Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105600 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Biyanti Lisatriana
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26741
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Rusmawati
"Penyakit malaria sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa dan Bali. Di Indonesia, lebih dari 6 juta penderita malaria klinis dengan 700 kematian yang dilaporkan melalui unit pelayanan kesehatan setiap tahun. Propinsi Lampung termasuk daerah yang endemis terhadap penyakit malaria. Salah satu Kabupaten/Kota yang masih banyak terdapat kasus malaria di Propinsi Lampung adalah Kota Bandar Lampung.
Sejak tahun 1999 terjadi peningkatan kasus malaria di Kota Bandar Lampung. Upaya pencegahan terhadap masalah malaria belum dapat dilaksanakan secara optimal. Sistem surveilans yang ada di Kota Bandar Lampung belum menghasilkan informasi yang dapat mendukung program dalam rangka penanggulangan masalah malaria.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan basis data surveilans malaria yang bermanfaat sebagai alat bantu dalam menghasilkan inforrnasi yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan kebijakan, perencanaan, monitoring dan evaluasi program dalam rangka penanggulangan masalah malaria di Kota Bandar Lampung dengan ruang lingkup di Dinkes Kota Bandar Lampung khususnya seksi pemberantasan penyakit bersumber binatang. Metodologi yang digunakan adalah dengan menggunakan metode pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) dengan cara observasi dan wawancara mendalam dengan para informan.
Permasalahan sistem yang ada sekarang adalah kelengkapan dan ketepatan waktu pelaporan dari Puskesmas, permasalahan pengolahan dan analisis data serta permasalahan kurangnya informasi yang dihasilkan saat ini termasuk mekanisme umpan balik terhadap Puskesmas. Pengembangan sistem dimulai dari penetapan kebutuhan sistem, pemodelan sistem serta penetapan software dan hardware yang digunakan dengan harapan dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan user dalam menyusun perencanaan, monitoring serta evaluasi program pemberantasan malaria.
Software yang digunakan untuk aplikasi prototype ini adalah kombinasi microsoft acces, crystal report dan arc.view 3.3 dengan spesifikasi minimum hardware adalah Pentium II 450 Mhz, kapasitas RAM 128 MB, kapasitas Hardisk 10 GB.
Hampir seluruh informasi yang dibutuhkan user dapat terpenuhi antara lain informasi kebutuhan obat malaria, monitoring KLB malaria, stratifikasi malaria, pola penularan, slide positive rate malaria penilaian laporan Puskesmas dan proporsi CFR malaria.Pengembangan sistem berikutnya diharapkan dapat menghasilkan penilaian kinerja Puskesmas dan pengembangan sistem dengan input data individual.
Dengan dikembangkannya basis data surveilans malaria ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja pengelola program dalam mengolah dan menganalisis data secara cepat dan efisien untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan user.
Daftar bacaan : 26 (1991-2002)

The Development of Malaria Surveillance Database in Bandar Lampung 2004 Until now, malaria is still becoming an important problem for the public's health in Indonesia, especially outside Java and Bali. Every year, the health services receive reports for more than 6 million people suffered clinical malaria, with 700 numbers of death. Lampung province is included to the area that is endemic for malaria. One of the cities in the Lampung province that is still found a lot of malaria cases is Bandar Lampung.
Since 1999, there has been an increase number of cases of malaria in Bandar lampung. The efforts to combat malaria are not optimally brought into realization. The surveillance system in Bandar Lampung is not giving enough information to support programs in order to combat malaria.
The arm of this research is to develop a malaria surveillance database, which can be useful as a helping device in giving information that can be used as a reference to determine policies, planning, monitoring, and program evaluations in order to combat malaria. The scope of the research is in the District Health Service of Bandar Lampung, especially in the animal sourced diseases prevention section. The method of the research is using a System Development Life Cycle (SDLC) approach by doing observations and deep interviews with the informants.
There are found several systematic problems now which the problem related to the reports completion and time from the public health center, the data processing and data analysis problems and the problem which is the lack of information produced in this time, including the feed back mechanism to the public health center. The system development starts from determining the system need, system modeling and the software & hardware that is used, which hopefully can produce the information needed by the user in constructing the planning, monitoring, and program evaluation of combating malaria.
The software application used in this prototype is a combination of Microsoft access, crystal report and arc. view 3.3 with minimize specification of the hardware is Pentium II 450 MHz, with 128 MB RAM capacity and 10 GB hardies capacity.
Almost all information that the user needed can be fulfilled, which among others are the information of the needs of medicine for malaria, monitoring the malaria early warning system confirmation, the infection season patterns of malaria, slide positive rate malaria, evaluation reporting of public health center and case fatality rate malaria. The development of next system hopefully can give information on the evaluation of the work of public health and evaluation of the work of public health center officers and development system with individual record.
With the development of this malaria surveillance database is hopefully that it can increase the work of program manager in processing and analyzing data quickly and efficiently to produce the information that is needed by the user.
References: 26 (1991-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal
"Meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Banda Aceh yang mencapai 242 kasus pada tahun 2006 dan 851 kasus pada tahun 2007 dengan angka kematian mencapai 4 kasus yang sering terabaikan dan pencegahan serta penatalaksaan yang tidak dilakukan secara komprehensif, sehingga berdampak terhadap tidak efektifnya sistem pengamatan jentik (surveillance). Hal ini terbentur oleh karena cara pendekatan pengamatannya lebih menitikberatkan pada penemuan kasus baru DBD dan belum memanfaatkan kondisi lingkungan secara maksimal.
Sistem informasi DBD belum menghasilkan informasi yang dapat mendukung program pencegahan dan pemberantasan DBD di wilayah kerja Dinkes Kota Banda Aceh. Hal ini disebabkan belum adanya analisis lebih lanjut daerah KLB DBD. Pengolahan dan analisis data yang tersedia masih menggunakan grafik dan tabel, belum menggunakan penyajian data yang menggambarkan status kerawanan daerah berdasarkan geografis, sehingga kebutuhan informasi secara cepat, akurat, dan efisien belum dapat dilaksanakan secara komprehensif.
Rancangan penelitian ini menggunakan metodologi pengembangan sistem dengan metode model incremental yaitu menggabungkan elemen-elemen dalam model berurutan linear dengan filosofi iteratif dari metode prototipe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ouput yang merupakan rekapitulasi data dari puskesmas tidak dapat memberikan gambaran yang detail tentang kegiatan surveilans epidemilogi penyakit karena hanya menggambarkan waktu dan orang, belum menggambarkan tempat. Wilayah administrasi terkecil kota Banda Aceh adalah Kecamatan, namun pada output yang ada saat ini tidak bisa mengetahui gambaran penyebaran DBD menurut wilayah administasi terkecil tersebut. Selain mengetahui jumlah kasus, informasi yang diharapkan juga berupa grafik perkembangan DBD, pola penyebaran DBD, dan frekuensi DBD seperti angka insiden, angka prevalen, dan case fatality rate. Dengan Prototipe ini diharapkan data sebaran DBD itu menggunakan kecamatan sebagai wilayah administrasi terkecil, sehingga informasi yang ada dapat menjadi early warning system untuk kejadian DBD. Informasi ini dapat menjadi dasar yang kuat dalam penetapan anggaran dari APBD daerah untuk bidang kesehatan.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan, bahwa 1) Sistem informasi DBD di Kota Banda Aceh yang ada saat ini belum menghasilkan suatu informasi yang dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan program. Hal itu disebabkan adanya masalah pada level input, proses dan output sistem itu sendiri. 2) Prototype sistem informasi DBD berbasis SIG yang dikembangkan menghasilkan informasi berupa angka insiden, angka prevalen, case fatality rate dan peta sebaran DBD menurut wilayah administratif terkecil yaitu kecamatan. Informasi ini dapat digunakan oleh manajemen kesehatan sebagai decision support system dalam perencanaan program, karena telah memberikan kemungkinan pada stake holder Dinas Kesehatan untuk melihat dampak yang mungkin timbul dari program pencegahan yang telah dilaksanakan.

The number of Dengue Hemorrhage Fever (DHF) case in Banda Aceh increased by 242 on 2006 and 851 on 2007 with the mortality cases up to 4. These figures were often being unawared. The prevention as well as the implementation were incomprehensively done which impacted to the ineffectiveness of surveillance system. Of the reasons, it impeded by the surveillance approach that only emphasized on the new cases of DBD and not considered to make benefit of environment.
The recently usage of DBD infomation system has not yet provided the sufficient information to support the prevention and the elimination of DBD cases in the working area of Public Health Service in Banda Aceh. It was due to the unavailibility of further analysis at the area where the occurance cases happened.
The process and analysis of existing data had the final result in forms of graphics and tables, or in other words, not in forms of specific and geographic descriptions in the crisis areas. Thus, the information which should be quick, accurate and efficient was not incomprehensively applied."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T41281
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thamrin
"Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran maupun identifikasi perbedaan spasial keterkaitan antara faktor risiko penyakit DBD khususnya iklim, lingkungan, serta kepadatan penduduk terhadap persebaran kejadian DBD di Kota Bandar Lampung tahun 2006-2008. Jenis penelitian adalah deskriptif. Hasil analisis spasial pola sebaran DBD tidak merata dan bervariasi. Kondisi iklim sesuai kondisi perkembangan hidup Aedes aegypti. Sebaran DBD lebih banyak di wilayah kepadatan tinggi. Proporsi ABJ rata-rata per tahun berkisar 74%-9O,7%. Proporsi pengguna SAB berkisar l2,2%-60,3%. Hasil uji statistik semua variabel independen tidak signifikan. Penelitian menghasilkan beberapa kesimpulan dan saran kepada beberapa pihak berkompeten, masyarakat, serta unit analisis alternatif bagi peneliti lain.

This descriptive research is aimed at understanding the description and identification of spatial difference in Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) risk factors, especially those on account of climate, environment, and population density in an outbreak case in Bandar Lampung during 2006-2009. Based on the results of spatial analysis of DHF occurrence, it showed that the spread was sporadic and varied. Climatological condition had average number suitable for the growth of Aedes aegypti. It resulted in the annual prevalence of DHF cases. The spread relying on the factor of population density was prevalent. Larvae-free index proportion iluctuated with approximate annual larvae-ii-ee average index of 74%-90.7%. Clean water facility user proportion number in the same period moved between 12.2%-60.3%. Statistic analysis showed that all independent variables had no significant correlation with the outbreak. This research results some conclusions and bears suggestion to authorized bodies, public, and may become an alternative analysis unit for later researchers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34398
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Putra Firnadi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26512
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sunaryo
"Demam Berdarah Dengue (DBD) perlu mendapat perhatian serius karena masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan di beberapa daerah masih sering terjadi kejadian luar biasa. Di Jawa Tengah, kasus DBD cenderung meningkat setiap tahunnya terutama pada tahun 2012. Penelitian ini bertujuan menganalisis parameter entomologi dan menggambarkan jenis tempat penampungan air. Penelitian dilakukan di Kabupaten Grobogan, Purbalingga, Kendal dan Kota Semarang pada bulan Juni _ Oktober 2013 dengan desain potong lintang. Survei jentik dilakukan untuk melihat keberadaan tempat penampungan air pada 100 rumah. Masing-masing kabupaten dipilih tiga lokasi desa endemis DBD.
Hasil survei digunakan untuk menghitung nilai parameter entomologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya kasus DBD di empat kabupaten/kota terkait dengan keberadaan vektor A. aegypti. Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya persentase jumlah rumah yang ditemukan jentik A. aegypti (House Index > 10%) serta tingginya jumlah kontainer ditemukan jentik A. aegypti pada rumah yang dilakukan survei (Breteau Index). Nilai ovitrap index paling tinggi di Desa Kalikabong Kabupaten Purbalingga seesar 40%. Proporsi controllable site lebih banyak daripada disposable site, berarti rumah tersebut berisiko tinggi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) needs serious attention because it is still a health problem in Indonesia and in recent area DHF caused outbreak. In Central Java, incidence of DHF high every years, especially in 2012. This study aimed to analyze the parameters of entomology and describe types of containers. The study was conducted in Grobogan, Purbalingga, Kendal District and Semarang City in June _ October 2013 with cross-sectional design. Larvae survey had been done in 100 houses in three villages that endemic DHF at every district/city.
The survey results are used to calculate parameter entomology. The results showed that existance of DHF cases in Surveilans Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Aedes aegypti Surveillance in Endemic Area of Dengue Haemorrhagic Fever four district/city connected with the population of A. aegypti. This matter proved with high percentage of houses that found A. aegypti (House Index > 10%) and the high of container that containing A. aegypti in every houses (Breteau Index). The high of ovitrap index (OI) was 40% in Kalikabong village, Purbalingga district. The proportion of controllable sites more than disposable sites, meaning the house as the high risk of mosquito breeding sites.
"
[place of publication not identified]: Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amrul Hasan
"Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat hingga saat ini di Kota Bandar Lampung dengan jumlah penderita yang terus meningkat. Pada tahun 2001 Incidence rate sebesar 13,56 per 100.000 penduduk, meningkat menjadi 109,8/100.000 penduduk pada tahun 2006 dan akhir Februari 2007 Kota Bandar Lampung dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam berdarah dengue lokal.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kebiasaan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pencegahan gigitan nyamuk dengan kejadian demam berdarah dengue di Kota Bandar Lampung, menggunakan desain kasus kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 406 individu terdiri dari 203 kasus dan 203 kontrol. Kasus adalah individu yang menderita DBD yang pernah dirawat di rumah sakit dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dari tanggal 1 Maret 2007 sampai 15 Mei 2007, sedangkan kontrol dipilih dari tetangga kasus yang bertempat tinggal dalam radius 100 meter dari tempat tinggal kasus. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2007. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi rumah kasus dan dan kontrol kemudian diwawancarai dan observasi lingkungan rumah.
Hasil penelitian diketahui ada hubungan kebiasaan melakukan PSN dengan kejadian demam berdarah dengue, individu yang tidak melakukan PSN berisiko 5,85 (95% CI : 2,86 - 11,99) kali terkena DBD, sedangkan individu yang melakukan 1 jenis PSN (menguras atau menutup atau mengubur) berisiko 2,22 (95% CI : 1,32-3,72) kali untuk terkena DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan PSN setelah dikontrol dengan variabel riwayat tetangga yang pemah sakit DBD, keberadaan benda yang dapat penampung air di sekitar rumah dan kebiasaan melakukan pencegahan gigitan nyamuk. Ada hubungan antara kebiasaan melakukan pencegahan gigitan nyamuk dengan kejadian DBD, Individu yang tidak pernah melakukan pencegahan gigitan nyamuk berisiko 7,82 (95% CI : 4,12-14,86) kali untuk terkena DBD, sedangkan individu yang melakukan 1 pencegahan (mengunakan penolak nyamuk di oles di kulit repellent atau anti nyamuk bakar atau menyemprot ruangan dengan pembasmi serangga) berisiko 4,21 (95% CI : 2,31 - 7,65) kali untuk terkena DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan 3 pencegahan gigitan nyamuk setelah dikontrol dengan variabel umur, riwayal tetangga pernah sakit DBD, keberadaan benda yang dapat menampung air di sekitar rumah dan kebiasaan melakukan PSN.
Untuk menanggulangi DBD kegiatan PSN perlu dilakukan secara teratur minimal satu minggu sekali. Untuk mencegah terjadi terkena DBD dapat dilakukan melindungi diri agar tidak digigit nyamuk terutama 2 jam sebelum matahari terbit dan terbenam dengan menggunakan anti nyamuk yang di oles di kulit, anti nyamuk semprot ataupun electrik/bakar.

Dengue haemorrhagic fever most important public health problem in Bandar Lampung today. Increasing case occure from 2001 to 2006, if 2001 incidence rate 13,56/ 100.000 became 109,8/ 100.00 at 2006 and the end of February 2007 stated Bandar Lampung local outbreak dengue haemorrhagic fever.
A case-control study was conducted to explore correlation the risk factor of dengue infection in Bandar Lampung from 20 April to 30 May 2007. 230 case and 230 control were included for statisyical analysis. After further adjusting the confounder there are strong correlation between habitual Eliminating Mosquitos Breeding Sites and use personal protective (eg; use repellent, mosquito coil and use insecticide hand sprayer) with dengue case.
Individual has one PSN estimated to be 2,22 (95% Cl : 1,32-3,72) times as great for individual has 3 PSN and individual did not PSN estimates to be 5,85 (95% CI : 2,86 - 11,99) times as great has dengue fever for individual has 3 PSN after controlled by history neightborhood DHF, water container around house, use mosquitoes prevention bites. Individual use one mosquitoes prevention bites estimated to be 4,21 (95% Cl : 2,31-7,65) times as great for individual use three mosquitoes prevention bites and individual did not use mosquitoes prevention bites estimated to be 7,82 (95% CI : 4,12- 14,86) times as great for individual use three mosquitoes prevention bites.
Dengue fever is a mosquitoes-bome disease and the risk of person contracting the disease is determined by individu behaviour in eliminating mosquitos breeding sites and use mosquitoes prevention bites in Bandar Lampung.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaeri
"Keberadaan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia yang sudah hampir setengah abad yang lalu sejak pertama kali di temukan kasusnya di Surabaya pada tahun 1968 belum dapat di berantas secara tuntas dari bumi Indonesia, bahkan jumlah kasus cenderung meningkat setiap tahunnya. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh / membasmi virus demam berdarah sehingga cara yang paling tepat dan efektif adalah dengan cara memotong mata rantai penularan dengan membasmi nyamuk Aedes-nya, dan cara yang paling tepat guna adalah dengan membasmi jentik / larva yang ada di tempat perkembangbiakannya yang sudah di kenal dengan program Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD) dengan cara 3M.
Dari kondisi tersebut dapat di ketahui bahwa peran serta masyarakat yaitu perilaku masyarakat terutama perilaku hidup bersih dan sehat dari masyarakat termasuk kebersihan lingkungan pada umumnya mempunyai kontribusi yang cukup besar di dalam keberhasilan pemberantasan DBD.
Penelitian ini ingin mengetahui perilaku masyarakat terutama faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pencegahan demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan non eksperimen sedangkan pengumpulan data di lakukan secara Cross Sectional (potong lintang). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah yang ada pada 4 kelurahan yang paling endemis di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung yaitu: (Kedaton, Perum Way Halim, Labuhan Ratu, dan Sepang Jaya), pengambilan sampel di lakukan pada 400 kepala keluarga dengan cara Systematic Random Sampling, sedangkan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian di ketahui bahwa sebanyak 57 % responden mempunyai perilaku baik dalam pencegahan DBD, dan sebanyak 43 % responden mempunyai perilaku kurang baik dalam pencegahan DBD. Hasil analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi Square di dapatkan kelima variabel independen (pendidikan, pengetahuan, sikap, ekonomi, dan keterpaparan informasi / penyuluhan) masing-masing menghasilkan p-value < 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan formal, pengetahuan, sikap, ekonomi, dan keterpaparan informasi / penyuluhan dengan perilaku masyarakat dalam pencegahan DBD. Sedangkan pada analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik ganda model prediksi di ketahui bahwa variabel yang paling besar pengaruhnya / paling dominan terhadap perilaku masyarakat terhadap pencegahan DBD adalah variabel pengetahuan, di dapatkan Odd Ratio (OR) dari variabel pengetahuan adalah 7,667 artinya responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang PSN-DBD mempunyai peluang melakukan pencegahan DBD sebesar 7,667 kali lebih tinggi di banding yang mempunyai pengetahuan rendah / kurang setelah dikontrol variabel pendidikan, sikap, status ekonomi dan keterpaparan.
Perilaku masyarakat di ketahui memiliki kontribusi yang cukup besar di dalam pemberantasan DBD, dari penelitian ini diketahui bahwa faktor pengetahuan responden tentang pencegahan dan pemberantasan DBD merupakan faktor yang paling dominan untuk terjadinya perilaku pencegahan dan pemberantasan DBD. Perlu di pikirkan bentuk sosialisasi yang lebih efektif agar pengetahuan tentang pencegahan dan pemberantasan DBD dapat di miliki secara merata pada seluruh lapisan masyarakat, dengan demikian masyarakat akan lebih mudah di dalam melakukan pencegahan DBD / perilaku pencegahan ke arah yang lebih baik.

In Indonesia, Dengue Fever (DF) has been acknowledged in almost half a century as its first case was found at Surabaya in 1968. Since then, the disease cannot be completely eradicated and the cases are more likely to increase from year to year. Until now, there is no cure that be able to kill or destroy the dengue virus. Therefore, the effective way on dealing with the disease is to detach the chain of transmission by eradicating the Aedes mosquitoes. And the most proper way to eliminate the mosquitoes is by terminating its larva at its breedingplaces, which is known by a program called Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD) with 3M or the Dengue's Mosquito Breedingplace Eradications Program (DM-BEP).
To meet the condition, community participation has played an important role, especially the community behavior on healthy and clean life in keeping a healthy environment. This, in general, will contribute to a successful program of Dengue eradication.
The study has an aim on describing the community behavior for factors that related to the dengue prevention behavior at Kedaton Sub-district of Kota Bandar Lampung.
The study is a quantitative research with a non-experiment design, and data is gathered by a cross-sectional approach. The population is all household at 4 most endemic villages (kelurahan) at Kedaton Sub-district, namely: Kedaton, Perum Way Halim, Labuhan Ratu, and Sepang Jaya. Method of sampling is using a systematic random sampling, and 400 household has drawn. Data is collected by using questionnaire.
The result of the study found that there are 57% of respondents have a good behavior in term of dengue fever prevention. From bivariate analysis, with Chi Square Test, showed that five variables, namely: formal education level, knowledge, attitude, level of economic, and IEC exposures, have a p-value less than 0.05. This indicates that those variables have a significant relationship with the community behavior on the prevention of the disease. While its multivariate analysis, with a double logistic regression, found that the most dominant variable at the prediction model for community behavior on the dengue prevention is knowledge, with an OR in 7.667. This means that respondents who have a good knowledge on DM-BEP will have a probability 7.667 times to do the dengue prevention, compare to those who have low or less knowledge on DM-BEP. The value of OR is resulted after the variable is controlled with variables of education, attitude, economic status, and exposures.
To conclude, community behaviors have a great contribution on the effort of eradicating the DF, and the study found that factor of respondent?s knowledge on DMBEP is the most dominant factors on creating the behavior on preventing and eradicating the DF. It is suggested that there is a need on constructing an effective form of socialization in order to raise the awareness and increase the community knowledge on DM-BEP in all level, in such that the community will easily applying the way to prevent the disease, as well as having a better prevention behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41327
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"the increasing of dengue fever disease cases has taken a lot of victims. along with the rains, epidemic, which is infected by Aedes aegypti mosquito, expand massively in Indonesia. data in public health department Bandung mention amount of dengue fever cases since January 2004 until April 2004 have reached 2283 case with 18 cases pass away. there is special guidance for society, elite figure, health worker, and the related sector in order to prevent andlimit the spreading of dengue fever disease. however, until today the effort has not been reduced infection number. activity to prevent and eradicate of dengue fever disease ought to be supported by powerful information system in order to control and manage dengue fever disease case effectively. when infectious disease happened, traditionally, sureilans epidemiology mark petients location on the paper map, and store patients data base in computer. but this method cannot build the link between patients data base with spatial data. therefore, at this research will be developed a new method by using information system which base on both textual and geographical reference. with this design implementation the improvement in detection speed, management and control from infectious of dengue fever disease faster in the next period so that easier to consider specific precaution. this geographical information system also serve the purpose of the appliance assist to prevent the movement of disease to environmet through buffering meachanism. to facilitate related party obtain information, this application provide information which can be accessed through base on web intranet."
JTIT 5:1 (2004)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Levina Ardiati
"Skripsi ini membahas mengenai pengembangan sistem informasi pencatatan dan pelaporan Demam Berdarah Dengue (DBD) berbasis komputer di Puskesmas Beji Kota Depok pada tahun 2009. Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah Model Prototyping Level 0 sampai Level 1. Hasil penelitian menyebutkan bahwa masalah dalam sistem informasi pencatatan dan pelaporan DBD di Puskesmas Beji adalah belum digunakannya sistem informasi dan manajemen basis data dalam penyimpanan datanya. Masalah tersebut menyebabkan proses pengolahan data DBD menjadi informasi membutuhkan waktu yang cukup lama dan belum optimal. Kesimpulannya pengembangan sistem informasi pencatatan dan pelaporan DBD berbasis komputer di Puskesmas Beji diperlukan untuk membantu dalam manajemen data DBD dan mempercepat proses pengolahan data DBD menjadi informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan monitoring dan evaluasi program DBD.

The focus of this study is about computer based system information development of recording and reporting Dengue Hemmorghic Fever (DHF) in Local Government Clinic of Beji, Depok City. The methode of this study is use prototyping model to develop system. The result of this study is problem of recording and reporting DHF dat in Local Government Clinic of Beji, Depok City that have not using system information and databased management system that causes more time in proccessing and displaying the outputs. The conlusion is computer based computer based system information development of recording and reporting Dengue Hemmorghic Fever (DHF) in Local Government Clinic of Beji, Depok City needs to develop. It can helps to reduce time in proccessing and displaying the outputs, also to helps program monitoring and evaluating."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>