Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130791 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Hidayati
"ABSTRAK
Infeksi dengue merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia.
Perubahan manifestasi klinis yang cepat dari ringan hingga berat bahkan kematian
menyebabkan perlunya pendeteksian dini infeksi dengue. Salah satu metode
deteksi yang potensial untuk diterapkan sebagai pendeteksian dini adalah
pendeteksian antigen NS1 dengue. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
protein rekombinan NS1 dengue serotipe 4 strain Indonesia dengan menggunakan
sistem Pichia pastoris yang dapat digunakan untuk pembuatan antibodi anti-NS1.
Sampel yang digunakan adalah RNA virus dengue serotipe 4 strain Indonesia IDS
96/10. Metode penelitian adalah ekperimental yang meliputi pembuatan cDNA,
pengklonaan pada bakteri Escherichia coli, skrining sel transforman, sekuensing,
transformasi sel P. pastoris strain X-33, analisa fenotipe, dan ekspresi protein.
Diperoleh 6 koloni P. pastoris strain X-33 rekombinan dengan fenotipe Mut+ dan
terdeteksi protein rekombinan NS1 dengue serotipe 4 dengan ukuran antara 72
hingga 95 kDa pada protein standard, diperkirakan berukuran 80 kDa. Hasil
analisa nukleotida dan asam amino menunjukkan tidak terjadi mutasi pada gen
NS1 dan terletak pada in frame yang sesuai pada vektor pPICZαB. Protein NS1
yang diperoleh diharapkan dapat merangsang terbentuknya antibodi anti-NS1
yang selanjutnya dapat digunakan untuk mendeteksi antigen NS1 pada serum
pasien.

ABSTRACT
Dengue infection is a major health problem in Indonesia. Clinical manifestation
rapidly changing from mild to severe even death. Therefore early detection
becomes very important. One of potential detection methods to be applied as an
early detection is NS1 dengue antigen detection. The aim of this research was to
express NS1 recombinant protein of dengue virus serotype 4 strain Indonesia
using Pichia pastoris. Dengue virus RNA from infected pasien serum IDS 96/10
was used in this research. To get recombinant protein we constructed NS1
recombinant plasmid in vector P. pastoris. First, we amplified NS1 gene and
cloned it to Escherichia coli. We selected transformant cells and and recombinant
plasmid was transfected to yeast by electroporation. We selected yeast
transformants and analized the phenotype. Methanol was used to induce
expression recombinant protein. Protein expression was determined by SDSPAGE
and Western Blot. By Western Blot using antibody to dengue viruses, we
found protein recombinant with molecular weight around 72-95 kDa. This size
was similar with dimer of NS1 size. In the future, this recombinant protein can be
used to produce antibody anti-NS1 that able to detect NS1 antigen in patient sera."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yora Permata Dewi
"Infeksi DENV masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena dapat menyebabkan penyakit berat dan bahkan mungkin berakibat fatal. Pengembangan vaksin rekombinan dengan antigen yang mampu dengan efektif menginduksi respon imun perlu untuk dikembangkan. Kesesuaian genotipe yang digunakan di vaksin dan genotipe yang beredar di suatu wilayah berimplikasi terhadap keberhasilan pengembangan vaksin. Plasmid rekombinan yang dirancang berdasarkan gen prM-E DENV-2 strain 151 diekspresikan di Pichia pastoris strain X-33. Telah dilakukan optimasi ekspresi dan antigenisitas protein rekombinan prM-E. Diperoleh 4 koloni P. pastoris rekombinan dengan fenotipe Mut . Hasil SDS-PAGE dan Western blot menunjukkan protein telah berhasil diekspresikan pada ukuran 50 kDa. Kondisi ekspresi optimum protein rekombinan prM-E DENV-2 yaitu pada konsentrasi metanol 1 dengan waktu inkubasi 48 jam. Protein rekombinan prM-E DENV-2 dikenali oleh antibodi anti- prM-E DENV-2 dan bereaksi silang dengan antibodi anti-prM-E DENV-1, DENV-3, serta DENV-4. Protein rekombinan prM-E DENV-2 yang diperoleh dapat digunakan sebagai antigen dalam pengembangan vaksin protein rekombinan dengue strain Indonesia.

DENV infection is still a public health problem in Indonesia because it can cause severe illness and may even be fatal. Development of recombinant vaccine with antigens capable of effectively inducing an immune response needs to be developed. The suitability of genotypes used in vaccines and genotypes circulating in a region has implications for the successful development of vaccines. Construction of a recombinant plasmid based on prM E gene of DENV 2 strain 151 was used for expression in Pichia pastoris strain X 33. Optimization and antigenicity of DENV 2 prM E recombinant protein were tested. Four Mut phenotypes were generated. SDS PAGE and Western blot analysis showed that the protein was expressed with a molecular weight of 50 kDa. Optimal protein expression level occurred at concentration of 1 methanol with 48 hours incubation time. DENV 2 prM E recombinant protein was recognized by anti prM E DENV 2 and also showed cross reaction with anti prM E DENV 1, DENV 3, and DENV 4 antibodies. Thus, the DENV 2 prM E recombinant protein can be used as an antigen in the development of the recombinant protein vaccine of the dengue strains of Indonesia. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Sopiyudin Dahlan
"Tujuan : Untuk mengetahui apakah trombosit dan kovariat lainnya yaitu jenis kelamin, usia, lama saklt, perdarahan, status gizi, hepatomegali, hematokrit, dan leukosit merupakan prediktor terjadinya renjatan pada pasien demam berdarah dengue (DBD) anak. Desain : kohort retrospektif dcngan analisis survival di dua rumah sakit di Jakarta. Penentuan tilik potong untuk trombosit, leukosit, dan hematokrit berdasarkan lama sakit menggunakan metode receiver operating characleristic (ROC). Nilai diskriminasi model prediksi menggunakun parameter area under curve (AUC). Subyek : Pasien suspek DBD, derajat I-Il, tanpa penyakit penyerta, lama sakit 3-5 hari. Keluaran utama: I-lubungan antara trombosit dengan renjatan dan model prcdiksi renjatan DBD pada awal perawatan dan 24jam perawatan. Hasil : Telah direkrut sebanyak 525 subyek dari catatan medis rumah sakit. Insidens renjatan sebesar 6,l%. Titik potong trombosit awal perawatan dengan lama sakit 3, 4 dan 5 hari musing-masing adalah 81.500/ul, 59.500/ul dan 53.500/ul. Titik potong trombosit 24 jam perawatan dengan lama sakit 4, 5 dan 6 hari masing-masing adalah 59.500/ul, 53.500/ul, dan 45.000/ul. Baik trombosit awal perawatan maupun 24 jam perawatan berhubungan dengan teijadinya renjatan dengan hazard ratio masing-masing sebesar 3,5 (lK95% 1,5-8,4) dan 3,3 (lK95% 1,4-7,5). Nilai diskriminasi trombosit awal perawatan dan 24 jam perawatan musing-masing sebesar 72,3% (IK 95% 63,1-8l,6) dan 67,'7% (IK 95% 58,2-‘77,3). Trombosit bersama-sama dengan karakteristik klinis rumah sakit, perdarahan, status gizi, interaksi lama sakit dengan hematokrit, dan interaksi lama sakit dengan hepatomegali baik pada awal perawatan maupun 24 jam perawatan merupakan prediktor lerjadinya renjatan. Model prediksi pada awal pcrawatan dan 24 jam perawatan mempunyai nilai kalibrasi yang baik dan nilai diskriminasi yang baik dengan AUC sebesar 84,l%; lK95% 77,9-90,3 untuk awal perawatan dan 80,4% (IK 95% 72,4-88,4) untuk 24 jam perawatan. Nilai diskriminasi model prcdiksi ini lebih baik daripada nilai diskriminasi trombosit awal perawatan maupun 24jam perawatan. Kesimpulan dan saran: Trombosit merupakan prediktor terjadinya renjatan pada DBD anak akan letapi penggunaan trombosit sebagai prediktor renjatan akan lebih balk jika digunakan bcrsama-sama dengan parameter Iainnya yaitu perdarahan, status gizi, hepatomegali, dan hematokrit. Saran: Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui reproducibilizjv dan rransporrability model prediksi renjatan yang diperoleh dalam penelitian ini.
Purpose: to investigate whether thrombocyte and other covariate such as sex, age, time before admission, bleeding, nutritional status, hepatomegali, haematocrit, and leukocyte, can be used to predict shock at children with dengue hemorrhagic fever (Di-IF). Design: Retrospective cohort with survival analysis. Cit off point for thrombocyte, leukocyte. and haematocrit according to day of sick were determined by receiver operating characteristic (ROC) curve. Magnitude of discrimination was assessed by area under curve (AUC). Subject: Children suspected with DH F, grade l and II at admission. Main outcome: to know association between thrombocyte with shock and to know prediction model to predict shock at admission and 24 hours after admission. Result: There were 525 subjects. Incident of shock was 6.l%. Cut off point for thrombocyte according to long of sick at 3, 4 and 5 day were 81.500/ul, 59.500/ul and 53,500/ul respectively. Cut olT point for thrombocyle at 24 hours aller admission ut 4, S, and 6 day were 59.500/ul, 53,500/ul, and 45,000/ul respectively. Both thrombocyte at admission and 24 hours after admission had association with shock with hazard ratio 3.5 (95%Cl l.5-8.4) and 3.3 (95Cl% i.4-7.5) respectively with magnitude of discrimination were 72.3% (95Cl% 63.1-8l.6) and 67.7% (95%Cl 58.2-77.3) respectively. Thrombocyte together with clinical characteristic of hospital, bleeding, nutritional status,interaction between time before admission and hepatomegali, interaction between time before admission and haematocrit were significant variables to include in to the prediction model for shock both for admission and 24 hours after. These models had good calibration and discrimination with magnitude of discrimination were 84.l%; lK95% 77.9-90.3 and 80.4% (95%Cl 72.4-88.4) respectively. Discrimination of tlicse models was higher than discrimination of thrombocyte alone. Conclusion: Thrombocyte is a predictor of shock but using prediction models consist of thrombocyte and other variables such as bleeding, nutritional status, hepatomegali, haematocrit is better to predict shock than thrombocyte alone. Suggestion: To conduct further research to investigate reproducibility and transportability of these prediction models."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Pradita Kusumawati
"ABSTRAK
Gen NS1 merupakan gen penyandi protein NS1 (non-strukural 1) yang terdapat pada virus dengue. Protein NS1 diketahui memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan dasar kit diagnostik untuk penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh protein rekombinan NS1 virus dengue untuk pengembangan kit diagnostik NS1. Penelitian ini meliputi proses kloning gen NS1 pada vektor ekspresi pYES2/CT, ekspresi pada Saccharomyces cerevisiae INVSc1 dan purifikasi protein rekombinan NS1 menggunakan HisPurTM Ni-NTA Magnetic Beads. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 485 koloni transforman hasil kloning ke dalam E. coli TOP10F? berhasil diseleksi pada medium yang mengandung 100 µg/ml. Analisis hasil PCR dan sekuensing menunjukkan bahwa gen NS1 yang berukuran 1056 pb berhasil terintegrasi ke dalam vektor ekspresi pYES2/CT. Analisis hasil SDS PAGE dan western blotting menunjukkan protein rekombinan NS1 berhasil diekspresikan pada Saccharomyces cerevisiae dengan ukuran sekitar 42?55 kDa. Analisis SDS PAGE untuk hasil purifikasi menunjukkan didapatkan protein yang terelusi dalam kondisi native dengan ukuran sekitar 42?55 kDa. Gen NS1 telah berhasil dikloning dan protein NS1 berhasil terekspresi serta terpurifikasi.

ABSTRAK
NS1 gene is a gene encoding NS1 (non-structural 1) protein dengue virus. Dengue NS1 protein (non-structural 1) is known as an important biomarker for early diagnosis of dengue hemorrhagic fever (DHF) disease. The research objective is to obtain NS1 recombinant protein dengue virus serotype 3 for development kit diagnostic NS1. Stages of the research include cloning NS1 gene Into pYES2/CT expression vector, expression in Saccharomyces cerevisiae INVSc1, and purification NS1 recombinant protein with HisPurTM Ni-NTA Magnetic Beads. A total of 485 colony transformants were selected on medium with ampicilin 100 µg/ml as cloning results in E. coli TOP 10F?. PCR and sequencing analysis showed that NS1 gene was successfully fused to vector pYES2/CT and showed NS1 size is 1056 bp. SDS PAGE and western blotting analysis showed a band of NS1 recombinant protein as expression results. Molecular weight of NS1 protein was approximately 42--55 kDa. SDS PAGE analysis showed a band of NS1 recombinant protein purified in native condition with a molecular weight approximately 42--55 kDa. NS1 gene was successfully cloned, can be also expressed and purified as protein NS1.
"
[2016;2016;2016;2016;2016, 2016]
S62673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Dwiyuli Setiani
"Selama tiga tahun terakhir, seluruh kelumhan di Kota Cirebon dinyatakan sebagai kelurahan endemis DBD. Kejadian penyakit DBD Kota Cirebon setiap tabun selalu meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 2006 sebanyak 507 kasus. Meakipun prosentase angka kematian DBD Kota Cirebon dari tahun ke tahun mengalami penurunan akan letapi masih diatas angka nasional (1%). Tujuan pene1itian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian penyalcit DBD dan po1a hubungan secara spasial antara faktor risiko lingkungan iklirn (saku udara, kelembaban, curah hujan), faktor kependudukan (kepadatan penduduk, kepadntan permukirnan, peududuk usia kurang dari 15 tahun) dan Angka Bebas Jentik (ABJ) terhadap kejadian DBD di Kota Cirebon dari tahun 2005 - 2007. Hasil analisis spasial memperlihalkan bahwa kasus DBD (2005-2007) banyak menyebar di wilayah padat permukiman. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan DBD adalah: kelembaban (p=0,043) dan penduduk usia kurang dari 15 tahun (p=0,027) terjadi ditahun 2005. Tahun 2007 variabel yang berhubungan dengan DBD adalah curah hujan (p=0,008), sedangkan tahun 2006 tidak ada variabel yang berhubungan. Distribusi yang hampir merata disemua variabel memberikan hasil tidak berhubungan.

During the last three years, all sub-districs at Cirebon Clty finding expression as endemics area of dengue fever. The incident rate of dengue fever at Cirebon City is always increasing every years and reaches the top in 2006 with 507 cases. Although the death rate percentage at Cirebon City are decreasing every year but still above the national rate). Objectives of research to find out the image of the incident rate of dengue fever and model of relationships spatialy between environmental risk factor of climate (temperature, humidity. and rainfall), demographics factors (population density. residences density, population of age lowest than 15 years) and Larva Free Rate (LFR) ofDHF incident at Cirebon City from year2005 to 2007. Design of the study used ecology design of time trend studies. The incident rate of dengue fever for look according to the time diffusion every years per sub-districs as analysis unit with making the secondary data. The analysis data is variable with dengue fever is rainfall {p""'0,008). whereas in 2006 years no associate variable with dengue fever."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21062
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardus Wibowo Hidayat
"ABSTRAK
Penelitian terkait karakteristik genetik sekuens virus dengue (DENV) diperlukan dalam menilai kekerabatan antara strain DENV yang tersebar di seluruh dunia. Tujuan dalam penelitian ini adalah membandingkan karakteristik genotype dan sekuens data DENV serotipe 2 (DENV-2) nukleotida envelope dibandingkan dengan sekuens data DENV-2 nukleotida Non-Struktural 1 (NS1). Data didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk strain data yang berasal dari Indonesia dan GenBank untuk strain data yang berasal dari seluruh dunia sebagai data pembanding dengan jumlah sebanyak 42 data, yang kemudian dianalisis menggunakan Genetyx 5.1. Hasil penelitian didapatkan bahwa sekuens data NS1 strain DENV-2 yang berasal dari Indonesia termasuk ke dalam kelompok genotype Cosmopolitan, serupa dengan hasil analisis data dengan sekuens data envelope strain DENV-2. Sementara pada analisis epitope LX1 yang merupakan epitope khas dari NS1, terdapat berbagai peubahan komponen asam amino pada epitope tersebut dibandingkan dengan sekuens data strain Indonesia yang tergabung ke dalam kelompok genotype Cosmopolitan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa filogenetik dengan menggunakan NS1 sebagai bahan analisis dapat digunakan untuk menentukan genotipe. Sehingga gen NS1 pada DENV-2 strain Indonesia masih dapat dipertimbangkan sebagai salah satu dasar metode pengembangan vaksin.

ABSTRACT
Studies about genetic characteristic between dengue virus serotype 2 (DENV-2) sequence data is needed to determine its relationship between DENV strain over the world. The main purpose of this study is to compare between characteristic of sequence data DENV-2 envelope nucleotide and sequence data DENV-2 Non- Structural 1 (NS1) nucleotide, and analyze between amino acid homology in this study and related previous studies. 42 data used for this study are obtained from Laboratory of Microbiology Faculty of Medicine University of Indonesia for data from Indonesia and form GenBank for data from other countries as a comparison, which is analyzed with software Genetyx 5.1. NS1 sequence data from DENV-2 strain from Indonesia is classified in Cosmpolitan genotype group, which are similar than data analysis from envelope sequence data from same data. Meanwhile in analysis of LX1 epitope, which is considered as typical epitope from NS1, there are any differences in amino acid component at it compared than strain Indonesia data sequences which are included in Cosmopolitan genotype group. As a conclusion, phylogenetic analysis of NS1 nucleotide is useful for determining the genotypes, which means NS1 DENV-2 gene strain Indonesia can be useful as the basis for vaccine development"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Tegar Adriansyah Putra
"Infeksi yang disebabkan oleh virus dengue (DENV) menimbulkan spektrum luas penyakit dari sindrom virus ringan, demam dengue klasik dan penyakit perdarahan berat yaitu demam berdarah dengue (DBD) hingga Dengue Shock Syndrom (DSS). Antibodi terhadap protein struktural E dari serotipe DENV yang heterolog pada infeksi primer dan sekunder tidak dapat menetralkan virus, sehingga walaupun kompleks antibodi-virus difagositosis oleh monosit, DENV tetap dapat bereplikasi di dalam monosit. Kondisi meningkatnya infeksi virus pada sel target diperantarai antibodi ini dikenali sebagai antibody-dependent enhancement (ADE). Protein NS3 merupakan protein terbesar kedua yang dikode oleh genom DENV dan sekuens asam amino primernya merupakan yang paling lestari diantara serotipe DENV yang berguna menghindari ADE. Protein NS3 ditemukan menginduksi respon antibodi dan respon sel T CD4+ dan CD8+, kebanyakan sel T tersebut bereaksi silang antar serotipe. Dilakukan analisis pada epitop sel T dan sel B protein NS3 DENV4 081 yang selanjutnya dilakukan pengklonaan dan ekspresi gen NS3 DENV4 081. Ditemukan posisi epitop sel B 537-544 NS3 DENV4 081 identik dan lestari dengan 124 strain DENV4 di dunia dan dengan keempat serotipe strain Indonesia. Gen NS3 DENV4 081 berhasil diamplifikasi dengan teknik PCR dan berhasil diinsersikan kedalam vektor pQE80L dengan orientasi yang benar. Plasmid rekombinan yang mengandung gen NS3 DENV4 081 ditransformasikan ke dalam E. coli BL21 dan diekspresikan dengan induksi IPTG. Hasil ekspresi protein NS3 DENV4 081 yang ditunjukkan dengan terlihatnya dot yang berwarna lebih pekat pada Dot Blot yang dideteksi dengan detektor anti-His merupakan protein rekombinan NS3 DENV4 081. Hasil Western Blot menunjukkan ekspresi protein rekombinan NS3 yang rendah, sehingga masih perlu penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan ekspresi protein rekombinan NS3 pada vektor pQE80L.

Infections caused by dengue virus (DENV) cause a broad spectrum of disease from mild viral syndrome, classic dengue fever to severe hemorrhagic diseases which are dengue hemorrhagic fever (DHF) and Dengue Shock Syndrome (DSS). Antibodies against E protein of heterologous DENV serotypes in primary and secondary infections can not neutralize the virus, although the antibody-virus complexes were phagocytes by monocytes, DENV still replicate inside monocytes. A condition increasing antibody-mediated viral infection on target cell was identified as antibody-dependent enhancement (ADE). NS3 protein is the second largest protein encoded by the genome of DENV and the primary amino acid sequence is the most conserved among DENV serotypes. NS3 protein was found to induce antibody, CD4+ and CD 8+ T cell responses, most of the T cells were cross-reactive between serotypes. Analysis was performed on the T and B cell epitope of NS3 DENV4 081 protein then continue with gene cloning and expression of NS3 DENV4 081. Position of B cell epitope 537-544 NS3 DENV4 081 protein was found identical and conserved to NS3 protein of 124 DENV4 strains around the world and all four serotypes of Indonesia strain. NS3 DENV4 081 gene was successfully amplified by PCR and successfully inserted into the vector pQE80L with the correct orientation. Recombinant plasmid containing NS3 DENV4 081 gene was transformed into E. coli BL21 and expressed by IPTG induction. Results of NS3 DENV4 081 protein expression was indicated by the colored dot produced on Dot Blot detected with anti-His detector. Western Blot result show low NS3 recombinant protein expression, so further research is needed to optimize the NS3 expression in vector pQE80L."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Indah Kendarsari
"Penelitian dengue secara in vitro banyak dilakukan untuk mengetahui mekanisme pasti patogenesis infeksi degue. Namun, sedikitnya informasi mengenai karakter pertumbuhan virus dengue pada galur sel model menjadi salah satu faktor pembatas. Karakterisasi pertumbuhan kinetik dilakukan untuk mengetahui dengan melihat karakter pertumbuhan kinetik virus dengue pada galur sel C6/36, Vero76, MDCK, 293, HepG2, dan A549. Parameter pertumbuhan virus dengue pada tiap sel diketahui dengan melihat kecepatan replikasi, ekspresi protein NS1, dan deteksi genom virus dengue. Hasil uji kinetik menunjukkan adanya perbedaan profil pertumbuhan tiap serotipe virus dengue pada tiap galur sel, dengan pertumbuhan relatif lebih tinggi pada sel A549 dibandingkan dengan galur sel lainnya. Hasil uji ELISA menunjukkan ekspresi protein NS1 pada sel A549 meningkat seiring peningkatan titer virus. Keberadaan RNA genom virus dengue pada sel A549 dikonfirmasi menggunakan RT-PCR. Dengan demikian, keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan virus dengue mampu tumbuh dengan baik pada galur sel A549, sehingga dapat digunakan sebagai galur sel mamalia alternatif untuk propagasi dan penelitian infeksi virus dengue lebih lanjut.

In vitro dengue research has been routinely used to study the pathogenesis of dengue infection. The little information about the growth characteristics of dengue viruses in various cell lines model has become the limiting factor of dengue research. Dengue virus growth characterization was conducted to determine the growth kinetics of dengue viruses in several cell lines i.e. in C6/36, Vero76, MDCK, 293, HepG2, and A549 cell lines. Growth characteristics of dengue virus in each cell were measured by looking at the rate of replication, NS1 protein expression, and detection of dengue virus genome. The replication kinetic assay indicated the difference growth characteristics of each serotype of dengue virus in each cell line, with the relatively higher growth was observed in A549 cell line compared to other cell lines. ELISA result showed an increased expression of NS1 protein in A549 cell in parallel with increasing viral titer. The presence of dengue virus RNA genome in A549 cells was confirmed using RTPCR assay. This study observed the ability of dengue viruses to grow well in A549 cell line and this cell line could be used as an alternative mammalian cell line for propagation and further study of dengue virus infection."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1404
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Khoirotun Nisa
"ABSTRAK
Infeksi DENV masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, karena angka kesakitan semakin meningkat, masih menimbulkan kematian dan sering terulangnya kejadian luar biasa (KLB). Salah satu permasalahan terbesar pada manajemen pasien yang terinfeksi adalah untuk memperoleh hasil diagnosis yang cepat dan spesifik dari infeksi DENV pada fase akut. Deteksi NS1 virus dengue merupakan solusi untuk deteksi dini infeksi dengue. Pada penelitian ini dilakukan produksi antibodi anti-NS1 DENV 2 berlabel HRP untuk mendeteksi antigen NS1 DENV. Untuk mendapatkan antibodi anti-NS1 DENV 2, protein NS1 sebanyak 500µg disuntikkan ke kelinci. Booster dilakukan sebanyak tiga kali dengan menyuntikkan NS1 500µg. Antibodi anti-NS1 yang dihasilkan oleh kelinci kemudian dilabel menggunakan horseradish peroxidase (HRP) dan dilakukan optimasi slot blot immunoassay. Setelah antibodi anti-NS1 DENV 2 berlabel HRP dikonfirmasi dengan direct ELISA, dilakukan uji reaksi silang. Pada penelitian ini digunakan 15 plasma pasien positif dengue yang terdiri dari serotipe 1, 2, 3 dan 4, 3 plasma negatif dengue, 1 plasma orang sehat dan 1 kontrol positif yaitu protein NS1 DENV 2. Hasil menunjukkan, antibodi anti-NS1 DENV serotipe 2 dapat mengenali NS1 yang berasal dari serotipe 1,2,3, dan 4. Hal ini disebabkan karena protein NS1 merupakan glikoprotein yang sangat terkonservasi diantara keempat serotipe dengue. Adanya kemiripan epitop NS1 DENV 2 dengan serotipe lainnya membuat antibodi anti-NS1 DENV 2 dapat mengenali protein NS1 dari serotipe dengue yang lain. Sedangkan hasil negatif ditunjukkan pada plasma pasien orang sehat. Untuk sampel 3 plasma negatif dengue, hasil slot blot menunjukkan 2 negatif dan 1 indeterminate. Disimpulkan bahwa antibodi anti-NS1 DENV 2 berlabel HRP dapat digunakan untuk dalam uji slot blot untuk mendeteksi keempat serotipe virus dengue.

ABSTRACT
DENV infection remains a public health problem in Indonesia, as the number of illnesses is still increasing, causing death and frequent recurrence of outbreaks. One of the biggest problems in managing infected patients is how to get a rapid and specific diagnosis of DENV in the acute phase. Detection of dengue virus is a solution for early detection of dengue infection. In this study, production of labelled anti-NS1 DENV 2 antibody to be used for dengue antigen detection. To get anti-NS1 DENV 2 antibody, protein NS1 500 μg was injected into rabbit. Booster is done three times by injecting NS1 500 μg. Anti-NS1 antibodies produced by rabbits then were labeled by horseradish peroxidase (HRP). After confirmation of labelled anti-NS1 DENV antibody and optimation of in-house slot blot immunoassay, cross reactivity between DENV serotype was performed. In this study, 15 dengue positive patients serotypes 1, 2, 3 and 4, three dengue negative plasma, 1 healthy person plasma and 1 positive control on NS1 DENV 2 were used. The results showed that anti-NS1 DENV serotype 2 antibody could recognize NS1 from serotypes 1,2,3, and 4. This may be because the NS1 protein is a highly conserved glycoprotein among four dengue serotypes. The similarity of NS1 DENV 2 epitopes with other serotypes makes NS1 DENV 2 antibody can recognize NS1 protein from other dengue serotypes. While negative results are shown on the plasma of healthy patients. For a sample of 3 negative plasma dengue, the result of the blot slot showed 2 negatives and 1 indeterminate. An HRP-labelled anti-NS1 DENV 2 antibody could be used in slotblot immunassay to detect NS1 of four serotype of dengue infection."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Hapsari
"Demam berdarah dianggap sebagai masalah kesehatan utama bukan hanya di Indonesia, tetapi juga banyak negara lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinetik Non Structural-1 (NS1) dan persen positif antigen NS1 yang dideteksi dengan menggunakan diagnostik dini Strip Ag Bio-rad NS1 pada hari demam ke 1 sampai 3. Uji diagnostik ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Indonesia melalui pemeriksaan laboratorium pada 102 sampel dari pasien yang diduga demam berdarah. Standar baku untuk uji ini adalah Reverse Transcription - Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), isolasi virus di cell line C6/36, serta kenaikan titer antibodi. Program SPSS 17.0 digunakan untuk analisis data. Dari total pasien yang terlibat dalam penelitian ini, 68 (68.3%) pasien terinfeksi demam berdarah. Investigasi lebih lanjut dalam mendeteksi keberadaan antigen NS-1 berdasarkan hari demam dilakukan pada penelitian ini. Berdasarkan hasil yang diperoleh, keberadaan NS-1 pada pasien terinfeksi demam berdarah pada hari demam ke 1, 2 dan 3 adalah 100%, 96,36%, dan 94.55% berturut - turut. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa Strip Ag Bio-Rad NS1 dapat digunakan sebagai deteksi dini demam berdarah di Indonesia.

Dengue is considered as a major health problem in not only Indonesia, but many other countries. The aim of this study was to know the kinetic of Non-Structural-1 (NS1) and positive percentage of NS1 detected by a diagnostic kit Bio-Rad NS1 Ag Strip Test during first until third day of fever. This diagnostic test was conducted in Microbiology Laboratorium of Universitas Indonesia by performing laboratory examination to 102 serum samples of dengue suspected patients. Gold standard of this study was Reverse Transcription - Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), virus isolation in C6/36 cell line, and increase of antibody titer. SPSS 17.0 program was used to analyze the data. Based on total patients involved, 68 (68.3%) patients were infected with dengue. Further investigation on detecting presence of NS-1 antigen according to days of fever was done in this study. From the result, presence of NS-1in dengue-infected patients during day 1, 2, and 3 of fever were 100%, 96.36%, and 94.55% respectively. Conclusion of this study was that Bio-Rad NS1 Ag Strip can be used as early detection of dengue fever in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>