Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145880 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gagas Prayoga
"Marga Excoecaria banyak terdapat di Indonesia dan mempunyai potensi sebagai sumber senyawa kimia bioaktif. Salah satu tanaman marga ini adalah Sambang Darah (E. cochinchinensis Lour.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol daun E. cochinchinensis Lour. serta mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dari fraksi teraktif. Daun E. cochinchinensis Lour. dimaserasi menggunakan n-heksana, etil asetat, dan metanol. Aktifitas antioksidan diukur menggunakan metode DPPH. Ekstrak teraktif difraksinasi dengan kromatografi kolom dipercepat. Kemudian dilakukan identifikasi golongan senyawa pada fraksi dengan aktifitas antioksidan teraktif. Hasil uji menunjukkan nilai IC50 dari ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksana secara berturut-turut adalah 2,81 ppm; 3,21 ppm; dan 48,77 ppm. Fraksi teraktif adalah fraksi M2 dengan nilai sebesar IC50 2,49 ppm dengan kandungan flavonoid, tanin, antrakuinon, glikosida, dan saponin.

Excoecaria genus widely available in Indonesia and has potential as a source of bioactive chemical compounds. One of the plant of this genus is Sambang Darah (E. cochinchinensis Lour). This research aims to determine the antioxidant activity of the extracts of n-hexane, ethyl acetate, and methanol E. cochinchinensis Lour. leaves and to know the group of chemical compounds which contained the most active fraction. E. cochinchinensis Lour. leaves macerated using n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Antioxidant activity was measured using DPPH method. The most active extract fractionated by accelerated column chromatography. Phytochemical screening were done at the most acive fraction. Test results showed IC50 value of the extract of methanol, ethyl acetate and n-hexane respectively were 2.81 ppm, 3.21 ppm, and 48.77 ppm. Fraction M2 is the most active fraction with IC50 value of 2.49 ppm and it contained flavonoids, tannins, anthraquinone, glycosides and saponins"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bulqiyah Benazir
"Garcinia celebica L merupakan suku Guttiferae. Berdasarkan penelitian terdahulu diketahui jenis tanaman garcinia lainnya memiliki anktivitas antioksidan, namun informasi dan penelitian mengenai tanaman Garcinia celebica L masih terbatas. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini untuk menentukan aktivitas antioksidan dari ekstrak dan fraksi kulit buah Garcinia celebica L serta identifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi yang teraktif. Metode yang digunakan untuk uji aktivitas adalah metode DPPH. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut dengan kepolaran meningkat yaitu n-hekasn, etil asetat dan metanol. Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan, etil asetat, dan methanol memiliki aktivitas sebagai antioksidan, dengan nilai IC50 berturut-turut yaitu 95,83; 53,06; dan 12,16 ppm. Fraksinasi dilakukan terhadap ekstrak metanol yang memiliki aktivitas tertinggi dengan eluen etil asetat dan metanol dan dengan menggunakan kromatografi kolom vakum dan diperoleh lima fraksi gabungan berdasarkan hasil KLT yaitu A,B,C,D dan E. Fraksi C merupakan fraksi teraktif dengan nilai IC50 sebesar 17,66 ppm. Hasil identifikasi kimia fraksi C menunjukkan adanya senyawa terpenoid, alkaloid, tanin, falvonoid dan antrakuinon.

Garcinia celebica L is Guttiferae family. The previous study showed that the other garcinia plants have antioxidant activity, however there was a few information and investigation about Garcinia celebica L. Therefore, this study presents antioxidant activity from extract and fraction of Garcinia celebica L skin fruits and identify chemical compounds from the most active fraction. Antioxidant activity was determined by DPPH radical scavenging activity. Extraction was made by maseration using different solvent with increasing polarity, n-Hexane, ethyl acetate, and methanol. The result of antioxidant activity test showed that extract of n-heksan, etil asetat and methanol have activity as antioxidant with score IC50 consecutive 95,83; 53,06; and 12,16 ppm. The most active methanol extract was fractionation with ethyl acetate and methanol eluents and using vacuum colom chromatography and obtained five fractions combined based on TLC results of the A, B, C, D, dan E. The C fraction was the most active fraction with IC50 value ​​of 17,66 ppm. Phytochemical identification shows C fraction containing terpenoids, alkaloids, tannins, flavonoids, and saponins."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eldwin Suwandy
"Riset pencarian senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim elastase dan antioksidan dalam menunda proses penuaan pada kulit terus diupayakan agar dapat dikembangkan menjadi kandidat agen anti-aging yang potensial. Tanaman mabolo (Diospyros blancoi A. DC.) merupakan tanaman asli Indonesia yang belum banyak dieksplorasi pemanfaatannya baik secara tradisional maupun ilmiah sebagai anti-aging. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dari ekstrak metanol daun (EDM) atau ekstrak metanol kulit batang (EKM) tanaman mabolo yang memiliki aktivitas anti-elastase dan antioksidan teraktif. Ekstraksi daun dan kulit batang dengan pelarut metanol mengggunakan ultrasound assisted-extraction (UAE). Aktivitas anti-elastase dan antioksidan dari tiap ekstrak, fraksi, subfraksi, dan isolat dievaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EKM memiliki aktivitas anti-elastase dan antioksidan lebih kuat dibanding EDM meskipun keduanya memiliki aktivitas yang sangat kuat dibawah 50 µg/mL. EKM sebagai ekstrak teraktif dilanjutkan fraksinasi padat-cair dan menghasilkan fraksi etil asetat kulit batang mabolo (FEKM) yang memiliki aktivitas anti-elastase dan antioksidan paling kuat dibandingkan dengan fraksi metanol kulit batang mabolo (FMKM) maupun fraksi heksan kulit batang mabolo (FHKM). FEKM sebagai fraksi teraktif difraksinasi lebih lanjut dengan kromatografi kolom menghasilkan 16 subfraksi etil asetat kulit batang mabolo (SEKM A-SEKM P). Hasil identifikasi isolat melalui FTIR dan NMR dibandingkan terhadap literatur. Isolat DB1 yang diperoleh dari isolasi SEKM N diduga asam galat, sedangkan isolat DB2 yang diperoleh dari isolasi SEKM L dan SEKM N diduga asam betulinat. Aktivitas anti-elastase isolat DB2 [IC50 = 8,62 µg/mL (18,88 µM)] lebih kuat dibanding DB1 (IC50 = 93,35 µg/mL (548,70 µM)]. Akan tetapi, aktivitas antioksidan isolat DB1 lebih kuat dibanding isolat DB2. Sementara itu, aktvitas antielastase isolat DB2 menunjukkan jenis inhibisi unkompetitif secara in vitro. Hasil interaksi secara in silico diprediksi isolat DB2 menghambat bukan pada sisi aktif enzim elastase (1B0F) dengan energi bebas ikatan sebesar -5,85 kcal/mol.

Studies on the discovery of bioactive compounds that have inhibitory activity against elastase enzymes and antioxidants in delaying the skin's aging process are still being explored so that potential anti-aging agents could be developed. The mabolo plant (Diospyros blancoi A. DC.) is a native Indonesian plant that has not been widely explored for its traditional and scientific uses as anti-aging. This study aimed to identify bioactive compounds from leaf methanol extract (EDM) or stem bark methanol extract (EKM) of the mabolo plant that have the most active anti-elastase and antioxidant activities. Extraction of leaves and stem bark with methanol solvent using ultrasound assisted-extraction (UAE). Both the anti-elastase and antioxidant activities of each extract, fraction, subfraction, and isolate were evaluated. The results showed that EKM had stronger anti-elastase and antioxidant activities than EDM although both had very strong activities below 50 µg/mL. EKM as the most active extract was followed by solid-liquid fractionation and resulted in ethyl acetate fraction of mabolo stem bark (FEKM) which had the strongest anti-elastase and antioxidant activities compared to methanol fraction of mabolo stem bark (FMKM) and hexane fraction of mabolo stem bark (FHKM). FEKM as the most active fraction was further fractionated by column chromatography to obtain 16 ethyl acetate subfractions of mabolo stem bark (SEKM A - SEKM P). The results of isolate identification by FTIR and NMR were compared to the literature. Isolate DB1 obtained from SEKM N isolation was considered gallic acid, while isolate DB2 obtained from SEKM L and SEKM N isolation was considered betulinic acid. The anti-elastase activity of isolate DB2 [IC50 = 8.62 µg/mL (18.88 µM)] was stronger than DB1 (IC50 = 93.35 µg/mL (548.70 µM)]. However, the antioxidant activity of isolate DB1 was stronger than isolate DB2. Meanwhile, the anti-elastase activity of isolate DB2 showed an uncompetitive type of inhibition in vitro. In silico interaction results predicted DB2 isolate inhibits not on the active side of the elastase enzyme (1B0F) with a binding free energy of -5.85 kcal/mol."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Fatmawati
"Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Kekhawatiran akan efek akibat antioksidan sintetik karena bersifat karsinogenik, membuat antioksidan alami menjadi pilihan alternatif. Garcinia merupakan salah satu genus tanaman di Indonesia yang mempunyai aktifitas antioksidan yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak kulit batang Garcinia celebica dengan metode perendaman 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Kulit batang Garcinia celebica diekstraksi dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan methanol secara maserasi bertingkat. Masing-masing ekstrak dilakukan uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang paling aktif adalah ekstrak metanol dengan nilai IC50 sebesar 11,351 µg/mL. Selanjutnya ekstrak teraktif difraksinasi dengan kromotografi kolom dipercepat, dan didapatkan 8 fraksi. Masing-masing fraksi diuji aktifitas antioksidannya, dan diperoleh fraksi D sebagai fraksi teraktif dengan nilai IC50 sebesar 2,10 µg/mL. Golongan senyawa pada fraksi teraktif adalah flavonoid, terpenoid, glikosida, dan tanin.

Antioxidants are substances needed for body to neutralize free radicals and prevent them from damage caused by free radicals. The concerns about the effects caused by synthetic antioxidants because of carcinogenic nature make natural antioxidants as the chosen alternative for antioxidant sources. Garcinia is one of a genus plant in Indonesia which has good antioxidant activity. The purpose of this study is to determine the antioxidant activity of the stem bark extract of Garcinia celebica by 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) assay. Garcinia celebica stem bark is extracted using n-hexane, ethyl acetate, and methanol solvent then do the test antioxidant activity. The IC50 value of methanol extract as the most active fraction is 9,15µg/mL. The extract which has the highest antioxidant activity is fractinated by accelerated column chromatography and earned 8 fractions. The antioxidant activity of each fraction is tested by DPPH assay and the result is D fraction which has the lowest IC50 value of 2,10 µg/mL. The compounds of the active fractions are flavonoid, glikon, terpenoid and tannin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyliana Denysa
"Kelompok manggis-manggisan, marga Garcinia diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas adalah atom atau senyawa yang kehilangan pasangan elektronnya, sangat reaktif yang dapat menyebabkan reaksi oksidatif. Salah satu jenis Garcinia yang memiliki potensi sebagai antioksidan adalah Garcinia tetandra Pierre. Kulit buah Garcinia tetandra Pierre dikestraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut yang kepolarannya bertingkat (n-heksan, etil asetat dan metanol). Masing-masing ekstrak diuji aktivitas antioksidannya dengan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) untuk melihat aktivitasnya yang paling aktif. Ekstrak yang paling aktif dikolom untuk mendapatkan fraksi-fraksi dan hasil fraksi-fraksi tersebut akan diuji kembali aktivitas antioksidannya untuk memperoleh fraksi yang paling aktif. Hasil pengujian aktivitas antioksidan didapatkan pada ekstrak n-heksan dengan nilai IC50 3,582 µg/ml dan fraksi C merupakan fraksi n-heksan teraktif dengan IC50 5.9774µg/ml. Golongan senyawa kimia pada fraksi C adalah terpenoid dan aglikon flavon.

Mangosteen group, Garcinia genus is known having antioxidant activity that can ward off these free radicals. Free radicals are atoms or compounds that lose its electron pair, which can lead to highly reactive oxidative stress. One of Garcinia?s species which are potent for antioxidant is Garcinia tetandra Pierre. The rind of Garcinia tetrandra Pierre are extracted by maceration method using multilevel polarity solvents (n-hexane, ethyl acetate and methanol). Each extract was tested for antioxidant activity by 1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil (DPPH) to see the activities which has the most active fraction. The most active extracts are got column to obtain fractions, which the fractions will be tested again to obtain the antioxidant activity of the most active fraction. The test result is obtained on the antioxidant activity of n-hexane extracts with IC50 ​​3.582 ug / ml and fraction C is the fraction of n-hexane-active with IC50 5.9774 ug / ml. Class of chemical compounds in fraction C are terpenoids and aglikon flavon."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Indah Lia
"Radikal bebas adalah atom, gugus atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas bersifat sangat reaktif dan dapat menjadi reaksi yang tidak terkontrol, namun reaktivitas radikal bebas dapat diatasi dengan senyawa antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron sehingga reaktivitas dari radikal bebas dapat diredam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol daun Antidesma neurocarpum Miq. serta mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dari fraksi teraktif. Daun Antidesma neurocarpum Miq. diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol. Ekstrak paling aktif dari fraksi hasil kolom diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH.
Dari uji yang dilakukan diperoleh hasil bahwa semua ekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang dapat ditunjukkan dengan nilai IC50. Nilai IC50 dari ekstrak teraktif metanol, etil asetat, dan n-heksan secara berturut-turut adalah 2,18 ppm; 2,27 ppm; dan 41,15 ppm. Golongan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak metanol adalah terpen, flavonoid, saponin, glikosida dan tanin. Hasil fraksinasi kolom dipercepat dari ekstrak metanol dihasilkan 6 fraksi gabungan dan diperoleh fraksi teraktif yaitu fraksi E dengan nilai IC50 2,03 ppm dengan kandungan kimia adalah terpen, flavonoid, tanin, glikosida dan saponin.

Free radicals are atoms, a cluster of atoms or molecule which have one or more electrons which is not paired. Free radicals are very reactive and could be an uncontrolled reaction, but it could be solved by antioxidant. Antioxidant is a compound that can donate one or more electrons to free radicals so that its reactivity could be muted. The aim of this research was to know the antioxidant activity of n-hexan, ethyl acetate and methanol Antidesma neurocarpum Miq. leaves extracts and to know the chemical compounds of the most active fraction. Antidesma neurocarpum Miq. leaves were macerated by n-hexan, ethyl acetate, and methanol. The most active of the extract and column fraction were tested its antioxidant activity by DPPH method.
The results showed that all of the extracts had antioxidant activity, which looked from their % inhibition and IC50. IC50 of methanol, ethyl acetate, and n-hexan extract were 2.18 ppm, 2.27 ppm and 41.15 ppm, respectively. Methanol extract contained terpene, flavonoids, saponin, glycoside and tanine. Six fractions were obtained from the accelerated fractionation of methanol extract and the most active fraction was fraction E with IC50 was 2.03 ppm and it contained terpene, flavonoids, tanin, glicoside and saponin.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nur Sa`adah
"Tanaman dari marga Garcinia adalah tanaman yang dikenal sebagai tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan. Telah banyak dilakukan penelitian mengenai aktivitas antioksidan dari beberapa marga Garcinia, namun belum ditemukan literatur mengenai aktivitas antioksidan dari tanaman Garcinia latissima Miq. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan secara in vitro terhadap ekstrak dan fraksi teraktif dari daun Garcinia latissima Miq. dengan metode DPPH 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516 nm, dan dengan metode FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power dengan menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 593 nm. Ekstrak heksan, etil asetat, dan metanol pada konsentrasi 100 ?g/mL berturut-turut memiliki nilai inhibisi 12,25, 86,91, dan 85,16 . Ekstrak etil asetat menunjukan aktivitas antioksidan tertinggi, dengan nilai IC50 6,5526 ?g/mL. Ekstrak etil kemudian dilakukan fraksinasi dengan kromatografi kolom hingga didapatkan sebelas fraksi. Dari kesebelas fraksi, fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi adalah fraksi G, yang memiliki nilai IC50 6,5526 ?g/mL dan nilai FeEAC 859,55 ?mol/g. Hasil identifikasi pada fraksi teraktif menunjukan bahwa pada fraksi teraktif G mengandung senyawa golongan antron dan flavonoid.

Plants from genus Garcinia are known to have antioxidant activity. Many research have been conducted to explore the antioxidant activity of some plants from genus Garcinia, but no research have been found about the antioxidant activity of Garcinia latissima Miq. The purpose of this research was to explore the in vitro antioxidant activity from the extract and fraction with the highest antioxidant activity from the leaves of Garcinia latissima Miq. by DPPH 2,2 diphenyl 1 picrylhydrazyl method using spectrophotometry UV Vis at 516 nm, and FRAP Ferric Reduction Antioxidant Power method using microplate reader at 593 nm. Hexane, ethyl acetate, and methanol extract at 100 g mL shows inhibition 12.25, 86.91, and 85.16 , respectively. The ethyl acetate extract showed the highest antioxidant activity, with IC50 value was 6.5526 g mL. The Ethyl acetate extract then was subjected to fractionation by column chromatography and give eleven fractions. Fraction G showed the highest antioxidant activity, with IC50 value was 6.4377 g mL and the FeEAC value was 859.55 mol g. The chemical identification of fraction G showed the positive result for antrhone and flavonoid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Edawati
"Radikal bebas merupakan molekul yang relatif tidak stabil, memiliki elektron yang tidak berpasangan di orbital luarnya sehingga bersifat reaktif. Adanya radikal bebas yang berlebihan dalam tubuh manusia dapat menimbulkan suatu penyakit. Reaktivitas radikal bebas ini dapat diredam oleh senyawa antioksidan. Indonesia memiliki keanekaragaman jenis biota laut yang tinggi. Keanekaragaman ini memberi peluang untuk memanfaatkan biota laut sebagai sumber pengobatan, termasuk sebagai antioksidan. Pada penelitian ini uji aktivitas antioksidan dilakukan terhadap sampel ascidia Didemnum sp. yang dikoleksi dari Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh ekstrak dan fraksi dari ascidia Didemnum sp., kemudian diuji aktivitas antioksidannya serta diidentifikasi golongan senyawa dari fraksi teraktif. Pengujian dilakukan dengan metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH). Ascidia Didemnum sp. diekstraksi dengan metanol, kemudian difraksinasi cair-cair dengan n-heksan, etil asetat, dan air. Fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi selanjutnya difraksinasi kembali dengan kromotografi kolom dipercepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 dari ekstrak metanol ascidia Didemnum sp. sebesar 105,1029 μg/ml. Selanjutnya dilakukan fraksinasi cair-cair, hasil menunjukkan fraksi yang paling aktif adalah etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 90,804 μg/ml. Hasil pengujian pada fraksi hasil kromotografi kolom dipercepat memberikan nilai IC50 sebesar 86,3507 μg/ml sebagai fraksi teraktif. Golongan senyawa yang terdapat pada fraksi teraktif adalah alkaloid, saponin, steroid/triterpenoid dan glikosida.

Free radicals are molecules that is relatively unstable, has an unpaired electron in its outer orbitals that are reactive. The presence of excessive free radicals in the human body can cause a disease. Reactivity of free radicals can be mitigated by antioxidant compounds. Indonesia has a highly various species of marine life. This diversity provides an opportunity to exploit marine biota as a source of treatment, including as an antioxidant. In this study the antioxidant activity assay performed on samples ascidia Didemnum sp. collected from the Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
The purpose of this study is to obtain extracts and fractions of ascidia Didemnum sp., that was going to be tested of its antioxidant activity and then was identified the compound of the most active fraction. Testing was performed by the method of 1.1-diphenyl-2-Pikrilhidrazil (DPPH). Ascidia Didemnum sp. extracted with methanol, and then fractionated by liquid-liquid n-hexane, ethyl acetate, and water. Fractions which have the highest antioxidant activity of fractionated further accelerated back with chromatography column.
The results showed that the IC50 value of ascidia methanol extract of Didemnum sp.at 105.1029 g/mL. Then performed liquid-liquid fractionation, the results indicate that the most active fraction was ethyl acetate with IC50 value of 90.804 g/ml. Test results on the fraction of accelerated column chromatography IC50 value of 86.3507 g/ml as the most active fraction. Groups of compounds contained in the most active fraction are alkaloid, saponin, steroid/triterpenoid and glycoside.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S1792
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silvester Widyo W.
"Acetogenin Annonaceous adalah senyawa bioaktif hadir dalam daun Annona muricata. Dalam penelitian ini, isolasi senyawa asetogenin dilakukan dengan menggunakan tiga-fase kromatografi kolom terbuka pada ekstrak daun sirsak, fraksi F005. Melalui isolasi kromatografi kolom terbuka, senyawa asetogenin dalam fraksi dapat dipisahkan sehingga dapat digunakan sebagai senyawa standar murni untuk analisis kuantitatif. Kedde reagen ditambahkan, yang bereaksi terhadap kelompok lakton asetogenin, untuk memilih fraksi yang kaya akan senyawa asetogenin. Fraksi yang mengandung asetogenin hasil isolasi kolom terbuka dianalisis secara kualitatif dengan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Pengamatan dengan HPLC menunjukkan bahwa fraksi F005, isolat dari tahap kedua dan ketiga isolasi, yang dipilih oleh reagen Kedde, terbukti mengandung senyawa asetogenin sebagai berikut: bullatacin, squamocin, squamostatin-A, dan squamostatin-D. Hasil analisis kualitatif FTIR memperkuat keberadaan senyawa asetogenin dengan puncak serapan pada bilangan gelombang 1.750 cm-1, yang merupakan puncak serapan untuk kelompok lakton asetogenin. Isolasi dengan kolom HPLC menghasilkan bullatacin yang dapat digunakan sebagai senyawa standar untuk analisis kuantitatif senyawa asetogenin lain yang terkandung dalam fraksi daun sirsak.

Annonaceous acetogenin are bioactive compounds present in the leaves of Annona muricata. In this study, the isolation of compounds asetogenin performed using three-phase open column chromatography on soursop leaf extract, fractions F005. Through a simple open-column chromatography isolation, acetogenin compounds in these fractions can be separated so that it can be used as a pure standard compounds for quantitative analysis. Kedde reagent is added to select the content-rich fraction acetogenin compounds, which react to the acetogenin lactone group. Fractions containing isolate of acetogenin were analyzed qualitatively using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) and Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Observations by HPLC showed that the fraction of F005, the isolates from second and third stages of isolation, which are selected by Kedde, shown to contain asetogenin compounds as follows: bullatacin, squamocin, squamostatin-A, and squamostatin-D. FTIR results reinforce the existence of acetogenin compound with the absorption peak at the wave number 1750 cm-1, which is the absorption peak for the acetogenin lactone group. Isolation with HPLC columns produced bullatacin that can be used as a standard compound for quantitative analysis of other acetogenin compounds contained in the fraction of soursop leaves."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairinisa Lestari
"Beberapa tanaman dari marga Garcinia telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan, namun belum ada penelitian terhadap Garcinia latissima. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak dan fraksi kulit batang Garcinia latissima dan identifikasi golongan senyawa pada fraksi teraktif. Fraksinasi menggunakan kromatografi kolom. Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara in vitro dengan metode peredaman radikal DPPH 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) menggunakan microplate reader. Ekstrak teraktif yang diuji dengan metode DPPH yaitu ekstrak metanol dengan inhibisi 95,68 . Ekstrak teraktif di fraksinasi dengan kromatografi kolom. Fraksi yang diperoleh yaitu 10 fraksi, kemudian di uji aktivitas antioksidannya. Pada pengujian dengan metode DPPH dan FRAP, didapatkan fraksi teraktif yaitu fraksi G. Pada metode DPPH didapatkan persentase penghambatan sebesar 93,39 dan nilai IC50 sebesar 5,10 ?g/mL. Pada metode FRAP didapatkan nilai ferric ion equivalent antioxidant activity FeEAc yaitu 1189,649 mol FeE/ gr fraksi. Hasil penapisan fitokimia pada fraksi teraktif menunjukkan bahwa fraksi G mengandung golongan senyawa flavonoid, dan tanin. Pada penelitian ini, fraksi dari ekstrak metanol kulit batang Garcinia latissima berpotensi untuk menjadi sumber antioksidan alami.

Free radical that can not be neutralized by the body can cause damage to nucleic acids, proteins, and lipids in cell membranes and plasma lipoproteins, which causes the need for additional antioxidants from outside of the body. Some species of genus Garcinia have been proven to provide antioxidant activity, but there has been no research on Garcinia latissima. This research aims to examine the antioxidant activity of extract and fraction of G.latissima stem bark with DPPH and FRAP methode. In this research, G.latissima stem bark extract was tested for antioxidant activity by DPPH method and obtained methanol extract as the most active extract with 95.68 inhibition. Methanol extract of G.latissima stem bark separated by column chromatography which silica gel as stationary phase and the mobile phase n hexana, ethyl acetate, and methanol were increased polarity. This study obtained 10 fraction, and the fraction is then tested for activity in antioxidant based on in vitro test. In the test by DPPH method, the most active fraction is Fraction G which has 93.39 inhibition percentage and IC50 value of 5.10 g mL. In the test by DPPH method, the most active fraction is Fraction G which has highest ferric ion equivalent antioxidant activity FeEAc 1189,649 mol FeE gr fraction. Phytochemical screening shows that fraction G contains Flavonoids, and tannins."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>