Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130659 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahardhika Hestiningtyas
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32474
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Eksopolisakarida (EPS) mempunyai banyak manfaat dalam industri farmasi, kosmetik, dan makanan. EPS yang dihasilkan Bakteri Asam Laktat (BAL) yang memiliki status GRAS (generally recognized as safe), berkontribusi pada kesehatan manusia berdasarkan aktivitasnya sebagai antitumor, imunomodulator, dan penurun kadar kolesterol. EPS dibedakan menjadi dua macam berdasarkan komposisi dan mekanisme biosintesis, yaitu heteropolisakarida (HePS) dan homopolisakarida (HoPS). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh isolat-isolat BAL penghasil EPS dari berbagai makanan dan minuman tradisional Indonesia. Skrining BAL penghasil EPS dilakukan pada medium agar MRS dengan penambahan 10% sukrosa. Beberapa isolat yang memproduksi lendir dipilih untuk diisolasi DNA genomiknya. DNA genomik tersebut digunakan sebagai cetakan pada proses PCR menggunakan primer oligonukleotida DNA ribosomal 16S. Sebanyak 10 isolat disekuensing dan teridentifikasi sebagai BAL. Dari sampel Es Cincau ditemukan galur BAL yang masih jarang diketahui sebagai penghasil EPS yaitu Weissella salipiscis dan Weissella cibaria."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Liliana
"Bakteri asam laktat (BAL) disebut food grade microorganism atau dikenal sebagai mikroorganisme yang generally recognized as safe (GRAS) yaitu mikroorganisme yang tidak berisiko terhadap kesehatan. BAL penting pada industri produk susu, sebab BAL digunakan sebagai zat pengasam pada susu. Yoghurt merupakan salah satu produk susu yang menggunakan bakteri asam laktat untuk fermentasi. Hampir semua produk susu ini mengklaim bahwa produk mereka mengandung kultur hidup probiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ulang 6 isolat BAL yang telah diisolasi sebelumnya dari berbagai minuman susu menggunakan teknik molekular dengan melakukan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) dan sekuensing DNA menggunakan primer oligonukleotida. Primer-primer 16S rDNA yang digunakan pada penelitian ini adalah spesifik dengan bakteri asam laktat seperti yang telah dilaporkan dalam beberapa penelitian. Enam isolat yang ditumbuhkan kembali pada medium agar MRS yang kemudian diinokulasi ke dalam medium MRS cair untuk dilakukan ekstraksi DNA. Genomic DNA diperoleh dari 5 isolat BAL yang digunakan sebagai cetakan dalam PCR, sementara Leuconostoc mesenteroides TISTR 120 adalah kontrol positif. Hasil yang diperoleh hanya 1 amplikon berhasil diidentifikasi, namun bukan termasuk BAL, yaitu Staphylococcus saprophyticus.

Lactic acid bacteria (LAB) are food grade microorganism or known as microorganism that possess generally recognized as safe (GRAS). LAB are important in dairy product industry, because they have been used as an acid substance in milk. Yoghurt is one of the dairy product that uses LAB for fermentation. Almost all of this dairy product claim that they contain living culture of probiotics in their product. The aim of this study was to identify six isolates of LAB isolated previously from various dairy product samples by molecular technique performing Polymerase Chain Reaction and DNA sequencing using 16S rDNA oligonucleotide primers. The 16S rDNA primers used in this study is highly specific for lactic acid bacteria as reported in several studies. Six isolates of LAB were choosen to be reconfirmed compare to previous study. LAB were grown on de Man Rogosa Sharpe agar medium and were subsequently inoculated into MRS broth for DNA extraction. Genomic DNA obtained from 5 LAB isolates were used as tempelate in PCR whereas Leuconostoc mesenteroides TISTR 120 was the positive control. Result revealed that only one amplicon was identified succesfully, but not the member of LAB, however, i.e Staphylococcus saprophyticus."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S33058
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ajitya Kurnia Hermawati
"Eksopolisakarida (EPS) yang diproduksi dari mikroorganisme memiliki potensi untuk diaplikasikan dalam bidang industri pangan, kesehatan, dan farmasi. Beberapa bakteri asam laktat (BAL) memiliki kemampuan untuk menghasilkan EPS dan telah banyak dilaporkan memiliki gen- gen sukrase, glukosiltransferase (gtf) dan fruktosiltransferase (ftf). Dari penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa sumber- sumber yang memilki kandungan gula sukrosa berpeluang besar mengandung gen gtf maupun gen-gen sukrase lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gen gtf yang menyandikan enzim glukansukrase dari DNA genomik beberapa koleksi isolat BAL yang diisolasi dari makanan dan minuman tradisional Indonesia. Isolat BAL penghasil EPS diskrining pada medium modifikasi agar MRSsukrosa 10% untuk mencari koloni yang menghasilkan lendir. Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan primer degenerate dari domain katalitik gen-gen gtf, DegFor dan DegRev, merupakan metode yang efisien untuk menskrining gen tersebut pada BAL. Amplikon dengan ukuran sekitar 660 pb dihasilkan oleh 11 dari 16 DNA genomik yang mewakili seluruh sumber bakteri. Tiga dari 11 yang positif memiliki dua amplikon di sekitar 660 pb."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Soffa
"Lemea merupakan makanan fermentasi tradisional dari Indonesia. Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan lemea yaitu rebung dan ikan. Lemea berasal dari suku Rejang di Bengkulu. Jerawat merupakan peradangan yang terjadi pada kulit yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Obat jerawat yang beredar mengandung antibiotik yang dapat menyebabkan efek samping. Alternatif agen antibakteri dapat diperoleh dari makanan fermentasi seperti lemea. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Santoso (2023) menunjukkan adanya aktivitas antibakteri isolat bakteri asam laktat dari lemea terhadap bakteri patogen umum. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri isolat bakteri asam laktat terhadap bakteri jerawat Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Sebanyak tiga isolat bakteri asam laktat (L1, L2, dan L12) dilakukan penapisan menggunakan metode agar plug diffusion. Hasil uji agar plug diffusion menunjukkan semua isolat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri jerawat. Hasil uji antibiosis menggunakan filtrat isolat juga menunjukkan semua isolat memiliki aktivitas antibakteri. Selain itu dilakukan juga pengukuran terhadap pH dan total asam laktat. Hasil pengukuran pH dan total asam bervariasi dan memiliki korelasi dengan hasil uji antibiosis. Aktivitas antibakteri juga dapat disebabkan oleh produksi bakteriosin. Aplikasi bakteriosin pada produk kecantikan dapat diteliti lebih lanjut.

Lemea is a traditional fermented food from Indonesia. The main ingredients used in making lemea are bamboo shoots and fish. Lemea comes from the Rejang ethnic group in Bengkulu. Acne is an inflammation that occurs on the skin that can be caused by bacterial infections such as Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Acne medications available in the market often contain antibiotics that can cause side effects. Alternative antibacterial agents can be obtained from fermented foods such as lemea. Research conducted by Santoso (2023) showed the presence of antibacterial activity of lactic acid bacteria isolate from lemea against common pathogenic bacteria. This study aimed to test the antibacterial activity of lactic acid bacteria isolates against the acne- causing bacteria Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. A total of three isolates (L1, L2, and L12) were screened using agar plug diffusion test. The agar plug diffusion test results showed all isolates had antibacterial activity against acne bacteria. Results of antibiosis test using isolate filtrates also showed three isolates had the antibacterial activity. In addition, pH and total acid were also measured. Results of pH and total acid measurements were vary and have correlation with antibiosis test results. Antibacterial activity is also caused by the production of bacteriocin. The application of bacteriocin in cosmetics can be further studied."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline
"Beberapa Bakteri Asam Laktat (BAL) diketahui dapat memproduksi
eksopolisakarida (EPS) yang memiliki nilai ekonomi yang penting karena
berguna bagi industri makanan, farmasi, dan memiliki efek yang baik bagi
kesehatan manusia. Berdasarkan komposisi dan mekanisme biosintesisnya,
EPS yang dihasilkan BAL dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
homopolisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida dan
heteropolisakarida yang terdiri atas lebih dari satu macam monosakarida.
Biopolimer fruktan adalah suatu homopolisakarida dengan komponen
monomer fruktosa yang telah banyak diteliti dan dilaporkan disintesis dari
berbagai sumber, baik tumbuhan maupun mikroorganisme.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh EPS dari BAL yang
ditumbuhkan pada medium agar MRS. Media padat digunakan dalam
produksi EPS untuk memperoleh EPS yang mudah untuk dipurifikasi,
dibandingkan dengan EPS yang dihasilkan dari fermentasi menggunakan
media cair. EPS yang dihasilkan BAL kemudian diisolasi dan dipurifikasi
dengan presipitasi menggunakan etanol dengan suhu 4°C. EPS yang
diperoleh dianalisis strukturnya dengan Spektrometer Resonansi Magnet Inti
500MHz 1H dan 13C.
Dari hasil analisis NMR proton dan karbon didapatkan bahwa EPS
yang berasal dari galur MBF 8-2, CNC 2(1) dan CNC 6 yang ditanam pada
medium padat tidak dapat diamati strukturnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S32687
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Faiz Ogi Bimantara
"Tempoyak merupakan makanan fermentasi tradisional yang difermentasi oleh Bakteri Asam Laktat (BAL). Sebagai makanan fungsional, tempoyak diketahui memiliki efek mendukung fungsi fisiologis tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi BAL dari tempoyak yang memiliki aktivitas antibakteri dan memiliki karakteristik seperti probiotik. Isolasi BAL menggunakan metode quadrant streak pada medium de Man Rogosa Sharpe Agar (MRSA) dengan penambahan kalsium karbonat (CaCO3) 0,3%. Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik morfologi (pengecatan Gram), fisiologi (uji pertumbuhan pada variasi konsentrasi bile, pH, NaCl, dan suhu), dan biokimia (uji O-F, katalase, oksidase, aerob, anaerob, dan koagulasi susu). Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan teknik difusi, yaitu uji antagonis dengan metode agar plug dan antibiosis dengan silinder terhadap delapan bakteri uji (Staphylococcus aureus NBRC 100910, Kocuria rhizophila NBRC 12078, Escherichia coli CP, Bacillus cereus G18, Klebsiella oxytoca G7, Proteus mirabilis, Pseudomonas aeruginosa WDCM 00114, dan Salmonella typhi). Hasil isolasi diperoleh 15 isolat yang menghasilkan zona bening pada MRSA dengan penambahan CaCO3. Sembilan di antara 15 isolat mampu menghasilkan zona bening secara terpisah setelah dilakukan konfirmasi ulang. Seluruh isolat tersebut digunakan untuk uji antagonis dan tiga isolat dengan indeks aktivitas tertinggi (T2.3, T3.1, dan T3.2) dipilih untuk karakterisasi dan uji antibiosis. Hasil karakterisasi menunjukkan ketiga isolat berbentuk batang dan memiliki beberapa karakteristik probiotik. Ketiga isolat juga menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap delapan bakteri uji.

Tempoyak is a traditional fermented food fermented by Lactic Acid Bacteria (LAB). As a functional food, tempoyak is known to have beneficial effects that support physiological functions. This research aims to isolate LAB from tempoyak that have antibacterial activity and probiotic-like characteristics. Isolation of LAB was carried out using the quadrant streak method on de Man Rogosa Sharpe Agar (MRSA) supplemented with 0,3% Calcium Carbonate (CaCO3). Characterization was conducted to determine morphological (Gram-stain), physiological (growth test on various concentrations of bile, pH, NaCl, and temperatures) and biochemical characteristics (O-F, catalase, oxidase, aerobic and anaerobic tests, and milk-coagulating activity). Antibacterial activity tests were conducted using diffusion methods, namely the antagonistic test using the agar-plug method and antibiosis using cylinders against eight bacterial species (Staphylococcus aureus NBRC 100910, Kocuria rhizophila NBRC 12078, Escherichia coli CP, Bacillus cereus G18, Klebsiella oxytoca G7, Proteus mirabilis, Pseudomonas aeruginosa WDCM 00114, and Salmonella typhi). The isolation results yielded 15 clear-zone producing isolates on CaCO3-supplemented MRSA. Nine out of 15 isolates were found to have the ability to produce clear zones consistently after reconfirmation. All isolates were used for the antagonistic test, and the three isolates with the highest activity index (T2.3, T3.1, and T3.2) were chosen for further characterization and antibiosis tests. Characterization results showed that these three isolates were rod-shaped and had some probiotic characteristics. The three isolates also exhibited antibacterial activity against the eight tested bacteria."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Karta Atmadja
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikroba actinomycetes termofil hasil isolasi dari geiser di Cisolok, Jawa Barat. Delapan belas isolat yang memiliki morfologi menyerupai actinomycetes berhasil diisolasi dari serasah daun dan ranting di sekitar pusat semburan geiser. Seluruh isolat diuji aktivitas antimikrobanya menggunakan paper disk method dan agar block method dengan Kocuria rhizophila, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis sebagai bakteri uji Gram positif, dan Escherichia coli sebagai bakteri uji Gram negatif. Pengujian menggunakan metode paper disk menunjukkan hasil negatif pada isolat actinomycetes yang dikultur pada medium International Streptomyces Project (ISP) 1 cair selama 14 hari pada suhu 50oC dan 40oC. Berdasarkan uji menggunakan metode blok agar, didapatkan bahwa dua isolat, yaitu LC2-2 dan LC2-6 memberikan hasil positif terhadap bakteri uji Gram positif. Isolat LC2-2 menunjukkan morfologi makroskopis dan mikroskopis menyerupai genus Bacillus sehingga tidak digunakan untuk identifikasi molekuler. Hasil identifikasi molekuler sequence parsial gen 16S rRNA menggunakan primer 785F dan primer 802R menunjukkan bahwa LC2-6 diidentifikasi sebagai Actinomadura keratinilyitica dengan nilai homologi 99%. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan untuk mempelajari lebih lanjut senyawa antimikroba yang dihasilkan isolat LC2-6. Hal tersebut disebabkan oleh belum adanya laporan penelitian mengenai aktivitas antimikroba Actinomadura keratinilytica.

The aim of this study was to screen the antimicrobial activity by actinomycetes isolated from Cisolok Geyser, West Java. Eighteen isolates which are have similar morphology with actinomycetes have been isolated from leaves and branches around the geyser. The isolates were screened for their antimicrobial activity using paper disk method and agar block method with Kocuria rhizophila, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis as Gram positive test bacteria and Escherichia coli as Gram negative test bacteria. Screening by paper disk method showed negative result from all the isolates that cultured on International Streptomyces Project (ISP) 1 medium at 50oC and 40oC for 14 days. Screening by block agar method showed that two isolates, LC2-2 and LC2-6 gave positive result to Gram positive test bacteria. Morphologically, LC2-2 showed similarity to genus Bacillus, thus it’s not used for molecular identification. Molecular identification based on partial sequence of 16S rRNA gene with primer 785F and primer 802R showed that LC2-6 identified as Actinomadura keratinilytica (99%). Based on this research, it is suggested to do further study about the antimicrobial activity produced by LC2-6, because there is still no report about antimicrobial activity produced by Actinomadura keratinilytica.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>