Ditemukan 162910 dokumen yang sesuai dengan query
Lefita Gozali
"Skripsi ini membahas mengenai permasalahan reflektif yang terjadi akibat munculnya spesiesisme yang mempunyai efek berkelanjutan bagi spesies amfibi maupun bagi lingkungan. Amfibi sebagai indikator kesehatan lingkungan telah mengalami keterancaman serius dan kematian prematur di seluruh dunia dengan berbagai penyebab yang kompleks. Hal itu didasarkan pada aspek spesiesisme yang telah mengakibatkan begitu banyak kerugian bagi spesies lain, bahkan bagi manusia sendiri. Selanjutnya, amphibian campaign muncul dalam melakukan gerakan konservasi amfibi yang tetap membutuhkan berbagai pertimbangan moral. Pembenaran etis status moral hewan ini dilandasi oleh pemikiran Peter Singer dalam menjunjung tinggi nilai moral untuk semua being melalui pertimbangan yang adil atas kepentingan, dan subjects-of-a-life Tom Regan dengan anggapan bahwa semua being adalah subjek moral yang mempunyai inherent value sehingga harus menjadi prioritas dasar dalam melakukan pertimbangan etis perilaku manusia terhadap spesies lain. Dimana dari penerapan prinsip-prinsip tersebut dapat menjadi landasan bagi pelestarian lingkungan yang berefek langsung terhadap spesies manusia maupun non-manusia.
This thesis discusses about reflection problem that caused by speciesism aspect which having a sustained effect for amphibian species as well as for the environment. Amphibians as indicators of environmental health have suffered serious threatened and premature death worldwide with a variety of complex causes. It was based on the aspects speciesism that has caused so much harm to other species, even the humans themself. Furthermore, amphibian campaign appeared in amphibian conservation movement that still requires moral considerations. Philosophical justification of the moral status of animals is based on the thought of Peter Singer in upholding moral values for all being through equal consideration of interest and subjects-of-a-life Tom Regan with the assumption that all being is the subject moral that has inherent value, so that should be a priority basis in conducting ethical human behavior towards other species. And then from the application of these principles can be the foundation for the environmental conservation that effect directly for human and non-human species."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S45174
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Djoko T. Iskandar
Bogor: Puslitbang Biologi LIPI, 1998
597.8 DJO at
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Washington: Island, 2000
597.8 NAT (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Duellman, William E.
New York: McGraw-Hill, 1986
R 597.8 DUE b
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Wiwien Dyastutie
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui sensitivitas berudu katak lembu (Rana catesbeiana Shaw) terhadap paparan kalium dikromat. Sensitivitas berudu
R. catesbeiana dideteksi dengan cara menghitung jumlah mikronukleus pada sediaan olesan darah yang diwarnai Giemsa. Paparan kalium dikromat dengan konsentrasi 5; 10; 20; dan 40 ppm pada berudu R. catesbeiana dilakukan selama 12 hari. Rata-rata jumlah mikronukleus per 1.000 eritrosit adalah 12; 12,4; 34,2; dan 22,6. Hasil uji Tukey menunjukkan bahwa jumlah mikronukleus rata-rata pada eritrosit berudu R. catesbeiana yang terpapar pada kalium dikromat dengan konsentrasi 5; 10; 20; dan 40 ppm berbeda nyata bila dibandingkan dengan kontrol (kalium dikromat 0 ppm) pada a = - 0,01. Analisis regresi linier menunjukkan bahwa jumlah mikronukleus tidak meningkat dengan adanya peningkatan paparan kalium dikromat (Y = 0,3904 + 0,1379 X). Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa berudu R. catesbeiana cukup sensitive dalam mendeteksi induksi pembentukan mikronukleus yang disebabkan oleh kalium dikromat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Blum, Mark
San Francisco: Chronicle Books, 1999
R 597.9 BLU a
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Morris, Percy A.
New York: Ronald Press, 1957
597.8 MOR b
Buku Teks Universitas Indonesia Library
New York: Facts on File, 1994
R 597.903 ENC
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Rothschild, Bruce M.
"This bibliography updates progress in the study of bone disease in recent and fossil amphibians and reptiles, using advanced diagnostic tools, and drawing on a secure review of the literature and a growing database describing the nature of bony alterations. "
New York: Springer, 2012
e20417666
eBooks Universitas Indonesia Library
Farrely Firenza
"Spesiesisme merupakan persoalan klasik mengenai timpangnya cara pandang dan pengakuan manusia terhadap kelompok hewan (non-manusia) yang menimbulkan relasi asimetris diantara keduanya. Akibat dari cara pandang yang timpang ini manusia kemudian mengelompokkan spesies tetentu yang kemudian mempengaruhi persepsi mereka mengenai kelompok hewan. Artikel ini membahas persoalan spesiesisme melalui fenomena kontemporer berupa sikap defensif manusia terhadap sebagian kelompok spesies hewan domestik terhadap kelompok hewan ternak. Berangkat dari kasus ini timbul pertanyaan berupa, apakah sikap defensif suatu spesies tertentu merupakan tindakan yang dapat dijustifikasi secara moral. Oleh karenanya, penulis menganalisis permasalahan ini menggunakan pendekatan studi etika lingkungan dengan tema moralitas dibantu dengan eksperimentasi pikiran yang menunjukkan bahwasanya tindakan tersebut merupakan tindakan spesiesis yang dasar justifikasinya bersifat inkonsisten. Penulis juga menemukan fakta bahwasanya sifat defensif manusia terhadap beberapa spesies tertentu merupakan hasil konstruksi dari pengaruh sosio-kultural yang bekerja dalam suatu skema ideologi dengan istilah karnisme. Berdasarkan hal ini penulis menemukan inti permasalahan yang berkaitan dengan moralitas dan konsekuensinya terhadap lingkungan justru terletak kepada keputusan manusia dalam pilihan makanannya (daging atau non-daging), bukan kepada daging jenis spesies apa yang dapat dikonsumsi.
Speciesism is a classic problem of unequal human views and recognition of animal groups (non-humans) that give rise to asymmetrical relations between the two. As a result of this unequal perspective, humans then group certain species which then affect their perception of animal groups. This article discusses the problem of speciesism through the contemporary phenomenon of human defensiveness towards some groups of domestic animal species towards groups of livestock animals. Departing from this case, the question arises in the form of whether the defensiveness of a particular species is an action that can be morally justified. Therefore, the author analyzes this problem using an environmental ethics study approach with the theme of morality combined with thought experiment which shows that the action is a speciesist action whose justification basis is inconsistent. The author also finds that the defensive nature of humans towards certain species is the result from the construction of socio-cultural influences that work in an ideological scheme (carnism). Based on this, the author finds that the core of the problem related to morality and its consequences for the environment lies precisely in human decisions in their food choices (meat or non-meat), not in what kind of meat species can be consumed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library