Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21367 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zakiul Fuad
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S24309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dea Dwitiyarini
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
S25016
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christian P.
"Krisis moneter yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 telah menyadarkan banyak pihak bahwa ada yang tidak Beres menjadi di tengah-tengah dunia perekonomian Indonesia. Salah sate hal dari faktor kelancaran usaha yang terkena dampak ketidakberesan ini adalah aliran arus kas masuk dan keluar unit usaha yang macet, yang mengakibatkan ribuan unit usaha terpaksa tutup. Penulis melihat bahwa ternyata aliran arus kas sangat mempengaruhi kehidupan setiap unit usaha. dan aliran arus kas tersebut masuk dan keluar dari unit usaha melalui sebuah institusi keuangan yang bernama bank. Dan ternyata bank mulai menangkap sebuah kesempatan untuk mengembangkan sebuah layanan yang intinya membantu unit usaha dalam memperlancar aliran anus kasnya. Layanan ini disebut cash management, dan di Indonesia ini telah dikembangkan oleh bank-bank asing yang salah satunya adalah Deutsche Bank AG dengan nama Global Cash Management (GCM). Sebelumnya fungsi mengatur aliran kas dari sebuah unit usaha dipegang oleh bagian/departemen treasury atau keuangan Departemen ini dalam mengatur aliran kas dibagi menjadi 4 fungsi, yaitu Collection, Disbursements, Forecasting, dan Investing/Borrowing. Collection berhubungan dengan arus uang masuk„ Disbursements berhubungan dengan ants uang keluar, Forecasting memperkirakan berapa besar arus uang yang masuk dan yang keluar, sedangkan Investing/Borrowing berhubungan dengan lindakan yang dilakukan setelah terjadi "penyeimbangan." antara Collection dan Disbursements, jika ada kelebihan kas maka akan di Invest dan kalau ada kekurangan kas maka sejumlah uang akan di Borrow untuk menutupi kekurangan tersebut. Pergerakan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor internal unit usaha, seperti ulatran perusahaan, sentralisasi/desentralisasi keuangan kantor-kantor cabang, globalisasi unit usaha dan apa karakteristik bisnis unit usaha. Sedangkan faktor-faktor eksternal antara lain sistim perbankan yang diikuti dan waktu float. GCM dari Deutsche Bank AG. yang Baru dibentuk di Indonesia sejak tabun 1997, mengambil loran bagian keuangan unit usaha dalam. fungsi Collection dan Disbursementnya ditambah dengan pengaturan aliran ants kas berupa transfer dana dari dan keluar unit usaha supaya eepat„ aman dan mudah. GCM membagi pelayanan manajemen kasnva menjadi 4 bagian, yaitu Account Receivable, Account Payable, Liquidity Management dan E-Banking. Masing-masing bagian terdapat produk-produk yang akan ditawarkan kepada tiap unit usaha sesuai dengan keperluan manajemen kasnya. Penawaran layanan manajemen kas ini dilakukan secara bertahap, dimulai dari pengidentifikasian calon target klien, penyelidikan kinerja target klien secara manajemen dan performansi unit usaha, lalu masuk ke tahap pendekatan kepada manajer keuangan atau direksi unit usaha. Setelah disetujui oleh pihak manajerial suatu presentasi produk, maka GCM segera menyelidiki aspek-aspek mana saja dari sistim manajemen kas target klien yang dapat ditangani oleh produk-produk GCM. Hasilnya akan dipresentasikan beserta keuntungan dan biaya yang akan timbul. Jika presentasi berhasil, maka kerjasama akan dijalin dengan mengintegrasikan sistim manajemen kas target klien dengan DB AG sesuai dengan produk-produk yang dipilih. Contoh dari implementasi produkproduk GCM ini adalah dengan berhasilnya DB AG ditunjuk oleh KPKN sebagai bank persepsi untuk penyetoran pajak (antara lain PPh dan PPN) perusahaan kepada kantor pajak. Dengan dijalankannya layanan manajemen kas ini, GCM menerima pendapatan dari 2 sumber, yaitu interest float dan transfer's charges. Dengan analisa aplikasi produk GCM Tax Payment Settlement, penulis menemukan beberapa kesimpulan menarik mengenai layanan manajemen kas oleh bank pada umumnya, dan GCM secara khusus. Pertama, pengambilalihan sebagian peran bagian keuangan sebuah unit usaha oleh bank ternyata sangat dibutuhkan khususnya oleh unit-unit usaha yang berskala global atau yang banyak cabangnya karena efisiensi yang diciptakan oleh layanan manajemen kas ini. Kedua, layanan manajemen kas ini membutuhkan infrastruktur teknologi informasi yang canggih sehingga layanan manajemen kas ini masih baru di Indonesia dan hanya ditawarkan oleh bank-bank asing yang mempunyai infrastruktur teknologi tersebut. Ketiga,dari hasil analisa aplikasi Tax Payment Settlement, perusahaan mendapatkan keleluasan waktu untuk memanfaatkan kas yang ada, sedangkan DB AG memanfaatkan layanan ini untuk melakukan pengenalan layanan manajemen kas dari GCM karena tingkat return yang sangat kecil sehingga mustahil dimanfaatkan untuk profit center. Keenzpat, salah satu sumber pendapatan GCM yaitu float interest akan terancam hilang pada masa yang akan datang, dimana teknologi transfer uang memungkinkan perpindahan pada saat itu juga (real time) dan tidak memakai fisik warkat kliring (paperless) sehingga tidak akan ada float. Dari kesimpulankesimpulan tersebut, penulis memberi saran kepada GCM supaya mencari calon klien yang tidak hanya besar secara ukuran akuntansi saja, tetapi mempunyai manajemen yang bonafide serta mempunyai track record yang bagus dengan para stake holdernya. Saran lainnya adalah menaikkan harga transfer's charges jika pendapatan float interest tidak lagi ada, namun disertai dengan penjelasan yang jelas kepada klien mengapa ini terjadi dan ditambah dengan kOmitmen GCM untuk melayani klien dengan sebaikbaiknya dan cepat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Febrio Akbar Aman
"Penelitian ini akan ditakukan pada Dana Pensiun Baok ABC, yaitu investasi Reksadana sahamnya. Penelitian ini akan melihat bagaimana Dana Pensiun Bank ABC memilih reksadana saham yang sesuai dengan arahan dari pengurus. pendiri, maupun pedoman investasi yang ada. Dana Pensiun Bank ABC juga menggunakan perusahaan jasa penilai investasi independenyaitu PT. Infovesta Utama. sebagai benchmark dalam memilih investasi dalam reksadana sahamnya. Oleh karena itu, penelitian ingin melihat keefektifan pemilihan reksadana saham yang telah dilakukan Dana Pensiun Bank ABC dan PT. lnvofesta Utama, dengan mengganakan metode Ilisk-A(jjusted Peiformaw:e, yaim Sharpe index, Jensen Index, Treynor index, dan information ratio; dan juga metode Market timing and Sensitivity, dengan menggunakan Treynor and Mazu:y model, dan llenriklcson and Merton model. Hasil dart penelitian ini menyatakan bahwa analisis pemilihan reksadana saham PT. Invofesta lebih baik dari Dana Pensiun Bank ABC berdasarkan kedua metode penilaian di atas.

This Study concentrates at ABC Bank's pension plan, which is the investment of equity fund.This Study want to see how ABC Bank's pension plan choosing their equity funds' investment which appropriate with the suggestion of the board of manager, founder1and investment handbook of ABC Bank's pension plan. Beside of titat. ABC Bank's pension plan afso use an independent ranking service corporation. PT. Invofesta Utama,. as their benclunark in selecting their investment in equity fimd. Because of that,. this study want to analyse the effectiveness of equity funds' selection done by ABC Bank's pension plan and PT. lnvofesta , with Risk-Adjusred Performance methods, using Sharpe index, Jensen Index. Treynor indeJ4 and information ratio; and Market timing and Sensitivity methodsusing Treynor and Mazuy modeland Henrikkson and Merton model. The result of the analysis with two methods used in this study is that PT. Invofesta Utama's analysis in selecting pension funds are much better than ABC Bank's pension plan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T31641
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ashilla Ghinayya Siddiqa
"Pelaku kredit fiktif menggunakan identitas palsu atau identitas orang lain tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan. Hal tersebut tentunya merugikan pihak yang digunakan identitasnya karena ia akan tercatat memiliki riwayat kredit yang buruk dan menyebabkan kesulitan untuk mengajukan fasilitas kredit ke depannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peraturan perlindungan terhadap nasabah bank yang disalahgunakan identitasnya dalam kredit fiktif serta tanggung jawab bank terhadap perbuatan kredit fiktif yang dilakukan pegawainya. Metode penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah yuridis-normatif dengan menelusuri pengaturan yang terkait dengan perlindungan terhadap nasabah bank. Hasil dari penelitian ini yaitu perlindungan hukum terhadap nasabah bank yang dirugikan atas penyaluran kredit fiktif telah diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 1365 dan 1367 ayat (2) KUHPerdata, Pasal 2 dan 29 ayat (2) Undang-Undang Perbankan, dan POJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Terkait dengan pertanggungjawaban bank terhadap tindakan kredit fiktif yang dilakukan oleh pegawainya maka bank wajib bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan Pasal 1367 ayat (2) KUHPerdata mengenai tanggung jawab majikan terhadap bawahannya dan Pasal 29 POJK Nomor 1/POJK.07/2013. Terhadap hal tersebut, saran yang diberikan kepada bank yaitu untuk memperkuat sistem pengendalian internalnya sebagai bentuk perlindungan terhadap nasabah bank, salah satunya dengan menerapkan three lines of defense.

In fictitious credit, the perpetrators intentionally use fake identities or others’ identities unbeknownst to the person concerned. Certainly, this action will disserve the customers whose identities are used in fictitious credit. The customer will be recorded as having bad credit histories and causing difficulties to apply for credit facilities in the future. Therefore, this research aimed to understand the protection regulations against bank customers whose identities are misused in fictitious credit and bank responsibility for fictitious credit conducted by its employees. The research method applied in this graduating paper was juridical-normative by tracing the regulations related to the protection of bank customers. The research results showed that legal protection for bank customers who were disserved by fictitious credits had been regulated in Law Number 8 of 1999 concerning Consumer Protection, Articles 1365 and 1367 section (2) of the Civil Code, Articles 2 and 29 paragraph (2) of the Banking Law, and POJK Number 1/POJK.07/2013 concerning Consumer Protection in the Financial Services Sector. Regarding to bank accountability for fictitious credit actions conducted by its employees, the bank was obliged to be responsible in accordance with the provisions of Article 1367 paragraph (2) of the Civil Code regarding the employers’ responsibility to their subordinates and Article 29 of POJK Number 1/POJK.07/2013. In this regard, the advice given to banks was to strengthen their internal control system as a protection for bank customers, one of which was by implementing three lines of defense."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Faisal Ayub
Universitas Indonesia, 2010
S25085
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Willem
"Bank is always given on to choice dilemmatic between guarantying service and security to client. Too tight security will yield service-disappointing client. On the contrary, service-gratifying client will sacrifice security system. Facing this dilemma, bank has to be wise and able to develop or build job procedure, which can guarantee security but on the other side have to remain to gratify client.
Transaction in case of Bank of BNI represents the false transaction with indication of the transaction conducted without following rule of intern of Bank of BNI. Exporters that are company, which is the inclusive of Gramarindo Group and Petindo Group, have done fictitious exporting.
The case of manipulation in bank of the BNI is not modestly. It is interesting to learn why manipulation a bank becomes choice by officer from circle of intern of bank and also by outside party. See characteristic of its crime hence manipulation of L/C in Bank of BNI can be classified as white-collar crime, specially the crime conducted by officer of company and also "outsider" owning relation or link with "insider".
Motivation of the criminals, specially all perpetrators of manipulation of L/C in Bank of BNI can be existed as motivation of economics consisted of three possibility of, namely "requirement" (material obtained to fulfill commitment requirement or personal requirement), " greed" (advantage of material to answer the demand of certain personal target) and "opportunity" (availability of opportunity to answer the demand greed and requirement) and also the motivation impelled by a feeling of individual commitment in his relation or link with his group or others which have planted in himself; he do not wish to see that relation or link deteriorate for his deduction for doing crime supported by his group. Feebleness in banking sector, especially Bank of BNI, have to be comprehended by as a condition whereabouts all manipulation L/C perpetrator can do and realize his action easily."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Hartono
"Bank Global adalah salah satu bank yang mampu bertahan di masa krisis moneter sedang melanda Indonesia pada tahun 1997 dan telah menjadi PT publik. Namun karena pengelolaannya tidak dilakukan dengan sebagaimana mestinya, pada bulan Desember 2004 dibekukan dan akhirnya pada tanggal 13 Januari 2005 izin usahanya dicabut oleh Bl. Dengan pencabutan izin usaha oleh BI akan berdampak luas terhadap sektor ekonomi dan keuangan lainnya serta krisis kepercayaan di sektor perbankan itu sendiri. Guna menghindari terjadinya pencabutan izin bank di masa mendatang, maka perlunya penerapan GCG pada sektor perbankan. Penerapan GCG pada sektor perbankan dianggap unik karena bank memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan keuangan sejenis lainnya, yaitu mengerahkan dana masyarakat dalam bentuk simpanan giro, deposito, tabungan dan lain sebagainya. Hal ini juga diatur pelaksanaannya oleh BI melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PB1/2006 tentang peiaksanaan good corporate governance bagi bank umum, terdiri dari transparansi (transparancy), akuntabilitas (accountability), pertanggung jawaban (responsibility), kemandirian (independency), dan kewajaran (fairness), dilaksanakan oleh setiap bank. Dengan harapan agar di masa mendatang kejadian seperti "Bank Global" itu tidak terulang kembali, karena akibatnya sangat berdampak luas, khususnya dalam hal kepercayaan nasabahlinvestor, masyarakat dan pemerintah terhadap kegiatan dan produk-produk lembaga perbankan Indonesia dan juga berdampak negatif terhadap instansi pasar modal Indonesia yang tengah mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam 5 (lima) tahun terakhir ini."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T16604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>