Dilain sisi, penulis juga melihat adanya kegiatan ataupun upaya yang disengaja dan tanpa ragu dari pihak pelaku usaha untuk terus menerus menggunakan klausula baku ini, meskipun secara hukum hal tersebut tidak dibenarkan. Ketegasan larangan penggunaan klausula baku ini dalam Undang - Undang Perlindungan Konsumen, seakan tidak berarti, terutama sekali apabila penggunaaan klausula baku tersebut di legitimasi dengan menggunakan asas kebebasan berkontrak sebagai suatu asas fundamental yang melandasi keterikatan para pihak dalam setiap kegiatan berkontrak yang dilakukannya.
Untuk itulah penulis mengangkat kembali pokok - pokok materi yang terkait dengan asas kebebasan berkontrak ini disertai dengan tinjauan kesejarahan yang melingkupinya, dengan tujuan agar masyarakat kembali memahami bahwa penggunaan klausula baku dengan mendasarkan legitimasinya pada asas kebebasan berkontrak adalah tidak benar, dan berdasarkan kenyataan sejarah legitimasi yang sedemkian itu telah lama sekali ditinggalkan oleh bangsa - bangsa lain yang notabene adalah bangsa - bangsa pencetus atau setidak - tidaknya diakui sebagai pencetus asas kebebasan berkontrak ini bagi masyarakat dunia pada umumnya. Asas kebebasan berkontrak, selanjutnya digantikan atau setidak - tidaknya diimbangi dengan landasan legitimasi yang lain lagi yaitu asas keseimbangan dalam perjanjian. Melalui penerapan asas keseimbangan ini, penulis mengharapkan agar masyarakat semakin menyadari bahwa penggunaan klausula baku tersebut benar - benar tidak memliki basis legitimasi apapun baik berdasarkan hukum positif maupun lebih jauh lagi berdasarkan asas - asas yang melandasi hukum positif itu sendiri."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T30538
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Innaka Dewi Hindra
"ABSTRAK
Janji untuk melangsungkan perkawinan salah satu bentuk kesanggupan dari satu pihak atau kedua belah pihak yang bersedia untuk melangsungkan perkawinan dalam waktu yang ditentukan. Janji untuk melangsungkan perkawinan dapat dibuat dalam bentuk tulisan atau lisan. Akibatnya sering terjadi cidera janji untuk melangsungkan perkawinan oleh salah satu pihak. Sejauh ini tidak ada suatu aturan yang mengatur secara jelas bagaimana perlindungan hukum terhadap pihak yang mendapatkan rugi atas perbuatan tersebut. Pada Skripsi ini akan dijelaskan bahwa bentuk perlindungannya adalah dengan gugatan perdata perbuatan melawan hukum di pengadilan, serta menjelaskan bagaimana pengaturannya. Skripsi ini juga membahas salah satu putusan pengadilan yang bertindak sebagai penggugatnya adalah pihak diluar janji untuk melangsungkan perkawinan atau pihak ketiga dalam perkara. Skripsi ini akan menjelaskan bagaimana pertimbangan hakim memutus perkara dan memandang kedudukan penggugat sebagai pihak ketiga, karena pada umumnya yang menjadi penggugat dalam perbuatan melawan hukum adalah pihak yang mendapatkan kerugian secara langsung akibat perbuatan pihak lain. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis normatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pihak ketiga dapat bertindak sebagai penggugat dalam gugatan perbuatan melawan hukum terhadap janji untuk melangsungkan perkawinan, karena segala yang telah penggugat rasakan adalah jelas-jelas akibat dari perbuatan tergugat yang telah menciderai janjinya untuk melangsungkan perkawinan terhadap pihak lain. Penggugat dapat membuktikan sebagian gugatan imateriilnya di pengadilan bahwa tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum.

ABSTRAK
The agreement to do marriage is a form of one party 39 s or two parties 39 willingness to marry within a specified time. The agreement to do marriage can be made in writing but under most cases its only be spoken or verbally given. As a result, a default or a breach of promise is then often occurred. Heretofore, specific provisions are not yet be regulated to give legal protection for the aggrieved party who suffered losses due to the breach of promise. Therefore, this undergraduate thesis will gives discussion on how that the protection can be given through civil lawsuits for the unlawful acts and how is it be regulated in Indonesia. This thesis is also discussed one of the judicial decisions, which the plaintiff of the case is the third party who not directly involved under the conduct of the agreement given. The discussion took place on how the judge 39 s consideration in deciding the case upon the capacity of the third party that in here act as the plaintiff since the plaintiff of lawsuit for the unlawful act basically must be a party who directly suffered the losses from such unlawful conduct. This undergraduate thesis is using a juridical normative literature study as the research method that reflects the law as the guidance, which conducted through literature studies. The results of the discussion in this research suggest that a third party may act as a plaintiff in an unlawful act lawsuit against the agreement to do marriage, since the plaintiff directly suffered the losses arise from the defendant 39 s actions that has breached his promise to marry another party. The Plaintiff was able to prove partly of his immaterial claim that the defendant has committed an unlawful act."
[, ]: 2017
S69272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabiela Attamimya
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai klausula dalam perjanjian pengangkutan yangdilakukan antara Perusahaan Pengangkutan dengan Tertanggung Asuransi yangdapat menyebabkan kerugian bagi Perusahaan Asuransi karena mengancam haknyasebagai pemegang subrogasi. Penelitian ini menggunakan metode YuridisNormatif, yaitu data dari penelitian ini sebagian besar didapat melalui studikepustakaan dan wawancara kepada narasumber. Hasil penelitian penulis mengenaipermasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah adanya klausula yang dibuatoleh Pengangkut yang dijadikan dasar untuk tidak membayar kerugian yangdisebabkannya, tidak dapat menghilangkan tanggung jawabnya untuk menggantikerugian pada barang yang diangkut. Hal ini sebagaimana yang telah diatur dalamKitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata , Kitab Undang-UndangHukum Dagang KUHD , dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 TentangLalu Lintas dan Angkutan Umum. Oleh karena itu, adanya penafsiran klausula yangdilakukan secara a contrario menjadi klausula eksonerasi oleh Pengangkut dalamperjanjian pengangkutan antara Tertanggung dengan Perusahaan Pengangkutan,tidak menghilangkan keberlakuan hak subrogasi Perusahaan Asuransi selamaPerusahaan Asuransi telah melakukan pembayaran klaim kepada Tertanggung.Apabila Pihak Pengangkut tidak mau membayar ganti kerugian yangdisebabkannya, Perusahaan Asuransi dapat menuntut di muka pengadilan atas dasarperbuatan melawan hukum. Kata Kunci:Klausula eksonerasi, subrogasi, asuransi.

ABSTRACT
This study discusses about a clause in cargo contract between The Cargo Companyand The Insured that may cause harm to The Insurer as a holder of subrogation rsquo srights. This study using Juridical Normative method where most of data gain frombooks, literatures, and interview. The result of this research is the existence of aclause can not eliminate The Cargo Company rsquo s responsibility to responsible for thelosses occured. This responsibility as regulated in Code of Private Law, Code ofBusiness Law, and Code of Traffic Law and Public Transportation. Therefore, acontrario interpretation from The Cargo Company towards the clause to beexoneration clause in cargo contract between The Insured and The Cargo Company,does not eliminate the validity of the subrogation rights of The Insurance Companyas long as the Insurance Company has paid claim to The Insured. If The CargoCompany is not willing to pay the loss, The Insurance rsquo s Company can sue it as tort. Key words Exoneration Clause, Subrogation, Insurance "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu K
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T25950
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Roosarina Dewi
"Kredit Pemilikan Rumah adalah kredit yang bertujuan membantu konsumen yang memerlukan rumah untuk dapat membeli rumah dengan fasilitas kredit perbankan. Dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Bank Persyarikatan di Purwakarta terdapat "bargaining position" yang tidak seimbang antara konsumen dengan pihak bank, yang terasa berat dengan adanya pencantuman klausula baku dan tidak sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Hukum Perdata. Tidak adanya pilihan bagi salah satu pihak dalam perjanjian ini cenderung merugikan pihak yang kurang dominan, sehinga berada dalam posisi "take it or leave it".
Permasalahan dalam tesis ini adalah mengenai penerapan dan akibat hukum klausula baku dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Bank Persyarikatan serta peran pemerintah dan notaris berkaitan dengan penerapan klausula baku tersebut, ditinjau dari Undang-Undang Perlindungan konsumen dan juga Hukum Perdata.
Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum kepustakaan yang bersifat yuridis-normatif, menggunakan data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder maupun bahan hukum tersier. Untuk melengkapi dilakukan juga wawancara dengan beberapa informan terkait.
Dari hasil penelitian dan analisis dapat disimpulkan bahwa perjanjian haruslah memenuhi kesepakatan para pihak dan tidak ada paksaan, kekhilafan serta penipuan. Dalam Perjanjian KPR Bank Persyarikatan ada beberapa pasal yang tidak sesuai dengan Pasal 18 Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan tidak memenuhi unsur-unsur sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Hal ini dapat menimbulkan akibat hukum yaitu batal demi hukum. Peran pemerintah diperlukan dalam pengawasan dan penerapan klausula baku dalam Perjanjian KPR, yaitu dengan didaftarkan di instasi yang berwenang. Peran Notaris juga diperlukan dengan cara bertindak profesional dan tidak berat sebelah kepada salah satu pihak."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T17628
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>