Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46165 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fifia Zulti
"Senyawa kromium banyak digunakan dalam industri modern. Senyawa tersebut banyak dibuang begitu saja ke lingkungan sekitar. Teknologi membrane lebih efisien dan efektif dari pada metode konvensional untuk pengolahan limbah. Tujuan penelitian adalah membuat membran yang dapat digunakan dalam proses pemisahan Cr(VI). Membran dibuat dari kitosan dan silika sekam padi. Variasi kitosan dan silika sekam padi yang digunakan (g) adalah 2:1 (A1), 2:2 (A2), 3:1 (B1), dan 3:2 (B2). Membran dibuat dengan menggunakan teknik inversa fasa. Dari hasil karakterisasi SEM diketahui bahwa membran B2 mempunyai pori yang paling besar yaitu 2,58μm. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan adanya ikatan silang antara kitosan dengan silika sekam padi dengan munculnya pita serapan Si-O pada bilangan gelombang 1122-980/cm. Membran A1 dengan ukuran pori paling kecil mempunyai nilai rejeksi terhadap Cr(VI) paling besar yaitu 70%. Penelitian menunjukkan bahwa membran komposit-silika sekam padi cukup efektif untuk menyerap logam Cr(VI) dengan kapasitas adsorpsi rata-rata adalah 1665.85 mg/g.

Chromium compounds are widely used in modern industry. Many of these compounds are dumped into the surrounding environment. Membrane technology is more efficient and effective than conventional methods for waste treatment. The research objective is to make a membrane separation proce ss that can be applied to Cr(VI). Membranes are made from chitosan and silica rice husks. Variations of chitosan and silica rice husk used (g) are 2:1 (A1), 2:2 (A2), 3:1 (B1), and 3:2 (B2). The membrane is made by using an inverted phase technique. Results of SEM characterization of membranes show that B2 has the largest pores at 2.58 μ m. The FTIR characterization results indicate the presence of crosslinking between chitosan with silica rice husk with the appearance of Si-O adsorption band at wavelength 1122-980/cm. A1 membrane, with the smallest pore size has the greatest rejection value towards Cr(VI) which is 70%. Research shows that the composite membrane of silica rice husk is effective enough to adsorb metal Cr(VI) with an average adsorption capacity of 1665.85 mg/g. "
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pusat Penelitian Limnologi, 2012
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Irwinna
"Limpasan air hujan di perkotaan memiliki kandungan polutan dan logam berat yang tinggi sehingga perlu dilakukan pemurnian agar sesuai baku mutu sebagai alternatif penyediaan air bersih. Bioretensi merupakan solusi yang dapat dilakukan dengan menggunakan media filter dan tanaman air yang efektif untuk meyisihkan polutan dan logam berat dengan salah satu contohnya yaitu tanaman Canna Indica. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk menganalisis penyerapan nitrogen dan logam berat pada setiap bagian tanaman dan penyisihan nitrogen dan logam beratnya. Penelitian ini menggunakan objek studi Kota Bekasi dengan menggunakan kondisi tanaman yang berbeda yaitu dengan menanam bagian akar, bagian akar dan batang, dan tanaman utuh yang terdiri dari akar, batang, dan tanaman untuk menguji parameter logam besi, kadmium, dan nitrogen. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu untuk efisiensi penyisihan besi dapat mencapai hingga 98,59%, kadmium mencapai 89,59%, dan nitrogen mencapai 65,53%. Penyerapan besi paling tinggi pada tanaman yaitu pada bagian akar, untuk kadmium pada bagian batang, dan nitrogen pada bagian daun. Kombinasi antara media filter dan Canna Indica mampu menyisihkan dan menyerap logam besi, kadmium, dan nitrogen.

Rainwater runoff in urban areas has a high content of pollutants and heavy metals, so it is necessary to carry out purification to conform to quality standards as an alternative to providing clean water. Bioretention is a solution that can be done using filter media and water plants that are effective for removing pollutants and heavy metals with one example being the Canna Indica plant. This study aims to analyze the uptake of nitrogen and heavy metals in each part of the plant and the removal of nitrogen and heavy metals. The sampling is in Bekasi City by using different plant conditions by planting only the roots, roots and stems, and whole plants consisting of roots, stems, and plants to test iron, kadmium, and nitrogen. The results indicated that the bioretention efficiently removed 98.59% of iron (Fe), 89.59% kadmium (Cd), and 65.53% nitrogen (N). The highest absorption of Fe in plants is in the roots, for Cd in the stems, and N in the leaves. The combination of filter media and Canna Indica is able to remove and absorb Fe, Cd, N."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Efitriana Wulandari
"ABSTRAK
Acid Mine Drainage (AMD) mengandung konsentrasi berbagai logam berat dan memiliki tingkat pH rendah. Dalam penelitian ini, perbandingan antara penggunaan zeolit ​​alam dan zeolit ​​disintesis untuk menghilangkan Cu2+ di AMD dilakukan. Adsorben zeolit ​​alam dibuat melalui metode pengaktifan kimia dengan menambahkan NaOH. Sementara, zeolit ​​yang disintesis dibuat dari abu terbang batubara menggunakan metode dua langkah, fusi, dan proses hidrotermal. AMD yang digunakan dalam penelitian ini dirancang secara artifisial dengan konsentrasi Cu2+ 100 ppm dan pH ± 3. Eksperimen adsorpsi dilakukan dengan menggunakan metode batch untuk mengamati parameter yang berpengaruh seperti dosis adsorben, waktu kontak, isoterm adsorben, dan kinetika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penghilangan Cu2+ untuk zeolit ​​alam dan zeolit ​​yang disintesis adalah 98,24% dan 98,16% dengan dosis adsorben optimal masing-masing 15g/ l dan 21 g/l. Waktu kontak optimal untuk kedua adsorben adalah 120 menit. Model isoterm Langmuir melengkapi adsorpsi untuk zeolit alami ​​dan zeolit sintesis, dengan kapasitas penyerapan maksimum 67,49 mg / g dan 35,12 mg / g, dan model kinetika pseudo-first-order dan pseudo-second-order. Hasil penelitian ini bahwa efektivitas adsorpsi yang baik mensintesis zeolit. Selain itu, zeolit ​​alam dan zeolit ​​sintetis memiliki potensi besar sebagai bahan yang berkelanjutan dan ekonomis untuk ion penghilangan logam berat Cu2+ dalam air limbah.

ABSTRACT
Acid mine drainage (AMD) contains a high concentration of various heavy metals and have low pH levels. In this study, the comparison between the use of natural zeolite and synthesized zeolite for Cu2+ removal in AMD was conducted. The adsorbent of natural zeolite was prepared through a chemical activating method by adding NaOH. While, synthesized zeolite was made from coal fly ash using a two-step method, fusion, and hydrothermal process. The AMD used in this study was artificially designed with the concentration of Cu2+ 100 ppm and pH ± 3. The adsorption experiment was carried out using a batch method to observe the influential parameters such as adsorbent dosage, contact time, adsorbent isotherms, and kinetics. The result show that the removal efficiency of Cu2+ for natural zeolite and synthesized zeolite was 98,24% and 98,16 % with optimum adsorbent dose 15 g/l and 21 g/l, respectively. The optimum contact time for both adsorbents was 120 minutes. The Langmuir isotherm model fitted the adsorption for synthesized zeolite and natural zeolite, with the maximum sorption capacity of 35,12 mg/g and 67,49 mg/g, and the kinetics model of pseudo-second-order and pseudo-first-order. The result of this study that the good adsorption effectivity synthesized zeolite. Furthermore, both natural zeolite and synthesized zeolite have great potential as a sustainable and economical material for heavy metal removal ion Cu2+ in wastewater."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Santoso
"Modifikasi Hidroksiapatit menggunakan kitosan telah banyak dilakukan namun belum banyak yang mengembangkan penggunaannya sebagai adsorben logam berat. Pada penelitian ini dilakukan proses adsorpsi ion logam Cr6+, Zn2+, dan Cd2+ menggunakan komposit HAp/Kitosan pada suatu larutan simulasi limbah. Komposit HAp/Kitosan disintesis dengan proses pengendapan dengan bahan pembentuk HAp berupa asam fosfat dan kalsium hidroksida. Komposit kemudian dikarakterisasi menggunakan Fourier transform infrared (FT-IR) spectroscopy, X-ray diffraction, dan scanning electron microscopy. Pada penelitian ini dilakukan variasi waktu kontak untuk mengetahui waktu kontak optimum untuk mencapai kesetimbangan. Proses adsorpsi ini mengikuti persamaan kinetik orde dua semu dan difusi intrapartikel dengan urutan selektivitas sebagai berikut Cr6+>Cd2+>Zn2+.

Hydroxyapatite modification using chitosan has been done a lot but there are still few researches about using it as heavy metal adsorbent. This research investigated adsorption process of Cr6+, Zn2+, and Cd2+ metal ions used HAp/Chitosan composite in wastewater simulation. The composites were characterized by Fourier transform infrared (FT-IR) spectroscopy, X-ray diffraction, and scanning electron microscopy. The adsorption used batch process with contact time variation to determine optimum contact time in achieving equilibrium condition. The adsorption process follows kinetics equation of pseudo-second order and intraparticle diffusion with selectivity in the order Cr6+>Cd2+>Zn2+."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42638
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel
"Hidrogen adalah salah satu energi terbarukan yang menjanjikan dan berpotensi menjadi pengganti bahan bakar fosil. Namun, aplikasi hidrogen sebagai bahan bakar memiliki kekurangan, yaitu dalam hal penyimpanannya. Dalam suhu kamar dan tekanan atmosfir, hidrogen memiliki rasio energi yang sangat rendah terhadap volumenya jika disimpan dalam bentuk gas sehingga perlu dilakukan berbagai penelitian yang berkaitan dengan metode dan material untuk menyimpan hidrogen terus dilakukan. Sejauh ini metode penyimpanan hidrogen memakai prinsip adsorpsi dengan karbon aktif berbentuk granular sebagai adsorben sangat menjanjikan karena bisa menurunkan tekanan dalam tangki dengan kapasitas penyimpanan yang relatif sama. Pada penelitian ini, karbon aktif yang digunakan pada penelitian ini adalah karbon aktif berbahan dasar zeolite alam.
Proses pengambilan data dilakukan dengan metode volumetrik dan tipe adsorpsi yang digunakan adalah adsorpsi isotermal. Penyerapan dilakukan pada 3 temperatur berbeda, pertama pada temperatur 35°C dan tekanan mencapai 40 bar, yang kedua adalah pada temperatur 25°C dan tekanan mencapai 40 bar, dan yang ketiga pada temperatur 0°C dengan tekanan mencapai 40 bar. Pada temperatur 35°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.01162kg/kg pada tekanan 39.3620 Bar. Pada temperatur 25°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.01991kg/kg pada tekanan 40.2015 Bar. Pada temperatur 0°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.03042kg/kg pada tekanan 39.6427 Bar. Data yang didapat selanjutnya dikorelasi dengan menggunakan persamaan model Langmuir, Toth, dan Langmuir-Freudlich.

Hydrogen is one of promising and potential new energy sources as the substitute of fossil fuel.But, the application of hydrogen as fuel still has weakness in a storage system. Inroom temperature and atmosphere pressure, hydrogen has a very low energy/volume ratio if the hydrogen is stored in gas phase, so it's needed to do some research about the method and materials to adsorp hydrogen. Nowadays, hydrogen adsorption's method using granular activated carbon as the adsorbent is very promising since can reduce the pressure in cell with the adsorption capacity relatively same as other methods. In this research, the activated carbon which used is natural zeolite.
The method which used in this research is volumetric method and the type of adsorption in this research is isothermal adsorption. The adsorptions in this research are in 3 temperatures, first adsorption in 35oC and the pressure up to 40 bars. Then second adsorption in 25°C and the pressure up to 40 bars, and the third adsorption in 0oC. At temperature 35°C, the hydrogen adsorption is 0.01162kg/kg at 39.3620 Bars. At temperature 25°C, the hydrogen adsorption is 0.01991kg/kg at 40.2015 Bars. At temperature 0°C, the hydrogen adsorption is 0.03042kg/kg at 39.6427 Bars.The Data are corelated with some model equations Langmuir, Toth, and Langmuir-Freudlich.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minhatul Maula
"Pencemaran air merupakan dampak negatif dari berkembangnya aktivitas perindustrian. Limbah dari proses industri dapat mengandung zat warna hingga mencapai 10 %. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui metode penanganan limbah tersebut. Adsorpsi merupakan metode yang efektif dan efisien untuk menangani kontaminasi zat warna dalam lingkungan perairan. Kertas koran bekas berpotensi menjadi adsorben zat warna karena banyak mengandung selulosa. Pada penelitian ini, serat koran bekas (WNF) dimodifikasi dengan nanokitosan (NCH) untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengadsorpsi zat warna congo red. WNF diperoleh setelah proses deinking menggunakan NaOH 4 %. NCH dengan ukuran partikel 123,8 nm dibuat dengan melarutkan kitosan dalam larutan asam asetat 1,67 x 10-2 M. Modifikasi WNF dengan NCH mencapai kondisi optimum pada rasio 0,01 g WNF/mL NCH. Proses adsorpsi congo red menggunakan WNF/NCH berlangsung baik pada pH 5,0. Kondisi kesetimbangan proses adsorpsi tercapai dalam waktu 10 menit. Kapasitas adsorpsi maksimum dari WNF/NCH sebesar 33,502 mg g-1 dengan menggunakan massa WNF/NCH 0,075 g dan konsentrasi awal congo red 400 mg L-1. Proses adsorpsi mengikuti model isoterm adsorpsi Langmuir dan kinetika adsorpsi orde dua semu. Hasil menunjukkan WNF/NCH dapat menjadi alternatif adsorben rendah biaya dalam penanganan limbah zat warna.

Water pollution is a negative effect emerged by industrial activities. These industries produce wastewater containing about 10 % dye stuffs. Adsorption has been considered to be the most effective and efficient process for treating dye contaminants in wastewater. Waste newspaper which is mainly consists of cellulose was found to be a potential adsorbent for dye removal. In this research, waste newspaper fiber (WNF) was modified by nanochitosan (NCH) to improve its ability for removal of congo red from aqueous medium. WNF was obtained after deinking treatment using 4 % NaOH. NCH with particle size of 123.8 nm was formed by dissolving chitosan particle in 1.67 x 10-2 M acetic acid solution. Modification of WNF using NCH reached optimum condition at ratio 0.01 g WNF/mL NCH. Adsorption study indicated that pH 5.0 favored the adsorption of congo red using WNF/NCH. The equilibrium condition was reached within 10 minutes. The maximum capacity of WNF/NCH for adsorption of congo red was 33.502 mg g-1 under dose of 0.075 g and initial concentration of 400 mg L-1. The adsorption process and equilibrium of congo red were well fitted by a pseudo-second order kinetic model and Langmuir isotherm, respectively. The results showed that nanochitosan-modified waste newspaper fiber may be utilized as a low cost adsorbent for dye-contaminated wastewater treatment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suzuki, Motoyuki
Tokyo: Kodansha, 1990
660.284 23 SUZ a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Lukman Hakim
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>