Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139625 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Daniel H.P.
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan membahas proses eksklusi sosial yang terjadi dalam implementasi kebijakan
sekolah berstandar internasional di SMAN 68 Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyarankan kepada Dinas Pendidikan Dasar dan
Menengah DKI Jakarta agar perlu adanya penambahan kemampuan selver internet PPDB
sehingga setiap calon pesefta didik memiliki kesempatan yang sama dalam proses pendaftaran
online; perlu untuk memberikan proporsi tefientu bagi calon peserta didik dari kalangan
menengah-bawah; Dikdasmen juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada publik
tentang status RSBI.

ABSTRACT
The purpose of this study is to traverse the social exclusion process happened in the implementation of international standard school policy. This is a qualitative descriptiveinterpretive research. The result of this research suggests to The Lower and Middle Education Official of DKI Jakarla to added more capacity of the PPDB server so every single students whowant to have online registration will have same opportunity; it is need to give certain proportionfor students from middle-lower economic group; The Lower and Middle Education Official of DKI Jakarta is axpected to give equal information about the international standard school to public.
"
2013
T33001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hidayatullah
"Tidak adanya pemerataan mutu pendidikan di Indonesia menyebabkan tidak meratanya kualitas pendidikan yang diterima masyarakat di setiap daerah. Dengan kondisi yang demikian maka pemerintah membuat kebijakan Standar Nasional Pendidikan yang merupakan kriteria minimal dalam hal penyelenggaraan pendidikan dan berfungsi sebagai penjamin dari pemerataan mutu pendidikan. DKI Jakarta sebagai ibu kota Negara seharusnya dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain dalam pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan.
Karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana implementasi kebijakan Standar Nasional Pendidikan di DKI Jakarta dengan mengambil kasus pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kotamadya Jakarta Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui wawancara mendalam dan juga studi dokumen.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pelaksanaan kebijakan Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Jakarta Barat belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya kesulitan-kesulitan teknis yang dihadapi sekolah, rendahnya pengawasan, dan juga kurang optimalnya pengalokasian dana.

The lack of equity of educational quality in Indonesia cause differences in quality of education that Indonesian society receive. With that condition, the government makes a policy about National Education Standard which is the minimum criteria of education and as assurance of equity in education quality. DKI Jakarta as a capital city of Indonesia should be an example for other province for the implementation of National Education Standard.
Therefore, the goals of this research is to analyze how the implementation of the National Education Standard policy by taking case in Public Junior High School in West Jakarta. The methods of data collection in this research is using qualitative methods by deep interview and document study.
The conclusion of this research prove that the implementation of National Education Standard policy in Public Junior High School in West Jakarta hasn’t been going quite well viewed by many technical difficulties that school faces, lack of supervision, and the lack of optimality in budget allocation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Noor Budiarti
"Masalah kesehatan mental yaitu stres merupakan masalah yang sering terjadi pada remaja dan perlu mendapat penanganan yang cukup serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan zat gizi mikro dan faktor lainnya dengan nilai stres pada remaja. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan pengambilan sampel dilakukan secara system random sampling Penelitian ini berlangsung pada bulan April hingga Mei 2013 di SMA Negeri 68 Jakarta Pusat dengan total sampel sejumlah 135 responden. Data yang dikumpulkan berupa jenis kelamin, asupan energi, asupan lemak, asupan magnesium, asupan Tiamin (B1), asupan Piridoksin (B6), konsumsi kafein dan makanan-minuman tinggi gula yang dilakukan dengan cara pengisian kuesioner mandiri (perceived stress scale), wawancara recall 3x24 jam dan FFQ.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, asupan energi, asupan lemak, asupan magnesium, asupan vitamin B1, konsumsi kafein dengan nilai stres (p<0.05). Disarankan agar remaja dapat mengontrol stres mereka melalui asupan zat gizi yang baik dan seimbang.

Mental Health Problem by Stress is a problem that The purpose of this study was to understand the association between micronutrient intakes and other factors to stress score in adolescent.This study used cross sectional design by system random sampling. The study was conducted from April to May 2013 and data were collected from 135 students at 68 Senior High School. Data were collected including gender, stress score (perceived stress scale), energy intake, fat intake, magnesium intake, natrium intake, thiamine intake, piridoxine intake, caffeine and food or drink with high sugar consumption by recall 3x24 hours, self administered questionaire (perceived stress scale) and FFQ.
The results of this study showed a significant relationship between gender, energy intake, fat intake, magnesium intake, thiamine intake, and caffeine consumption with stress score (pvalue <0.05). The author suggests that adolescent should control stress with good and balanced food intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Karyoko
"Indonesia merupakan negara ketiga dengan konsumsi Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) tertinggi di Asia Tenggara di tahun 2022, dengan jumlah konsumsi sebanyak 20,23 liter per orang setiap tahunnya. Sebanyak 61,3% masyarakat Indonesia mengonsumsi lebih dari 1 kali per hari menurut Riskesdas pada tahun 2018 dan meningkat menjadi 47,5% pada data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola dan tingkat konsumsi SSBs dengan berbagai faktor pada siswa/i SMA Negeri 68 Jakarta tahun 2024. Penelitian ini merupakan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada bulan April-Mei 2024 dengan jumlah responden sebanyak 134 orang. Data yang diambil merupakan data primer dengan pengisian kuesioner serta wawancara untuk pengisian food recall 24 hours dan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Setelahnya, data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat (uji chi-square). Dari pengujian univariat, diperoleh hasil 12,69% responden termasuk dalam kategori konsumsi SSBs yang tinggi. Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan SSBs di rumah (p-value = <0,001; OR = 20,000) dan pengaruh teman sebaya (p-value = 0,018; OR = 4,588) dengan konsumsi SSBs pada remaja di SMA Negeri 68 Jakarta tahun 2024. Setelah mengetahui hasil penelitian, diharapkan siswa/i SMA Negeri 68 Jakarta mengetahui kondisi tingkat konsumsi SSBs dapat menyebarkan kesadaran akan pentingnya membatasi konsumsi minuman berpemanis kepada keluarga maupun lingkungan terdekat. Pihak keluarga disarankan untuk dapat membatasi ketersediaan minuman berpemanis di rumah dan memberikan contoh dalam membatasi konsumsi minuman berpemanis dengan membaca kandungan gizi yang tertulis pada label gizi sebelum membeli, serta mempelajari lebih lanjut dampak dan fakta-fakta terbaru mengenai minuman berpemanis.

Indonesia is the third highest country in Southeast Asia for Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) consumption in 2022, with a consumption rate of 20.23 liters per person per year. According to Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2018, 61.3% of the Indonesian population consumed more than once a day, and this figure increased to 47.5% in Survei Kesehatan Indonesia (SKI) in 2023. This study aims to describe the patterns and levels of SSB consumption along with various factors among students of SMA Negeri 68 Jakarta in 2024. This research utilizes a cross-sectional study design conducted in April-May 2024, with a total of 134 respondents. The data collected is primary data obtained through questionnaires and interviews for 24-hour food recall and the Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). The data obtained were analyzed by univariate and bivariate analysis (using the chi-square test). From the univariate analysis, it was found that 11.94% of respondents fall into the high SSB consumption category. Bivariate analysis shows a significant relationship between the availability of SSBs at home (p-value = < 0.001; OR = 20,000) and peer influence (p-value = 0,018; OR = 4,588) with SSB consumption among adolescents at SMA Negeri 68 Jakarta in 2024. After understanding the research results, it is expected that the students of SMA Negeri 68 Jakarta will be aware of their SSB consumption levels and can spread awareness about the importance of limiting sweetened beverage consumption to their families and close environment. Families are advised to limit the availability of sweetened beverages at home and set an example in limiting sweetened beverage consumption by reading nutritional content on labels before purchasing, as well as further studying the impacts and latest facts about sweetened beverages."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Juliyanti
"Penelitian mengenai Pengembangan koleksi di Perpustakaan Sekolah Menengah Umum Negeri 68 Jakarta dalam rangka menunjang kegiatan belajar mengajar dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2002. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi peran perpustakaan dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah dan masalah-masalah yang timbul dalam usaha pengembangan koleksi di perpustakaan. Selain itu juga mengidentifikasi usaha-usaha yang dilakukan dalam pengembangan koleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner dan dibagikan langsung kepada responden. Terdapat 65 responden yang terdiri atas Kepala Sekolah dan Staf perpustakaan SMU yang bersangkutan. Data juga didukung dengan wawancara dan pengamatan langsung terhadap pengembangan koleksi dan keadaan perpustakaan. Data yang terkumpul diolah dengan tabulasi frekuensi. Data disajikan dalam bentuk Label, kemudian dianalisa guna pengambilan kesimpulan dengan rumus persentase dan parameter untuk penafsiran nilai persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan koleksi yang telah dilakukan di perpustakaan SMUN 68 Jakarta belum dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan pemakai dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Koleksi yang ada belum dapat dikatakan menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal ini disebabkan kurangnya pengembangan koleksi secara berkala sehingga koleksi tetap up to date dan dapat digunakan lebih maksimal, kerja sama dengan pengajar dan siswa dalam kebijakan seleksi dan seleksi, kurangmya informasi mengenai kebijakan seleksi dibuat secara tertulis dan di sosialisasikan kepada staf yang lain. Tinggi rendahnya kualitas pengembangan koleksi di perpustakaan SMUN 68 Jakarta juga disebabkan oleh keterbatasan dana dan staf. Dan kesimpulan yang diambil adalah sebagai berikut : pengembangan koleksi yang dilakukan oleh pustakawan SMUN 68 belum dapat dikatakan ideal sebagai bahan pustaka yang menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S15513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sintha Anggoro Putri
"Distorsi citra tubuh dapat membawa seseorang untuk mengalami gangguan makan hingga perilaku makan menyimpang seperti Anorexia dan Bulimia Nervosa apabila berlangsung dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kematian. Berbagai penelitian di dunia menemukan bahwa kejadian distorsi citra tubuh di kalangan remaja masih sering terjadi. Distorsi citra tubuh yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan proporsi faktor-faktor pengetahuan gizi, kepercayaan diri, pendidikan dan pekerjaan orang tua, aktivitas fisik, pengaruh orang tua, pengaruh teman, serta pengaruh media massa dengan distorsi citra tubuh pada siswi SMA Negeri 68 Jakarta.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Penelitian dilakukan terhadap 132 responden siswi kelas X dan XI. Data citra tubuh didapat dengan hasil persepsi responden yang kemudian dibandingkan dengan status gizi IMT/U, aktivitas fisik diukur dengan menggunakan modifikasi PAQ-A, serta faktor lain dengan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase distorsi citra tubuh sebesar 48,5%. Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna proporsi percaya diri, pengaruh kritik teman sebaya, orang tua, dan media massa dengan persepsi citra tubuh. Rasa percaya diri serta pengaruh orang tua, teman dan media massa yang positif mengenai bentuk dan berat badan dapat membangun citra diri yang positif.

Body image distortion can bring a person to an eating disorder such as Anorexia and Bulimia Nervosa is if continuous for long term will lead to death. Various studies in the world found that the incidence of body image distortion among adolescents are still common. Body image distortion that occurs is influenced by several factors.
This study aims to determine differences in the proportion of the factors of nutrition knowledge, confidence, parental education and occupation, physical activity, parental influence, peer group, and the influence of mass media on body image distortion SMA Negeri 68 Jakarta.
This research is quantitative research using cross sectional research design. The study was conducted on 132 respondents grader X and XI. The data obtained with the results of body image perception of the respondents is then compared with the nutritional status of IMT / U, physical activity was measured using a modified PAQ-A, as well as other factors with a questionnaire.
The results showed that the percentage of body image distortion by 48.5%. Chi-square test results showed that there were significant differences proportions confidence, criticism influence of peers, parents, and the media with the perception of body image.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryono
"Seiring dengan pesatnya pencapaian hasil pambangunan yang dilaksaaakan pmerintah terjadi pula perubahan kualitas manusia yang diperlukan untuk memenuhi fungsi kehidupan bersama. Apabila pada mulanya bidang-bidang pekerjaan tertentu bisa ditangani oleh personel yang kualifikasi pendidikannya relatif rendah, maka saat ini, karena dalam menjalankan pekerjaan cenderung diperlengkapi dengan teknologi canggih, persyaratan Pendidikan yang memadai menjadi sangat di tekankan .Begitu juga bagi yang memilih berkarir sebagai usahawan mandiri, memerlukan kecakapan praktis danteoritis tertentu yang hanya didapatkan melalui jalur pendidikan.
Pendidikan nasional pada dasarnya memang berusaha mencetak manusia yang cerdas dan terampil, sehingga dapat memenuhi berbagai kebutuhan tersebut. Untuk mencapai tujuan ini pemerintah telah menyiapkan sekolah menengah yang bersifat kejuruan seperti SMEA, STM dan sebagainya. Sekolah kejuruan ini dimaksudkan untuk menghasilkan manusia yang siap memasuki lapangan kerja, memenuhi kebutuhan pekerja operasional. Sedangkan sekolah menengah umum (SMA) sesungguhnya lebih mengarahkan para muridnya untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Akan tetapi pembedaan yang sedemikian ini, dalam prakteknya tidak bisa berjalan dengan ketat, dalam arti terdapat Kemungkinan bagi para lulusan sekolah kejuruan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sebaliknya, karena satu dan lain hal banyak para lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan formal, memasuki lapangan kerja, melanjutkan pendidikan non formal (kursus praktis) atau memilih mandiri mengelola suatu bidang usaha, dan sebagainya.
Terlihat adanya berbagai alternatif yang dapat dipilih oleh para lulusan SMA, maka perlu diidentifikasi orieatasi mereka setelah menamatkan studinya, dan perlu diexplore (digali) faktor apa sajakah yang mempengaruhi orientasi mereka itu.
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi penting bagi lembaga pendidikan, sehingga dapat dijadikan dasar bagi perencanaan dan pengambilan keputusan dalam membuat dan/atau mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah lanjutan atas, khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA). Di samping itu diharapkan hasil penelitian ini juga berguna bagi para guru yang menangani bimbingan dan penyuluhan murid, dalam memberikan arahan kepada murid."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Abia Natasya
"Kebijakan Kurikulum Merdeka ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan pedoman Nomor 262/M/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran dengan tujuan mengatasi learning loss. Learning loss merupakan ketertinggalan hingga hilangnya pengetahuan dan keterampilan yang sebelumnya telah dipelajari siswa yang mana learning loss pada siswa SMAN di Jakarta Utara dipicu oleh tingginya tingkat putus sekolah serta dominasi latar belakang ekonomi tidak mampu, yang secara signifikan mempengaruhi proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi Kebijakan Kurikulum Merdeka belajar pada SMAN di Jakarta Utara dalam mengatasi Learning Loss berdasarkan perspektif Guru dengan menggunakan teori implementasi kebijakan publik oleh Van Meter dan Van Horn (1975). Metode yang digunakan adalah kualitatif post positivist dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Kebijakan Kurikulum Merdeka berdasarkan perspektif guru dinilai mampu mengatasi learning loss. Hasil capaian belajar siswa mengalami peningkatan selama menggunakan Kurikulum Merdeka. Selain itu, kebijakan Kurikulum Merdeka telah memiliki standarisasi dan tujuan yang jelas, adanya koordinasi, dan terdapat buku pedoman bagi guru untuk mengajar. Guru memahami dan mendukung implementasi dalam mengatasi learning loss melalui adanya upaya pemberian metode dan materi pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. Meskipun begitu, terdapat beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian yakni belum sepenuhnya guru ingin belajar serta kurangnya jumlah guru dalam menerapkan kebijakan Kurikulum Merdeka guna mengatasi learning loss pada SMAN Jakarta Utara. Rekomendasi yang diberikan yakni memperkuat koordinasi dan sinergitas Kemendikbud Ristek, Sudin Jakarta Utara, hingga guru SMAN untuk menyelenggarakan pembukaan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian Kontrak (PPPK), melaksanakan kolaborasi antar sekolah untuk mengatasi keterbatasan guru, dan mengoptimalkan penggunaan PMM dalam penerapan kebijakan Kurikulum Merdeka.

The Merdeka Curriculum Policy is established based on the Decree of the Minister of Education, Culture, Research, and Technology with guideline Number 262/M/2022, amending the Decree of the Minister of Education, Culture, Research, and Technology Number 56/M/2022 on Guidelines for Curriculum Implementation in the Context of Learning Recovery, with the aim of addressing learning loss. Learning loss refers to the lag or loss of knowledge and skills previously acquired by students, which in the case of students at SMAN in North Jakarta is triggered by high dropout rates and the dominance of economically disadvantaged backgrounds, significantly affecting the learning process. This study aims to analyze the implementation of the Merdeka Curriculum Policy at SMAN in North Jakarta in overcoming Learning Loss from the perspective of teachers using the public policy implementation theory by Van Meter and Van Horn (1975). The method used is qualitative post-positivist with deep interview data collection techniques and literature studies. The results show that the implementation of the Merdeka Curriculum Policy from the perspective of teachers is considered effective in addressing learning loss. Student learning outcomes have improved during the use of the Merdeka Curriculum. Furthermore, the Merdeka Curriculum policy has clear standards and goals, coordination, and there are teaching guidelines for teachers. Teachers understand and support the implementation in addressing learning loss through efforts to provide teaching methods and materials according to student needs. However, there are some aspects that need attention, namely that not all teachers are fully willing to learn and there is a shortage of teachers in implementing the Merdeka Curriculum policy to address learning loss at SMAN in North Jakarta. The recommendations given are to strengthen coordination and synergy between the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology, the North Jakarta Education Office, and SMAN teachers to conduct the recruitment of Government Employees with Contract Agreements (PPPK), carry out collaboration between schools to address teacher shortages, and optimize the use of PMM in implementing the Merdeka Curriculum policy."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arwan Syarief
"Penyelenggaraan program Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 5 dan SMA Negeri 3 Bandung sudah berjalan dalam waktu 4 tahun. Setelah 4 tahun berjalan implementasi kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional pada kedua sekolah tersebut, perlu dilakukan analisis atau evaluasi untuk mengetahui keberhasilan program tersebut.
Analisis penelitian ini berdasarkan teori yang disampaikan oleh George C. Edward III (1980). Menurut George C. Edward III ada empat faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan publik yaitu, faktor komunikasi, faktor sumberdaya,faktor sikap/disposisi dan faktor struktur birokrasi.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, studi eksplorasi terhadap kepustakaan yang relevan. Hasil penelitian ini di SMP Negeri 5 Bandung menunjukkan bahwa, faktor komunikasi masih mengalami hambatan atau kendala di dalam implementasi kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional, terkait masih belum samanya persepsi antara Kepala SMP Negeri 5 Bandung dengan Wakil Kepala SMP Negeri 3 Bandung. Faktor lain yang menjadi hambatan atau kendala adalah faktor sarana dan prasarana terutama, terkait pemenuhan ruang kelas belum seluruhnya berbasis TIK/ICT.
Hasil Penelitian di SMA Negeri 3 Bandung, menunjukkan bahwa, faktor SDM terutama Guru masih menjadi kendala atau hambatan, terutama Guru-guru yang sudah berusia 40 tahun keatasmasih belum maksimal dalam memberikan materi dalam bahasa Inggris. Faktor lainnya adalah faktor saran dan prasarana terkait pemenuhan lahan tanah sebagai pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional.

Factors that influence the implementation of international school policy in SMP Negeri 5 Bandung and SMA Negeri 3 Implementation of international school program at Junior High School 5 and SMA Negeri 3 Bandung has been running in 4 years. After 4 years of running international school policy implementation at both schools, the need to do analysis or evaluation to determine the success of the program. The analysis of this study is based on the theory presented by the George C. Edward III (1980). According to George C. Edward III, there are four factors that influence the successful implementation of public policy, namely, communication factors, resource factors, factor the attitude / disposition and bureaucratic structure factor.
This study uses a quantitative approach, in which the framework of theoretical concepts to the development of strategies to be assessed and analyzed through exploratory study of the relevant literature.
The results of this study in SMP Negeri 5 Bandung indicates that, the communication factor is still experiencing delays or obstacles in the implementation of international school policy, is still associated with him in perception between the Head of Junior High School 5 deals with the Deputy Head of SMP Negeri 3 Bandung. Another factor is a barrier or obstacle is a factor, especially infrastructure, related to the fulfillment of the classrooms have not been entirely based ICT / ICT. Outcomes Research in SMA Negeri 3 Bandung, showed that, human factors, especially Guru is still an obstacle or hindrance, especially teachers who are aged 40 years and over still have not been up to provide material in English. Another factor is the factor of suggestions and related infrastructure land as the fulfillment of international school development."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30430
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai inklusi sosial siswa tunanetra di sekolah inklusi. Tujuannya yaitu untuk menggambarkan inklusi sosial siswa tunanetra di sekolah inklusi SMAN'X', faktor pendukung dan penghambat siswa tunanetra, nontunanetra, serta guru. Pendekatan penelitan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data, menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa tunanetra masih mengalami hambatan di dalam
melakukan inklusi sosialnya terutama oleh karena belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai bagi mereka. Masih adanya ketidaktersediaan sarana dan prasarana bagi siswa tunanetra ini tidak hanya berimplikasi negatif bagi siswa tunanetra saja, melainkan pada guru maupun siswa non-tunanetra selaku teman dari siswa tunanetra.

ABSTRACT
This thesis discusses the social inclusion of students with visual impairments in inclusive schools. The aim is to describe the social inclusion of students with visual impairments in inclusive schools SMAN'X', enabling and inhibiting factors of students with visual impairments, non-visual impairments, as well as teachers. Research approach used is a qualitative approach to the type of descriptive
research. Data collection techniques, using in-depth interviews and observation techniques. Results showed that students with visual impairments still have problems in the conduct of social inclusion mainly because of the unavailability of adequate facilities and infrastructure for them. The persistence of the unavailability of facilities and infrastructure for visually impaired students are not only negative implications for the visually impaired students only, but the teachers
and students of non-visually impaired.
"
[Depok, Depok]: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>