Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37837 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tantangan terbesar pengembangan layanan komunikasi wireless adalah frequency-bandwidth yang terbatas dan mahal. Karena itu dibutuhkan tidak hanya sistem berkecepatan tinggi saja tetapi juga sistem yang mampu menggunakan bandwidth secara efisien. Walaupun sulit membangun sistem berkecepatan tinggi dengan error-rate rendah, namun pada tulisan ini diperkenalkan sebuah sistem closed-loop MIMO (Multiple-Input Multiple-Output) menggunakan detektor ML (Maximum Likelihood) sederhana untuk mengoptimalkan kapasitas dan meningkatkan performansi sistem. Pemakaian MIMO menjadi spesial karena kemampuannya dalam meningkatkan kapasitas dan performansi tanpa menambah frequency-spectral.
Skenario besar konsep ini didapat dari keuntungan pemakaian matriks transformasi yang mampu mengalokasikan daya sinyal-sinyal transmisi sesuai dengan kondisi kanal. Selain itu, perkalian matriks ini dapat membentuk kanal-kanal singular yang paralel. Sehingga dengan zero inter-channels correlation, maka detektor ML dapat dirancang guna meningkatkan performansi. Pada akhirnya, simulasi komputer memberikan validasi bahwa pada SNR (Signal-to-Noise Ratio) 0 dB dapat dicapai kapasitas optimal sampai 1 bps/Hz dan SER sampai dengan 0,2 lebih baik dari sistem opened-loop MIMO.

In order to support providing broadband wireless communication services against limited and expensive frequency bandwidth, we have to develop a bandwidth efficient system. Therefore, in this paper we propose a closed-loop MIMO (Multiple-Input-Multiple-Output) system using ML (Maximum Likelihood) detector to optimize capacity and to increase system performance. What is especially exciting about the benefits offered by MIMO is that a high capacity and performance can be attained without additional frequency-spectral resource.
The grand scenario of this concept is the attained advantages of transformation matrices having capability to allocate transmitted signals power suit to the channel. Furthermore, product of these matrices forms parallel singular channels. Due to zero inter-channels correlation, thus we can design ML detector to increase the system performance. Finally, computer simulations validates that at 0 dB SNR our system can reach optimal capacity up to 1 bps/Hz and SER up to 0.2 higher than opened-loop MIMO.
"
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Adi Prabowo
"Channel estimation memiliki definisi untuk memperkirakan koefisien filter melalui sinyal yang diterima dan informasi lain yang dikenal. Ada beberapa metode channel estimation yang dapat diguanakan seperti minimum mean square error, least square, zero-force, maximum likelihood. Dalam penelitian ini, least square dan zero-force akan dibahas lebih lanjut. Kedua jenis ini dikenal umum sebagai jenis yang paling sederhana dan paling mudah untuk diterapkan di dalam komunikasi nirkabel. Meskipun metode lain seperti minimum mean square error atau maximum likelihood telah dikenal secara luas untuk memperkirakan kanal, metode tersebut terbukti sangat kompleks untuk diimplementasikan.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami efek dan membandingkan kinerja channel estimation dengan menggunakan kapasitas multi antenna seperti Single-Input Single Output (SISO), Multiple-Input Single-Output (MISO), Single-Input Multiple-Output (SIMO) dan Multiple-Input Multiple-Output (MIMO). Least square dan metode estimasi zero-force telah digunakan dengan memakai modulasi Binary Phase Shift Keying (BPSK), hal ini dikarenakan BPSK adalah metode phase shift keying yang paling sederhana untuk di implementasikan di dalam penelitian ini.
Pertama-tama, segala parameter perlu dikonfigurasi terlebih dahulu untuk digunakan di dalam simulasi. Kemudian, data dalam sistem pilot dikirim ke penerima menggunakan modulasi BPSK di setiap sistem multi antenna dengan menggunakan saluran nirkabel yang berbeda. Lalu, Alamouti encoder dieksekusi khusus untuk sistem MIMO dan MISO. Setelah itu, least square dan zero-force diterapkan dan tingkat kesalahan bit atau dengan nama lain bit error rate (BER) dapat dicapai dengan menyamakan sinyal yang ditransmisikan. Kemudian, analisa hasil data dengan membandingkan kinerja least square dan zero-force dapat dicapai.
Pada akhirnya, hasil yang telah ditemukan menunjukkan bahwa least square melakukan performa lebih baik daripada metode estimasi zero force yang berlaku pada kinerja tingkat kesalahan bit dengan sinyal terhadap noise atau dengan nama lain signal to noise ratio (SNR).

Channel estimation has a definition to estimate the filter coefficient through received signal and other known information. There are many methods that channel estimation can be used such as minimum mean square error, least square, zero-force, maximum likelihood. In this research, least square and zero force will be discussed further. These two types are commonly known as the simplest and easiest type to implement in the wireless communication. Even though other methods like minimum mean square error or maximum likelihood have been widely known to estimate channel, such methods are proven very complex to implement.
The aimed of this research is to understand the effect and compare the performance of the channel estimation method with the capacity of multiple antennas such as Single-Input Single-Output (SISO), Multiple-Input Single-Output (MISO), Single-Input Multiple-Output (SIMO) and Multiple-Input Multiple-Output (MIMO). Least square and zero force estimation method were being used with BPSK modulation, this is due to BPSK is the simplest phase shift keying.
First, the parameters need to be configured in simulation software. Then, the data within pilots system transmitted to receiver using BPSK modulation in each of the wireless antenna systems with different wireless channels. Space time block coding of Alamouti encoder were executed for MIMO and MISO system. After that, least square and zero force method were implemented and bit error rate (BER) performance can be achieved by equalizing the transmitted signal. Analysing the result by comparing the performance of least square and zero force were accomplished.
In the recent result, it was shown that the least square performs better than zero force estimation method for the performance of bit error rate with signal to noise ratio.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1852
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arwidya Tantri Agtusia
"ABSTRAK
Kebutuhan akan pengiriman informasi yang semakin cepat, beragam dan dapat dilakukan dimana saja menyebabkan lahirnya teknologi nirkabel yang semakin handal. Antena merupakan salah satu perangkat yang sangat penting pada teknologi nirkabel. WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) dan LTE (Long Term Evolution) merupakan dua contoh teknologi nirkabel yang sedang dikembangkan saat ini. Teknologi ini memungkinkan untuk mengirimkan dan menerima data yang besar dan kualitas yang baik. Untuk dapat menerima data dengan kualitas yang baik, maka dibutuhkanlah antena dengan SNR (Signal to Noise Ratio) yang tinggi dan kapasitas yang besar. Skripsi ini membahas mengenai rancang bangun antena mikrostrip dualband SIMO pada frekuensi 2.3 ? 2.4 GHz dan 2.6 ? 2.7 GHz yang akan diaplikasikan untuk WiMAX dan LTE dengan menyisipkan teknologi SIMO (Single Input Multiple Output) yang diharapkan dapat memperbesar SNR dan kapasitas kanal. Dari hasil pengukuran didapatkan frekuensi kerja dari antena SIMO port 1 adalah 2.4 ? 2.47 GHz dan 2.67 ? 2.74 GHz, port 2 adalah 2.38 ? 2.45 GHz dan 2.63 ? 2.72 GHz, kemudian port 3 adalah 2.38 ? 2.44 GHz dan 2.64 ? 2.73 GHz, dengan mutual coupling kurang dari -20 dB.

ABSTRACT
The need of sending information rapidly, diverse and more mobile, leads to reliable wireless technology. Antenna is a very important device for wireless technology. WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) and LTE (Long Term Evolution) are two of wireless technologies which are currently developed. This technology allows to send and receive large data and with good quality. To get data with a good quality, an antenna with high SNR(Signal to Noise Ratio) and big capacity is needed. This Research explains the design of microstrip antenna dualband SIMO at frequency 2.3 -2.4 GHz and 2.6-2.7 GHz. It is designed with SIMO(Single Input Multiple Output) technology that will improve SNR and channel capacity. From the measurement results show that the working frequency of the SIMO antenna at port 1 is 2.4 - 2.47 GHz and 2.67 - 2.74 GHz, port 2 is 2.38-2.45 GHz and 2.63 - 2.72 GHz, and port 3 is 2.38-2.44 GHz and 2.64 - 2.73 GHz. Additionally the mutual coupling for all ports are less than -20 dB."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1672
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pujo Winarko
"Dalam dunia industri, untuk mengetahui performa mesin motor dapat dilakukan diagnosa menggunakan machinery analyzer. Machinery analyzer yang dibahas pada penelitian ini yaitu Haliza. Terdapat permasalahan dalam melakukan diagnosa mesin motor menggunakan Haliza yaitu penggunaan kabel komunikasi antara sensor kecepatan dan Haliza, yang mengurangi fleksibilitas saat proses diagnosa dilakukan dan waktu pemasangan yang cukup lama. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan rancang bangun interface untuk modul komunikasi wireless yang akan dipasang pada sensor kecepatan dan Haliza. Rancang bangun interface di kembangkan dengan menggunakan mikrokontroler ATmega16A, sebagai kontroler pada modul wireless RF CC2500. Telah dilakukan pengujian hardware dan software dari modul komunikasi wireless. Dari hasil uji komunikasi diperoleh jangkauan jarak maksimum tanpa BER (Bit Error Rate) sejauh 16 meter pada kecepatan putaran motor 1800 rpm dengan nilai RSSI -79 dBm. Kecepatan putaran motor maksimum yang dapat terukur yaitu 2100 rpm, dengan tingkat kesalahan 0.14% dibandingkan dengan hasil pengukuran tachometer. Untuk uji kehandalan komunikasi wireless, didapatkan tingkat kesalahan rata-rata sebesar 0.09% pada pengujian jarak 10 meter dengan kecepatan 2100 rpm selama 5 jam pengujian.

In the industrial, to know the performance of the machine can be diagnosed using machinery analyzer. Machinery analyzer are discussed in this research that Haliza. There are problems in diagnosing the machine using Haliza namely the use of the communication cable between the speed sensor and Haliza, which reduces the flexibility when the diagnosis is made and the installation of a long time. Therefore, in this report will be conducted design interface for a wireless communication module that will be installed on the speed sensor and Haliza. The design of the interface is developed by using microcontroller ATmega16A, as a controller in the wireless module RF CC2500. The hardware and software of the wireless communication module have been tested. Communication test results obtained maximum distances without the BER (Bit Error Rate) as far as 16 meters at a motor rotating speed of 1800 rpm with RSSI value of -79 dBm. The maximum rotation speed of the motor which can be measured at 2100 rpm, with an error rate of 0.14% compared with the measurement results tachometer. The reliability test of wireless communication, obtained average error rate of 0.09% at the testing distance of 10 meters at a speed of 2100 rpm for 5 hours of testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stallings, William
Jakarta: Erlangga, 2007
621.382 1 STA wt I (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Ferdian
"Komunikasi tanpa kabel (wireless communication) saat ini berkembang sangat pesat. Perkembangan ini tak lepas dari perkembangan teknologi antena sebagai salah satu perangkat komunikkasi untuk wireless, di mana antena ini dituntuk memiliki dimensi yang lebih kecil dengan kemampuan meradiasikan dan menerima sinyal secara baik. Salah satu antena yang cocok untuk komunikasi wireless adalah antena mikrostrip. Hal ini dikarenakan antena mikrostrip yang low profile, mudah dalam fabrikasi, dapat diintegrasikan dengan rangkaian, cocok untuk mobile communication dan relatif lebih murah.
Pada skripsi ini dirancang antena mikrostrip frekuensi ganda yang dapat digunakan pada frekuensi 2,4 GHz dengan menggunakan slot berbentuk U. Antena yang akan dirancang menggunakan teknik pencatuan electromagnetically coupled agar menghasilkan bandwidth yang lebih besar dari penelitian sebelumnya [7] yang hanya sebesar 0,5% untuk frekuensi 2,4 GHz. Selain itu akan diamati pula karakteristik lainnya seperti pola radiasi dan gain.
Dari hasil fabrikasi dan pengukuran antena segiempat yang menggunakan slot berbentuk U diperoleh bahwa antena ini bekerja pada frekuensi 2,43 GHz dan 5,15 GHz. untuk frekuensi 2,43 GHz diperoleh nilai VSWR 1,239 dan untuk frekuensi 5,15 GHz, 2,43 GHz dan 92% untuk frekuensi yang 5,15 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S39953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chen, Zhi Ning
New York: McGraw-Hill, 2009
621.382 4 CHE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S28509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"A combination between MIMO (Multiple-input multiple-output) and OFDM is expected to become a solution to increase data rate in wireless communication...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Mahendra
"Salah satu tantangan utama dalam dunia telekomunikasi adalah menyediakan jasa Iayanan data berkecepatan tinggi. Kondisi keadaan pada saat ini, dengan teknologi broadband wireless yang ada dapat memberikan suatu cakupan area yang luas serta mampu dalam layanan data berkecepatan tinggi yang mengaplikaslkan multimedia.
Salah salu upaya untuk menyediakan jasa layanan data berkecepatan tinggi adalah dengan melakukan teknik diversitas Dimana dalam hal ini adalah teknik diversitas yang dilakukan adalah teknik divertisitas ruang (Space diversity technique).
Dalam tesis ini dilakukan simulasl teknik Space Time Block Coding (STBC) dan Space Frequency Block Coding (SFBC). Simulasi yang dilakukan adalah dengan memakai teknik pemancar tunggal clan pemancar ganda serta teknik penerima tunggal dan ganda.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa teknik space time coding dan space frequency block coding dengan memakai teknik pemancar dan penerima ganda memiliki perfomansi yang balk dibandinkan memakai teknik pemancar tunggal penerima ganda atau sebaliknya.

One of the main challenge in telecommunication is to provide high speed data services. ln this recent condition, the broadband wireless technology could provide high scope coverage area and able to provide high speed data services using multimedia applications.
One of the efforts to proved high speed data services is to diversity technique, which means that we use space diversity technique.
ln this theses, we would use technique simulation space time block coding (STBC) and space frequency block coding (SFBC). ln this simulation we use single transmitter technique and multiple transmitter technique; we also use single receiver and multiple receiver technique.
This test result showed that using double transmitter and receiver technique in space time block coding technique and space frequency block coding will have a better performance compare to using single transmitter technique multiple receiver or on the contrary."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>