Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135944 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Totok Sudarto
"Tujuan Penulisan ini adalah untuk mengetahui potensi daerah yang sebenarnya yakni daerah-daerah yang sesuai untuk tanaman pangan sehingga dapat diperoleh produktifitas yang maksimal. Potensi daerah dlmaksudkan sebagai sumber-sumber alami dan manusiawi balk yang sudah terwujud.maupun yang belum, yang dapat diharapkan pemanfaatannya bagi kelangsungan dan perkembangan suatu masyarakat desa. Adapun masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah: Dimana saja daerah-daerah produksi pangan. dikabupaten Tulung Agung ? Bagaimana potensi yang ada dalam rangka peningkatan produksi pangan, serta usaha-usaha apakah yang dilakukan untuk menunjang peningkatan produksi pangari tersebut ? Untuk mengetahui potensi daerah digunakan metoda korelasi peta yang diperkuat dengan skala nilai, dengan memberikai nilai - nilai tertentu pada kiasifikasi yang dibuat, berdasarkan faktor- faktor ketersediaan air, kesesuaian jenis tanah, iklim, keadaan lereng dan ketinggian daerah serta jumlah tenaga kerja dan kehidupanbergotong royong diantara petani. Kesimpulan yang didapatkan yaitu di kabupaten Tulung Agung terdapat 8 kecamatan yang merupakan daerah pangan dan 11 kecamatan belum dapat dikatakan daerah pangan. Wilayah paling benpotensi terdapat di 11 kecamatan dan wilayah berpotensi terdapat di 7 kecamatan, sedangkan wilayah kurang berpotensi) terdapat di 2 kecamatan. Adapun usaha peningkatan produksi pangan yang paling dominan adalah intensifikasi dengan peningkatan dan perluasan panca usaha tani. Diversifikasi kacang tanah kurang dominan demikian pula dengan Rehabilitasi menggunakan pupuk organik. Sedangkan Ekstensifikasi tidak dilaksanakan."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darno
Semarang: Balai Penelitian Aliran Kerohanian/Keagamaan Departemen Agama RI, 1995
297.64 DAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Zulfan
"ABSTRAK
Tanaman kopl membutuhkan .persyaratan tertentu di dalam pertijimbuhannya.
Juimlah maupun mutu basil dari tanaman kopi
dipengaruhi oleb berbagai faktor, salab eatu di antaranya
adalab iklim.
Tanaman kopi Jenis robusta dapat tumbub baik pada curab bujan
2000-3000 mm per tabun, lama bulan kering 3-4 bulan, dan snbu
udara tahunan 21-24*^ atau pada ketinggian 400-800 meter dpi,
sedangkan pada Jenis arabika tumbub baik pada curab bujan
2000-3000 mm per tabun, lama bulan kering 2-3 bulan, dan subu
udara tabunan 17-21° atau pada ketinggian 800-1500 dpi.
Masalab yang dibabas adalab: 1. Berdasarkan syarat tumbubnya,
di mana wilayab kesesuaian iklim untuk tanaman kopi di
propinsi Jawa Timur ? 2. Bagaimana tingkat produktifitas,
tanaman kopi pada wilayab kesesuaian iklim ?
Metode penelitian berupa korelasi peta dan korelasi statistik.
Tujuan penelitian ini adalab untuk mengetabui tingkat
produktifitas tanaman kopi pada wilayab kesesuaian iklim
tanaman kopi di propinsi Jawa Timur.
Ringkasan yang diperoleb dari basil penelitian adalab :
Wilayab sesuai berdasarkan iklim untuk tanaman kopi robusta
menyebar pada kabupaten-kabupaten Bodonegoro, Lamongan,
Ngawi, Paditan, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganduk, Kediri,
Tulung Agung, Malang, Bondowoso, Pasuruan, Mojokerto,
Jember, Jombang, Situbondo, Probolinggo, Blitar, Lumajang,
dan Banyuwangi. Wilayab tidak sesuai meliputi kabupatenkabupaten
Tuban, Gresik, Sldoarjo, Lamongan, Magetan, Madiun,
Nganduk, Kediri, Tulung Agung, Probolinggo, Lumajang, Situ
bondo, Banyuwangi, Modokerto, Ponorogo, Jember, Bodonegoro,
Ngawi, Pacitan, Pasuruan, Malang, dan Bondowoso.
Wilayab sesuai berdasarkan iklim untuk tanaman kopi arabika
menyebar pada kabupaten-kabupaten Ngawi, Magetan, Pacitan,
Bodonegoro, Malang, Lamongan, Nganduk, Ponorogo, Trenggalek,
Tulung Agung, Kediri, Blitar, Jombang, Modokerto, Pasuruan,
Probolinggo, Lumadang, Jember, Sitxibondo, Bondowoso, dan
Banyuwangi. Wilayab tidak sesuai meliputi kabupaten-kabupaten
Tuban, Gresik, Sidoardo, Madiun, Lamongan, Nganduk, Magetan,
Kediri, Tulung Agung, Probolinggo, Lumadang, Situbondo,
Banyuwangi, Modokerto, Bodonegoro, Ponorogo, Jember, Ngawi,
Pacitan, Pasuruan, Malang, dan Bondowoso.
Wilayab curab hudan sesuai untuk tanaman kopi robusta tingkat
produktifitas rata-rata sedang, wilayab curab budan tidak
sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendab. Pada wilayab
lama bulan kering sesuai tingkat produktifitas rata-rata
rendab, wilayab lama bulan kering tidak sesuai tingkat pro
duktifitas rata-rata sedang. Wilayab ketinggian sesuai ting
kat produktifitas rata-rata sedang bingga rendab, wilayab
ketinggian tidak sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah.
Wllayah iklim yang sesuai -unt-uk tanaman kopl robusta tingkat
produktlfitas rata-rata sedang, pada wllayah iklim yang tidak
sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah.
Wllayah curah hujan sesuai untuk tanaman kopi arabika tingkat
produktifitas rata-rata sedang, pada wllayah curah hudan
tidak sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah. Pada
wllayah lama bulan kering sesuai tingkat produktifitas ratarata
tinggi, pada wllayah lama bulan kering tidak sesuai,
tingkat produktifitas rata-rata rendah. Wllayah ketinggian
sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah, pada wllayah
ketinggian tidak sesuai tingkat produktifitas rata-rata
rendah.
Wllayah iklim yang sesuai bagi tanaman kopi arabika tingkat
produktifitas rata-rata sedang, wllayah iklim yang tidak
sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah."
1995
S33551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Government program of National Rice Food Barn in Merauke Regency should be counterbalanced by upland food crops development.The potential land for upland food crops development in Merauke is extent
."
JUPEPEP
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djuli Gustomo
"Apel adalah jenis tanaman yang biasa tumbuh pada wilayah lintang tinggi, tetapi kenyataannya tanaman tersebut dijumpai pula pada wilayah lintang rendah (tropis). Kondisi iklim yang sesuai bagi tempat tumbuh tanaman apel di wilayah tropis dimungkinkan oleh adanya pengurangan suhu sebesar 0,6 derajat Celsius untuk setiap kenaikan tempat 100 meter (Sandy,· 1986). Dengan demikian tanaman apel yang tumbuh baik di wilayah lintang tinggi kiranya dapat dijumpai pula di wilayah tropis, asalkan ketinggian dan suhunya memungkinkan. Di Indonesia, ada beberapa tempat yang terdapat tanaman apel. Namun terdapat perbedaan satu dengan yang lain, jika dilihat pada aspek potensi dan produksinya.
Tujuan penelitian ini _adalah ingin mengetahui kaitan iklim dan tanaman apel di kabupaten Malang, khususnya mengenai kesesuaian wilayah tanaman apel dengan kalsifikasi iklim. Landasan klasifikasi iklim Koppen-Trewartha (1980) dipakai untuk mengidentifikasi kaitan keduanya. Sedangkan pemakaian klasifikasi Mohr didasarkan atas pertimbangan bahwa tanaman apel membutuhkan periode kering yang cukup.
Masalah yang dibahas adalah :
1. Pada wilayah yang bagaimana tanaman apel dapat tumbuh dengan baik didasarkan pada kondisi iklim yang ada ?
2. Bagaimana kesesuaian antara iklim (klasifikasi iklim) Koppen-Trewartha dan Mohr jika dikaitkan dengan wilayah tanaman apel di kabupaten Malang ?"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indra Stevanus
"Penelusuran wilayah pengembangan tanaman cokelat merupakan salah satu upaya untuk meningkatakan kualitas dan kuantitas produk cokelat, selain itu juga untuk mengurangi resiko kerugian finansial yang dialami petani. Wilayah
pengembangan tanaman cokelat perlu memperhatikan aspek fisik dalam hubungannya dengan persyaratan tumbuh dan juga memperhatikan aspek sosial
sebagai faktor pendukung keberhasilan pengembangan tanaman cokelat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah potensial pengembangan budidaya tanaman cokelat di Kabupaten Lampung Timur, diperoleh melalui
korelasi keruangan antara wilayah kesesuaian, jaringan jalan, permukiman, dan penggunaan tanah. Sedangkan wilayah kesesuaian diperoleh dari hasil korelasi keruangan antara variabel-variabel yang mempengaruhi syarat tumbuh tanaman
cokelat yaitu ketinggian, lereng, tanah, dan iklim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan spasial, dengan cara menganalisa semua variabel untuk kemudian dikorelasikan dengan menggunakan teknologi SIG.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Lampung Timur didominasi oleh wilayah potensial rendah, lalu diikuti oleh wilayah potensial sedang, dan wilayah potensial tinggi."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S34070
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Deptan xv, 2008
616.39 WIL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tamtomo Prihanto
"Sektor pertanian khususnya tanaman pangan mempunyai peranan yang sangat panting bagi kehidupan bangsa Indonesia. Peranan tersebut antara lain sebagai penyedia kebutuhan pangan nasional, penyumbang PDS yang dominan dalam perekonomian Indonesia, penyediaan lapangan kerja terhadap hampir 50 persen penduduk Indonesia, penyedia bahan Baku industri, sumber pendapatan ekspor (devisa) serta pendorong & penarik bagi tumbuhnya sektor-sektor ekonomi lainnya. Walaupun demikian perhatian pemerintah pada sektor pertanian masih dirasa kurang, sektor pertanian termajinalkan dan masih menempatkan sebagian besar kemiskinan di Indonesia, dengan demikian pembangunan sektor pertanian khususnya tanaman pangan, perlu diperhatikan dan mendapat prioritas guna mengentaskan kemiskinan, mewujudkan ketahanan pangan dan ekonomi dalam rangka menunjang ketahanan daerah.
Tesis ini berjudul "Strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Dalam Rangka Menunjang Ketahanan Daerah (Studi Kasus di Kabupaten Klaten)". Penelitian Tesis ini dilakukan di daerah kabupaten Klaten, provinsi Jawa Tengah, bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dal= pembangunan pertanian guna menentukan strategi yang tepat dalam pembangunan pertanian tanaman pangan serta mengetahui kontribusinya dalam mewujudkan Ketahanan Daerah. Peneiitian menggunakan metode diskriptif analitis kualitatif, dengan analisis data menggunakan metode SWOT. Untuk menentukan variabel ekstemal dan internal yang mempengaruhi pembangunan pertanian dilakukan dengan cara Consensus Decission Making Group (CDMG)
Analisis SWOT menunjukkan bahwa terdapat peluang untuk mengembangkan pertanian tanaman pangan di kabupaten Klaten, namun disisi lain terdapat kelemahan yang dimilikinya, sehingga strategi yang tepat dalam pembangunan pertanian tanaman pangan di kabupaten Klaten adalah strategi Weakness Opportunities (WO) atau strategi konsolidasi dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengaiasi kelemahan, sehingga perlu merumuskan strategi baru dengan memperhatikan peluang dan ancaman serta mempertimbangkan berbagai kondisi nyata di daerah. Dalam implementasinya, grand strategy tersebut dijabarkan dalam strategi operasional dan program-program pembangunan pertanian.
Dengan strategi barn yang tepat diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani, sehingga mampu mendongkrak produksi tanaman pangan dan perekonomian daerah Kemampuan produksi pangan yang tinggi akan mewujudkan ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi, sehingga dengan ketahanan pangan dan perekonomian yang kuat akan menunjang terwujudnya Ketahanan Daerah yang secara berjenjang akan menunjang teiwujudnya Ketahanan Nasional.

Agricultural sector, primarily food plants, constitutes one of the most vital factors of Indonesia's welfare in its roles as the nation's primary food resources, significant contributor to the country's GDP, the provider of job opportunity to nearly 50% of the country's citizens, vital resources for industrial raw materials, as well as foreign currency generating-commodity through its exportable crops, and one of the most vital driving sectors which dynamite the nation's economy. However, despite its obvious importance, the national government apparently still has very little concern over the sector, which in turn, instigate diminuting effects which eventually marginalize the nation's agricultural sector along with its entire poverty-ridden work force altogether. Therefore, the development of the agricultural sector -mainly food plants- is still a great task to be prioritized, in order to eradicate poverty, and achieving a nation-wide food and economic resilience, to reach the goal of upholding the Regional Resilience.
To address the issue, this thesis is purposely titled as "Food Plants Agricultural Development Strategy to Achieve Regional Economic and Food Resilience (Study Case in Klaten Regency)". The research of this thesis was conducted in the Regency of Klaten, Central Java Province, under two primary aims both to formulate the most ideal strategy in developing food plants agricultural sector, as well as to determine the degree of its contribution to the Regional Resilience. This thesis is being arranged in the qualitative, descriptive-analytic method, with SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) analytic tools, and CDMG (Consensus Decision Making Group) method as the determining tool to detect both the internal and external factors which affect the agricultural development in the particular area.
The SWOT analysis indicated that in spite of the opportunity in agricultural sector development in the Klaten Regency, there were also weaknesses found, which suggest that the most ideal strategy for agricultural development in the area would be the Weakness-Opportunities (WO) strategy, which also be known as the Consolidation Strategy, which. stresses in exploiting any existing opportunities to overcome the weaknesses. Therefore, it is imperative to formulate a strategy which duly notes any existing opportunities and threats, as well as incorporates all local realities, with the intention that it may generate a realistic implementation which can be applied both in the operational strategy as well as in the technical level.
It is expected that the new strategy would enhance the productivity and prosperity of the local peasants, which in turn would boost the productivity of food plants agriculture and local economy in the particular area. In turn, it is definite that such Iocal resilience in both food plants agriculture and in macro-economic levels would contribute positively not only to the local Regional Resilience, but also to the National Resilience itself.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>