Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152222 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmad Sutontro
"Telah dilaksanakan penelitian terhadap zeolit alam Indonesia asal Malang yang sebagian besar struktur kristalnya mordenite. Sifat katalitik dari zeolit tersebut ditingkatkan melalui proses dealuminasi dengan perlakuan asam HCl 3N. Parameter perlakuan asam adalah lamanya waktu refluks, yaitu mulai dari 0 jam, 6 jam, 12 jam, 18 jam, dan 24 jam. Sebagai pembanding dipilih zeolit mofdenite sintetik. Keseluruhan sampel zeolit tersebut dikalsinasi pada kondisi atmosferik dan suhu 550°C selama 16 jam. Pengujian sifat fisik dan kimianya meliputi luas permukaan, rasio Si/Al, dan keasaman. Kemampuan katalitiknya diuji dengan reaktor Parr pada tekanan atmosfer dan suhu 325°C, dan dengan Micro Activity Test (MAT) -Unit pada temperatur reaktor 400°C. Reaktan yang digunakan dan produk yang dihasilkan dianalisis dengan teknik gas kromatografi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin lama waktu refluks (perlakuan asam) mengakibatkan meningkatnya surface area dari 118 m2/g menjadi 352-147 m2/g, rasio Si/Al dari 9,54 menjadi 16,93-23,53, keasaman dari 2,34 mmol/g menjadi 4,02- 4,64 mmol/g, dan meningkatnya kemampuan katalitik yang terlihat dari meningkatnya konversi produk."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anhytia Aliza
"Produk isomer, nafta, aromat dan olefin adalah merupakan senyawa-senyawa yang berpengaruh terhadap peningkatan angka oktan bensin. Pada kenyalaatmya masih dimungkinkan memperoleh senyawa-senyawa tersebut yang berasal dari n-Parafin, termasuk juga senyawa C3+/ C4 yang digunakan sebagai komponen utama LPG.
N-Heptana termasuk senyawa hidrokarbon rantai jenuh yang relatif cukup besar dijumpai dalam fraksi hidrokarbon. Tetapi senyawa ini memiliki angka oktan yang paling rendah. Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya dilakukan proses cracking dan dehidrogenasi agar dapat menghasilkan senyawa isomer ataupun hidrokarbon rantai pendek.
Selama ini reaksi dekomposisi di kilang-kilang minyak, menggunakan katalis zeolit sintesis hasil impor yang berharga sangat mahal. Untuk itu dilakukan modifikasi terhadap zeolit alam jenis klinoptilolit dari Lampung yang tersedia dalam jumlah yang cukup besar, agar dapat digunakan sebagai bahan dasar katalis reaksi dekomposisi n- Heptana, dengan cara memperbaiki sifat-sifatnya sehingga zeolit alam ini dapat menggantikan fungsi zeolit sintesis.
Proses pengaktifan zeolit dilakukan dengam cara pertukaran ion, kalsinasi, delauminasi menggunakan Asam Fluorida serta kopresipitasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Yuska
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahara
"Sintesis ZSM-5 berpori hirarki telah dilakukan dengan metode double template untuk meningkatkan aktivitas dan selektivitas katalitik material tersebut. Dalam proses sintesis ini, dilakukan variasi template pertama yang digunakan, yaitu TPAOH (ZSM-5h), etilendiamin (ZSM-5h_en) dan trietilen tetramin (ZSM-5h_teta). Semua sampel hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan instrumen XRD, BET SAA, SEM, EDS dan XRF.
Hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa pola difraksi sinar X ZSM-5 menunjukkan puncak yang kuat pada 2 theta 7-9 dan 22-25 yang merupakan puncak khas zeolit ZSM-5. Sedangkan pada ZSM-5h_en dan ZSM-5h_teta intensitas puncak-puncak tersebut sangat lemah yang menunjukkan bahwa zeolit ZSM-5 tidak terbentuk dengan baik.
Hasil karakterisasi dengan BET Surface Area Analyzer menunjukkan bahwa ZSM-5 hasil sintesis memiliki ukuran pori > 2 nm dan terlihat adanya hysterical loop pada pola isoterm adsorpsi desorpsi yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa telah terbentuk mesoporositas pada material hasil sintesis. Zeolit ZSM-5 selanjutnya dimodifikasi menjadi H/ZSM-5 dengan metode tukar ion kemudian dipanaskan pada suhu 550?C. H/ZSM-5 yang dihasilkan dikarakterisasi dengan FTIR dan EDS untuk mengetahui karakter keasaman yang dihasilkan kemudian diuji coba pada reaksi perengkahan katalitik senyawa n-heksadekana.
Sebagai pembanding, dilakukan pula sintesis ZSM-5 mikropori (ZSM-5m) dan diuji aktivitas katalitiknya agar diketahui pengaruh ukuran pori terhadap hasil reaksi perengkahan katalitik. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa katalis H/ZSM-5h menghasilkan persen konversi yang tinggi, yaitu sebesar 37,25% dengan persen massa yield gasolin dan selektivitas gasolin berturut-turut sebesar 17,28% dan 46,38%.

Attempt to synthesize hierarchical ZSM 5 zeolites (ZSM-5h) through double template method has been hydrothermally carried out. In order to develop the structure of microporous ZSM 5, three different templates was used TPAOH, ethylene diamine (en), or triethylene tetramine teta, followed by dimethyl dialyl ammonium chloride acrylamide copolymer as mesopore directing agent. All samples were characterized using XRD, BET Surface Area Analyzer, SEM, EDS and XRF.
XRD pattern of ZSM 5h zeolite showed specific peaks at position 2 theta of 7-9 and 22-25 that were characteristic of ZSM-5 zeolite. Otherwise, in the XRD pattern of ZSM-5h en and ZSM-5h teta zeolites the peaks were very weak, indicating that ZSM 5 zeolites were not well formed. Nitrogen adsorption of ZSM-5h exhibited hysterical loop at P Po 0.7 ndash 0.9 indicating the presence of hierarchical mesoporous in this sample.
SEM images of ZSM-5h zeolite showed hexagonal shape that was characteristic of ZSM-5 zeolite. Afterward, H/ZSM-5h zeolite was prepared through ion exchange treatment using 1 M ammonium nitrate solution, followed by calcination at 550 oC to remove all ammonia and produce H/ZSM-5h. This sample was characterized using FTIR and EDS to observe its acidity. Then, preliminary test on H/ZSM-5h zeolite as catalyst in cracking of n hexadecane will be discussed.
As comparison, microporous ZSM-5 zeolite ZSM 5m was synthesized and tested under the same conditions to study the effect of different pore size on its activity in catalytic cracking of n-hexadecane. The result show that conversion percent of catalytic reaction using H/ZSM-5h was 37,25 (%wt), which was higher than H/ZSM-5m. Percent of yield and selectivity of gasoline product using this material were 17,28 and 46,38 (%wt) respectively
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
S27932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, Sari
"Pemanfaatan Zeolit alam sebagai katalis proses hidrokarbon, memerlukan serangkaian modifikasi dari keadaan alamnya. Karena, disamping berupa mineral kristalin yang tersusun atas satuan-satuan Al203 dan Si02, zeolit alam mengandung juga bahan-bahan pengotor, serta satuan-satuan yang belum stabil. Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi terhadap kristal zeolit, berupa pengasaman dengan Fluoride ([c] =0,75% ; 1.5% ; 2,25% dan waktu 10mnt ; 15mnt ; 20mnt) serta kalsinasi (400°; 450° ; 500°C). Dari hasil pengujian terhadap "luas permukaan" dan kristalinitas zeolit, diketahui bahwa proses pengasaman yang optimal adalah pada konsentrasi HF = 2,25% dengan waktu pengasaman 20 menit. Adapun kalsinasi yang menghasilkan "luas permukaan" optimal adalah pada 500°C, sedangkan kristalinitas yang optimal dicapai pada 400°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sommeng, Andy Noorsaman
"ABSTRAK
Penelitian yang sudah dan akan dilakukan untuk mencari kondisi-kondisi optimal dari zeolit sebagai katalis haruslah mengeluarkan biaya yang besar, jika dilakukan dengan mencoba-coba harga parameter zeolit yang akan diteliti. Salah satu metode yang mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang sulit diselesaikan dengan metode komputasi biasa adalah Jaringan Neural Artifisial (JNA). Hal ini dikarenakan penggunaan zeolit sebagai katalis kendaraan bermotor melibatkan banyak variabel-variabel pertimbangan. Perubahan yang terjadi pada salah satu variabel akan menyebabkan perubahan pada variabel yang lainnya.
Jaringan Neural Artifisial, yang digunakan untuk optimalisasi katalis zeolit di dalam mengeliminasi SOx dari gas buang, dilatih untuk menghubungkan parameter-parameter di dalam preparasi dan operasi katalis zeolit. Parameter-parameter tersebut adalah suhu, kapasitas adsorpsi, %CuO teraktifkan, laju SOS, laju reaksi, % loading, luas permukaan katalis dan % dispersi inti aktif katalis. Hasil pelatihan tersebut kemudian divisualisasikan untuk dapat memprediksikan kondisi optimal katalis zeolit. Dengan demikian hasil pelatihan yang dihasilkan oleh jaringan neural buatan dapat memberikan masukan atau nasehat kepada para peneliti maupun industri mobil yang akan melakukan penelitian di bidang katalis. Hal ini tentu menghemat biaya yang dikeluarkan karena penelitian dilakukan sesuai prediksi parameter yang telah dilakukan oleh Jaringan Neural Artifisial.
Hasil dari penelitian ini adalah berupa perangkat lunak komputer yang diberi nama NetCat. NetCat telah dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan bagi pengguna (user) untuk memprediksi parameter-parameter dalam penelitian dibidang katalis CuO/Zeolit Alam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Meilani
"Sampai saat ini produksi etilen masih diperoleh melalui proses perengkahan termal minyak bumi. Mengingat minyak bumi merupakan sumber yang tak terbarukan dengan persediaan yang semakin tipis dan kebutuhan etilen yang semakin tinggi, maka dikembangkan proses alternatif untuk memproduksi etilen yailu proses dehidrasi etanol.
Reaksi dehidrasi etanol menjadi etilen adalah reaksi yang berlangsung pada suhu relatif tinggi, sehingga diperlukan katalis yang memiliki kestabilan yang baik pada suhu tinggi. Zeolit Alam Lampung terutama zeolit Klinoptilolit yang banyak terdapat di Indonesia digunakan sebagai katalis pada reaksi dehidrasi etanol menjadi etilen karena diameter porinya yang cukup besar untuk mengakomodasi ukuran etanol maupun etilen.
Pada penelitian ini, proses dealuminasi dengan larutan HCl dan HF terhadap zeolit Alam Lampung dilakukan untuk memperoleh zeolit dengan rasio Si/Al tinggi yang diketahui memiliki stabilitas termal yang baik. Proses yang dilakukan terhadap zeolit yang akan digunakan sebagai katalis benurut-turut adalah: pertukaran ion dengan larutan NH4NO3, dealuminasi dan kalsinasi 420°C. Zeolit yang diaktivasi dengan pertukaran ion saja diberi nama NZ-0, sedangkan zeolit yang diaktivasi dengan pertukaran ion dan didealuminasi dengan lamtan HCl dan HF berturut-turut diberi nama NZ-2 dan NZ-2*.
Hasil penelitian mcnunjukkan bahwa dealuminasi dengan larutan HCl dan HF efektif untuk menaikkan rasio Si/Al zeolit, dengan rasio Si/A1 berturut-turut untuk NZ-0, NZ-2, Dan NZ-2* yaitu 24,70; 40,38; 43,77. Dealuminasi yang dilakukan juga tidak merusak struktur zeolit tersebut.
Uji aktifitas menunjukkan katalis zeolit hasil dealuminasi memberikan konversi etanol cukup tinggi dengan konversi etanol tertinggi sebesar 82,16% pada NZ-2 dengan temperatur reaksi 375°C dan W/F = 0,7246 gr kat det/ml, sedangkan NZ-0 sebesar 62% dan NZ-2* sebesar 68,40% pada temperatur dan laju alir yang sama. NZ-2 sekaligus juga memberikan selektifitas yang tinggi terhadap etilen dengan selektifitas maksimum sebesar satu.
Uji Stabilitas menunjukkan bahwa katalis NZ-2 memiliki stabilitas terbaik dengan konversi etanol 74-100% selama 10 jam reaksi untuk temperatur 350°C dan konversi etanol 91-95% selama 6 jam reaksi untuk temperatur 400°C. Sedangkan untuk NZ-0 dan NZ-2* memiliki stabilitas terbaik pada temperatur 400°C selama 6 jam reaksi dengan konversi etanol 88-l0O%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"ABSTRAK
Plastik dan sejenisnya merupakan kebutuhan yang mutlak bagi manusia modern. Oleh karena itu etilen yang merupakan bahan baku produk tersebut mempunyai nilai sangat strategic. Saat ini, etilen diproduksi dengan cara mengkonversi hidrokarbon dari minyak bumi. Mengingat semakin terbatasnya cadangan minyak, maka perlu dicari alternatif untuk memproduksi etilen. Etilen dapat dibuat dari etanol yang merupakan bahan baku terbarukan. Pada penelitian ini, dipakai katalis H-zeolit alam Lampung dan terjadi reaksi dehidrasi seri-paralel menghasilkan dua produk, yaitu dietil eter sebagai produk antara dan etilen sebagai hasil akhir.
Tahun pertama penelitian diarahkan untuk melakukan identifikasi zeolit alam Lampung serta treatment untuk merubah menjadi H-Zeolit yang dilanjutkan dengan konstruksi alat dan pengujian H-Zeolit pada reaktor alir kontinyu. Sedangkan tahun II, penelitian dilakukan untuk menentukan metode keseluruhan untuk mendapatkan katalis H-Zeolit yang memenuhi syarat aktivitas, selektivitas dan stabilitas sebagai katalis. Pada tahun ke-2 penelitian ini dilakukan dealuminasi dengan larutan asam untuk menaikkan ketahanan termal zeolit. Sedangkan tahun ke-3 difokuskan pada studi kinetika untuk menentukan persamaan reaksi, besaran konstanta laju reaksi, serta pemodelan untuk mensimulasi reaksi untuk skala pilot maupun skala komersial.
Pada tahun pertama, didapatkan metode preparasi zeolit menjadi H-Zeolit(HZ) dengan luas permukaan 90m2/g dan jumlah ion tertukar maksimum 62% (1120 meg1100 gzeolit) serta kekuatan asam yang tinggi dengan suhu desorpsi piridin 500°C. H-Zeolit tersebut memiliki aktivitas 3x lebih tinggi dibandingkan Zeolit alam (ZAL) dan mampu mengkonversi etanol 100% pada suhu reaksi 325°C akan tetapi mempunyai ketahanan termal hanya sampai suhu 300°C.
Dealuminasi terhadap zeolit alam Lampung pada tahun II dapat menaikkan rasio Si/Al sampai 1,6x apabila digunakan HC1 (HZC) dan terjadi kenaikan 1,8x apabila dengan HE. Terjadi pula kenaikan luas permukaan dengan luas maksimum 100m2/g. Kenaikan luas permukaan ini diikuti dengan kenaikan luas mikropori sehingga zeolit hasil dealuminasi memenuhi syarat sebagai katalis untuk reaksi dehidrasi etanol. Spektra IR menunjukkan zeolit yang telah didealuminasi mempunyai ketahanan termal sampai 600°C. Dari uji reaksi dapat disimpulkan bahwa HZC memiliki aktivitas, stabilitas termal maupun stabilitas reaksi yang paling tinggi. Oleh karena itu zeolit yang dipakai pads penelitian selanjutnya adalah zeolit dengan dealuminasi HCL 1 tahap dan pertukaran ion menggunakan NH¢NO3 dengan suhu kalsinasi 420°C.
Studi kinetika pada tahun ke-3 menunjukkan bahwa reaksi dehidrasi etanol menjadi etilen adalah reaksi concecutive-parallel dengan dietil eter sebagai produk antara. Harga konstanta laju reaksi sating berhubungan satu sama lain sehingga keseluruhan konstanta dapat ditentukan dengan penentuan satu konstanta laju pengurangan etanol menjadi eter.
Model untuk reaksi dehidrasi etanol menjadi etilen dapat disusun dari persamaan neraca massa berskala pelet katalis maupun berskala reaktor. Pers maan yang terbentuk merupakan persamaan diferensial biasa orde dua. Persamaan ini dipecahkan dengan metode Runge-Kutta dan disimulasikan pada berbagai kondisi operasi.
Hasil simulasi skala pelet menunjukkan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh tahanan difusi sehingga semakin besar diameter pelet akan menurunkan harga faktor efektivitas. Kenaikan diameter pelet dari 0,2-0,5 cm mengakibatkan penurunan faktor efektivitas sebesar 60 % untuk dietileter dan 40 % untuk etanoI. Untuk diameter partikel = 0,5cm dan suhu reaksi = 673K faktor efektivitas etanol, eter dan etilen adalah berturut-turut 0,6, 0,4 dan 0,62. Sedangkan peningkatan suhu dari 450 menjadi 673K menyebabkan penurunan faktor efektivitas etanol dari 0,97 menjadi 0,6.
Sedangkan hasil simulasi skala Raktor menunjukkan pada P =i atrn, dan T = 673 K dihasilkan etilen maksimum dengan selektifitas 96,4 %, yield 92,4 %, dan konversi etanol 95,8%. Eter maksimum dihasilkan dengan selektifitas 14,7% , yield 14,39% dan konversi etanol 97,68% pada P =9 atm, dan T = 673 K. Reaktor isotermal untuk reaksi dehidrasi etanol yang dapat menghasilkan produk etilen optimum pada P = 1 atm dan T = 673 K, adalah raktor dengan dimensi : L = 3 m, D reaktor = 10 cm, diameter pelet katalis = 0,5 cm, dan berat katalis = 14,7 Kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian
"Saat ini telah banyak dikembangkan proses eliminasi Sox. Salah satu diantaranya adalah dengan sistem adsorpsi menggunakan tembaga oksida (CuO). Untuk mempertemukan SOx sebanyak mungkin dengan CuO maka luas kontak antar sesamanya perlu diperluas, sehlngga CuO perlu didispersikan pada suatu penyangga yang mempunyai luas permukaan cukup luas.
Pada penulisan ini, CuO didispersikan pada zeolit alam dari Lampung. Metode yang digunakan adalah pertukaran ion (ion exchange) dengan menggunakan H-zeolit alam sebagai senyawa perantara. Pada prosesnya, kation H+ yang terikat pada struktur zeolit alam diharapkan bertukar dengan senyawa CuO yang berasal dari reaksi Cu(NO3)2 + NH3 pekat. Kondisi larutan yang terbentuk dibuat dalam suasana basa dengan larutan Ammonium Hidroksida (pH 9). Setelah proses-proses lanjutan seperti pengeringan pada T=110°C dan kalsinasi pada T=550°C, diharapkan CuO akan terbentuk pada permukaan zeolit alam. Untuk mengetahuinya maka dilakukan karakterisasi dengan menggunakan peralatan FTIR, XRD, AAS dan BET.
Dari hasil analisis FTIR peak ion NO3 dan senyawa CuO tidak terlihat, sedangkan dengan menggunakan XRD diperlihatkan bahwa pada sampel terbentuk peak CuO yaitu pada sudut difraksi (2φ) sekitar 35º, 38º, dan 48º. Karakterisasi dengan AAs memberikan hasi loading yang sebenarnya terbentuk dalam CuO/Zeolit alam. Sementara luas permukaan adsorben didapat lebih besar dari luas permukaan CuO murni dan zeolit alam. Analisis dispersi dilakukan dengan adsorpsi isotermik pada T=350ºC dan hasil terbaik mencapai 81,61%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>