Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 238504 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sheila Putri Gartika
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris atas pengaruh dari penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) terhadap hubungan antara manajemen laba (ALLP) dan audit fees yang tidak wajar (UFEE) di sektor perbankan Indonesia. Tahun 2009 dan 2011 dipilih sebagai tahun observasi untuk memisahkan dampak penerapan standar akuntansi tersebut, dimana manajemen laba di tahun 2009 (sebelum penerapan PSAK 50/55) menggunakan diskresi PPAP, sedangkan tahun 2011 diukur dengan diskresi CKPN. Hubungan antara ALLP dan UFEE bertujuan untuk memperlihatkan independensi auditor. Pada penelitian ini juga dipisahkan antara ALLP positif (menurunkan laba) dan ALLP negatif (meningkatkan laba).
Hasil regresi terhadap 38 observasi menunjukkan bahwa semakin besar audit fees yang dibayarkan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan manajemen laba untuk mengurangi laba. Hasil yang berkebalikan terdapat pada ALLP negatif, bahwa UFEE yang semakin tinggi mengurangi manajemen laba. Selain itu, setelah PSAK 50/55 (revisi 2006) berpengaruh secara signifikan negatif terhadap hubungan ALLP positif dan UFEE. Namun, yang berbeda ditunjukkan pada ALLP negatif. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) berpengaruh pada manajemen laba untuk menurunkan laba. Oleh karena itu, penelitian serupa dengan observasi yang lebih besar perlu dilakukan untuk menentukan apakah PSAK 50/55 (revisi 2006) perlu ditinjau kembali atau tidak.

The purpose of this study is to analyze and provide empirical evidence of the influence of PSAK 50/55 (revision 2006) to the relationship between earnings management (ALLP) and audit fees (UFEE) in Indonesia banking sector. This standard was actively applied 2010, therefore year 2009 and 2011 are chosen to be the observation years in order to separate the impact of the accounting standard before and after the standard applied. The relationship between ALLP and UFEE is trying to capture the level of auditor's independence. This study also separates between positive ALLP (income-decreasing) and negative ALLP (income- increasing).
The regression results of the 38 observations made showed that with the increase of audit fees lead to a significant improvement in earnings management to reduce profit. Reversed results were showed in the negative ALLP, that with higher UFEE, earnings management will be decreased. Besides that, PSAK 50/55 (revision 2006) has a negative influence on the relations of positive ALLP and the UFEE. A different result was showed on the negative ALLP, that PSAK 50/55 (revision 2006). These results show that the application of PSAK 50/55 (revision 2006) has influences on profit. Therefore, further study with larger observations is needed to conclude if the accounting standard should be reviewed or not.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45155
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryo Adrianto
"Skripsi ini membahas perbedaan manajemen laba yang potensial dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi sebelum merger dan akuisisi dengan motivasi-motivasi tertentu dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak melakukan merger dan akuisisi, serta pengaruh corporate governance (CG) dalam menekannya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan mengambil data dari Bursa Efek Indonesia selama tahun 2001 s.d. 2010.
Hasil penelitian menyatakan bahwa manajemen laba pada perusahaan merger dan pengakuisisi lebih kuat dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi, serta membuktikan bahwa mekanisme CG yang diterapkan oleh kedua kelompok sampel perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.

The object of this thesis are to investigate whether there is differences of earning management by acquiring firms in the period preceding the announcement and completion of merger and acquisition with non-acquiring firm in associated merger and acquisition acts and to investigate whether corporate governance influence the earnings management. The current study is a quantitative study of secondary data from Indonesian Stock Exchange in period 2001-2010.
The result in the current study provide evidence that earning management in acquiring firms are stronger compared to non-acquiring firms. And also results that Corporate Governance have no significant influence toward earnings management.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yugo Binowo
"Penelitian ini menguji peranan pengawasan bank terhadap tata kelola perusahaan peminjam dengan cara menyelidiki efek dari pengawasan bank pada perilaku manajemen laba berbasis akrual (AEM) perusahaan peminjam. Analisis ini menunjukkan bahwa perilaku AEM perusahaan pinjaman umumnya menurun dengan meningkatnya kekuatan pengawasan bank. Kekuatan pengawasan bank tersebut diukur dari (1) jumlah pinjaman bank, (2) jumlah pinjaman bank jangka panjang, dan (3) jumlah bank yang tergabung didalam pinjaman sindikasi. Hasil penelitian ini menyiratkan bahwa pengawasan bank memainkan peran penting dalam tata kelola perusahaan peminjam terutama pinjaman yang berasal dari sindikasi.

This study examined the role of bank monitoring to corporate governance by investigating the effects of bank supervision on the behavior of accrual-based earnings management (AEM). This analysis shows that the behavior of the company AEM generally decreases with increasing strength of bank supervision. The strength of the bank supervision is measured as (1) the total amount of bank loans, (2) the amount of long-term bank loans, and (3) the number of banks that joined in syndicated loan. These results imply that bank supervision plays an important role in corporate governance is mainly derived as syndicated loans."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimil Lamdipa Wijaya
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan manajemen laba terhadap opini audit-going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Edek Indonesia periode 2012-2016 dengan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel penelitian yang terpilih sebanyak 535 perusahaan. Variabel independen yakni manajemen laba dihitung berdasarkan akrual dan riil. Manajemen laba akrual diproksikan berdasarkan besarnya beban diskresioner sesuai dengan Kothari Model (2005), sedangkan manajemen laba rill diproksikan dengan Roychowdhurry Model (2006) dengan memperhitungkan abnormal cash flow from operation, abnormal production cost dan abnormal discretionary expenses. Variabel dependen adalah opini audit-going concern yang merupakan variabel dummy, bernilai 1 jika sampel penelitian memperoleh opini audit qualified, adverse, disclaimer dan unqualified audit opinion with emphasis of matter retaled to going concern., selainnya itu bernilai 0. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa variabel independen yang memiliki hubungan signifikan positif adalah manajemen laba akrual dan manajemen riil melalui abnormal production cost, sedangkan variabel yang berhubungan signifikan negatif yakni manajemen riil melalui abnormal cash flow from operation. Namun, untuk variabel manajemen riil melalui abnormal discretionary expenses tidak ditemukan adanya hubungan dengan opini audit-going concern.

This study aims to examine the relationship of earnings management to audit opinion-going concern on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2012-2016 with using purposive sampling method. The number of selected samples are 535 companies. The independent variable of earnings management is calculated based on accrual and real. Accrual earning management is proxied based on the amount of discretionary expenses in accordance with Kothari Model (2005), while the real earnings management is proxied with Roychowdhurry Model (2006) with abnormal cash flow from operation, abnormal production cost and abnormal discretionary expenses. Dependent variable is audit opinion-going concern which is dummy variable, value 1 if sample of research get qualified opinion opinion, adverse, disclaimer and unqualified audit opinion with emphasis of matter retaled to going concern, besides it is value 0. Based on result, the independent variables that have a significantly positive are the accrual earnings management and real earning management through abnormal production cost, while the variables that are significantly negative is real earnings management through the abnormal cash flow from operation. However, for real earnings management variable through abnormal discretionary expenses, no correlation found related to audit opinion-going concern"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Fathoni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektifitas dewan komisaris dan komite audit terhadap manajemen laba. Efektifitas dewan komisaris dinilai menggunakan skor berdasarkan dengan checklist yang dikembangkan oleh Hermawan (2009). Skor efektifitas diukur berdasarkan karakteristik independensi, aktivitas, jumlah anggota, dan kompetensi dari dewan komisaris dan komite audit. Penelitian ini menggunakan metode Kothari et al. (2005) untuk perhitungan discretionary accruals. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan model regresi linier berganda yang menggunakan 406 observasi (firm-year) dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 dan 2011.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektifitas dewan komisaris dan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini berarti semakin efektif fungsi dewan komisaris dan komite audit, maka akan mengurangi praktek manajemen laba. Hasil ini mendukung temuan Abdillah (2011), namun pada pengujian sensitivitas, efektifitas komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

This study aimed to determine the effect of the effectiveness of the board and audit committee on earnings management. The effectiveness of the board of commissioners was assessed using a score based on a checklist developed by Herman (2009). Score effectiveness is measured based on the characteristics of independence, activity, number of members, and the competence of the board of directors and audit committee. This study uses Kothari et al. (2005) for the calculation of discretionary accruals. Testing the hypothesis in this study with multiple linear regression models using the 406 observations (firm-year) and companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2010 and 2011.
The results of this study show that the effectiveness of the board of commissioners and audit committees negatively effect earnings management. This means that the effective functioning of the board of commissioners and audit committee will reduce the practice of earnings management. These results support the findings Abdillah (2011), but the sensitivity of the test, the effectiveness of the audit committee has no effect on earnings management.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S43965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Juwita P.
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh patokan laba terhadap manajemen laba melalui diskresi pengakuan pendapatan. Manajemen laba melalui pengakuan pendapatan, yang digunakan sebagai variabel dependen, diproksikan dengan perubahan abnormal akun piutang bruto dan pendapatan diterima di muka. Kecenderungan entitas untuk mencapai patokan laba memiliki bentuk variabel dummy dan digunakan sebagai variabel independen utama. Berbeda dari penelitian terdahulu, penelitian ini mempertimbangkan rasio return on assets sebagai variabel kontrol untuk mengendalikan efek profitabilitas terhadap manajemen laba. Pengujian dilakukan dengan melalukan regresi linier pada sampel yang dipilih.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa patokan laba mencegah kerugian dan mencegah penurunan laba tidak berkorelasi terhadap perubahan abnormal piutang bruto, tetapi berkorelasi negatif terhadap perubahan abnormal pendapatan diterima di muka. Sementara itu, patokan laba memenuhi perkiraan konsensus analis tidak berkorelasi baik terhadap akun piutang bruto maupun akun pendapatan diterima di muka. Hal ini menjelaskan bahwa sebenarnya ketiga patokan laba tidak terlalu berpengaruh terhadap keputusan manajemen untuk memanipulasi laba, terutama melalui diskresi pengakuan pendapatan, di Indonesia.

This study aims to give empirical evidence about the impacts of earnings benchmarks on earnings management through the discretions of revenue recognition. Abnormal changes of account receivable and deferred revenue are the proxy variables of earnings management through discretions in revenue recognition, which are used as the dependent variable. The tendency of an entity to achieve earnings benchmarks is the independent variable and takes form as a dummy variable. Unlike prior studies, this study considers return-on-assets ratio as a controlling variable to monitor the effect of profitability on the earnings management. The test was done by using linear regression on the selected sample.
The result shows that the benchmarks of avoiding losses and avoiding earnings decrease have no impact on the abnormal changes of gross account receivable, but have significant impacts on the abnormal changes of deferred revenue. Meanwhile, the benchmark of beating consensus analysts? forecast has no impacts on both account receivable and deferred revenue accounts. This result explanis that all the earnings behcmarks apparently don?t influence managements? decision to manipulate the earnings, especially through the discretions of revenue recognition, in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kenaikan leverage dan
free cash flow terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Proksi dari manajemen laba adalah
akrual diskresioner (discretionary accruals) yaitu akrual yang dapat dipengaruhi
oleh kebijakan manajemen. Sedangkan proksi untuk leverage adalah rasio debt to
asset, dan proksi untuk free cash flow diperoleh melalui arus kas operasi dikurangi
dengan penjumlahan dari net capital expenditure dengan perubahan pada working
capital. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan merupakan penelitian
kuantitatif dengan menggunakan Generalized Least Square regression. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan yang mengalami kenaikan leverage
memiliki pengaruh signifikan dengan manajemen laba, dan perusahaan yang
mengalami kenaikan leverage dan memiliki free cash flow yang tinggi tidak
memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Di sisi lain, perusahaan yang
memiliki free cash flow rendah memiliki pengaruh terhadap manajemen laba., This study is aimed to analyze the effect of the leverage increases and free cash
flow in the listed manufacturing firms in Indonesia Stock Exchange during the
period of 2009 to 2013. Proxy for earnings management is discretionary accruals,
the accruals that influenced by management’s policy. On the other side, proxy for
leverage is the ratio of debt to assets, and proxy for free cash flow is obtained
through operating cash flow reduced by the sum of net capital expenditure to
changes in working capital. This research is a quantitative research using the
Generalized Least Square regression. The result of this study showed that firms
which selected as leverage increasing firms has a significant correlation with
earnings management. On the other side, there is no significant correlation between
the firms which classified as a highly leveraged firms and has a high free cash flow,
with earnings management. On the other side, firms that have low cash flow has a
significant correlation with earnings management.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saif Ali Syah
"Penelitian ini menganalisis peran debt financing dan corporate governance terhadap earning management pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 - 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh debt financing dan corporate governance terhadap praktik earning management pada suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel purposive sampling serta menggunakan model statistik regresi berganda data panel. Variabel yang digunakan pada penelitian ini, yaitu absolute value of abnormal accruals sebagai variabel dependen, leverage, komisaris independen, dan board size sebagai variabel independen, serta variabel kontrol yang terdiri dari firm size, return on asset (ROA), growth, dan firm age. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan keuangan dan laporan tahunan pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2019. Sampel penelitian yang digunakan terdiri dari 380 perusahan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 - 2019 dengan jumlah observasi sebanyak 2180 observasi. Hasil pada penelitian ini menunjukan adanya pengaruh signifikan yang positif antara debt financing terhadap praktik earning management pada suatu perusahaan yang diproksikan melalui tingkat leverage, serta adanya pengaruh signifikan yang positif antara corporate governance terhadap praktik earning management pada suatu perusahaan yang diproksikan melalui komisaris independen dan board size.

This research analyzes the role of debt financing and corporate governance on earning management in non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period of 2014-2019. The aim of this research is to investigate the influence of debt financing and corporate governance on earning management practices in a company. This research uses a quantitative approach with purposive sampling and employs a multiple regression panel data statistical model. The variables used in this research are the absolute value of abnormal accruals as the dependent variable, leverage, independent commissioner, and board size as the independent variables, and control variables comprising of firm size, return on asset (ROA), growth, and firm age. The data used in this research is financial and annual reports of non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period of 2014-2019. The sample used in this research consists of 380 non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period of 2014-2019 with a total of 2180 observations. The results of this research show a significant positive effect of debt financing on earning management practices in a company proxied through leverage level, and a significant positive effect of corporate governance on earning management practices in a company proxied through independent commissioner and board size."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qorry Aina Syafei
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap underpricing saham IPO yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012. Proksi utama dari manajemen laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal accruals. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan manajemen laba agresif selama periode sebelum IPO cenderung lebih underpriced dibandingkan dengan perusahaan lain. Hal ini konsisten dengan teori asimetri informasi dimana manajemen laba agresif meningkatkan ketidakpastian perusahaan IPO dan investor menuntut potongan harga atas harga saham IPO tersebut.

The aim of this study is to analyze the impact of earnings management on underpricing of IPO firms listed in Indonesia Stock Exchange in 2008-2012. The primary proxy of earnings management is abnormal accruals. This research is quantitative and used multivariate regression. This study finds evidence that firms with aggressive earnings management during pre-IPO period tend to be more underpriced than firms without it. It is consistent with the asymmetric theory of underpricing that aggressive earnings management increases the uncertainty of IPO firms and investor demands price discounts."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S54594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Fransiska
"Penelitian ini membahas mengenai praktik manajemen laba pada perusahaan delisting di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2015. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis praktik manajemen laba pada perusahaan involuntarily delisting sebelum perusahaan delisting dan perbedaan akrual diskresioner antara perusahaan involuntarily delisting dan voluntary delisting. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menggunakan analisis regresi berganda. Studi ini menemukan bahwa terdapat praktik manajemen laba pada perusahaan involuntarily delisting pada satu tahun dan dua tahun sebelum delisting dan terdapat perbedaan discretionary accruals antara perusahaan involuntarily delisting dan voluntary delisting.

This study discusses earnings management practices on delisting firms at Indonesia Stock Exchange for period 2004-2015. In this study, researchers analyzed earnings management practices on involuntarily delisting firms before delisting and discretionary accruals differences between involuntarily delisting firms and voluntary delisting firms. This study uses a quantitative approach, using multiple regression analysis. This study shows that there are earnings management practices at involuntarily delisting firms at one year and two years before delisting and there are differences in discretionary accruals between involuntarily delisting firms and the voluntary delisting firms."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>