Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138782 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aswindarti Purwaningsari
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26726
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Syah F.H
"Aktivitas kedatangan kapal di Pelabuhan Tanjung Priok yang mencapai 89.804.581 kapal dan kegiatan ekpor dan import sebanyak 47.849.526 kegiatan dalam setahun, disamping dampak perekonomian juga akan berdampak pada penyebaran potensial risiko penyakit dari manca negara, kondisi yang sama di Bandara Soekamo Hatta dimana aktivitas penerbangannya mencapai 3.36.415 pesawat dan mobilitas penumpang sebanyak 6.400.631 orang dalam setahun, hal ini mempunyai potensial risiko penyebaran penyakit menular yang sama dari manca negara.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi sejauh mana sistem manajemen cegah tangkal globalisasi penyakit menular dan penyakit potensial wabah dilakukan oleh K1CP sesuai dengan IHR tahun 2005, variabel yang diteliti meliputi komponen input (sumber daya manusia, dana, sarana, standar, uaraian tugas, sistem cegah tangkal penyakit), komponen proses (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi), dan komponen output (kapasitas inti petabuhan sesuai dengan IHR tahun 2005).
Hasil analisis didapat bahwa komponen input, proses dan output belum maksimal dilakukan dan dipenuhi oieh KKP Kelas I Tartjung Priok dan KICP Kelas Jakarta, dimana sistem surveilans faktor risiko dan penyakit yang menjadi inti dari kegiatan manajemen cegah tangkal globalisasi penyakit menular dan penyakit potensial wabah di ICI& masih belum berjalan dengan baik.
Untuk meningkatkan kemampuan sistem manajemen cegah tangkal globalisasi penyakit menular dan penyakit potensial wa.bah MCP bersama dengan Dirjen PP dan PL dikarapkan dapat mendata ulang kebutuhan dan sumber daya masing-masing, terutama dalam mempersiapkan sisitem surveilan terpadu mulai tingkat nasional, regional, dan KICP.

Ships arrive activity on Tanjung Priok Port to 89.804.581. ships and export and import activity have 47.849.526 activity for year, beside that economic effect will be add to impact reasons diseases from foreign countries, the same conditions at Soekamo - Hata airport whereas flight activity until 336.416 airplane and passenger mobility have 6.400.631 for years, and have big potential to impact same diseases from another countries.
This research using a qualitative approach for purpose for having information so far management system for attack globalitation impact diseases and potential epidemic diseases to do KKP include with IHR on 2005, variable to research include input components (human resources, funds, tools, standard, jobdesk,system impact deseases) proses (planning, organizations, implementing, supervision, and evaluation) and output component (core capasity of port in with IHR on 2005).
Analysis evaluated have components on input , process, output unmaximum to do and not yet fulfilled by K.KP Tanjung Priok class l and KICP Jakarta's Classis', whereas system surveilans risk factors and diseases tobe a good from manajemen activity for protect globalitation epidemic diseases and potential deseases epidemic at ICKP is still not running well.
For increase power manajemen system attack globalization impact deseases and impact potential diseases, ICKP with Dirjen PP & PL. hoping can access needs and each human source, especially in prepare integrated surveillance system since national grade for national, regional and MCP.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34353
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Assyifa Daiyah Fillah
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desain studi kasus melalui pendekatan analisis sistem input-process-output yang bertujuan untuk menganalisis gambaran kesiapan atau situasi Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam upaya cegah tangkal Public Health Emergency of International Concern PHEIC . Populasi penelitian adalah institusi KKP Kelas I Tanjung Priok secara menyeluruh. Informan penelitian berjumlah 10 orang yang dipilih menggunakan teknik purposive dan snowball sampling. Pengumpulan data dan analisis situasi dilakukan dengan mengumpulkan data primer daftar tilik kajian mandiri dan hasil wawancara mendalam , serta data sekunder laporan tahunan KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2014-2016 . Dengan waktu penelitian pada bulan April-Juni 2017. Tingkat kepatuhan compliance rate KKP Kelas I Tanjung Priok terhadap standar dinilai sangat baik CR= 95,86 . Terdapat 8 item yang tidak memenuhi standar antara lain: speed boat quarantine, motoris speed boat karantina yang memiliki sertifikat ANT V Ahli Nautica Tingkat 5 , tenaga psikolog, petugas penata refraksi, petugas penata audiometri, dan petugas penata spirometri, dan hemocytometer. Kegiatan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi dapat 100 dilaksanakan. Rekomendasi yang diberikan terfokus pada pengadaan sarana dan prasarana serta SDM yang dibutuhkan dan supervisi kerja petugas KKP dalam upaya cegah tangkal PHEIC.

ABSTRAK
This research is an analytical study of Public Health Emergency of International Concern Preparedness in Port Health Office using quantitative an qualitative approaches. The purpose of this study is to assess Public Health Emergency of International Concern Preparedness of Tanjung Priok Port Health Office in 2017 based on IHR 2005 and Indonesian quarantine regulation. Population of this study is Tanjung Priok Port Health Office in general. Ten officers are chosen with purposive and snowball samping to be this study informants. The data were collected from self administered PHEIC preparedness assessment filled by institutional representative and in depth interview results primary data , as well as 2014 2016 Tanjung Priok Port Health Office Yearly Reports secondary data . This study was conducted on April June of 2017. Complience rate in Tanjung Priok Port Health Office is rated excellence CR 95,86 , although there are 8 items that do not meet the PHEIC preparedness standard, such as quarantine speedboat quarantine speedboat motorist with ANT V sertificate psychologist refraction, audiometry, and spirometry experts and hemocytometer. Quarantine and epidemiologic surveillance activities in port of entry have been done 100 . The researcher suggests that there should be an improvement in Port Health Office facilities and human resources needed for PHEIC preparedness."
2017
S69645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Benget
"Pelaksanaan fumigasi kapal dilaksanakan dalam rangka mencegah penyakit pes melalui vektomya tikus dan pinjal di wilayah pelabuhan, kegiatan ini dilaksanakan oleh badan usaha swasta dan dibawah pengawasan Kantor Kesehatan Pelabuhan. Mengingat pelaksanaan fumigasi kapal ini memiliki risiko yang Linggi` karena menggunakan pestisida jenis fumigan yang sangat bemcun sehingga dapat terjadi keracunan pada waktu pelaksanaan fumigasi, Pengaruh pemajanan pcstisida jcnis filmigan terhadap pemgas fumigator dapat diketahui secara dini dengan cara mengukur kolinesterase darah pemakai pestisida tersebut. Penurunan aktivasi kolinesterase daral1 seseorang berkurang karena adanya pestisida/fumigan dalam darah yang membentuk senyawa kolinesterase fosfor schingga enzim tersebut tidak berfungsi lagi, yang mengakibatkan aktivasinya akan berkurang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan darah (aktivitas enzim kolinesterase) tenaga kerja perusahaan pengendalian hama di DKI Jakana oleh Balai Laboratorium Kesehatan DKI Jakarta selama dua tahun berturut-tumt (2006-2007) diperoleh data sebagai berikut : tahun 2006, dan 345 orang yang diperiksa, 29 orang (8,4%) dinyatakan kadar kolinesterase di bawah normal dan pada tahun 2007, dari 623 orang yang diperiksa, 5] orang {8,2%) dinyatakan kadar kolinesterase di bawah normal. Masalah yang diteliti dibatasi hanya pada faktor-faktor ya.ng berhubungan dengan aktivasi kolinesterase pada tcnaga kezja fumigasi kapal di wilayah kerja KKP Kelas I Tanjung Priok dan KKP Kclas H Banten.
Penelitian bertujuan untuk mengetahuii ada tidaknya hubungan antara karakteristik individu dan karakteristik pckerjaan pada pekelja fumigasi dengan risiko teljadinya keracunan iinmigan, serta mengetahui faktor manakah yang paling dominan memprmyai hubungan bermakna dengan aktivasi kolinesterase. Penelitian menggunakan metode Cross sectional study, analisis data menggunakan Chi-Square dan Regresi Logistik. Penelitian dilakukan di 12 badan usaha swasta iiunigasi kapal dengan 66 orang. Data diperoleh melalui wawancara, peninjauan lapangan, dan pemeriksaan kadar kolincstcrase darah pekelja fumigasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 66 responden sebanyak 17 orang (25,76%) yang menunjukkan aktivasi kolinesterase rendah dari variabel bebas karalcteristik individu tidak ada hubungan yang bermakna dengan aktivasi kolinesterase sedangkan dari karakteristik pekexjaan yang mempnnyai hubungan bermakna dengan aktivasi kolinesterase adalah penggunaan alat pelindung diri tidak lengkap dan lamanya bekeqia sebagai hlmigasi. Faktor paling dominan di antara dua yang rnempunyai hubungan bermakna dengan aktivasi kolinesterase adalah penggunaan alat pelindung diri yang tidak lengkap dan Lama kerja lcbih 10 tahun sebagai fumigator.
Simpulan penelitian ini adalah :
(1) Jumlah tenaga fumigator yang keracunan fumigan karena menggunakan alat pelindung diri (APD) tidak Iengkap 44,8 % lebih besar daripada tenaga ihmigasi yang menggunakan APD secara lcngkap (10,8%), dengan odds rasio 9,06 (2) Jumlah tenaga fumigasi yang keracunan fumigan lama k?1j3 lebih dari 10 tahun (4l,7 %) lebih besar daripada tenaga fumigasi yang mempunyai Iama kerja kurang dari 10 tahun.
Saran yang diajukan : (1) Perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan kepada para zenaga filmigasi ,khususnya mengenai penggunaan alat pelindung did, baik oleh pihak Badan Usaha Swasta maupmm Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok & Kantor Kesehatan Kelas II Banten ; (2) Bagi Badan Usaha Swasta yang mempekerjakan tenaga fumigator lebih dari 5 tahun dcngan frekuensi 2 kali serninggu melakukan fumigasi, disarankan agar di alihkan ke pekerjaan lain dan mematuhi peraturan keuja yang berlaku; (3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang aktivasi kolinesterase untuk penetapan standar keracunan fumigan dalam suatu pcratm-an perundang-undangan
Ship fumigation is conducted in order to prevent plaque disease which is transmitted through rat vector in pon area, this activity was conducted by private business entities and under supervision of Port Health Office in using the type of pesticide which can he very toxic and cause poison in human. The influence of pesticides exposure on titmigator can be detected early by measuring the blood cholinesterase ofthe fumigator. Decrease in activation of blood cholinesterase is caused by the existence of pesticide in blood that form the cholinesterase phosphorus compound so that the enzyme is not working anymore, which will lead to decreased activation.
Based on the results of blood examination (enzyme cholinesterase activity ) pest control company in Jakarta by Central Health Laboratory DKI Jakarta for two consecutive years (2006-2007) obtained the following data: in 2006, from 345 people examined, 29 persons (8,4%) stated cholinesterase degree below normal, and in 2007, out of 623 people examined, 51 persons (8,2%) stated cholinesterase degree below normal. The examined issues are limited only on the factors associated with the activation of cholinesterase on the ship tiimigator in working area of Port Health Oftice Class I Tanjung Priok and Port Health Office Class II Banten.
The research aims are to assess the relationship between individual characteristics and job characteristics on fumigation worker with the risk of a poisoned iiimigant, and find out which factors have the most significant relationship with the cholinesterase activation. The research method is a cross sectional study, data analysis using the Chi-Square and Logistic regression. The research conducted in 12 private sector business entities in ship fumigation consist of 66 people. Data were obtained through interviews, field observation, and examination of blood cholinesterase content of fumigation workers.
The results of research shows that among 66 respondents, of 17 people (25,76%) indicates that the activation of low cholinesterase, individual characteristics do not have a meaniniul relationship with the activation while the characteristics of work that had meaningful relationships with cholinesterase activation is the use of not complete self-protective equipment and duration of working as fumigator. The most dominant factor that have a meaningful relationship with the cholinesterase activation is the use of protective equipment that is not self-complete and work duration more than 10 years as a fumigator.
The conclusion are : (1) the amount of liimigator poisoned for using not complete self- protective equipment is 44,8% greater than the furnigator using complete self-protective equipment (l0,8%), with odds ratio of 9,06. (2) the amount of fumigator poisoned who working more than I0 years is 41,7% greater than the fumigator who have long working less than 10 years (22,2%), with odds ratio of 5,4l.
The suggestions are: (I) need to undertake counselling and training to the fumigation worker, especially regarding the use of self protective equipment, either by the Private Business and Port Health Office Class I Tanjung Priok Class I and Port Health Office Class Il Banteri, (2) For the Private businesses that employ liimigator more than 5 years with a frequency of 2 times a week doing fumigation, it is suggested to switch to another job and working in comply with the applicable regulations; (3) need to be further research on cholinesterase activation standard for the determination of virulence in a himigant regulation.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rotua, Evvi
"ABSTRAK
Posbindu PTM diharapkan dapat menanggulangi masalah tingginya angka kesakitan
dan angka kematian akibat PTM. Penelitian ini bertujuan menganalisis determinan
pemanfaatan Posbindu PTM di KKP Kelas I Tanjung Priok. Jumlah sampel pada
penelitian ini sebanyak 114 sampel dan menggunakan data sekunder kegiatan
Posbindu PTM dan hasil pemeriksaan kesehatan pegawai. Teknik analisis yang
digunakan adalah uji chi square dan regresi logistik untuk memperoleh gambaran
hubungan antara karakteristik individu dan status kesehatan terhadap pemanfaatan
Posbindu PTM. Berdasarkan hasil uji bivariat dan uji multivariat regresi logistik baik
usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status kesehatan tidak mempengaruhi
pemanfaatan Posbindu PTM (p value > 0,05).

ABSTRACT
The role of Posbindu PTM for NCDs is to overcome the mortality rate and morbidity
rate. The aim of this study is to anlyze the role of Posbindu PTM for NCDs on Health
Quarantine Office on Port of Tanjung Priok. The amount of sample that used in thir
risert was 114 sample and the data was taken from the activities of Posbindu PTM
and the resulth of health examination that have been done. Analyses technique used
in this analyses was chi square and logistic regression to get the pictures of the
correlation between the characteristic and health status. The result shows that there
was no correlation between the utilization of Posbindu for NCDs with age, gender,
education, job title and healt status ( p value > 0,05)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manuhutu, Agnes
Depok: Universitas Indonesia, 1989
TA3952
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Endriyati
"Latar Belakang : Pelaut merupakan kelompok dengan mobilisasi tinggi yang sering berpindah-pindah dan jarang bertemu keluarga/pasangan. Hal ini dapat menyebabkan hasrat seksual yang merupakan sebuah kebutuhan tidak tersalurkan. Angka kejadian HIV pada pelaut sebenarnya masih rendah yaitu sebesar 0,7 dibandingkan dengan profesi lainnya, akan tetapi perilaku seksual berisiko HIV nya belum diketahui secara jelas, sehingga perlu dilakukan penelitian terkait hal tersebut, karena perilaku seksual berisiko HIV juga dapat memicu terjadinya meningkatnya kasus HIV di masa yang akan datang.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku seksual berisiko HIV pada pelaut pria yang berkunjung ke KKP Kelas I Tanjung Priok tahun 2018 dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko HIV tersebut.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi Mixed Methods yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif yang digunakan secara bersamaan dalam satu penelitian, dengan desain penelitian Cross Sectional. Penelitian kuantitatif menggunakan alat bantu kuesioner sedangkan penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam. Analisis data kuantitatif menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan analisis regresi logistic multivariable untuk menganalisis hubungan antara variabel perilaku seksual berisiko HIV dengan variabel independent serta mengetahui variabel yang paling dominan terhadap variabel dependentnya.
Hasil : Perilaku seksual berisiko HIV mempunyai hubungan dengan tiga Variabel yaitu Variabel umur, kebiasaan menonton film porno dan pasangan seksual terakhir. Variabel yang paling dominan adalah Kebiasaan menonton film porno dengan OR = 3,095 yang berarti pelaut pria yang mempunyai kebiasaan menonton film porno memiliki peluang sebanyak 3 kali untuk melakukan perilaku seksual berisiko HIV dibandingkan dengan yang tidak mempunyai kebiasaan menonton film porno.
Kesimpulan : Dengan meningkatkan edukasi terkait kebiasaan menonton film porno dan dampaknya, kesehatan reproduksi serta pengetahuan komprehensif terkait HIV diharapkan dapat mengubah perilaku seksual berisiko HIV Pelaut Pria.

Objective: This study aimed to analyze Seaman's risky HIV sexual behavior who visited Port Health Center of Tanjung Priok in 2018 and factors related to risky HIV sexual behavior.
Method: This research uses Mixed Methods which is quantitative and qualitative method used simultaneously in one research, with Cross Sectional research design. Quantitative research using questionnaires tool while qualitative research using in depth interview method. Quantitative data analysis using univariate, bivariate and multivariate analysis with multivariable logistic regression analysis to analyze the correlation between HIV risk sexual behavior variable with independent variable and know the most dominant variable to the dependent variable.
Results: Risky HIV sexual behavior Variables had relation with 3 Variables such as ere age, watching porn movie habit and the last sex partner. The most dominant variable was watching porn movie habit with OR 3,095 which means married Seaman watching porn movie had a chance of 3 times to engage in risky HIV sexual behavior compared to Seaman did not Watch.
Conclusions: By improving education on watching porn movie habit and its impact, reproductive health and comprehensive knowledge of HIV are expected to change Seaman rsquo s sexual risk behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Dyah Palupi
"Mutu pelayanan suatu organisasi merupakan hal yang penting dan telah menjadi kebutuhan bahkan tuntutan masyarakat. RevisiInternational Health Regulation Tahun 2005 mengharuskan setiap negara anggota untuk meningkatkan core capacity. Untuk melakukan perubahan, tentunya perlu diketahui kondisi pelayanan yang ada saat ini. Melakukan self assesment terhadap kondisi mutu yang ada perlu dilakukan dalam rangka upaya manajemen mutu terpadu (Total Quality Management).
Peneliti menggunakan 7 (tujuh) kriteria yang terdapat dalam Malcolm Baldrige Health Care Criteria for Performance Exxelence untuk mengetahui mutu pelayanan bidang upaya kesehatan dan lintas wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terdapat variabel proses yang mempunyai pengaruhpaling dominan untuk dilakukan peningkatan mutu organisasi. Dengan melihat pohon masalah, maka masalah prioritas dari variabel proses adalah Kurangnya panduan yang mendukung proses pelayanan dalam proses meningkatkan mutu organisasi yang lebih optimal. Bentuk nyata dari perbaikan tersebut adalah dengan membuat instrumen buat petugas seperti check proses yang harus dilakukan di setiap proses pelayanan pada bidang upaya kesehatan dan lintas wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok.

Quality of organizational services is an absolute must, which has become a necessity even the public demands. Revision of International Health Regulation (2005)requires each member state to increase the core capacity. To make changes, certainly need to know the condition of the existing services at the present. Perform self assesment the existing quality conditions is necessary to be done in order to attempt Total Quality Management.
Researcher used 7 (seven) criteria contained in the Malcolm Baldrige Health Care Criteria for Performance Excellence to recognize quality service at Field of health effort and cross-regional, Port Health Office class I of Tanjung Priok.The method used in this study is a quantitative data analysis.
The results obtainedin this studyis the processvariablethat hasthe most dominant influence to do quality improvementorganization. By looking atthe problem tree, the priority issue is lack of guide supports the process of improving the quality of service.
Realfact of the improvements is to make instruments such as check process for officers should be done at every service process at the Field of health effort and cross-regional, Port Health Office class I of Tanjung Priok.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35006
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dida Darojat
"Bagi pelabuhan besar, seperti Pelabuhan Tanjung Priok dimana arus lalu lintas kapal yang masuk dan keluarnya sangat padat, membutuhkan suatu sistem pemantau kedatangan dan pelayanan lalu lintas kapal yang keluar masuk pelabuhan. Sistem tersebut diperlukan terutarna bagi pihak pelabuhan agar dapat mendeteksi kedatangan kapal jauh sebelum kapal tiba di pelabuhan sehingga dapat mempersiapkan segala kebutuhan kapal-kapal yang akan berlabuh serta dapat memandu kapal-kapal tersebut memasuki wilayah pelabuhan. Deegan sistem pelayanan lalu lintas kapal, keamanan lalu lintas kapal yang akan berlabuh terjamin, tidak akan bertabrakan satu dengan yang lainrya. Pelayanan kapal yang berlabuh dapat dilakukan dengan balk dan cepat.
Sistem pelayanan lalu lintas kapal laut tersebut merupakan basil integrasi dari beberapa subsistem, yaitu diantaranya sistem radar, saluran transmisi, pemroses data, komunikasi radio, very high frequency direction finder (VI-IF-DF), global position system (GPS), transponder, dossed circuit television (CCTV), serta meteorologi dan hidrologi.
Sistem pelayanan lalu lintas kapal tersebut dapat menyajikan data-data sebagai berikut, yaitu : kecepatan, arah, posisi, jarak terhadap radar terdekat, jarak terhadap target terdekat, serta gambar fisik dari kapal tersebut basil pengambilan CCTV dan data-data meteorologi dan hidrologi.
Sebagai ujung tombak dari sistem pelayanan lalu lintas kapal tersebut adalah subsistem radar. Radar mendeteksi target berupa kapal-kapal laut yang sedang bcrgerak menuju atau meninggalkan pelabuhan. Data target yang berhasil terdeteksi kemudian ditransmisikan ke 'sistem prosessing (pengolah data target untuk ditarnpilkan di monitor). Untuk mentransmisikan sistem tersebut dapat digunakan beberapa alternatif saluran transmisi, yaitu misalnya saluran gelombang mikro, kabel serat optik, kabel koaksial, dan saluran telepon dengan dibantu modem.
Berdasarkan basil pengamatan. penelitian, perhitungan, wawancara, membaca buku manual, observasi, serta penelitian data basil test commisioning penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa subsistem radar pada sistem ini bekerja belum optimal,terutama pada jangkauan maksimum radar belum mencukupi kebutuhan pihak pelabuhan, sehingga penulis membuat pereneanaan ulang terhadap kebutuhan performansi radar tersebut, agar dapat memenuhi kebutuhan pihak pelabuhan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octaryana
"Jumlah kasus AIDS di Indonesia semakin meningkat, sampai periode Juni 2013 sebesar 43.667 kasus. ABK merupakan mobile migrant population yang memiliki perilaku seksual berisiko HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko terkait HIV/AIDS pada ABK di Poliklinik KKP Kelas I Tanjung Priok. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian yaitu cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ABK yang melakukan kegiatan Medical Check Up (MCU) di poliklinik KKP Tanjung Priok. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ABK yang melakukan kegiatan MCU dengan kriteria inklusi berjenis kelamin laki-laki, masa kerja minimal 3 bulan, WNI, dan menandatangani informed consent.
Hasil penelitian menunjukkan 30,7% ABK memiliki perilaku seksual berisiko terkait HIV/AIDS. Karakteristik ABK terbanyak pada umur >30 tahun (56,7%), menikah (59,3%), pendidikan terakhir SMP keatas (78,7%), pulang ke daerah asal kurang dari 9 bulan sekali (78,7%), lama berlabuh ≤ 3 hari (59,3%), usia seks pertama >21 tahun (51,3%), tingkat pengetahuan kurang (53,3%), sikap negatif (54,7%), dan kurang terpapar informasi HIV/AIDS (56,7%). Faktor-faktor yang secara statistik memiliki hubungan dengan perilaku seksual berisiko adalah status pernikahan, pendidikan, frekuensi pulang ke daerah asal, lama berlabuh, usia seks pertama, pengetahuan, sikap dan keterpaparan media informasi. Sehingga perlu diberikan KIE mengenai HIV/AIDS dan penggunaaan kondom yang berkesinambungan serta penyediaan ATM kondom.

The number of AIDS cases in Indonesia has increased, until the period of June 2013 amounted to 43.667 cases. The crew of ship is a mobile migrant population who have HIV/AIDS-risk sexual behaviors. This research aims to have description of the factors correlation with risk sexual behavior related to HIV/AIDS in the crew at the Polyclinic of Port Health Office Class I of Tanjung Priok. This research is an observational research using cross-sectional design study. Research population was entire the crew that have Medical Check Up (MCU) in the Polyclinic of Port Health Office Class I of Tanjung Priok. Research sample was partially of the crew that have Medical Check Up (MCU) with inclusion criteria male, work period at least 3 months, Indonesian, and signed informed consent.
The result showed 30,7% of the crew have HIV/AIDS-risk sexual behavior. Most of the crew characteristic are above 30 years old (56,7%), get married (59,3%), educational grade over junior high school (78,7%), back to their hometown less than once in 9 months (78,7%), longer anchore less than 3 days (59,3%), age of first sex in over 21 years old (51,3%), level of knowledge low (53,3%), negative demeanor (54,7%), and less exposure to HIV/AIDS information (56,7%). The factors that are statistically have correlation with risk sexual behavior was marital status, education, frequency back to their hometown, longer anchored, age of first sex, knowledge, attitudes and media exposure information. So that needs to be given information, education and communication about HIV/AIDS and sustainable use of condoms and provision of condoms ATM.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>