Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138755 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1998
S29963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emil Budianto
"Oksidasi senyawaan alilik dan benzilik menjadi senyawaan karbonil a,O -tak jenuh dapat menggunakan oksidator yang merupakan senyawaan kompleks dari Cr (VI) dengan katalis tertentu. Tetapi proses oksidasi tersebut umumnya menggunakan reagen dalam jumlah besar, pelarut yang banyak, mahal, kondisi reaksi sulit, dan waktu reaksi yang lama. Oleh karena itu perlu dicari suatu oksidator senyawaan alilik dan benzilik yang lebih murah, mudah, kondisi reaksi yang lunak dan persen hasil yang baik.
Dalam penelitian ini telah berhasil dioksidasi senyawaan alilik dan benzilik yaitu, kolesteril asetat, stigmasteril asetat, kolesterol, etil benzena, difenil metana, dengan oksidator TBHP-PDC menjadi senyawaan karbonil a,D-tak jenuh yaitu, 7-okso kolesteril asetat, 7-okso stigmasteril asetat, 4-kolesten-3,6-dion, asetofenon dan bensofenon, dengan persen hasil berkisar 60 - 80 %."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Astuti
"
Oksidasi senyawaan alilik dan benzilik menjadi senyawaan karbonil a 0 -tak jenuh dapat menggunakan oksidator yang merupakan senyawaan kompleks dan Cr (VI) dengan katalis tertentu Tetapi proses oksidasi tersebut umumnya menggunakan reagen dalam jumlah besar, pelarut yang banyak mahal kondisi reaksi sulit dan waktu reaksi yang lama Oleh karena itu perlu dicari suatu oksidator senyawaan alilik dan benzilik yang lebih murah mudah kondisi reaksi yang lunak dan persen hasil yang baik tersier-Butil hidroperoksida - Piridmium dikromat adalah suatu sistem oksidator senyawaan alilik dan benzilik yang sangat efektif Mekanisme yang terjadi belum jelas, tetapi diasumsikan bahwa terbentuk suatu kompleks baru yang sangat berperan pada proses oksidasi ini Dalam penelitian ini telah berhasil dioksidasi senyawaan alilik dan benzilik yaitu, kolesteril asetat, stigmasteril asetat, kolesterol, etil benzena, difenil metana, menjadi senyawaan dengan sistem keton a,@-tak jenuh yaitu, 7-okso kolesteril asetat, 7-okso stigmasteril asetat, 4-kolesten-3,6-dion, asetofenon dan benzofenon, dengan persen hasil berkisar 60 - 80 %"
1993
S29852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Sylviana
"ABSTRAK
Senyawaan benzilik dapat dioksidasi menjadi senyawaan karbonil ∝ , β-tak jenuh dengan menggunakan oksidator ters-butil hidroperoksida-piridinium dikromat. Persen hasil dari produk yang diperoleh cukup linggi dengan metode oksidasi yang mudah, efektif dan murah.
Pada penelitian sebelumnya telah diteliti oksidasi posisi benzilik pada beberapa senyawaan, dan pada penelitian mi akan diteliti lebih jauh kemampuan oksidator ters-butil hidroperoksida-pinidinium dikromat untuk mengaktifkan posisi benzil dari senyawaan toluene dan benzil kiorida.
Penelitian ini diawali dengan pembuatan oksidator yang akan digunakan yaitu piridinium dikromat. Proses oksidasi dilakukan dengan cara pengadukan pada temperatur dingin dan dilanjutkan pada temperatur ruang dengan perbandingan mol TBHP-PDC tertentu. Jalannya reaksi diikuti dengan kromatografi lapisan tipis. Hasil sintesis dimurnikan dengan cara penyaringan menggunakan celite dan diidentifikasi dengan membandingkan hasil analisis dengan spektrofotometer inframerah dan kromatografi gas terhadap hasil analisis senyawaan standar.
Dalam penelitian inii telah berhasil dioksidasi senyawaan benzilik yaitu toluena dan benzil kiorida menjadi senyawaan benzaldehida dan benzoil kiorida dengan oksidator TBHP-PDC dengan perbandingan 7:1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David R. Marindra
"ABSTRAK
Bahan N-ODS (Non Ozone Depleting Substances) berupa destilat minyak bumi merupakan bahan alternatif yang dikembangkan oleh Indonesia sebagai bahan pembersih logam dan bersifat ramah lingkungan. Bahan tersebut berupa campuran senyawaan parafinik, sikloparafin, dan hidrokarbon aromatik yang dinamakan Pertasol CA dan CB yang diproduksi Pertamina dari kilang Cepu.
Pelarut jenis Pertasol CA mempunyai daya larut (solvency power) yang dinyatakan dengan parameter aniline point dan nilai Kauri-Butanol adalah 4 4,5oC dan 38,36762, sedangkan Pertaso CB mempunyai nilai parameter tersebut adalah 4 3,8oC dan 41,15673. Dari hasil nilai parameter tersebut dapat dikatakan bahwa kedua jenis pelarut tersebut masih dapat ditingkatakan daya larutnya. Untuk tujuan itu, harus dilakukan upaya penambahan sistem aditif yaitu senyawaan golongan terpena dan alkohol.
Terhadap kedua jenis pelarut tersebut dilakukan pencampuran melalui penambahan sistem aditif dengan berbagai komposisi yang bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh sistem aditif tersebut terhadap daya larut kedua jenis pelarut tersebut. Masin-masing komposisi dianalisis berdasarkan spesifikasi pelarut yaitu aniline point, nila kauri-butanol, berat jenis relatif, derajat kekentalan( viskositas),kemudahan untuk menguap (volatilitas), korosifilitas terhadap tembaga, kadar asam, titik nyala,werna Saybolt dan bau.
Hasil yang memuaskan diperoleh pada komposisi 70% v/v pelarut Pertasol, 5% v/v senyawaan berbasis terpena dan 25% v/v senyawaan berbasis alkohol. Hasil komposisi tersebut kemudian dianalisis kandungan jenis hidrokarbon parafinik/ naftenik, olefini dan aromatik dengan metode Fluorecent Indikator Adsorption (FlA). Nilai parameter aniline point dan Kauri-Butanol yang dihasilkan adalah 4,6 C ; 131,8916 (65,82584) untuk Pertasol CA dan 8,6oC; 111,8308 (65,16169) untuk Pertasol CB. Dari hasil tersebut dan melalui perbandingan yang sesuai dengan spesifikasi pelarut dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan daya larut dan kualitas dari masing-masing pelarut tersebut. Jika dibandingkan dengan SBP-X40B dengan komposisi sama, mempunyai daya larut dengan aniline point dan nilai kauri-butanol l2 ,6C; 97,80973 (56,95327), maka dapat disimpulkan bahwa Pertasol mempunyai mutu dan kualitas lebih baik daripada SBP-X408.
Sehingga Pertasol dapat menggantikan SBP-X4OB jika cadangan atau persediaan nya habis.
Studi aplikasi membuktikan bahwa terjadi peningkatan daya larut dan waktu pelarutan terhadap bahan pengotor seperti gemuk, aspal dan pelumas (grease)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Firda Rachmani
"Asam galat dan turunannya mendapatkan perhatian khusus karena berpotensi sebagai antikanker penyakit kanker payudara. Studi pendahuluan berhasil membuktikan bahwa senyawa asam galat, N-Oktil galamida, N-Ters-Butil galamida dan N-Isoamil galamida berpotensi sebagai agen pro-apoptosis pada sel MCF7 kanker payudara. Analisis model data profil ekspresi gen sebagai respon pro-apoptosis sel kanker terhadap pemberian asam galat (GSE158788) menghasilkan sejumlah Differentially Expressed Genes (DEG) selama proses kematian sel. Hasil analisis jaringan interaksi protein – protein, pengayaan Gene Ontology (GO) dan keterkaitannya dengan jalur pensinyalan apoptosis-kanker payudara berdasarkan database Kyoto Encyclopedia of Genes and Genomes (KEGG), berhasil menyeleksi peran signifikan tertinggi dimiliki oleh gen JUN, FOS, dan MAP2K6 pada jalur pensinyalan MAPK. Uji in silico berupa simulasi molekuler dilakukan untuk mengevaluasi interaksi pengikatan antara senyawa uji sebagai inhibitor protein regulator ketiga gen, yaitu protein hulu JNK, AKT1, dan DVL. Hasil memprediksi bahwa ikatan dan kestabilan kompleks terbaik terjadi antara senyawa N-Oktil Galamida dengan protein JNK dan DVL, serta N-Ters-Butil Galamida dengan protein AKT1. Konfirmasi ekspresi gen JUN, FOS, serta produk regulasi ekspresi oleh MAP2K6, yaitu p53 serta p38, pada sel MCF7 dilakukan menggunakan metode quantitative real-time PCR. Ekspresi gen JUN dan FOS relatif mengalami peningkatan dan p38 relatif mengalami penurunan pada konsentrasi IC50.

Gallic acid and its derivatives receive special attention because they can act as anti-breat cancer agents. Preliminary studies have succeeded in proving that the compounds of gallic acid, N-Octyl gallamide, N-Ters-Butyl gallamide and N-Isoamyl gallamide have the potential to act as pro-apoptotic agents in breast cancer MCF7 cells. Model analysis of gene expression profile data as a pro-apoptotic response of cancer cells against administration of gallic acid (GSE158788) produced a number of Differentially Expressed Genes (DEG) during the cell death process. Protein-protein interaction network analysis, Gene Ontology (GO) enrichment and its relationship to the apoptosis-breast cancer signalling pathway based on the Kyoto Encyclopaedia of Genes and Genomes (KEGG) database, have succeeded in selecting of the JUN, FOS, and MAP2K6 genes that showed the highest significant role on the MAPK. on the MAPK signalling pathway. Molecular simulations were carried out to evaluate the binding interactions between the test compounds as inhibitors of the regulatory proteins of the three genes, namely the upstream proteins of JNK, AKT1, and DVL. The results predict that the best binding interaction and stability of the complex occurs between the N-Octyl Gallamide compound with the JNK and DVL proteins, and N-Ters-Butyl Gallamide with the AKT1 protein. Confirmation of the expression of the JUN, FOS genes, as well as the expression regulation products by MAP2K6, namely p53 and p38, in MCF7 cells was carried out using the quantitative real-time PCR method. The expression of the JUN and FOS relatively increased and p38 gene relatively decreased when treated in IC50 concentration."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Rohmansyah
1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Agustina
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fredella Sylvania Aurelia
"Benzaldehida merupakan senyawa organik yang banyak digunakan sebagai senyawa antara dalam industri farmasi, parfum, pewarna, dan makanan. Dalam mensintesis benzaldehida, oksidasi toluena pada fasa cair dengan katalis merupakan metode yang mudah dan efektif untuk dilakukan. Pada penelitian ini disintesis katalis TiO2 nanosheets dan TiO2 nanorods dengan metode hidrotermal, kemudian diimpregnasi oleh logam Cu menjadi Cu/TiO2 nanosheets dan Cu/TiO2 nanorods dengan metode sol-immobilisasi. Katalis yang disintesis kemudian diuji performanya untuk oksidasi selektif toluena menjadi benzaldehida. TiO2 nanosheets memiliki performa katalis terbaik dalam menghasilkan konversi toluena sebesar 63,40% dan Cu/TiO2 nanosheets memiliki performa katalis terbaik dalam mengasilkan selektivitas benzaldehida sebesar 18,33%. Katalis yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), Spektroskopi Raman, Transmission Electron Microscope (TEM), dan Brunauer–Emmett–Teller (BET). Kadar hasil oksidasi diukur menggunakan Gas Chromatography (GC).

Benzaldehyde is an organic compound that is widely used as an intermediate compound in the pharmaceutical, perfume, dye, and food industries. In synthesizing benzaldehyde, oxidation of toluene in the liquid phase with a catalyst is an easy and effective method to do. In this research, TiO2 nanosheets and TiO2 nanorods were synthesized using hydrothermal method, then followed by impregnation of Cu metal to form Cu/TiO2 nanosheets and Cu/TiO2 nanorods using the sol-immobilization method. The catalysts was carried out for the selective oxidation of toluene to benzaldehyde. TiO2 nanosheets has the best catalyst performance in producing toluene conversion of 63,40% and Cu/TiO2 nanosheets has the best catalyst performance in producing benzaldehyde selectivity of 18,33%. The formed catalysts were characterized using using Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), Raman Spectroscopy, Transmission Electron Microscope (TEM), and Brunauer–Emmett–Teller (BET). Oxidation product levels were measured using Gas Chromatography (GC)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrul Helmi
"ABSTRAK
Asam humat merupakan fraksi terbesar didalam senyawaan humat. Asam humat barwarna coklat galap, hasil degradasi sisa-sisa tanaman dan hewan secara kimia dan biologi maupun hasil sintesa mikroorganisme. Asam humat banyak terdapat dl tanah maupun perairan. Asam humat mempunyai banyak gugus fungsl yang mengandung okslgen dan diduga berperan dalam pembentukan senyawaan kompleks logam humat. Dalam penelitian Ini diselldiki kemampuan ion-ion logam Cu^^ Pb^"^ dan membentuk senyawaan kompleks logam humat. Asam humat diambil dari endapan tanah di mata air Jambu Luwuk Ciawi. Metode yang digunakan adalah metode quenching (pemadaman) fluoresensi. Dengan metode ini dapat dihitung konstansta kondisiohal kompleks tersebut. Dari hasil log K' yang diperoleh terdapat kecenderungan bahwa konstanta kondisional kompleks asam humat dengan ion Fe^S Cu^"'> Pb^"""
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>