Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133562 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika Suryaputra
"Obesitas pada remaja merupakan akumulasi lemak pada tubuh yang terjadi secara bertahap. Obesitas terjadi karena interaksi yang sangat kompleks antara parental fatness, pola makan, dan gaya hidup. Prevalensi obesitas pada remaja di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pola makan dan aktivitas fisik antara remaja obesitas dan non obesitas.
Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 40 orang dengan usia 15-17 tahun di SMAK Santa Agnes Surabaya secara simple random sampling, yang terdiri atas 20 orang obesitas dan 20 orang non obesitas. Data dianalisis dengan uji Mann Whitney untuk tingkat pengetahuan gizi remaja, pengeluaran jajan remaja, frekuensi makan, pola konsumsi makanan cepat saji, pola konsumsi kudapan, tingkat konsumsi energi, karbohidrat, protein, dan lemak, tingkat aktivitas fisik, serta parental fatness.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan gizi remaja, pengeluaran jajan remaja, frekuensi makan, pola konsumsi makanan cepat saji, pola konsumsi kudapan atau makanan ringan, serta tingkat konsumsi energi, karbohidrat, protein, dan lemak, antara kelompok obesitas dan kelompok non obesitas. Demikian juga untuk tingkat aktivitas fisik dan parental fatness, terdapat perbedaan antara remaja pada kelompok obesitas dengan non obesitas. Adanya perbedaan parental fatness, pola makan dan aktivitas remaja antara kelompok obesitas dengan non obesitas. Oleh karena itu, disarankan pemberian informasi dan pendidikan tentang pola makan yang sehat dan aktivitas fisik yang cukup untuk mencegah terjadinya obesitas.

Obesity in teenage is a syndrome that happened because of fat accumulation in the body. Obesity occured because of complex interaction between parental fatness, food pattern, and physical activity. In Indonesia, prevalence of teenage obesity is gradually increasing. The aim of this research was to analyze about the difference of food pattern and physical activity between obesity and non obesity teenage group.
This study was an analytical observational research with cross sectional design. The samples were 40 teenage from Santa Agnes senior high school Surabaya (age 15-17) that was taken by simple random sampling, that divers to 20 obese and 20 non obese teenage group. The data were analysed by Mann Whitney test for nutrition knowledge, pocket money, food pattern, fast food's consumption, snack?s consumption pattern, consumption level of energy, carbohydrat, protein, and fat, physical activity and parental fatness.
The result of the statistic test showed that variables significant difference are nutrition knowledge, pocket money, food pattern, fast food?s consumption, snack?s consumption pattern, energy consumption level, carbohydrate consumption level, protein consumption level, fat consumption level, physical activity and parental fatness between obese and non obese teenage group. The conlusion is that significant differences are food pattern and physical activity between obese and non obese teenage group. Recommendation is necessary to provide information and education to teenage about healthy food and adequate physical activity to prevent obesity.
"
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bulaksumur, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2016
641.563 5 POL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fitri Primacakti
"Latar Belakang: Obesitas saat ini sudah menjadi masalah epidemik global. Angka kejadian obesitas yang meningkat dikaitkan dengan meningkatnya sedentary behaviour dan rendahnya aktivitas fisis. Penelitian mengenai perbedaan aktivitas fisis pada remaja obes dan non-obes memiliki hasil yang bervariasi. Penelitian mengenai hal ini sangat jarang di Indonesia. Tujuan: Mengetahui pola aktivitas fisis remaja usia 10-15 tahun dan mengetahui perbedaan rerata keluaran energi, intensitas aktivitas fisis, dan durasi aktivitas fisis intensitas sedang-berat, serta screen time remaja obes dan non-obes serta mengetahui kesesuaian aktivitas fisis remaja dengan rekomendasi. Metode: Penelitian potong lintang dilakukan terhadap siswa/i kelas VII dan VIII SMPN 216 Jakarta Pusat usia 10-15 tahun. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama untuk melihat pola aktivitas fisis remaja usia 10-15 tahun sedangkan tahap kedua untuk melihat perbedaan rerata keluaran energi, intensitas aktivitas fisis, durasi aktivitas fisis intensitas sedang-berat, dan screen time remaja obes dan non-obes. Aktivitas fisis dinilai menggunakan buku harian Bouchard yang diisi selama 2 hari sekolah dan 1 hari libur. Hasil: Pekerjaan sekolah, menonton TV, jalan, renang, dan sepak bola merupakan aktivitas fisis yang sering dilakukan oleh remaja. Tidak terdapat perbedaan keluaran energi antara remaja obes dan non-obes (median 4752,9 (2950-8065,8) vs 4435,4 (2753,4-8134,7) kkal/hari, p 0,160). Intensitas aktivitas fisis remaja obes lebih rendah dibandingkan non-obes (median 1,5 (0,8-1,8) vs 2 (1,6-2,8) MET, p <0,001). Durasi aktivitas fisis intensitas sedang-berat remaja obes lebih pendek dibandingkan remaja non-obes ( 19.3 ± 6.9 vs 26.4 ± 3.4 menit, p 0,000). Screen time remaja obes lebih lama dibandingkan remaja non-obes (median 2,8 (1-6,6) vs 1,8 (0,3-6,1) jam, p 0,000). Tidak ada remaja yang memenuhi rekomendasi berdasarkan kriteria intensitas dan durasi aktivitas fisis, 15,5% remaja obes dan 79,8% remaja non-obes memenuhi rekomendasi berdasarkan screen time (p,0,001) . Simpulan: Aktivitas fisis bervariasi pada remaja usia 10-15 tahun. Tidak terdapat perbedaan keluaran energi antara remaja obes dan non-obes. Terdapat perbedaan intensitas aktivitas fisis, durasi aktivitas fisis intensitas sedang-berat, dan screen time antara remaja obes dan non-obes. Aktivitas fisis sebagian besar remaja tidak sesuai rekomendasi.
Background: Obesity is now a global epidemic problem. Increased prevalence of obesity is associated with increased sedentary behaviour and low physical activity. Research on differences in physical activity pattern in obese and nonobese adolescents have varying results. Research on this is very rare in Indonesia. Purpose: Knowing the physical activity patterns of adolescents aged 10-15 years old and know the difference between the mean energy output, physical activity intensity and duration of physical activity of moderate-vigorous intensity, and screen time obese and non-obese adolescents and determine the suitability of adolescents physical activity with recommendation. Method: Cross sectional study conducted on 6th and 7th grade students aged 10- 15 years old in 216 Junior High Schools. The study consisted of 2 phases. The first stage to see the physical activity patterns of adolescents aged 10-15 years, while the second stage to see the difference in mean energy output, intensity of physical activity, duration of physical activity of moderate-vigorous intensity, and screen time obese and non-obese adolescents. Physical activity was assessed using Bouchard diary for 2 days school and 1 day off. Results: School working, watching TV, walking, swimming, and football is a physical activity that is often done by adolescents. There was no difference in energy output between obese and non-obese adolescents (median 4752.9 (2950 to 8065.8) vs. 4435.4 (2753.4 to 8134.7) kcal / day, p 0.160). The intensity of physical activity of obese adolescents is lower than non-obese adolescents (median 1.5 (0.8 to 1.8) vs 2 (1.6 to 2.8) METs, p <0.001). Duration of physical activity of moderate-vigorous intensity obese adolescents shorter than non-obese adolescents (19.3 ± 6.9 vs 26.4 ± 3.4 minutes, p 0.000). Screen time obese adolescents longer than non-obese adolescents (median 2.8 (1 to 6.6) vs 1.8 (0.3 to 6.1) hours, p 0.000). There were no adolescents who meet recommendation based on the intensity and duration of physical activity criteria, 15.5% obese adolescent and 79.8% non-obese adolescents meet recommendations based on screen time (p, 0.001). Conclusion: Physical activity varies among adolescents age 10-15 years old. There are no difference in mean energy output but there are differences in intensity of physical activity, duration of physical activity of moderate-vigorous intensity, and screen time between obese and non-obese adolecents. Most of adolescents physical activity are not appropriate with recommendation."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The prevalance of obesity is increasing globally, both in developed and developing countries including Indonesia. Obesity accurs due to imbalance between energy intake and energy release for a long time as indicated by body mass index (BMI)...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia
"Pendahuluan: WHO menyatakan pada tahun 2013 terdapat lebih dari 42 juta anak-anak mengalami obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pola makan dengan obesitas pada anak usia sekolah dasar.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang yang dilakukan pada Juli-September 2015 di SDN 01 Menteng Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan antropometri dan kuesioner food recall 48 jam. Data yang diperoleh kemudian di analisis dengan menggunakan uji Chi-Square.
Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pola makan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan obesitas dengan nilai p>0.05.
Diskusi: Hasil ini berbedadengan beberapa penelitian terdahulu yang mungkin disebabkan oleh pro.

Introduction: WHO states that in 2013 there were more than 42 million children are obese. This study aims to determine whether there is a relationship between diet and obesity in primary school age.
Method: This study uses a crosssectional study design conducted in July-September 2015 at SDN 01 Menteng Jakarta. Data taken from anthropometry and 48-hour food recall questionnaire. The data analyzed using Chi-Square test.
Result: Statistical analysis showed that the diet has no significant association with obesity with p> 0.05.
Discussion: This result is in contrast to some previous studies that might be caused by inappropriate proportion of subjects, information bias, and low questionnaires return rate.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirun Nisa Umam
"Obesitas bukan lagi menjadi masalah kesehatan di Negara maju, namun juga di Negara berkembang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan obesitas dan hubungan karakteristik dengan upaya pencegahan obesitas remaja di SMAN 97 Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi melibatkan 97 sampel remaja usia 15-17 tahun direkrut menggunakan simple random sampling dengan memilih tiga kelas dari sembilan kelas X dan kelas XI dan quota sampling untuk pemilihan sampelnya. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data diolah dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan obesita (p = 0,222; α = 0,05). Namun, terdapat hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan upaya pencegahan obesitas. Disarankan agar tak hanya dilakukan pendidikan kesehatan tentang obesitas saja, tetapi juga dengan berbagai pendekatan pada remaja yang dapat mengubah sikap dan perilaku mencegah obesitas.

Obesity was no longer a prevalent health problem in developed countries, but also for developing countries. The study was conducted to determine relationship between knowledge and prevention efforts in adolescence at 97 Senior High School. The research design descriptive correlation involving 97 samples of adolescents aged 15-17 years. Simple random sampling & quota sampling were used to select classes and student. Data was collected using questionnaire and analyzed with chi square.
The results showed there was no relationship between knowledge with prevention efforts in adolescence (p = 0,222; α = 0,05). However, there was a significant relationship between gender and prevention efforts. It is recommended obesity prevention should include a variety of approaches to change attitudes and behaviors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egi Priyenti Andreani
"ABSTRAK
Era globalisasi memiliki dampak positif dan negatif terhadap status kesehatan masyarakat. Seiring bertambahnya populasi masyarakat yang tinggal di perkotaan, meningkat pula masalah kesehatan yang timbul, salah satunya yaitu obesitas pada anak usia sekolah. Obesitas pada anak usia sekolah harus segera ditangani melalui asuhan keperawatan keluarga. Tujuan dilakukannya intervensi keperawatan mengacu pada lima tugas kesehatan keluarga. Intervensi unggulan yang dilakukan berupa pengaturan pola makan berdasarkan pedoman gizi seimbang. Asuhan keperawatan keluarga dilakukan berdasarkan lima tahapan proses keperawatan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa secara kognitif dan psikomotor keluarga tentang pengaturan pola makan mengalami peningkatan dan terjadi penurunan berat badan pada anak. Diharapkan perawat dapat melakukan pembinaan keluarga dengan anak usia sekolah yang memiliki masalah gizi melalui asuhan keperawatan keluarga secara rutin dan berkelanjutan.

ABSTRACT
Globalization era has positive and negative effects to public health. Increasing urban population, increased health problems too. One of the health problems is obesity in school aged children. Obesity in school aged children should be treated immediately through family nursing care. The aim of the intervention refers to five family heatlh tasks. The major nursing intervention that implemented is dietary adjustments based on balance nutrition guidelines. Family nursing care implemented based on nursing process. Evaluation shows the increasing family rsquo s cognitive and psychomotor about dietary adjustments and weight loss occurs in children. Hopefully, nurses can conduct the family with school aged children who have nutritional problems through family nursing care regularly and sustainably."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dhani Isti Adityanti
"Metode: Data - data didapatkan menggunakan kuesioner frekuensi makan yang dilakukan pada bulan Mei 2012 hingga Juni 2012 di kampus salemba, fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Sampel dari studi ini menggunakan data dari mahasiswa kelas internasional tingkat pre klinik, dan sebelumnya didapatkan persetujuan dari masing-masing mahasiwa. Pengukuran yang dilakukan dalam mengukur status gizi adalah Body Mass Index untuk Asia. Data yang didapat di analisa menggunakan program SPSS 11,5 untuk program Windows. Tes Chi-square digunakan untuk menganalisa data. Tes lain yang juga digunakan adalah Spearman dan Sommers'D.
Hasil: Dengan total 100 mahasiswa, diantaranya adalah 57 siswa laki-laki (57%), dan 43 siswa perempuan (43%). Dari total populasi hanya 4% dari mereka yang tergolong obesitas, hampir 40% dari mereka tergolong dalam batas normal, dan dengan jumlah yang lebih besar yaitu hampir 50% dari populasi memiliki status gizi kurang dari normal. 8 jenis sumber nutrisi (karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, susu, sayuran, buah dan lain-lain) dikategorikan dalam 3 frekuensi yaitu kurang, cukup, dan berlebih. Kategori Sayuran, lain-lain, susu, dan protein nabati memiliki hubungan dengan status gizi (Body Mass Index), dengan p-value diurutkan 0,004; 0,001; 0,001; dan 0,000. Dimana karbohidrat, protein hewani, lemak, dan buah-buahan tidak memiliki hub ungan dengan status gizi (body mass index)
Kesimpulan: pola asupan makanan berhubungan dengan status gizi di dalam mahasiswa pre klinik kedokteran. Body Mass Index cenderung meninggi pada mahasiwa yang lebih sering makan. Dimana tidak ada hubungan antara tingkat kuliah mahasiswa dengan obesitas di dalam mahasiwa kedokteran.

Methods: The data was collected using a food frequency questionnaire that was carried out between May 2012 to June 2012 at Salemba Campus, Faculty of Medicine University of Indonesia. The sample from this study is using the preclinical year’s International Class students of the Faculty of Medicine, and informed consent is filled beforehand. Measurement used in categorizing nutritional status is BMI (Body Mass Index) for Asia. The data was analyzed using computer with SPSS 11,5 for Windows software. Chi-square test was used to analyses the data. Other tests that also used are Spearman and Sommers’D.
Result: In total of 100 students, 57 males (57%) and 43 females (43%). In total population only 4% of them are having obesity, nearly 40% in normal weight range, whereas the bigger percentage by almost 50% have their weight lower than the normal range. 8 kind of source of nutrients (carbohydrate, animal peotein, vegetable protein, fat, milk, vegetable, fruits, and miscelenous) categorized into frequencies (less, good, excess). Vegetable, miscellaneous, milk, and vegetable protein have relation to body mass index, with p-value 0,004, 0,001, 0,001 and 0.000 respectively. Whereas carbohydrates, animal protein, fat and fruits do not have relation to body mass index.
Conclusion: Dietary Pattern is related to nutritional status among medical students. BMI has tendencies to increase as the frquency of the meal taken increse. Whereas there is no relation between the grade among medical students and the obesity among the medical studnets.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudikno
"Latar belakang: Peningkatan status sosial ekonomi masyarakat dan perubahan gaya hidup, termasuk dalam perubahan pola makan serta kurangnya aktivitas fisik meningkatkan prevalensi kegemukan dan obesitas.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan obesitas pada orang dewasa di Indonesia.
Metode: Penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dengan disain cross-sectional. Populasi penelitian adalah semua anggota rumah tangga yang berumur ≥ 18 tahun. Sedangkan sampel adalah semua anggota rumah tangga yang berumur ≥ 18 tahun dengan kriteria inklusi tidak cacat fisik dan mental, tidak dalam keadaan hamil, dan mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) minimal 18,5 kg/m2. Responden dikatakan obesitas jika IMT lebih dari 27 kg/m2. Aktivitas fisik diukur dengan menanyakan jenis aktivitas fisik (berat dan sedang) dan durasinya per minggu. Regresi logistik digunakan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan obesitas.
Hasil dan simpulan: Prevalensi obesitas (IMT>27 kg/m2) pada orang dewasa ditemukan sebesar 12,47 persen (CI 95%: 12,28 ? 12,66). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada orang dewasa setelah dikontrol oleh variabel penganggu (wilayah, umur, jenis kelamin, status kawin, pendidikan, pekerjaan, kebiasaan merokok). Aktivitas fisik yang kurang memiliki risiko lebih besar untuk obesitas dibandingkan aktivitas fisik yang cukup.
Rekomendasi: Untuk mengurangi kejadian obesitas disarankan agar melakukan aktivitas fisik yang cukup seperti: jalan kaki, joging, lari pagi, dan bersepeda. Selanjutnya Departemen Kesehatan perlu mengembangkan pedoman baku terkait dengan kecukupan aktivitas fisik.

Background: The enhancement of social economy status and the life style changes, including changes in eating habits and reduction of physical activities increased overweight and obesity prevalence.
Objective: The research objective is to know the relationship of physical activity and adult obesity in Indonesia.
Method: This research used Basic Health Research (Riset Kesehatan Dasar) 2007 data with cross-sectional design. The populations were all household members aged ≥ 18 years. The samples were all household members aged ≥ 18, physically and mentally healthy, non-pregnant, and their BMI at least 18.5 kg/m2. The respondent was obese if his BMI was at least 18.5 kg/m2. Physical activity was assessed with questions about its type (vigorous and moderate) and its duration per week. Logistic regression was used to study the relationship of physical activity and adult obesity.
Result and Conclusion: Obesity prevalence (BMI>27kg/m2) in adult was 12.47% (CI 95%: 12.28 ? 12.66). The result showed that there was a relationship between physical activity and adult obesity, controlled by confounder variable (area, age, sex, marital status, education, occupation, and smoking habits). People who had insufficient physical activity had more risk to become obese than those who had sufficient physical activity.
Recommendation: To reduce the risk of becoming obese, it is advisable to have sufficient physical activity such as, walking, jogging, running, and biking. It is also necessary for Health Department to develop guidance of sufficient physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31362
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>