Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122831 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rino Febrianno Boer
"Media sosial terus berkembang di Indonesia sejalan dengan peningkatan jumlah penggunanya yang terutama adalah remaja. Teknologi komunikasi dan sistem tanda yang ada di media sosial ternyata dapat mendorong pengguna untuk melakukan tindakan konsumsi. Karakter media sosial yang berbeda dengan media tradisional menghadirkan realitas konsumsi yang berbeda bagi remaja. Permasalahan yang akan dibahas adalah Bagaimana relasi antara media, tanda, dan makna di media sosial sehingga dapat mendorong konsumsi oleh remaja? Bagaimana berlakunya persuasive technology dibalik terjadinya konsumsi oleh remaja melalui media sosial? Mengapa media sosial dapat membuat remaja menjadi lebih konsumtif? Penggunaan konsep sistem tanda dari Jean Baudrillard dan teknologi persuasi dari BJ Fogg menjadi dasar kajian terhadap relasi antar individu di media sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian sosial-konstruktivis di dalam paradigma interpretif. Studi dokumen, wawancara mendalam serta observasi dilakukan terhadap informan yang terdiri dari para remaja pengguna media sosial di Jakarta. Relasi antara teknologi yang mempersuasi dan sistem tanda di media sosial menghadirkan proses konsumsi yang berbeda dengan kondisi sebelum media sosial ada seperti pada saat ini. Sebagai aplikasinya di Indonesia, penelitian ini menawarkan konsep baru yang disebut social persuasive technology dengan melihat interaksi aktif sebagai komponen utama didalamnya yang sekaligus memperlihakan perubahan dari proses yang mekanik-deterministik menjadi reflektif di dalam diri remaja.

Nowadays, utilization of social media continues to grow in Indonesia in line with the increased number of users who are mainly adolescents. Communications technologies and sign system on social media could encourage users to make consumption. Different characteristic between social media and traditional media could represent a difference of consumption of reality for adolescents. Issues to be discussed is How is the relationship between media, signs, and meanings in social media so that these things can encourage a consumption by adolescent? How is a role of persuasive technology behind consumption taken by adolescent through social media? Why social media could make adolescent become more consumptive? The main concepts that will be used here are Sign Systems by Jean Baudrillard and Persuasive Technology by BJ Fogg. It could be used as basis for analysis of relationship between individual through social media. This study used a qualitative approach with research methods is social-constructivist which is under an interpretive paradigm. Study of documents, in-depth interviews, and observations will conduct on informants those are users of social media in Jakarta. The relationship between technology and sign systems to persuade in social media presents a difference consumption processes with the condition before social media has not been recognized as now. As an application in Indonesia, this study offers a new concept called Social Persuasive Technology in which an Active Interaction as a major component therein and make a mechanic-deterministic process could change into a reflective."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D1386
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Sri Elwani
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan penggunaan media sosial, orientasi percakapan serta orientasi konformitas dalam komunikasi keluarga dengan harga diri remaja. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode survei online. Sampel penelitian berjumlah 185 siswa yang bersekolah di SMK Wira Utama yang terletak di Desa Nyalindung, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Dari tiga variabel yang diukur, hasil penelitian menunjukkan hanya orientasi percakapan dalam komunikasi keluarga yang memiliki hubungan signifikan dengan harga diri remaja dengan nilai r=0.254, ρ=0,00. Orientasi konformitas dalam komunikasi keluarga dan penggunaan media sosial tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap harga diri remaja masing-masing dengan nilai r=0,106, ρ=0,150 dan r=0.2, ρ=0,773. Orientasi percakapan memiliki hubungan positif dengan harga diri remaja karena keluarga yang yang memiliki orientasi percakapan tinggi cenderung memiliki iklim komunikasi terbuka dan sering melibatkan anak dalam pengambilan keputusan. Dampaknya adalah anak memiliki perasaan positif terhadap diri dan kemampuan mereka sendiri. Hal ini sangat baik bagi perkembangan harga diri anak. Orientasi konformitas tidak memiliki hubungan signifikan dengan harga diri responden, baik secara positif maupun negatif. Orientasi konformitas yang banyak dikaitkan membawa dampak negatif terhadap anak, dalam penelitian ini tidak terbukti Penggunaan media sosial responden juga menunjukkan tidak berhubungan secara signifikan dengan harga diri. hal ini disebabkan persepsi responden tentang pentingnya media sosial dalam kehidupan mereka dan hubungan emosional yang terbentuk dengannya tidak terlalu tinggi. Hasil penelitian menyarankan agar setiap keluarga menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dan mendorong anak untuk memiliki dan mengekspresikan pendapat mereka karena hal ini sangat baik bagi perkembangan harga diri remaja. Komunikasi yang hangat ketika menyampaikan pendapat juga sangat baik bagi orang tua agar dapat mengurangi dampak negatif dari orientasi konformitas. Dampak negatif penggunaan media sosial juga dapat dikurangi selama penggunaan media sosial tidak terlalu melibatkan emosi dan tidak terintegrasi menjadi keseharian utama remaja.

This study aims to explain the relationship between social media use, conversational orientation and conformity orientation in family communication with adolescent self-esteem. The research was conducted with a quantitative approach and using an online survey method. The research sample consisted of 185 students who attended SMK Wira Utama which is located in Nyalindung Village, Nyalindung District, Sukabumi Regency. Of the three measured variables, the results showed that only conversational orientation in family communication had a significant relationship with adolescent self-esteem with a value of r = 0.254, ρ = 0.00. Conformity orientation in family communication and social media use did not have a significant relationship with adolescent self-esteem with a value of r = 0.106, ρ = 0.150 and r = 0.2, ρ = 0.773 respectively. Conversation orientation has a positive relationship with adolescent self-esteem because families with high conversational orientation tend to have an open communication climate and often involve children in decision making. The impact is that children have positive feelings about themselves and their own abilities. This is very good for the development of children's self-esteem. Conformity orientation does not have a significant relationship with the respondent's self-esteem, either positively or negatively. The conformity orientation that is widely associated with negative impacts on children is not proven in this study. The respondents' use of social media also shows that it is not significantly related to self-esteem. This is because the respondents' perceptions of the importance of social media in their lives and the emotional relationships they form are not very high. The results suggest that each family creates a climate of open communication and encourages children to have and express their opinions because this is very good for the development of adolescent self-esteem. Warm communication when expressing opinions is also very good for parents in order to reduce the negative impact of conformity orientation. The negative impact of using social media can also be reduced as long as the use of social media does not involve too much emotion and is not integrated into the main daily lives of teenagers."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Azhar Basyir
"Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa, masa terjadinya "strom and stress/badai dan tekanan”. Kelompok usia remaja pengguna media sosial terbesar di Indonesia ada direntang usia 13 s.d. 17 tahun. Tingkat resiliensi Resilensi diperlukan remaja pengguna media sosial aktif agar memiliki koping yang positif, meminimalkan dampak negatif dari penggunaan media sosial tersebut. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran resiliensi remaja pengguna aktif media sosial di kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 445 responden, teknik sampling yang digunakan adalah teknik probability sampling dengan cara cluster sampling terhadap 8 sekolah (4 SMP dan 4 SMA) di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan kuesioner Child Youth Resilience Measure-Revised (CYRM-R) untuk mengukur tingkat resiliensi remaja pengguna aktif media. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa tingkat resiliensi remaja pengguna aktif media sosial di Kota Depok berada dalam kategori rendah yaitu sebesar 50,1%. Tingkat resiliensi yang tinggi cenderung pada remaja pengguna aktif media sosial di Kota Depok pada jenis kelamin perempuan (32,4%), berdomisili di kecamatan bagian utara (15,3%), Instagram (26,3%), durasi penggunaan media sosial ≤ 4 jam (31,4%), dan tujuan untuk mendapatkan informasi (20,7%), sedangkan tingkat resiliensi rendah cenderung pada usia remaja lanjut (15-19 tahun) (34,4%), remaja di tingkat SMA (26,5%), remaja yang bersekolah di sekolah negeri (38,7%), berdomisili di kecamatan bagian utara (15,3%), pengguna jenis smartphone kelas mid level (20,2%), serta pengguna Tiktok (21,8%). Rekomendasi terkait penelitian ini diantaranya, orang tua dapat menjalin hubungan positif dan komunikasi yang baik dengan remaja; pihak sekolah meningkatkan model kurikulum dan kegiatan yang meningkatkan resiliensi remaja; Pemerintah Kota Depok dapat terus meningkatkan pemerataan pembangunan di Kota Depok; Bagi penelitan selanjutnya untuk mengembangkan penelitian terkait hubungan antara tingkat resiliensi remaja dengan penggunaan media sosial secara aktif.

Adolescence is a transition period from childhood to adulthood, a time of "strom and stress". The largest age group of teenagers who use social media in Indonesia is between the ages of 13 and 17 years. Resilience level is needed by teenagers who use social media active in order to have positive coping, minimizing the negative impacts of using social media. This research aims to identify a picture of the resilience of teenagers who are active users of social media in the city of Depok. This research uses quantitative methods with a cross-sectional design. The research sample consists of 445 respondents, sampling technique used was a probability sampling technique using cluster sampling of 8 schools (4 middle schools and 4 high schools) in Depok City. This research used the Child Youth Resilience Measure-Revised (CYRM-R) questionnaire to measure the level of resilience of teenagers who are active media users. Research results This illustrates that the level of resilience among teenagers who are active social media users in Depok City is in the low category, namely 50.1%. A high level of resilience tends to be among teenagers who are active social media users in Depok City, female (32.4%), domiciled in the northern sub-district (15.3%), Instagram (26.3%), duration of social media use ≤ 4 hours (31.4%), and the goal is to obtain information (20.7%), while the low level of resilience tends to be in older teenagers (15-19 years) (34.4%), teenagers at high school level (26, 5%), teenagers who attend state schools (38.7%), live in northern sub-districts (15.3%), mid-level smartphone users (20.2%), and Tiktok users (21.8% ). Recommendations related to this research include, parents can establish positive relationships and good communication with teenagers; the school improves curriculum models and activities that increase youth resilience; The Depok City Government can continue to improve equitable development in Depok City; For further research to develop research related to the relationship between the level of adolescent resilience and active use of social media."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Hani Megasari
"Kontrol diri sebagai suatu kemampuan membimbing tingkah laku yang impulsif dalam penggunaan media sosial sehingga mencegah gangguan psikososial seperti terjadinya perilaku Fear of Missing Out (FoMO). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kontrol diri dengan perilaku FoMO pada remaja pengguna media sosial di Kuningan Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 413 remaja SMA dengan rentang usia 15-18 tahun di empat sekolah di Kota Kuningan, Jawa Barat. Metode pengambilan sampel probability sampling dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner Brief Self-Control Scale(BSCS) 10 item dan kuesioner Fear of Missing Out Scale (FoMOS) 12 item. Hasil penelitian yang dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Chi-square menunjukkan ada hubungan antara kontrol diri dengan perilaku FoMO pada remaja pengguna media sosial (=0,001; ±<0,05). Penelitian ini merekomendasikan sekolah untuk merencanakan sosialisasi tentang kontrol diri dan meningkatkan produktivitas di kalangan remaja. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel seperti manajemen waktu, kecanduan media sosial, dan pengaruh lingkungan.

Self-control as an ability to guide impulsive behaviour in the use of social media thus preventing psychosocial disorders such as the occurrence of Fear of Missing Out (FoMO) behaviour. This study was conducted to determine the relationship between self-control and FoMO behaviour in adolescent social media users in Kuningan, West Java. This research is a quantitative study with a cross sectional approach. The research sample amounted to 413 high school adolescents with an age range of 15-18 years in four schools in Kuningan City, West Java. The sampling method was probability sampling with simple random sampling technique. This study used a 10-item Brief Self-Control Scale (BSCS) questionnaire and a 12-item Fear of Missing Out Scale (FoMOS) questionnaire. The results of the study analysed using the Chi-square correlation test showed that there is a relationship between self-control and FoMO behaviour in adolescent social media users (ρ=0.001; ±<0.05). This study recommends schools to plan socialisation about self-control and increase productivity among adolescents. Future research can add variables such as time management, social media addiction, and environmental influences."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Nabasa
"Internet menjadi salah satu media yang paling berpengaruhi pada saat ini. Adanya internet mempermudah berbagai kebutuhan manusia mulai dari informasi, komunikasi, aktualisasi diri, dan lainnya. Banyaknya keuntungan yang diberikan oleh internet membuat banyak kegiatan yang tidak dapat terlepas dari penggunaan internet, salah satunya adalah penyebaran informasi khususnya melalui media sosial. Penyebaran informasi yang dilakukan melalui media sosial sangatlah cepat, baik informasi melalui tulisan, lisan, maupun gambar. Salah satu informasi yang cukup banyak beredar di media sosial adalah informasi mengenai kegiatan leisure. Penelitian ini ingin melihat apakah ada pengaruh dari penggunaan media sosial terhadap keputusan konsumsi seseorang, khususnya konsumsi leisure. Peneliti akan mencoba menjawab apakah mereka akan memiliki kecenderungan untuk mengikuti tren khususnya kegiatan leisure yang ada setelah melihatnya di media sosial mereka.

Internet has become one of the most influential media nowadays. People believes that the existence of internet will simplify lots of human needs and activities, such as information, communication, self actualization, and more. Because of its benefits and function, its hard to seperate internet with human activities. One of them is information dissemination through social media and all the information in social media can be spread rapidly, through articles, pictures, or even videos. One of the popular information that people like to access is the information about leisure activities and recreation. In this research, the researcher is trying to find wheter social media will influence individuals choice to consume leisure abd recreation. Is there any sign that the individual from this research do or done leisure and recreation activities after seeing them in their social media.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Alviomita
"

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia yang saat ini mulai diderita oleh usia muda. Perilaku konsumsi makanan berisiko diabetes melitus merupakan salah satu faktor yang harus dihindari. Media sosial menjadi salah satu sumber informasi yang mudah diakses oleh remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan media sosial dengan perilaku konsumsi makanan berisiko diabetes melitus pada remaja di Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan teknik cluster sampling sebagai cara pengambilan sampel. Sampel penelitian ini adalah siswa SMA/SMK di Jakarta yang berjumlah 445 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi 8 pertanyaan tentang penggunaan media sosial dan 10 pertanyaan tentang perilaku konsumsi makanan berisiko diabetes melitus. Hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan media sosial dengan perilaku konsumsi makanan berisiko diabetes melitus pada remaja di Jakarta dengan nilai signifikansi 0,014 (p<0,05). Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi orang tua untuk memperhatian tontonan media sosial dan perilaku makan remaja serta menjadi informasi penunjang bagi perawat untuk memberikan edukasi kesehatan pada remaja melalui media sosial.


Diabetes mellitus is one of the highest causes of death in Indonesia, which is now starting to be suffered by young people. Diabetes mellitus risky food consumption behaviour is one of the factors that must be avoided. Social media is one of the sources of information that is easily accessed by adolescents. This study aims to determine the relationship between social media use and diabetes mellitus risky food consumption behaviour among adolescents in Jakarta. This study used a cross-sectional design with cluster sampling technique as a way of sampling. The sample of this study was 445 high school / vocational high school students in Jakarta. The instrument used was a questionnaire containing 8 questions about social media use and 10 questions about diabetes mellitus risky food consumption behaviour. The results of Chi Square analysis showed that there was a relationship between the use of social media and food consumption behaviour at risk of diabetes mellitus in adolescents in Jakarta with a significance value of 0.014 (p<0.05). The results of this study can be information for parents to pay attention to social media viewing and adolescent eating behaviour and become supporting information for nurses to provide health education to adolescents through social media."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chory Angela Wijayanti
"Tesis ini membahas kontruksi realitas sosial penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak di Surabaya, melalui program talk show Primetime News di Metro TV, serta peran media massa sebagai ruang publik ideal pada realitas sosial berpotensi konflik tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma kritis, yang menggunakan metode analisis wacana kritis milik Norman Fairclough.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media membentuk representasi, relasi, dan identitas pihak-pihak yang terlibat dalam wacana. Selain itu, pekerja media, rutinitas media, organisasi media, dan extra media menjadi faktor yang mempengaruhi kontruksi realitas sosial.
Temuan lain adalah adanya pengaruh keberadaan waktu prime time dalam industri televisi, serta munculnya dehumanisasi dalam peliputan terkait prostitusi. Program ini menjadi upaya Metro TV dalam menciptakan ruang publik sebagai media untuk diskursif inklusif, untuk mencegah terjadinya konflik. Meski demikian, faktor ekonomi menjadi penghalang untuk membentuk ruang publik dengan kondisi yang ideal.

This thesis discusses construction of social reality, the closing of localozation "Dolly and Jarak" in Surabaya, through a talk show program "Primetime News" on Metro TV, as well as the role of mass media as an ideal public sphere related to that social reality potential conflict. This study is a qualitative research with a critical paradigm, which uses Norman Fairclough’s critical discourse analysis method.
The results showed that the media shape representations, relationships, and the identity of the parties involved in the discourse. In addition, media workers, media routines, media organizations, and extra-media are the factors that affect the construction of social reality.
Other findings, there is the influence of the existence of a prime time in the television industry, and the emergence of dehumanization in prostitution-related reporting. This program is a Metro TV efforts in creating a public space as a medium for discursive inclusive, to prevent conflict. However, economic factors become a barrier to form a public space with ideal conditions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alyssia Callista
"ABSTRAK
Seiring berkembangnya teknologi dan penggunaan media social, para remaja memanfaatkan teknologi tersebut untuk berinteraksi satu sama lain dan mencari informasi dengan pesat. Tujuan dari riset ini untuk mengerti lebih dalam mengenai dampak negatif dan positif yang teknologi dan media social berikan terhadap keterampilan dan interpersonal individual para remaja. Empat remaja dari latar belakang yang berbeda telah berpartisipasi dalam sebuah interview yang telah dilaksanakan untuk mendukung riset ini. Riset ini juga didukung oleh beberapa jurnal yang berbeda. Hasil dari riset ini membuktikan bahwa teknologi perlahan memberikan dampak terhadap interpersonal para remaja. Para remaja cenderung tergantung pada teknologi dan terlihat sulit untuk berkomunikasi secara langsung. Oleh sebab itu ada beberapa rekomendasi menjadi solusi terhadap masalah yang telah disebut diatas.

ABSTRACT
As the development of technology and social media, teenagers utilize this platform as it facilitates them to interact with others or simply find information within second. The objective of this research is to find a further understanding the negative and positive impact, which both technology and social media give towards the teenager s interpersonal skills. An interview was done to four different Indonesian high school students coming from different background. The research is also supported by different literature review from various different journals. As a result from this research, the technology and social media slowly impact teenager s interpersonal skills. They are now more dependent on technology and find it difficult to do a face to face communication. There are recommendations to deal with this issue. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar Mahayudana
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara media influence dan materialisme pada remaja. Pengukuran media influence menggunakan alat ukur Multidimensional Media influence Scale atau MMIS (Cusumano dan Thompson, 2001) dan pengukuran materialisme menggunakan alat ukur Material Values Scale Short Form (Richins, 2004b). Partisipan penelitian ini berjumlah 200 remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara kerentanan konsumen terhadap pengaruh interpersonal dan materialisme (R=0.488; p<.01, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi media influence yang dirasakan seseorang, maka semakin tinggi pula materialisme yang ia miliki.

This research was conducted to find the correlation between media influence and materialism in adolescents. Media influence was measured using Multidimensional Media influence Scale or MMIS in short (Cusumano dan Thompson, 2001) and materialism was measured using Material Values Scale Short Form or MVS Short Form (Richins, 2004b). The participants of this research are 200 adolescents. The main results of this research show that consumers’ susceptibility to interpersonal influence positively correlated significantly with materialism (R=0.488; p<.01, significant at L.o.S 0.01). That is, the higher media influence of one’s own, the higher showing materialism."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Paramitha Putri
"Social media addiction can be described as a type of Internet addiction, in which individuals are compelled to use social media excessively (Griffiths, 2000; Starcevic, 2013). This research emphasizes more on the younger generation of social media users, which is often characterized by the combination of excessive media use, growing social media dependence as a way to feel better, and the failure to avoid or prevent this behavior, although relationship losses have been suffered, diminished social involvement and a detrimental effect on education. The purpose of this study is to raise awareness and provide knowledge for the readers with possible discoveries from this study regarding social media addiction among the youth generation in Indonesia. The objective of this study is to examine how other research in Indonesia analyze the occurrence of social media addiction within the youth generation of Indonesian society and how other research in Indonesia analyze the impact of social media addiction on the youth generation of Indonesian society. To collect the data, this study will be using qualitative research obtained through a meta-analysis of other researchers' findings, journals, news 5 articles, and research articles. This research found that social media addiction within the youth generation of Indonesian society is categorized in the moderate category with whatsapp being the most commonly used application. Virtual information is the most common component of social media addiction in adolescents (Sarwono, 2011). The impacts of social media addiction includes decreased direct social interaction with friends because when gathering, people feel like their friends play more on their phones than chatting directly, often procrastinating on work, delaying doing school and home assignments, adolescents neglect worship activities, experiencing insomnia or difficulty sleeping, disruption of the subject's eye health, and decreased learning achievement of individuals because while playing the internet people tend to feel lazy to learn, and potentially having resulting in youth activities that are unproductive and can affect their future (Wulandari & Netrawati, 2020).

Kecanduan media sosial dapat digambarkan sebagai jenis kecanduan internet, di mana individu dipaksa untuk menggunakan media sosial secara berlebihan (Griffiths, 2000; Starcevic, 2013). Penelitian ini lebih menekankan pada generasi muda pengguna media sosial, yang sering ditandai dengan kombinasi penggunaan media yang berlebihan, ketergantungan media sosial yang semakin meningkat sebagai cara untuk merasa lebih baik, dan kegagalan untuk menghindari atau mencegah perilaku ini, meskipun kehilangan hubungan telah telah diderita, berkurangnya keterlibatan sosial dan efek yang merugikan pada pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan pengetahuan bagi para pembaca dengan kemungkinan penemuan dari penelitian ini mengenai kecanduan media sosial di kalangan generasi muda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana penelitian lain di Indonesia menganalisis terjadinya kecanduan media sosial pada generasi muda masyarakat Indonesia dan bagaimana penelitian lain di Indonesia menganalisis dampak kecanduan media sosial pada generasi muda masyarakat Indonesia. Untuk mengumpulkan data, penelitian ini akan menggunakan penelitian kualitatif yang diperoleh melalui meta-analisis temuan peneliti lain, jurnal, artikel berita, dan artikel penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa kecanduan media sosial pada generasi muda masyarakat Indonesia termasuk dalam kategori sedang dengan aplikasi whatsapp yang paling banyak digunakan. Informasi virtual merupakan komponen yang paling umum dari kecanduan media sosial pada remaja (Sarwono, 2011). Dampak kecanduan media sosial antara lain berkurangnya interaksi sosial secara langsung dengan teman karena saat berkumpul, orang merasa temannya lebih banyak bermain ponsel daripada mengobrol langsung, sering menunda-nunda pekerjaan, menunda mengerjakan tugas sekolah dan rumah, remaja melalaikan kegiatan ibadah, mengalami insomnia. atau sulit tidur, terganggunya kesehatan mata subjek, dan menurunnya prestasi belajar individu karena saat bermain internet orang cenderung merasa malas untuk belajar, dan berpotensi mengakibatkan aktivitas remaja yang tidak produktif dan dapat mempengaruhi masa depannya (Wulandari & Netrawati, 2020)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>