Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80643 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saipudin
"Hamburan neutrino dengan materi bintang quark melalui interaksi lemah arus ne- tral telah dipelajari. Untuk menjelaskan keadaan materi quark, digunakan model bag MIT. Struktur bintang quark dapat dipelajari dengan memasukkan persamaan keadaan bintang quark kedalam persamaan TOV. Dalam tulisan ini kami mempela- jari penampang lintang differensial dan lintasan bebas rata-rata neutrino. Perhitun- gan dilakukan menggunakan dua metode; Pertama dengan memperhatikan hambu- ran N-body sebagai N kali hamburan dua partikel, Kedua dengan memperlakukan efek banyak benda dengan baik dalam hamburan N-body. Kedua pendekatan dipela- jari dan dibandingkan pada kasus temperatur nol. Untuk pendekatan pertama, interaksi didominasi oleh quark down, sedangkan untuk pendekatan kedua quark down dan quark strange memberikan kontribusi yang sama. Lintasan bebas rata- rata neutrino menurun dengan meningkatnya kerapatan, temperatur dan energi awal neutrino. Untuk kasus temperatur berhingga, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, seperti; faktor retardasi, Pauli blocking dan detailed balancing. Pauli blocking dan detailed balancing secara signifikan mengurangi nilai lintasan bebas rata-rata neutrino. Sedangkan faktor retardasi menunjukkan sifat yang tidak biasa dari lintasan bebas rata-rata neutrino-quark strange. Selain itu, efek penangkapan neutrino secara signifikan menyebabkan fraksi elektron meningkat. Kontribusi elek- tron menurunkan lintasan bebas rata-rata neutrino. Lebih lanjut, lintasan bebas rata-rata neutrino dari pusat bintang quark hingga ke permukaan bintang semakin meningkat.

The scattering of neutrino with quark star matter through neutral current weak interaction is studied. To describe the quark matter state, MIT bag model is used. The quark star structures can be studied by inserted the quark star equation of state into TOV equation. Here we study the neutrino differential cross section and mean free path. The calculation is performed by using two method; First by considering N-body scattering as N times two body scattering, Second by treating the many body effect properly in N-body scattering. Both approach are compared and studied for the case zero temperature, where we have found that for the first approach, interaction are dominated by the one from down quark, while the second approach the down and strange quarks provide similar contribution. Neutrino mean free path decreases with increasing density, temperature and initial energy neutrino. For finite temperatur case are several factors should be considered, i.e, retardation, Pauli blocking and detailed balancing factors. Pauli blocking and detailed balancing significantly reduce the value of the neutrino mean free path. While the retardation factor indicates unusual behavior of neutrino-strange quark mean free path. In addition, the effect of neutrino trapping is significantly increased the fraction of electrons. Contribution of electrons reduces the value neutrino matter mean free path. Therefore, the neutrino mean free path from the center of quark star to the stellar surface increases."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S45066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutauruk, Parada T. P.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T40284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Kartini
"Mannarelli dan Tonelli [1], menunjukkan bahwa cahaya dapat membentuk orbit yang stabil. Pada perhitungannya penulis-penulis di [1] menggunakan model Strange Matter
sederhana yaitu MIT-Bag model dengan persamaan keadaan (EoS) spesifik yakni EoS dengan kecepatan suara vs = c. Frekuensi echo dari gelombang gravitasi dapat ditentukan
dari perpotongan antara relasi massa-radius dengan garis photon sphere R = 3GM, = 17kHz dan 27kHz untuk B1=145MeV dan B2 = 185MeV. Hal ini berbeda dengan hasil pengamatan LIGO-VIRGO Interferometer yang memberikan hasil = 72Hz dengan signifikansi 4.2 . Pada thesis ini, penulis mengkaji ulang apa yang dilakukan penulis [1], tetapi dengan model Strange Quark Matter yang lebih realistik yakni menggunakan MITBag dengan vs  c dan model CIDDM (Confined-Isospin-Density-Dependent-Mass). Penulis juga mengkaji impak dari modifikasi gravitasi terhadap frekuensi echo dari gelombang gravitasi. Model modifikasi gravitasi yang digunakan pada penelitian ini adalah PTOV (Tolman-Oppenheimer-Volkof).

Mannarelli and Tonelli [1], shows that light can form a stable orbit. In the calculations the authors [1] use the simple Strange Matter model, the MIT-Bag model with a specific state equation (EoS), EoS with sound speed vs= c. The echo frequency of the gravitational wave can be determined from the intersection of the mass-radius relation with the photon sphere line R = 3GM, = 17kHz and 27kHz for B1 = 145MeV and B2 = 185MeV. This is different from observations of the LIGO-VIRGO Interferometer which gives the results = 72Hz with a significance of 4.2 . In this thesis, the writer reviewed what the writer did, but with a more realistic Strange Quark Matter model using MIT-Bag with vs and the CIDDM (Confined-Isospin-Density-Dependent-Mass) model. The author also examines the impact of gravity modification on the echo frequency of gravitational waves. The modified gravity model used in this study is PTOV (Tolman-Oppenheimer-Volkof)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T55109
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi
"Pada tahun 1964, Gellman dan Zweig mengajukan hipotesis bahwa proton, neutron, dan hadron lainnya tersusun dari partikel elementer yang disebut quark. Setelah itu, Bodmer, Terazawa dan Witten mengajukan gagasan ten- tang adanya quark strange pada bintang kompak yang menyebabkan energi ikat quark up, down, strange lebih rendah dibandingkan energi ikat nuklir. Model yang mudah digunakan untuk mempelajari bintang quark yaitu dengan model bag MIT. Ukuran bag direpresentasikan oleh konstanta bag, B, dimana massa quark konstan. Pada temperatur T = 0, maka fraksi quark up konstan, sekitar 33%, sedangkan fraksi quark down turun diikuti fraksi quark strange yang naik. Fraksi quark up pada T ̸= 0, tanpa penangkapan neutrino, sekitar 33%, namun pada T ̸= 0, dengan penangkapan neutrino, fraksi quark up naik menjadi 42%. Massa bintang akan meningkat ketika nilai B turun.

In 1964, Gellman and Zweig proposed their hypothesis about the proton, the neutron, and all the other hadrons composed by elementary particle which were called quark. Afterwards, Bodmer, Terazawa and Witten proposed idea about strange quark in compact stars which binding energy of up, down, strange quark lower than nuclear. A simple model to learn quark stars is the MIT bag model. The size of the bag is represented by the bag constant, B, with mass of quark is constant. Temperature T = 0, the fraction of up quarks is constant, about 33%, the fraction of down quarks decreases followed by the increase of strange quarks fraction. The fraction of up quarks at T ̸= 0, without neutrino trapping about 33%, whereas at T ̸= 0, in case neutrino trapping, the fraction of up quarks increases to 42%. The maximum mass of the stars increases as the value B decrease."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1097
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Maulana Yunefi
"ABSTRACT
Kami mempelajari pengaruh dari gravitasi Rastall dalam kesetimbangan dan kestabilan bintang quark yang diselidiki melalui solusi numerik dari persamaan kesetimbangan hidrostatik dan persamaan osilasi radial. Materi quark dalam bintang quark dijelaskan oleh persamaan keadaan MIT Bag dan CIDDM. Kami menemukan bahwa massa maksimumdan massa nilai eigen nol ditemukan pada densitas energi pusat yang berbeda. Kami menunjukkan bahwa dengan seiring meningkatnya, massa maksimum akan semakin menjauhi massa nilai eigen nol. Hasil ini juga cukup penting dalam menganalisis kestabilan objek bintang yang lain seperti bintang neutron, bintang boson dan lain-lain dalam konteks gravitasi Rastall.

ABSTRACT
We study the influence of Rastall Gravity in the equilibrium and stability of quark stars is investigated through the numerical solution of the hydrostatic equilibrium equation and the radial oscillation equation. Quark matter inside the quark stars is described by the MIT Bag and CIDDM model equation of state. We found that the maximum mass value and the zero eigenvalue mass are found at the different central energy density. We show that as the increases, the maximum mass will be further away from the zero eigenvalue mass. These results are also quite important to analyze the stability of other stellar objects such as neutron stars, boson stars in the context of Rastall Gravity."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listiana Satiawati
"Telah dihitung polarisasi, penampang lintang diferensial dan jalan bebas rata-rata pada interaksi neutrino-gas elektron dengan mempertimbangkan faktor bentuk elektromagnetik neutrino, untuk temperahu' berhingga. Faktor- faktor yang dipertimbangkan pada perhitungan adalah retardasi, detail balans dan Pauli bloking serta anti partikel.
Efek banyak benda masuk dalam perhitungan polarisasi melalui pendekatan korelasi fase random ( random phase approximation ) dan massa foton efktif. Hasil yang didapat digunakan untuk mempelajari interaksi neutrino dengan materi pada atmosfir Supernova.
Hasil penelitian ini menunjukkan seberapa besar pengaruh faktor-faktor temperatur, kerapatan elektron, momen dipol neutrino, jari-jari muatan neutrino, korelasi random phase approximation, massa foton efektif dan koreksi relativitas umum pada jalan bebas rata-rata neutrino pada atmosfir supernova.

The polarizations, differential cross section and mean free path of neutrino-electron gas interaction have been calculated by taking into account the neutrino electromagnetic form factor, for finite temperature. 'The retarded, detailed balance, Pauli blocking and anti-particle factors have been also taken into account in the calculations.
Many~body effects enter into polarizations calculations through random phase approximation correlation and photon effective mass. The results are used to study the interaction of neutrino with matter in supernova atmosphere.
It has also shown how large the influence of temperature, electron density, neutrino moment dipole, neutrino charge radius, random phase approximation correlation, photon effective mass and general relativity correction in mean free path at supernova atmosphere.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T32894
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
S27900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Ikhsanul Qauli
"Pada skripsi ini, kebergantungan persamaan keadaan materi quark terhadap parameter isospin dikaji secara teoritik. Model materi quark yang digunakan adalah pengembangan dari model CDDM (Confined Density Dependent Mass) dengan menambahkan suku interaksi isospin pada massa quark. Selanjutnya model ini disebut CIDDM (Confined Isospin Density Dependent Mass). Model CIDDM diuji dengan membandingkan relasi massa-radius bintang yang dihasilkan dengan observasi astrofisika dan hasil prediksi tekanan materi quark pada daerah nilai rapat bilangan baryon yang besar berdasarkan perhitungan pQCD. Hasil yang kami dapatkan menunjukkan bahwa model CIDDM tidak bisa menjelaskan hasil perhitungan pQCD pada daerah nilai densitas baryon yang besar tetapi cukup konsisten dengan observasi bintang kompak dengan massa dua kali massa matahari untuk set parameter DI-2500.

In this bachelor thesis, the isospin dependence in quark matter?s equation of state have been studied theoretically. The quark matter model used in this study is an extended version of CDDM model where the isospin term in quark's mass is included. Then this model is called CIDDM (Confined Isospin Density Dependence Mass). CIDDM model has been tested by comparing mass-radius relation which come from astrophysical observation and the equation of state obtained from perturbative QCD (Quantum Chromo Dynamics) calculation. We have found that CIDDM model cannot explain the equation of state from pQCD in large baryon density region but it's maximum mass prediction is quite consistent with the one from compact stars observation. Namely the pulsar's mass is about two times larger than solar mass if we use the parameter set DI-2500.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjong, Po Djun
"Plasma sebagai material yang semakin banyak dipakai di dunia industri akan dibahas secara singkat. Kemudian, quark-gluon plasma sebagai salah satu jenis plasma akan ditinjau secara mendalam. Sebuah teori untuk quark-gluon plasma akan diformulasikan melalui penyusunan sebuah densitas Lagrangian. Simetri gauge untuk setiap suku di dalam Lagrangian akan tetap dipertahankan, kecuali untuk suku viskositasnya. Mekanisme transisi dari partikel titik ke medan alir, dan sebaliknya, didiskusikan dengan jelas. Kemudian akan diturunkan persamaan tensor energi-momentum yang relevan untuk plasma gluonik. Dengan menerapkan hukum kekekalan energi dan kekekalan momentum, viskositas shear dan viskositas bulk akan didapatkan dengan penurunan analitik. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa pada tingkat energi yang dekat dengan hadronisasi, viskositas bulk akan jauh lebih besar dari viskositas shear. Penghitungan ini juga memberikan hasil yang cukup dekat dengan hasil yang didapat dari eksperimen.

Plasma as a kind of material that has become more and more commonly utilized in industry is introduced. A kind of plasma, which is called quark-gluon plasma is elaborated deeply. A theory for viscous quark-gluon plasma is formulated through the construction of a Lagrangian density. Gauge symmetry is preserved for all terms inside the Lagrangian, except for the viscous term. The transition mechanism from point particle field to fluid field, and vice versa, is discussed. The energy momentum tensor that is relevant for the gluonic plasma having the nature of fluid bulk of gluon sea is derived within the model. By imposing the law of energy and momentum conservation, the values of shear and bulk viscosities are analytically calculated. The result shows that at the energy level close to hadronization the bulk viscosity is bigger than shear viscosity. Also, the values are close to experiments result.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
D1986
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1997
S27476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>