Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76347 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chinta Pratama Saputra
"Pencemaran yang diakibatkan oleh limbah minyak bumi telah mencapai tingkat yang memprihatinkan, ditambah lagi teknologi pengolahannya masih belum efektif dan efisien. Hal ini disebabkan karena limbah minyak bumi merupakan limbah yang sulit untuk didegradasi oleh bakteri karena banyaknya kandungan senyawa ikatan kompleks di dalamnya. Karena itu, pada penelitian ini digunakan proses ozonasi sebagai pretreatment dengan tujuan untuk meningkatkan proses biodegradasi. Adapun variasi kondisi operasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah dosis ozon dan nilai pH serta bakteri yang digunakan sebagai agen pendegradasi adalah bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan proses ozonasi dapat meningkatkan biodegradasi yang ditunjukkan dengan peningkatan persentase degradasi dan pertumbuhan populasi bakteri. Selain itu, kemampuan bakteri Pseudomonas aeruginosa dalam mendegradasi limbah minyak bumi berbeda-beda untuk masing-masing nilai pH. Persentase degradasi tertinggi untuk variasi dosis ozon didapatkan sebesar 79,32% dicapai saat dosis ozon 0,53 g/jam, sedangkan untuk variasi pH dicapai saat pH bernilai 7 sebesar 75,21%.

Contamination caused by petroleum waste has reached alarming levels, plus its processing technology is not yet effective and efficient. This is caused by petroleum waste is difficult to be degraded by bacteria because of the many complex bonding compound content in it. Therefore, this study used ozonation as pretreatment process with the aim to enhance the biodegradation process. The variations in operating conditions performed in this study was a dose of ozone and pH. The bacterial isolates were used as a degrading agent is the bacteria Pseudomonas aeruginosa.
The results obtained showed that ozonation processes can enhance biodegradability as indicated by the increase in the percentage of degradation and population growth of bacteria. In addition, the ability of the bacteria Pseudomonas aeruginosa in degrading petroleum waste vary each pH value. The highest percentage of biodegradation for ozone dose variation obtained 79.32% achieved at doses of 0.53 g ozone / h, while for the variation of pH value obtained 75.21% achieved at pH 7.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Rianty Fitri A.
"Bioremediasi merupakan teknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memulihkan ekosistem yang tercemar. Teknologi ini mengaplikasikan proses biologis mikroorganisme dalam rnendegradasi senyawa polutan di lingkungan, sehingga metode yang dilakukan disebut biodegradasi. Benzena merupakan salah satu senyawa hidrokarbon monoaromatik bersifat toksik yang banyak mencemari lingkungan dan umumnya sulit terdegradasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan uji coba proses degradasi benzena dengan menggunakan bakteri Pseudomonas aentginosa. Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian penelltian Bioremediasi yang dilakukan di Departernen Teknik Gas dan Petrokimia.
Proses degradasi benzena dilakukan pada temperatur ruang dan kecepatan pengocokan sebesar 20 rpm serta dengan jumlah inokulum awal bakteri sebesar I 199.1 CFU/ml. Medium yang digunakan adalah medium cair l.ockhead and Chase (LC). Variabel yang divariasikan adalah konsentrasi awal benzena yaitu pada konsentrasi 50, 100, 200, 500 dan 1000 ppm. Proses degradasi dilakukan selama 216 jam.
Secara umum hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa benzena hingga konsenstrasi 1000 ppm masih dapat didegradasi oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa. Konsentrasi benzena 200 ppm menunjukkan airtivitas bakteri tertinggi dalam mendegradasi benzena. Pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa cenderung lebih lambat pada konsentrasi benena yang lebih tinggi dimana ditunjukkan dengan laju pertumbuhan optimum bakteri yang semakin rendah seiring dengan meningkatnya konsentrasi benzena."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Marita Safitri
"ABSTRAK
Tingkat mobilitas yang tinggi berdampak pada penggunaan minyak solar sebagai sumber bahan bakar kendaraan semakin meningkat. Proses produksi dan pengolahan minyak solar berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan. Pencemaran minyak solar dalam konsentrasi rendah maupun tinggi dapat menimbulkan masalah lingkungan. Biodegradasi merupakan salah-satu upaya mengendalikan pencemaran minyak solar dengan memanfaatkan bakteri sebagai agen pendegradasi senyawa hidrokarbon. Bacillus subtilis dan Pseudomonas aeruginosa telah diketahui mempunyai kemampuan mendegradasi minyak solar. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan kultur tunggal dan campuran Bacillus subtilis InaCC B289 serta Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 untuk mendegradasi senyawa hidrokarbon dalam minyak solar. Parameter yang diukur yaitu pH, Optical Density DO dan Dissolved Oxygen DO selama 25 hari. Hasil pengukuran pH, Optical Density DO dan Dissolved Oxygen DO tidak berbeda nyata P>0,05. Persentase penurunan total hidrokarbon dianalisis menggunakan GC-MS menunjukkan kultur campuran mampu mendegradasi hidrokarbon lebih besar 57,56 dibandingkan kultur tunggal Bacillus subtilis InaCC B289 37,53 dan kultur tunggal Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 36,50.

ABSTRACT
High levels of mobility affect the use of diesel oil as a fuel source of vehicles is increasing. The production process of diesel oil has the potential to cause pollution. Diesel oil pollution with low or high concentrations caused environmental problems. Biodegradation is an effort to control the pollution of diesel oil by utilizing bacteria as degradation agent of hydrocarbon compound. Bacillus subtilis and Pseudomonas aeruginosa are known to have the ability to degrade diesel oil. The objective of the study is to investigate the ability single and mixed cultures of Bacillus subtilis InaCC B289 and Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 to degrade hydrocarbon compounds in diesel oil. Parameters measured were pH, absorbance Optical Density and Dissolved Oxygen DO for 25 days. The results of pH measurements, Optical Density DO and Dissolved Oxygen DO were not significantly different P 0,05. The percentage of degradation was analyzed using Gas Chromatography ndash Mass Spectrometry GC MS showed that degradation of hydrocarbon compounds in diesel oil with mixed cultures Bacillus subtilis InaCC B289 and Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 was higher 57,56 than single culture of Bacillus subtilis InaCC B289 37,53 and single culture of Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 36,50."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Contamination of petroleum waste has endangered the environment yet its processing technology is not effective and efficient. It is becaused that by petroleum waste is difficult to be degraded by bacteria due to many complex bonding compounds contained in this oil water."
620 SCI 37:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Risma
"Bioremediasi merupakan bagian dari bioteknologi lingjcungan yang memaufaatkan proses alami biodegradasi dengan menggunakan aktivitas mikroba yang dapat memulihkan lahan tanah, air, dan sedimen dad kontaminasi senyawa organik. Toluena merupakan salah satu hidrokarbon monoaromatik yang mencemari lingkungan,berSifatt0kSik dan sukar terdegradasi. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan uji proses biodegradasi dengan menggunakan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan oleh laboratoriurn bioproses Departemen Teknik Gas dan Petrokimia.
Proses degradasi toluena dilakukan pada kondisi temperatur tetap (29°C) dan kecepatan pengocokan sebesar 20 rpm. Medium yang digunakan adalah medium cair Locklzead and Chase (LC) dengan volume dan komposisi tetap. Variabel yang divariasikan adalah konscntrasi awal toluena yaitu pada 50 ppm, |00 ppm, 200 ppm, 500 ppm, 1000 ppm. Proses degradasi dilakukan selama 216 jam.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada rentang konsentrasi toluena hingga 1000 ppm masih mampu didegradasi oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa. Keta.ha.na.n terbaik bakteri Pseudomonas aeruginosa dalam rnendegradasi toluena pada kondisi tersebut adalah pada konsenlrasi 1000 ppm yang memiliki persentase degradasi lebih besar dari konsentrasi lainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Ang Jaya
"Perkembangan resistensi bakteri yang cepat menyebabkan diperlukan juga pengembangan terapi pengobatan baru agar mampu mengatasi penyakit yang telah berkembang. Imipenem merupakan antibakteri golongan karbapenem yang merupakan obat pilihan dalam mengatasi infeksi Pseudomonas aeruginosa. Seiring penggunaan Imipenem sebagai terapi menyebabkan munculnya Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap Iimipenem. Liposom sebagai sistem penghantaran obat terbukti dapat meningkatkan aktivitas beberapa antibiotik terhadap bakteri Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh enkapsulasi liposom pada aktivitas Imipenem terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Liposom diformulasi dengan metode hidrasi lapis tipis kemudian dilanjutkan dengan sonikasi dan ekstrusi bertingkat dengan membran polikarbonat berpori 0,4 μm dan 0,1 μm steril untuk mengecilkan ukuran liposom dan juga mensterilkan liposom. Penentuan aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode dilusi cair.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum (KHM) larutan Imipenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 1,49 ppm. Konsentrasi bunuh minimum (KBM) larutan Imipenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 2,97 ppm. Sedangkan konsentrasi bunuh minimum suspensi liposom Imipenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 5,95 ppm. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa enkapsulasi liposom menghambat aktivitas antibakteri Imipenem terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa.

Rapid escalation of bacterial resistance lead to the necessity of new drug developments to overcome it. Imipenem is an antibiotic in carbapenem class which is used as drug of choice to treat Pseudomonas aeruginosa infection. Concominant use of Imipenem as therapeutic drug led to the resistance of Pseudomonas aeruginosa towards Imipenem. Liposom as drug delivery system has been proven to increase the activity of some antibiotics against Multidrug resistant Pseudomonas aeruginosa. This study was aimed to determine the effect of liposomal encapsulation on antibacterial activity of Imipenem against Pseudomonas aeruginosa and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Liposomes were prepared with thin-film hydration method and then followed by sonication and extrusion using sterile polycarbonate membrane with pore size 0,4 μm and 0,1 μm to reduce the size and sterilize the liposomes. Liquid dilution method is used to determine the antibacterial activity.
The result of this research showed that the minimum inhibitory concentrasion (MIC) of Imipenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa are both 1,49 ppm. Minimum bactericidal concentration (MBC) of meropenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa are both 2,97 ppm. Minimum bactericidal concentration of Imipenem liposome against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa are both 5,95 ppm. Thus it can be concluded that liposome encapsulation inhibits antibacterial activity of Imipenem against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Andika
"Teknologi Bioremediasi merupakan teknologi yang belakangan ini digunakan sebagai cara altematif penanggulangan limbah I-lidrokarbon. Metode ini menggunakan mikroorganisme bakteri pemecah minyak seperti Rveudomanus aeruginosa untuk mendegradasi senyawa hidrokarbon sehingga dapat mcmulihkan lingkungan, tanah dan air yang tercemar.
Penelitian pengujian ketahanan dari bakteri Pseudomonas aeruginosa ini merupakan bagian dari penelitian Bioremediasi yang dilakukan di Departemen Teknik Gas dan Petrokimia. Penelitian ini dilakukan dalam kultur medium Nutrien Broth (NB) dengan menggunakan teknik pengguncangan. Proses tcrsebut berlangsung pada kondisi temperatur 35"C, kecepatan shaker 30 rpm dan tekanan I atm dengan variasi konsentrasi substrat iso-oktana yang cligunakan sebesar 800 ppm, 1600 ppm, 3200 ppm, 6400 ppm, dan 10000 ppm volum.
Secara umum hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan semakin tingginya konsentrasi kontaminan yang diberi kan pada sei (pada rentang substrat 800 ppm - 10000 ppm), maka semakin berkurangjumlah massa se! akhir yang dihasilkan dan laju pcrmmbuhan spesifik sel Pseudomonas aeruginosa berada pada laju yang hampir sama. Pertumbuhan terbaik sel dicapai pada konsentrasi 800 ppm dengan jurniah massa sel akhir sebesar 0.007079 gr/dmg-pada akhimya model pendekatan secara empiris terhadap laju pertumbuhan sel mcngikuti persamaan Ierusalimsky."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanya Utami Tedhy
"Pseudomonas aeruginosa infection on wounds, especially burn wounds can cause prolonged healing and may lead to sepsis. Framycetin, an aminoglycoside, can be impregnated into paraffin based-dressing used in wound management to prevent wound infection. Inhibitory potential of framycetin dressing against Pseudomonas aeruginosa needs to be evaluated in order to find out whether this dressing can prevent pseudomonas wound infection or not.
This research aims to determine inhibitory potential of framycetin dressing against Pseudomonas aeruginosa compared to paraffin dressing. In vitro test was conducted by exposing suspension of Pseudomonas aeruginosa to framycetin dressing and paraffin dressing. The suspension was diluted in ten time serial dilution. Plating on agar plates was done in duplo at exposure time of 0, 30 minutes, 2, 4, 6, and 24 hours. Growth of colonies on medium was evaluated and colonies on plates that are 10-150 in number were counted. The test was done in triplicate. Inhibitory potential of dressing is defined as its ability to inhibit bacterial growth, indicated by lower colony number in dressing exposed groups compared to positive control.
The result of this experiment showed that framycetin dressing exhibited inhibitory potential at exposure time of 4, 6, and 24 hours. Optimal inhibitory potential of framycetin dressing was exhibited after 4 hours of exposure, when the only decrease in colony number throughout the incubation occured. Paraffin dressing exhibited its potential at 4 and 24 hours. The colony number of framycetin dressing exposed suspension was signifficantly lower than that of paraffin dressing after exposure time of 4 and 6 hours. In conclusion, framycetin dressing has better inhibitory potential compared to paraffin dressing especially within 4 to 6 hours of exposure. This result implicates that framycetin dressing may have the ability to prevent Pseudomonas aeruginosa infection. "
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky
"Penelitian ini mernbahas pengaruh sonikasi pada dua frekuensi gelombang suara audiosonik, yaitu 7 kHz dan 17 kHz, terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa yang dikultur dalam medium Bovine Heart Infusion (BHI) dan Plate Count Agar (PCA). Bakteri yang sudah terpapar gelombang suara dikultur dalam agar nutrisi dan diinkubasi selarna 24 jam. Kemudian pertumbuhan koloni dihitung menggunakan colony counter.
Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan koloni P.aeruginosa dipengaruhi gelombang suara pada frekuensi berbeda setelah dibandingkan dengan kontrol. Semakin tinggi frekuensi suara, semakin kuat efek inhibisi terhadap pertumbuhan, dengan efek inhibisi frekuensi 17 kHz sebesar 24,16% dan frekuensi 7 kHz sebesar 11,52%.

This research discusses the effect of sonication using two different frequencies, 7 and 17 kHz, on the growth of Pseudomonas aeruginosa which was cultured in Bovine Heart Infusion (BHI) medium and Plate Count Agar (PCA). After exposure, bacteria was recultured in nutrient agar and incubated for 24 hours. Then the growth of bacteria colonies was measured using colony counter.
The result showed that different sound frequencies have effects on the growth of P. aeruginosa. Higher sound frequency at 17 kHz had stronger growth inhibition by 24.16% as compared to control group, while sound frequency at 7 kHz only showed 11.52% growth inhibition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aurellia Ester Maharani
"Naftalena merupakan senyawa hidrokarbon yang bersifat karsinogenik dan berbahaya bagi makhluk hidup. Pencemaran naftalena dapat diremediasi menggunakan bakteri hidrokarbonoklastik. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kemampuan Pseudomonas sp. SM 1_7 dalam mendegradasi senyawa naftalena. Pseudomonas sp. SM 1_7 diinkubasi dalam medium Bushnell-Haas yang ditambahkan naftalena 0,02 % dan yeast extract 0,5%. Pertumbuhan bakteri diukur menggunakan Total Plate Count (TPC) dan spektrofotometri. Pertumbuhan diukur pada periode inkubasi 0 jam, 24 jam, dan 48 jam. Konsentrasi senyawa naftalena diukur menggunakan HPLC setelah inkubasi 48 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 24 jam inkubasi, jumlah bakteri meningkat dari 5 x 108 CFU/mL menjadi 7,1 x 108 FU/mL pada batch pertama, 4,2 x 108 CFU/mL menjadi 5,3 x 109 CFU/mL pada batch kedua, dan 4,1 x 108 CFU/mL menjadi 5,9 x 108 CFU/mL pada batch ketiga. Penurunan jumlah sel terjadi setelah inkubasi 48 jam menjadi 2,4 x 107 CFU/mL pada batch pertama, 3,4 x 109 CFU/mL pada batch kedua, dan 2,3 x 108 CFU/mL pada batch ketiga. Konsentrasi naftalena berkurang sebanyak 43,65% setelah inkubasi 48 jam. Pseudomonas sp. SM 1_7 memiliki kemampuan dalam mendegradasi naftalena.

Naphthalene is a hydrocarbon compound that is carcinogenic and harmful to living organisms. Hydrocarbonoclastic bacteria can be used in naphtalene remediation. This study will examine the biodegradation of naphthalene by Pseudomonas sp. SM 1_7 grown in Bushnell-Haas medium with the addition of 0.02% (w/v) naphthalene and 0.5% (w/v) yeast extract for 48 hours. Bacterial growth is measured by Total Plate Count (TPC) and spectrophotometry. Naphthalene concentration in the medium after 48 hours was measured using HPLC. The results showed that after 24 hours of incubation, the number of bacteria increased from 5 x 108 CFU/mL to 7.1 x 108 FU/mL in the first batch, 4.2 x 108 CFU/mL to 5.3 x 109 CFU/mL in the second batch, and 4.1 x 108 CFU/mL to 5.9 x 108 CFU/mL in the third batch. Number of cells decreased after 48 hours of incubation to 2.4 x 107 CFU/mL in the first batch, 3.4 x 109 CFU/mL in the second batch, and 2.3 x 108 CFU/mL in the third batch. The concentration of naphthalene in the medium after 48 hours decreased by 43.65%. Pseudomonas sp. SM 1_7 has the capability to degrade naphthalene."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>