Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201301 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syahyuti
"Pemberdayaan petani selama ini terbatas hanya menggunakan organisasi formal sebagai satu satunya strategi namun dianggap telah menggunakan pendekatan kelembagaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi dan menerapkan beberapa metode pengumpulan data secara sekaligus baik wawancara observasi visual maupun studi dokumen dan artefak yang dilakukan di Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor.
Penelitian menggunakan konsep dan teori dari pemahaman Kelembagaan Baru New Institutionalism dimana dilakukan pengkonsepan baru berkenaan dengan konsep ldquo lembaga rdquo dan ldquo organisasi rdquo. Dari pengumpulan informasi di lapang secara umum petani lebih mengandalkan relasi relasi individual dalam pengorganisasian dirinya dengan lebih mengandalkan pada basis komunitas dan mekanisme pasar.
Berdasarkan analisis kelembagaan petani menjalankan usaha pertaniannya melalui pedoman norma dan regulasi dengan melakukan pemaknaan aktif terhadapnya. Petani menjalin relasi relasi sosial dengan berbagai pihak dengan berpedoman kepada panduan normatif komunitas norma ekonomi dalam pasar dan relasi dengan petugas pemerintah. Organisasi formal hanyalah salah satu sumber daya bagi petani yang bersama sama unsur unsur dalam lembaga dijadikan sebagai peluang pedoman serta batasan untuk berperilaku sehari hari dalam menjalankan usaha pertaniannya.

Formal organization is the main strategy for farmer empowerment but is considered as institutional approach. This is the ethnographic research and apply multiple methods of data collection in the Subdistrict Ciawi District of Bogor.
The research uses the concepts and theories of New Institutionalism where made the new concept of institution and organization. From the collection of information in the field farmers generally rely more on individual relationships itself with a greater reliance on community basis and the market mechanism.
Based on the institutional analysis farmer use regulatory and norms as guidelines and meaning active to their agribussiness activities Individual relationships is the main social relation with other farmers where the norms as guedilines in community market and with government officials Formal organization is just a resource for farmers who together elements within the institution as opportunities guidelines and restrictions for the day to day behavior in agribussiness.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Febrian
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
S25021
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Hendra
"Penelitian ini berjudul "Realitas Petani dan Organisasi di Media Massa : Hegemoni Negara Dalam Wacana Media". Tema ini diangkat berdasarkan pertimbangan (1) adanya empati penulis terhadap pehindasan petani, (2) Keinginan untuk merefleksikan aktivitas organisasi petani dan NGO dengan media selama ini dan (3) secara akademis, ingin mempraktikkan pendekatan hegemoni Gramsci terhadap realitas petani dan organisasi petani serta relasi negara-pers-petani. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis nuansa ideologis pemberitaan media massa tentang realitas gerakan dan organisasi petani; sengketa tanah, (2) Merefleksikan hubungan terutama SPSU dan FSPI dengan media massa selama ini.
Tiga realitas aktivitas organisasi petani yang diliput media akan menjadi subjek penelitian. Ketiga organisasi itu adalah Serikat Petani Sumatera Utara (SPSU), Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) dan Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia (BPRPI). Analisis isi (framing analysis) digunakan dalam mengeksplorasi, melihat representasi ideologi pada tema-tema untuk rasa petani, pendirian dan kongres petani serta sengketa tanah.
Penelitian ini menggunakan teori hegemoni. Hegemoni, menurut Gramsci, dilakukan melalui penyebaran nilai-nilai, gagasan-gagasan, asumsi-asumsi kepada seluruh formasi sosial budaya yang aria. Tujuannya, agar tatanan dan formasi social budaya, politik yang dibentuk tersebut diterima, dianggap sah secara sukarela dan tanpa sadar melewati batas-batas kelas, gender serta faktor sosial lainnya.
Dari ketiga tema di atas, nilai-nilai umum, dianggap wajar yang dibentuk pers Indonesia tentang realitas petani dan organisasi petani adalah petani dan organisasi petani identik dengan kekerasan (konflik, melakukan tindak pemaksaan), bodoh, terbelakang, kurang berpendidikan; aksi organisasi petani mengganggu keamanan, ketertiban dan kenyamanan umum, ditunggangi, disusupi, komunis dan organisasi liar.
Pers sebagai wadah dalam perang posisi tidak.bersifat netral. Adakalanya pers beraliansi dengan negara dan kapital, namun dalam kasus dan wilayah tertentu pemberitaan pers memungkinkan untuk konsonan dengan kepentingan organisasi petani.
Sama dengan kalangan lainnya, pers Indonesia sejak 32 tahun lalu telah melekat kuat cirri "pembangunanisme" dalam dirinya. dengan memahami kondisi ini, pers Indonesia juga tidal( bisa dinilai hitam putih (sebagai perpanjangan tangan negara dan kelas kapitalis)."
2000
T2325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Prabawati Utami
"Sertifikasi merupakan wujud kepatuhan pelaku usaha dalam menerapkan Best Management Practice (BMP) dalam usaha perkebunan kelapa sawit. Keikutsertaan dalam sertifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya sosial ekonomi, demografi, lingkungan, politik, dan lainnya. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh jenis petani (swadaya dan plasma) serta ekspektasi harga yang lebih tinggi dalam penerapan sertifikasi. Faktor lain yang diteliti diantaranya pendapatan, pendidikan, usia, penggunaan pestisida, pengalaman bertani, dan lokasi perkebunan. Melalui analisis regresi OLS, diketahui bahwa jenis petani, ekspektasi harga yang lebih tinggi, pendapatan, penggunaan pestisida, pengalaman bertani, dan lokasi perkebunan menjadi faktor yang mempengaruhi luas lahan perkebunan kelapa sawit yang tersertifikasi.

Certification is a compliance in implementing Best Management Practice (BMP) in oil palm plantation businesses. Participation in certification is influenced by several factors, including socio-economic, demographic, environmental, political and other factors. This study to see the effect of farmer types (independent and scheme farmers) and higher price expectations in implementing oil palm certification. Other determinants also studied included income, education, age, pesticide use, farming experience, and location. Through OLS regression analysis, it is known that the farmer types, higher price expectations, income, pesticide use, farming experience, and location are factors that influence the area of certified oil palm plantations.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52567
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Pratomo Sunarwibowo
"Indonesia merupakan negara agraris dengan sekitar 30 persen angkatan kerja berada di sektor pertanian, dan kebanyakan penduduknya tinggal di daerah pedesaan. Pembangunan sektor pertanian menjadi salah satu prioritas pemerintah menuju ketahanan pangan dan ekonomi. Koperasi menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan pembangunan sektor pertanian. Bung Hatta sebagai bapak koperasi Indonesia menyatakan bahwa koperasi dapat meningkatkan standar ekonomi Indonesia sekaligus memberikan pendidikan sosial dan moral bagi para anggotanya. Penelitian ini menemukan bahwa dengan menjadi anggota koperasi, petani memiliki efisiensi produksi lebih tinggi yang meningkatkan keuntungan yang diperoleh. Dampaknya adalah dengan menjadi anggota koperasi, petani menjadi lebih meningkat kesejahteraannya. Namun, walaupun koperasi terbukti memberikan keuntungan bagi para anggotanya tetapi koperasi belum mampu berkembang pesat. Koperasi belum mampu menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia. Kecukupan modal menjadi salah satu tantangannya. Penelitian ini menemukan bahwa kecukupan modal, khususnya modal eksternal, dapat meningkatkan laba koperasi. Temuan ini dapat digunakan oleh pemerintah untuk memperbaiki struktur permodalan koperasi. Seiring berkembangnya dunia usaha, koperasi membutuhkan perundangan yang dapat beradaptasi dengan perkembangan dunia sehingga koperasi dapat bersaing dan meningkatkan performanya. Koperasi harus bergerak progresif tanpa harus membuat kehilangan jati dirinya sebagai bentuk usaha rakyat kecil yang menjunjung tinggi prinsip kerakyatan.

Indonesia is an agrarian country, with approximately 30 percent of its workforce engaged in the agricultural sector, and the majority of its population residing in rural areas. The development of the agricultural sector is one of the priorities of the government in achieving food and economic security. Cooperatives emerge as a strategy to enhance the development of the agricultural sector. Bung Hatta, regarded as the father of Indonesian cooperatives, asserts that cooperatives can elevate Indonesia's economic standards while also imparting social and moral education to its members. This study finds that by becoming members of cooperatives, farmers achieve higher production efficiency, leading to increased profits. Consequently, membership in cooperatives enhances the welfare of farmers. However, despite evidence of the benefits accruing to their members, cooperatives have yet to experience rapid growth. They have not become a significant pillar of the Indonesian economy. Adequacy of capital presents one of the challenges. This research reveals that sufficient capital, particularly external capital, can enhance cooperative profits. These findings can be utilized by the government to improve the capital structure of cooperatives. As the business landscape evolves, cooperatives require legislation that can adapt to global developments, enabling them to compete and enhance their performance. Cooperatives must progress without compromising their identity as small-scale enterprises that uphold the principles of democracy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiah Maharani
"Kecamatan Ciwidey merupakan kawasan agropolitan peruntukan pertanian yang memiliki potensi tinggi untuk pengembangan jenis pertanian salah satunya adalah pertanian padi sawah. Padi sawah di Kecamatan Ciwidey mengalami eksistensi ditandai atas penurunan luasan lahan pertanian padi sawah. Menurunnya luasan lahan padi sawah akan berimbas pada rendahnya besaran pendapatan yang diterima petani padi sawah. Rendahnya pendapatan yang dimiliki petani padi sawah akan mendorong petani padi sawah untuk melakukan berbagai kegiatan strategi penghidupan. Dalam melakukan strategi penghidupan, rumah tangga petani padi sawah memiliki peran penting untuk mengambil keputusan paling mendasar. Kondisi demografi rumah tangga dan kondisi ekonomi rumah tangga menjadi karakteristik terbentuknya tipologi rumah tangga. Rumah tangga tangga petani padi sawah di Kecamatan Ciwidey terdiri dari rumah tangga petani miskin, rumah tangga petani sederhana, rumah tangga petani kaya dan rumah tangga petani sejahtera. Secara spasial rumah tangga petani miskin terkonsentrasi paling dominan pada aksesibilitas rendah yang ditunjukan pada jaringan jalan lokal bentuk medan terjal berbukit. Sedangkan pada aksesibilitas tinggi terkonsentrasi paling dominan pada rumah tangga petani sederhana dan rumah tangga petani kaya. Fenomena yang terjadi dalam penelitian ini ialah rumah tangga petani sejahtera hanya berada pada aksesibilitas rendah. Variasi spasial tipologi rumah tangga petani padi sawah menjadi dasar dari strategi penghidupan petani padi sawah. Petani padi sawah bukan hanya memiliki satu jenis strategi, melainkan bisa lebih dari satu jenis strategi penghidupan. Strategi penghidupan petani padi sawah yang paling dominan pada aksesibilitas tinggi ialah strategi intensifikasi, strategi diversifikasi pertanian, dan strategi diversifikasi non pertanian. Sedangkan pada aksesibilitas yang rendah, petani padi sawah paling dominan melakukan ekstensifikasi pertanian, ekstensifikasi campuran dan migrasi non pertanian
Ciwidey District is an agropolitan area allotment that has a high potential for the development of agriculture, one of which is paddy rice farming. Rice lowland in The Ciwidey Subdistrict decrease in the area of paddy rice farming. The decrease in the area of paddy rice will impact on the low amount of income received by rice paddy farmers. The low income of the paddy rice farmers will encourage the paddy farmers to carry out various livelihood strategy activities. In carrying out livelihood strategies, households of lowland rice farmer have an important role to make the most basic decisions. Demographic conditions of households and economic conditions of households are characteristic of the formation of household typologies. Lowland rice farmer households in Ciwidey District consist of poor farmer households, simple peasant households, rich peasant households, and prosperous peasant households. Spatially, poor farmers' households are concentrated most dominantly on low accessibility as indicated by the local road network in the form of hilly terrain. While the high accessibility is concentrated most dominantly in simple farm households and rich farm households. The phenomenon that occurs in this research is that prosperous farm households only have low accessibility. Spatial variation in the typology of households of paddy rice farmers is the basis of the livelihood strategies of paddy rice farmers. Paddy rice farmers not only have one type of strategy but can be more than one type of livelihood strategy. The most dominant rice farmers' livelihood strategies in high accessibility are intensification strategies, agricultural diversification strategies, and non-agricultural diversification strategies. Whereas in the low accessibility, the most dominant paddy rice farmers carried out agricultural extensification, mixed extensification, and non-agricultural migration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanief Maulana Fajarudin
"Berdasarkan prestasi dan potensi yang dimiliki Kopi Tanjungsari, petani kopi Desa Tanjungsari masih mengalami tantangan dan permasalahan terkait produktivitas, pemasaran dan permodalan. Tantangan dan permasalahan tersebut jika tidak diatasi akan mengancam kesejahteraan petani kopi. Maka diperlukan suatu upaya untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut sehingga dapat mengusahakan kesejahteraan petani kopi, upaya tersebut adalah pemberdayaan petani kopi. Pemberdayaan petani kopi dapat dilakukan oleh banyak pihak, termasuk dari petani kopi itu sendiri. Upaya pemberdayaan yang berasal dari petani kopi itu sendiri berbentuk sebagai kelembagaan petani kopi, yang merupakan lembaga yang berasal dari, oleh, dan untuk Petani. Penelitian ini membahas mengenai peran yang dilakukan kelembagaan petani kopi Desa Tanjungsari, yaitu Kelompok Tani Guna Tani Abadi, dalam melakukan upaya pemberdayaan kepada petani kopi Desa Tanjungsari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif yang menggunakan teknik Purposive Sampling sebagai teknik pemilihan informan. Pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, wawancara semi- terstruktur (wawancara mendalam), dan observasi. Hasil penelitian ini menjelaskan Kelompok Tani Guna Tani Abadi sebagai kelembagaan petani kopi Desa Tanjungsari telah melakukan beberapa peran dalam upaya pemberdayaan petani kopi Desa Tanjungsari, seperti Advocate, Broker, Enabler, dan Educator. Terdapat manfaat yang dirasakan oleh petani kopi Desa Tanjungsari dari peran tersebut, diantaranya adalah masalah yang dialami Petani Kopi dapat terkelola dengan baik, kebutuhan Petani Kopi dapat terpenuhi, dan kesempatan sosial dan mengembangkan diri petani kopi terfasilitasi, yang mengarah pada mengusahakan kesejahteraan petani kopi Desa Tanjungsari dan pada prosesnya tidak terlepas dari dukungan dan hambatan yang dialami Kelompok Tani.

Based on the achievements and potentials of Kopi Tanjungsari, coffee farmers in Tanjungsari Village are still experiencing challenges and problems related to productivity, marketing and capital. These challenges and problems if not addressed will threaten the welfare of coffee farmers. So an effort is needed to be able to overcome these problems so that they can seek the welfare of coffee farmers, this effort is the empowerment of coffee farmers. Empowerment of coffee farmers can be done by many parties, including the coffee farmers themselves. Empowerment efforts that come from coffee farmers themselves are in the form of coffee farmers institutions, which are institutions that come from, by, and for farmers. This research discusses the role of the coffee farmer institution in Tanjungsari Village, namely the Guna Tani Abadi Farmer Group, in empowering coffee farmers in Tanjungsari Village, Tanjungsari District, Bogor Regency, West Java. This research is a qualitative descriptive research that uses the purposive sampling technique as an informant selection technique. Data collection from this research was conducted by literature study, semi-structured interview (in-depth interview), and observation. The results of this study explain that the Guna Tani Abadi Farmer Group as an institution for coffee farmers in Tanjungsari Village has played several roles in efforts to empower coffee farmers in Tanjungsari Village, such as Advocate, Broker, Enabler, and Educator. There are benefits that are felt by coffee farmers in Tanjungsari Village from this role, including the problems experienced by coffee farmers can be managed properly, the needs of coffee farmers can be met, and social opportunities and self-development of coffee farmers are facilitated, which leads to the welfare of coffee farmers in Tanjungsari village. and in the process can not be separated from the support and obstacles experienced by the Farmers Group"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Produksi kedelai domestik terus menurun selama periode 1990−2009 sejalan dengan berkurangnya areal tanam secara tajam. Untuk mencukupi kebutuhan kedelai domestik, pemerintah melakukan impor. Penurunan areal
tanam kedelai disebabkan oleh rendahnya tingkat partisipasi petani dalam menanam kedelai karena usaha tani kedelai dinilai tidak mampu memberi keuntungan yang memadai. Pelaksanaan program kebijakan insentif merupakan salah satu upaya untuk memacu peningkatan produksi kedelai menuju swasembada. Namun, upaya peningkatan produksi kedelai tidak hanya berkaitan dengan aspek teknis, tetapi juga perlu didukung strategi untuk memotivasi dan memperkuat partisipasi petani dalam budi daya kedelai. Untuk meningkatkan partisipasi petani dalam menanam kedelai, diperlukan kebijakan pemerintah yang berpihak kepada petani, antara lain perbaikan tata niaga kedelai dan penetapan harga dasar yang menarik, yang didukung dengan penyediaan teknologi budi daya yang sesuai,
penyuluhan, dan pemberian insentif lainnya."
630 JPPP 29:4 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Fauziah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas sebuah cerpen Kisah Desa Pohon Murbei karya Zhu Xiaoping melalui pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Pengkajian intrinsik membahas mengenai tokoh dan penokohan, latar waktu dan latar tempat. Pengkajian ekstrinsik menghubungkan antara kehidupan petani Cina yang ada di dalam cerita dengan kondisi riil petani. Analisis tersebut bertujuan untuk memaparkan kegiatan yang dilakukan tokoh ldquo;aku rdquo; selama berada di Desa Pohon Murbei dan memaparkan pemahaman tokoh ldquo;aku rdquo; mengenai kehidupan petani, desa, dan tokoh Li Jindou. Kesimpulan yang didapatkan menunjukkan bahwa selama berada di Desa Pohon Murbei dan berinteraksi dengan penduduk desa, tokoh ldquo;aku rdquo; mendapatkan pemahaman mengenai Li Jindou dan kehidupan petani di desa yang sesungguhnya.

ABSTRAK
This thesis discusses a short story of Mulberry Tree Village by Zhu Xiaoping through intrinsic and extrinsic approaches. Intrinsic review discusses characters and characterizations, setting of place and time. Extrinsic assessment links the life of Chinese farmers in the story to the real condition of farmers. The analysis aims to describe the activities of the I figure during his stay in the Mulberry Tree Village and describes the I understanding of the life of the peasants, village, and Li Jindou. The conclusions show that while in the Mulberry Tree Village and interacting with the villagers, the I figure gained an understanding of Li Jindou and the peasant life in the real village."
2017
S69260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Andina Kinasih
"Skripsi ini mengaji tentang variasi respons dan strategi individu petani di Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten dalam menghadapi kegagalan panen yang disebabkan oleh ledakan Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens, stal ) selama tahun 2009--2011. Kegagalan panen menyebabkan petani kehilangan penghasilan berupa uang tunai yang sebelumnya didapatkan dari hasil panen. Hilangnya hak untuk mendapatkan hasil panen merupakan suatu kegagalan dalam 'perangkat keberhakan' yang dimiliki petani. Petani harus melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya selama kegagalan panen terjadi. Dalam melakukan berbagai upaya tersebut, petani mengambil keputusan dengan menggunakan pilihan rasional yang ada untuk merespons kegagalan panen. Variasi respons terjadi karena sejumlah faktor kontekstual seperti pilihan individual, perbedaan akses terhadap sumber daya, 'perangkat keberhakan' jaringan kekerabatan dan pertemanan,dan kepemilikan.

The thesis examines the diverse range of farmer's responses and strategies to cope with harvest failure caused by Brown Planthopper (Nilaparvata lugens, stal) in Sribit Village, Delanggu District, Klaten Regency at 2009--2011. Harvest failure is the entitlement set failure because farmers lost their income. Farmers need to strive for life during the harvest failure and need to make a decision with their rational choice to response the situation. The variation of farmer's responses occured by certain contextual factors such as, by individual choice, different access to the source, 'entitlement set', kinship and friendship relation, and ownership."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>