Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156946 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Kurniawan
"ABSTRAK
Sambiloto atau Andrographis paniculata merupakan tumbuhan yang secara tradisonal banyak digunakan sebagai obat penurun panas, diabetes, anti rematik, sakit kuning dan obat peluntur setelah melahirkan. Kandungan kimia dari sambiloto yang telah diketahui adalah andrografolid, neo-andrografolid, andrografisid, andrograpanin, andropanosid serta andrografidin. Andrografolid dan neo-andrografolid merupakan komponen utama tanaman sambiloto yang mempunyai bentuk kerangka struktur yang sama dengan senyawa pinusolid dan asam pinusolidat hasil isolasi dari tumbuhan Biota orientalis oleh peneliti Korea Byung Hoon Han. Isolat tersebut ternyata mempunyai aktivitas sebagai antikoagulan. Dengan pendekatan kemiripan bentuk kerangka struktur seperti disebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian aktivitas antikoagulan senyawa andrografolid. Dalam membuat suatu formulasi sediaan farmasi, faktor penting yang harus diperhatikan adalah kestabilan komponen zat aktif dalam sediaan tersebut. Berdasarkan fenomena tersebut maka sebelum diuji aktivitas obat dari senyawa andrografolid maka perlu juga diuji kestabilannya. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk menguji kestabilan andrografolid pada berbagai temperatur dan pH. Isolasi andrografolid dari daun sambiloto dilakukan dengan perendaman dalam metanol kemudian dilakukan rekristalisasi berulang-ulang sampai didapat kristal yang cukup murni. Kristal yang didapat kemudian diidentifikasi dengan spektrofotometer infra merah, spektrofotometer uv, dan spektrometer massa. Andrografolid yang didapat kemudian diukur penurunan absorbansinya pada berbagai macam pH dan temperatur dan dicari konstanta hidrolisisnya. Dari data didapat bahwa makin basa larutan dan makin tinggi temperatur maka konstanta hidrolisis dari andrografolid cenderung mengalami peningkatan yang menunjukkan adanya penurunan kestabilan dari senyawa andrografolid."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soleh Kosela
"ABSTRAK
Sambiloto atau Andrographis paniculata adalah tumbuhan obat yang telah diketahui mengandung senyawa andrografolid dan neoandrografolid. Kedua senyawa ini mempunyai bentuk kerangka struktur yang sama dengan senyawa pinusolid dan asam pinusolidat yang merupakan senyawa hasil isolasi dari tumbuhan Biota orientalis yang mempunyai aktivitas sebagai "platelet anti-aggregating". Pendekatan kemiripan struktur ini dipakai sebagai dasar hipotesis ditemukannya senyawa yang berkhasiat sebagai "platelet anti-aggregating".
Tujuan pokok penelitian adalah modifikasi struktur dari tipe senyawa andrografolid ke arah senyawa yang mempunyai aktivitas platelet antiaggregating lantikoagulan yang tinggi. Untuk pembuktian hipotesis dilakukan serangkaian tahapan kerja yaitu isolasilekstraksi, uji fitokimia, pemumian, analisis spektroskopi, transformasi molekul, uji toksisitas, dan uji aktivitas.
Kegunaan dari penelitian dapat memberikan informasi tentang arti dan manfaat tumbuhan berkhasiat obat serta memperluas pengetahuan tentang hubungan struktur dan aktivitas sehingga dapat ditemukan senyawa unggulan yang mempunyai aktivitas tinggi sebagai platelet anti-aggregating lantikoagulan. Metoda yang dipakai pada penelitian ini adalah metoda eksperimental in-vitro dilaboratorium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Selvy Yanti
"ABSTRAK
Reaksi reduksi merupakan salah satu mekanisme penyebab hilangnya iodat
dalam garam yang telah diiodisasi. Iodat (KIO3) akan tereduksi menjadi gas iodium (I2) dan menguap ke atmosfir dalam suasana asam dengan hadirnya senyawa reduktor.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh senyawa reduktor, kadar air, dan pH garam terhadap retensi iodat dalam garam beriodium. Dalam pelaksanaannya, ditambahkan sejumlah senyawa kalium ferosianida
(K4Fe(CN)6.3H2O) sebagai reduktor dan senyawa MgCl2.6H2O sebagai senyawa higroskopis ke dalam garam sintetik yang telah diiodisasi dengan variasi kemasan (terbuka dan tertutup) lalu diamati retensi iodat, nilai pH, dan kadar airnya pada kurun waktu 0,1,3, dan 6 bulan. Analisis kandungan iodat dalam garam dilakukan dengan metode iodometri sesuai dngan SNI 01-3556-1994 dan perhitungan kadar
air dilakukan berdasarkan basis kering.
Dari pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa retensi iodat mengalami fluktuasi kecil selama waktu penyimpanan 6 bulan dengan retensi akhir (setelah 6 bulan) sebesar 98,5% (untuk kemasan tertutup) dan 100% (untuk kemasan terbuka) yang menandakan bahwa iodat relatif tetap stabil walaupun dengan hadirnya K4Fe(CN)6.3H2O. pH garam berkisar antara 5,2 sampai 6,9, sedangkan kadar airnya sebesar 0,88% - 13,92% (untuk kemasan tertutup) dan 46,71% - 90,64% (untuk kemasan terbuka).
Fluktuasi retensi iodat disebabkan karena dalam garam beriodium, seperti halnya di alam, terdapat kesetimbanan Fe2+/Fe3+ dan iodat yang sangat dipengaruhi oleh pH dan kadar air dari garam tersebut."
2000
S49176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zuhelmi Aziz
"Natrium seftizoksim adalah antibiotik sepalosforin generasi ketiga, didapat secara semisintetis, mempunyai gugus aminotiazolil asetil pada rantai samping. Adanya gugus metoksi imino membuat senyawa ini stabil terhadap hidrolisis dari berbagai enzim beta laktamase. Diperdagangkan sebagai injeksi kering.
Studi preformulasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh pH dan temperatur terhadap stabilitas natrium seftizoksim. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). Dengan menggunakan metoda laju awal diperoleh bahwa penguraian natrium seftizoksim mengikuti persamaan orde reaksi satu. Stabilitas optimum diperoleh pada pH 7,20 , dan memerlukan energi aktivasi (Ea) 31,07 kkal. Hasil pengujian pada pH tersebut dan temperatur kamar , menunjukkan kestabilitas sediaan selama 14 hari.
Pada studi ini juga dilakukan uji penentuan hasil urai natrium seftizoksim pada pH 3,82, didapat spektrum massa dan spektrum inframerah yang berbeda antara senyawa hasil urai dan natrium seftizoksim.
Daftar Pustaka, 21 (1952 -1995 )

Preformulation Studies of Natrium Ceftizoksime:
Effect of Ph and TemperatureNatrium ceftizoxime is the third generation of semysinthetic cephalosporin antibiotic. It has an aminothiazolyl group attached/linked on side chain. This methoxyimino group stabilizes against the hydrolysis reaction by beta lactamases. Natrium ceftizoxime is commercially available as dry injection.
The effect of pH and temperature on stability of natrium ceftizoxime has been studied using HPLC assay method. Using the method of initial rates, decomposition of natrium ceftizoxime followed the first-order rate law. The pH optimum of stability appears to be on pH 7,20, and the energy of activation has been estimated on 31,07 kkal.
Based on this datas, in room temperature natrium ceftizoxime has self life 14 days.
The decomposition of natrium ceftizoxime in pH 3,82 also has been studied, the mass spectrum and infrared spectrum show a different result between natrium ceftizoxime and the result of decomposition.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Sanjaya
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S30145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zessinda Luthfa
"Thermoplasma acidophilum adalah jenis arkaea yang mampu beradaptasi di lingkungan ekstrim, yaitu pH 1- 4 dan temperatur antara 39oC dan 59oC (Freisleben et al., 1994). Karena organisme ini tidak memiliki dinding sel, maka membran sel ini harus tahan dan stabil untuk melindungi sitoplasma terhadap pengaruh lingkungan. Cincin siklopentana dan eter berkontribusi sebagai stabilitas struktural tetraether lipid (TEL) dalam konstituen membran.
Pada studi ini, membran TEL yang berdimensi 4x1x1 Å dimodelkan dengan menggunakan model pelarut implisit GBSW. Selain itu diberikan pengaruh temperatur (312 dan 332 K), pH (1 dan 4), dan jumlah cincin siklopentana (no l , tiga, dan lima NCC dilambangkan, TCC, LCC, masing- masing) yang kemudian disimulasikan se lama 100 ps.
Hasilnya, dianalisis berdasarkan pada struktur, energi interaksi, dan RMSD dari se luruh atom di dalamnya. Berdasarkan ketiga variasi yang digunakan, maka membran dengan kandungan cincin s iklopentana disimulasikan denga n empat keadaan: keadaan A (pH 4;T=312K), B (pH 4;T=332K), C (pH 1,5;T=312K), dan D (pH 1,5;T=332K). Jarak antara gugus kepala (bagian hidrofobik) merupakan ketebalan dari struktur membran, berada pada 21- 23A (konsisten dengan Stern et al., 1992) dengan nilai terpanjang dimiliki oleh membrane NCC dan terpendek LCC. Sedangkan berdasarkan perhitungan energi interaksi, energi ikatan terendah dan RMSD dari se luruh atom paling kecil dimiliki oleh membran LCC di keadaan D (81,03 kkal/mol dan 8,13 Å). Nilai tersebut sesuai dengan kondisi kultur pertumbuhannya (pH 1,5 dan 59oC) dan beberapa hasil eksperimen (Ernst et al., 1998, Shimada et al., 2008, dan N icolas, 2005) yang menunjukkan bahwa secara biologis dan model membran TEL stabil dalam kondisi ekstrim dengan temperatur tinggi dan pH rendah.

Thermoplasma acidophilum is an archaeon able to grow in extreme conditions of pH 1- 4 and temperatures between 39 and 59oC (Freisleben et al., 1994). Since the organism lacks a cell wall, the cell membrane must be resistant and stable to protect the cytoplasm from life- threatening environmental influences. Pentacycles and ether bonds contribute to the structural stability of tetraether lipids (TEL) as membrane constituents.
In this work, molecular dynamic simulations of TEL membrane with 4x1x1 dimension is used as an implicit solvent GBSW model .The influence of temperature (312 and 332 K), pH (1 and 4), and the number of pentacycles ( none, three, and five denoted NCC, TCC, LCC, respectively ) is simulated at 100 ps.
Analysis is based on the structure, interaction energy, and RMSD of all atoms and with these three variations, a model with four membrane states is established for each number of pentacycles: State A (pH 4; T =312K), state B (pH 4 ;T =332K), state C (pH 1.5;T =312K), and state D (pH 1.5 ; T =332K). The distance between the polar head groups denoting the thickness of the hydrophobic membrane moiety of all different structures is obtained between 21-23Å (consistent with Stern et al., 1992). NCC exerts the longest and LCC the shortest distance. Based on interaction energy calculations, the lowest bond energy and RMSD of all atoms is obtained for LCC at state D (81.03 kcal/mol and 8.13 Å).
This result is consistent with culture growth conditions at pH 1.5 and 59oC and experimental studies, which show the stability of biological and model TEL membranes in extre m e conditions of high temperature and low pH (Ernst et al., 1998, Shimada et al., 2008, and N icolas, 2005)."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Rusli
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S29701
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
"Telah dilakukan penelitian uji aktivitas antikoagulan dari isolat dan ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata). Komponen utama tanaman ini telah berhasil diisolasi dengan gabungan cara perkolasi dengan pelarut metanol dan eter, teknik kromatografi dan kristalisasi. Isolat yang diperoleh berupa kristal putih dengan titik leleh 129,6-131°C. Analisis dengan FT-IR dan GC-MS serta membandingkan pola fragmentasi dengan pustaka data base alat tersebut menunjukkan bahwa kristal ini adalah Andrografolid. Senyawa ini mempunyai kerangka struktur yang sama dengan senyawa pinusolid dan asam pinusolidat yang diketahui mempunyai aktivitas antikoagulan. Berdasarkan pendekatan kemiripan struktur tersebut, maka diharapkan bahwa tipe senyawa andrografolid baik natural maupun modifikasinya akan mempunyai keaktivan yang sama.
Penjajagan uji LD-50 senyawa andrografolid dengan dosis 0,8 mg/10 g bb. Mencit tidak menunjukkan sifat toksis. Berdasarkan Handa & Sharma diketahui bahwa LD-50 senyawa ini adalah 114,6 mg/10 bb dan dikelompokkan sebagai bahan yang Practically Non Toxic (PNT).
Uji aktivitas antikoagulan dilakukan secara in-vitro menggunakan tikus putih strain Spraque Dawley dengan rancangan acak lengkap 6 kali perlakukan dengan 5 kali pengulangan. Masing-masing kelompok diperlakukan secara acak dengan 0,5 ml/100 g bb. akuades; 60 U/100g bb heparin; 5 mg da 10 mg/100 g bb. andrografolid; serta 42,5 mg dan 85 mg/100g bb ekstraks metanol atau eter, dimana jumlah volume pemberiannya adalah 0,5 ml/100 g bb. Sampel darah tikus diambil setelah 2 atau 4 jam perlakuan, selanjutnya ditentukan waktu bekunya.
Data pengamatan masing-masing kelompok selanjutnya diuji dengan ANOVA satu arah yang menunjukkan adanya perbedaan antar perlakuan kecuali untuk kelompok perlakuan ekstraks eter selama 2 jam. Analisis lebih lanjut dengan Perbandingan Ganda menunjukkan bahwa perbedaan terjadi antara heparin dengan perlakuan lain tetapi tidak terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan lain. Uji lebih lanjut dengan ANOVA dengan tidak memperhatikan perlakuan heparin menunjukkan adanya beda nyata terhadap perbedaan waktu untuk ekstraks metanol. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan ada komponen aktif lain yang terdapat pada ekstraks tersebut.
Uji selanjutnya untuk tahap penelitian II terhadap neo-andrografolid, maupun senyawa hasil transformasi andrografolid akan memungkinkan didapatkannya senyawa yang mempunyai aktivitas antikoagulan yang baik. Keberhasilan penelitian ini akan memberi arti yang penting tentang manfaat tumbuhan berkhasiat dari tanaman obat yang banyak terdapat di Indonesia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>