Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103507 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita
"Timah merupakan logam lunak dengan titik lebur rendah sehingga relatif mudah untuk dilakukan proses manufaktur lanjutan. Tin shot rounded merupakan salah satu produk khusus yang dikembangkan PT Timah, Tbk, yang diluncurkan ke pasar international pada tahun 2003. Namun proses produksi yang kurang efektif membuat produksi tin shot rounded dihentikan sementara karena adanya permasalahan pada proses dengan penggunaan media pendingin sabun. Dimensi tin shot rounded yang memiliki kebulatan baik menjadi syarat kualitas produk yang dapat dipasarkan.
Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan tin shot rounded dengan menggunakan media pendingin air. Ingot yang digunakan adalah ingot Babbit (Sn 87-90%) dengan variabel berupa temperatur cetak bervariasi mulai dari 250-280oC. Temperatur menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi dimensi produk tin shot rounded, terutama yaitu temperatur cetak. Proses pembuatan tin shot rounded terdiri dari pelelehan ingot Babbit dalam ketel temperatur 280oC, lalu lelehan timah masuk kedalam cetakan dengan temperatur cetak bervariasi 250-280 oC rentang 5oC yang keluar lewat nosel dan memantul pada bidang luncur, selanjutnya masuk media pendingin air. Tujuan penelitian adalah mengamati pengaruh pengotor terhadap nilai kekerasan produk tin shot rounded ingot Babbit dibandingkan dengan ingot Banka (Sn 99,92%), densitas, porositas serta kemurnian dari produk tin shot rounded.
Hasil penelitian ingot Babbit yang digunakan untuk pembuatan tin shot rounded memiliki kadar Sn 87-90 % dengan pengotor yang cukup banyak Pb, Cu, dan Sb. Kualitas dimensi tin shot rounded menurun terhadap kenaikan temperatur cetak. Banyaknya pengotor pada ingot Babbit, berpengaruh terhadap tingginya nilai kekerasan tin shot rounded (3,66 HV) jika dibandingkan dengan ingot Banka (1,33 HV). Densitas percobaan tin shot rounded cenderung lebih rendah dari densitas teoritis (perhitungan) karena adanya cacat cor seperti porositas dan penyusutan volume.

Tin is a soft metal with a low melting point so it is relatively easy to do advanced manufacturing processes. Tin shot rounded is one of specific product being developed by PT Timah Tbk, which was launched into the international market in 2003. However, the production process is less effective to make the production of tin shot rounded suspended due problems with the use of soap cooling medium. Dimensions of tin shot rounded with good roundness become requirement of quality products that can be marketed.
In this research, the manufacture of tin shot rounded using water cooling medium. Ingot used are Babbit (87-90% Sn) with variables such as temperatures of casting ranging from 250-280oC. Temperature becomes one of the important factors that affect the product dimensions tin shot rounded, especially the casting temperatures. The process of making tin shot rounded consists of Babbit ingot re-melting with temperature 280oC in the kettle, then molten tin into a mold with casting temperature of 250-280° C range 5oC variable that comes out through the nozzle and bounced on the glide plane, then enter the water cooling medium. The research objective was to observe the influence of impurities on product hardness values ​​tin shot rounded Babbit ingot compared to Banka ingot (99.92% Sn), density, porosity and purity of the product tin shot rounded.
The results Babbit ingot used for the manufacture of tin shot rounded has Sn content of 87-90%, with considerable impurities Pb, Cu, and Sb. Quality of dimension tin shot rounded decrease to casting temperature increases. The number of impurities in the Babbit ingot, influence the high hardness values ​​tin shot rounded (HV 3.66) when compared with the Banka ingot (1.33 HV). Density experiment tin shot rounded tend to be lower than the theoretical density (calculations) because of casting defects such as porosity and shrinkage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riezqa Triyuana
"Tin shot rounded merupakan salah satu produk khusus yang dikeluarkan PT. Timah (Persero) Tbk tahun 2003, namun proses produksi yang kurang efektif menyebabkan produk ini diberhentikan sementara. Variabel utama dalam proses pencetakan produk tin shot rounded (berdasarkan hasil Kerja Praktik) adalah temperatur cetak timah atau temperatur pada bagian cetakan yang tepat. Oleh karena itu dilakukan mekanisasi cetakan dengan media pendingin air untuk dapat memproduksi tin shot rounded kembali.
Dalam penelitian ini sampel tin shot rounded menggunakan ingot Banka (99,92% Sn) yang diproduksi dengan menggunakan cetakan yang terdiri dari tiga bagian. Pertama, bagian ketel sebagai tempat dimana ingot dilelehkan sampai temperatur 280°C. Kedua, bagian cetakan dimana suhu timah diturunkan sedikit dari ketel. Pada bagian kedua ini, dilakukan variasi temperatur 5°C dari temperatur 250°C hingga 280°C. Kemudian bagian ketiga sampel tin shot rounded akan masuk ke media pendingin air dimana lelehan timah akan mengalami proses solidifikasi. Karakterisasi yang dilakukan pada sampel Banka ini adalah pengujian kemurnian, pengujian densitas dan porositas, pengujian kekerasan, pengujian struktur mikro dengan SEM (Scanning Electron Microscope) serta pengujian foto makro dan mikro sebagai data penunjang.
Hasil pengujian menunjukkan sampel Banka memiliki unsur pengotor (impurity) mayoritas yakni 0,03% Pb serta 0,002% untuk unsur Cu, Fe, Ni, dan As. Nilai densitas terendah diperoleh pada temperatur 265°C yang disertai keberadaan porositas makro dengan jumlah yang paling besar dan dapat terlihat dari hasil foto makro. Bila dibandingkan dengan sampel Babbit (87-90% Sn), jumlah porositas makro pada sampel Banka lebih banyak, namun jumlah porositas mikro atau porositas gas pada sampel Babbit lebih besar dibandingkan sampel Banka yang dapat dilihat dari hasil foto mikro. Nilai kekerasan tertinggi pada sampel Banka diperoleh pada temperatur 260°C dengan nilai 1,372 HVN.

Tin shot rounded is one of special products issued by PT. Timah (Persero) Tbk in 2003, but the production process that less effective render the product to be suspended. The main variables in the process of casting products tin shot rounded (based on Internship) is on the right casting temperature or the mold temperature. Therefore mold mechanization done with water cooling media to produce tin shot rounded again.
In this study, using a sample of tin shot rounded ingot Banka (99.92% Sn) were produced using a mold made up of three parts. First, the kettle / holding pot a place where the ingots are melted to a temperature of 280°C. Secondly, the mold part where the tin temperature is lowered slightly from the kettle. In this second part, 5°C temperature variation was done from 250°C to 280°C. Then the third part, tin shot rounded sample will go into water cooling medium in which molten tin will undergo solidification process. Characterization performed on samples Banka are purity test, density and porosity test, hardness test, micro-structure test with SEM (Scanning Electron Microscope) and micro and macro photos test as supporting data.
The test result shows that the Banka sample has impurity elements, the majority are 0.03% Pb and also 0.002% for the elements Cu, Fe, Ni, and As. Lowest density values obtained at temperatures of 265°C are accompanied by the presence of macro porosity of the greatest number, and can be seen from the results of macro photos. When compared with samples Babbit (87-90% Sn), the amount of macroporosity on Banka sample is greater, but the amount of gas porosity or microporosity on Babbit samples greater than Banka samples that can be seen from the results of the micro picture. Highest hardness value on Banka samples obtained at temperatures 260°C with a value of 1.372 HVN.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Husna
"Telah dibuat suatu rancang bangun ruang vakum bebas oksigen, dengan temperatur terkendali sebagai alat ukur uji impedansi bahan. Temperatur bertindak dalam menentukan keseimbangan energi dalam proses suhu. Tranduser temperatur yang di ukur dengan termokopel tipe-K. Dan heater akan mentransfer panas pada suhu yang ditentukan. Heater Elstein FSR yang dipakai memiliki daya 250 watt, dan mampu menghasilkan panas sebesar 720°C. Sistem yang digunakan mikrokontroller Atmega 16, alat ni menggunakan proses kontrol PID dengan metode kurva reaksi. Percobaan yang dilakukan secara manual mode dan auto mode. Manual mode dengan cara mengatur power heater sedangkan auto mode memberikan nilai set point temperatur. Sistem tuning PID menggunakan metode kurva reaksi, maka didapatkan nilai lag time (L) sebesar 39 dan nilai rise time (T) sebesar 1422. Dengan melakukan proses sistem kontrol didapatkan nilai Kp = 38.46, Ki =0.013 dan KD =19.5.

A vacum furnace system with automatic temperature controller had been made for measuring material impedance as a function of temperature. Ceramic Elstein FSR heater of 250 watt power used to heat up the chumber inside the furnace. PID control process is using microcontroller Atmega 16. The experiment was running in manual mode by adjusted power heater and auto mode by valued temperature setpoint. PID tuning system used reaction curve method, hence resulting lag time (L) 39 second and rise time (T) 1422 second. By processing controlled system it could get value of Kp = 38.46, Ki =0.013 and KD =19.5."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29438
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melly Ujung
"PT. X adalah sebuah perusahaan industri manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan kemasan industri dengan sistem proses berdasarkan pesanan (job order), dimana desain produk ditentukan oleh konsumen eksternal (external customers). Produk yang dihasilkan terbagi atas 2 jenis, Kemas Bentuk (Fine Flexible Packaging) yaitu kemasan jadi yang masih dalam bentuk gulungan atau rol untuk diproses lanjut oleh konsumen yang bersangkutan dan Pengemasan (Packaging) yaitu kemasan jadi yang telah berbentuk kantong (bag).
Kualitas memiliki peranan penting dalam proses produksi, karena berhubungan dengan fungsi produk yang dihasilkan dan kepuasan konsumen yang memakainya. Proses merupakan integrasi sekuensial dari orang (manusia), material, metode dan mesin atau peralatan, dalam suatu lingkungan yang bekerja sama guna menghasilkan nilai tambah output (produk), dan berkualitas yang selanjutnya diserahkan kepada konsumen agar memenuhi kebutuhan dan ekspektasi dari konsumen itu. Proses juga merupakan sekumpulan kondisi yang berbeda-beda, akan menghasilkan unit produk yang berbeda pula, yang tentunya akan menimbulkan adanya variasi atau keragaman pada produk yang dihasilkan sehingga perlu dilakukan pencegahan melalui pengendalian proses.
Suatu proses dikatakan beroperasi dalam pengendalian statistikal apabila variasi-variasi yang timbul hanya bersumber dari variasi penyebab umum. Metode pengendalian proses secara statistik merupakan salah satu pendekatan agar proses berada dalam pengendalian secara statistikal melalui catatan data yang secara terus-menerus dikumpulkan dan dianalisis agar menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam mengendalikan dan meningkatkan proses sehingga proses itu memiliki kemampuan untuk memenuhi spesitikasi output yang diinginkan konsumen. Kemampuan ini disebut dengan kapabilitas proses.
Analisa kapabilitas proses dan mesin merupakan salah satu analisa kualitas proses, yaitu untuk menentukan kapabilitas proses dan merupakan suatu cara untuk mengetahui dan mengukur kemampuan proses dan mesin dengan membandingkannya terhadap toleransi yang ditentukan oleh spesifikasi.
Analisa kapabilitas proses dilakukan pada proses pelapisan (laminasi) pada mesin extrution laminating. Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan memperlihatkan bahwa hampir seluruh data tidak berada dalam kendali secara statistik, kecuali proses untuk jenis laminasi ukuran 351.1 kerataan (berat) gramatur dan kerataan ketebalan (thickness). Demikian juga hasil perhitungan dan analisa terhadap kapabilitas proses, memperlihatkan bahwa hampir seluruh proses tidak mampu untuk menghasilkan unit produk yang memenuhi batas toleransi spesifikasi yang ditetapkan, kecuali proses untuk jenis laminasi ukuran 351.1 kerataan gramatur.
Dari kondisi tersebut maka perlu dilakukan pengecekan dan bahkan perbaikan terhadap proses agar dicapai proses terkendali secara statistik dan mampu manghasilkan output (produk) yang memenuhi batas spesikasi yang ditentukan sebelumnya."
2001
T9523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Nugroho
"Proses alternatif dalam fabrikasi mikro yang telah ditemukan saat ini salah satunya adalah biomachining. Biomachining memiliki beberapa keunggulan diantaranya ramah lingkungan, tidak terjadi thermal damage pada permukaan benda kerja, dan efisien energi. Penelitian biomachining multi-axis sebelumnya yang menggunakan inklinator dengan satu sumbu rotasi dan dengan dua arah sudut inklinasi yang berbeda menunjukkan bahwa inklinasi benda kerja mempengaruhi bentuk profil permukaan hasil pemakanan material pada benda kerja.
Dalam penelitian kali ini inklinator dikembangkan dengan menggunakan konsep sendi peluru pada meja kerjanya sehingga memiliki dua sumbu rotasi dan sudut inklinasi dapat dilakukan ke segala arah. Percobaan dilakukan dengan empat posisi inklinasi yang berbeda dan tiap - tiap posisi diberi sudut inklinasi 400. Terdapat dua jenis waktu percobaan, yaitu 6 jam dan 12 jam untuk tiap - tiap posisi inklinasi. Percobaan dilakukan dengan temperatur ruangan 23 - 25°C.
Hasil pengukuran dari mesin SURFCOM menunjukkan bahwa pada bagian tengah permukaan hasil pemakanan material terbentuk Center Island dengan kedalaman undercut, sudut kemiringan undercut, dan nilai Ra yang berbeda - beda. Selain itu ditemukan bahwa perbedaan posisi kotak biomachining tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kedalaman undercut, panjang undercut, sudut kemiringan undercut, dan nilai Ra.

Alternative process in micro fabrication that has been found at this time one of them is biomachining. Biomachining has several advantages including environtmentally friendly, no thermal damage occurs on the surface of the workpiece, and energy efficient. Previous multi-axis biomachining research using inclinator with one axis of rotation and the angle of inclination in two different directions showed that the inclination of the workpiece affect the surface profile from material machining results at workpiece.
In this research inclinator developed using the concept of joint bullets on its work table so that it has two axes of rotation and the angle of inclination can be done in any direction. The experiments were performed with four different inclination position and each position given angle of inclination 400. There are two kinds of time experiments, which is 6 hours and 12 hours for each inclination position. The experiments were performed with room temperature 23-25°C.
Measurement result from the SURFCOM machine show that on the middle surface at material machining results formed Center Island with depth of undercut, tilt angle of undercut, and the Ra values are different each others. Moreover it was found that the difference in the position of the biomachining box no significant effect on depth of undercut, length of undercut, tilt angle of undercut, and the Ra values.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Tulus
"Studi ini menjelaskan tentang pemodelan simulasi dari proses produksi pada industri komponen karet. Model ini dirancang dengan menggunakan sebuah software yang berorientasi pada objek dan pemodelan. Simulasi ini dilihat dari total produksi yang dapat dihasilkan. Selain itu terdapat faktor-faktor variabel lain seperti waktu kerja, jumlah mesin, dan waktu tiap proses produksi yang terjadi yang berpengaruh pada model simulasi. Dari model simulasi, kita dapat melihat total produksi yang dapat dihasilkan serta perilaku sistem tiap proses produksinya. Sebagai perbandingan, kita membuat skenario tentang penambahan satu mesin dan peniadaan penggunaan waktu kerja lembur. Dari hasil skenario ini, kita dapat mengetahui keputusan/cara yang tepat untuk melakukan penambahkan mesin baru atau untuk penggunaan waktu lembur.

This study describes about the simulation modeling of production process in rubber component industry. This model was created by using object-oriented modeling software. The simulation is seen from total production that can be produced. Besides that there are other variable factors such as working time, number of machines, and the time each process that affects the simulation model. From this simulation model, we can see the total production that can be produced and the system behavior of each process. As a comparison, we make a scenario about the addition of one machine and elimination of the use of overtime work. From the results of this scenario, we can know the right decisions to add the new machine or to use the usage overtime."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1138
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ariel Bramantyo Putra
"ABSTRAK
Proses produksi berdasarkan konsep lean production system adalah proses produksi yang efektif dan efisien dimana pada proses produksi tidak ditemukannya pemborosan-pemborosan seperti inventori, kelebihan produksi, transportasi dan pergerakan yang tidak diperlukan. Pada penelitian kali ini, proses produksi dipetakan ke dalam sebuah peta yang dinamakan current state map sehingga keseluruhan aktivitas dapat terlihat dan dapat mengidentifikasi pemborosan yang ada. Semua aktivitas yang tidak memberi nilai tambah dihilangkan dengan melakukan perbaikan dan merancang peta usulan atau proposed state map. Setelah itu disimulasikan dengan software plant simulation. Hasil penelitian ini menghasilkan sistem produksi sesuai dengan filosofi dari lean production system.

ABSTRACT
The production process is based on the concept of lean production system is a production process that is effective and efficient in which the production process is not the discovery of wastes such as inventory, overproduction, transportation and movement are not required. In the present study, the production process is mapped into a map folder called current state so that all activities can be seen and can identify existing waste. All activities that do not add value is eliminated by improving and designing proposals or proposed state maps folder. Once the plant is simulated with software plant simulation. The results of this study resulted in the production system in accordance with the philosophy of lean production system."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nugraha
"Sistem produksi dalam industri manufaktur terbagi menjadi dua jenis, yaitu strategi Make-to-stock dan Make-to-order yang dibedakan berdasarkan waktu pesanan diterima dan pelaksanaan proses produksi. Dalam sistem MTO, pesanan pelanggan menjadi pemicu untuk terjadinya proses selanjutnya dan menjadi titik kritis dari sistem. Keputusan untuk menerima dan menolak pesanan yang masuk merupakan kegiatan yang paling penting karena akan berdampak jangka panjang terhadap profitabilitas dan reputasi perusahaan secara keseluruhan. Kegiatan ini merupakan keputusan yang sangat strategis, sehingga diperlukan dukungan dalam kegiatan ini. Penelitian ini menyelidiki bagaimana metode penerimaan pesanan dalam strategi MTO dilakukan dan merancang penilaian penerimaan pesanan menggunakan metode MCDA sehingga dapat digunakan sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan penerimaan pesanan. Metode AHP digunakan untuk mendapatkan prioritas faktor penerimaan pesanan dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara para pakar. Hasil AHP menunjukkan prioritas dalam menerima pesanan yaitu ketersediaan bahan baku, harga, kemampuan produksi, situasi pasar, pelanggan, target, pemenuhan pesanan, dan kondisi eksternal. EMV dihitung untuk setiap kriteria dan risiko yang selanjutnya digunakan untuk membantu membuat keputusan yang tepat dalam penerimaan pesanan. Seluruh metodelogi dalam penelitian ini dijelaskan dengan menggunakan studi di industri pelapisan baja di Indonesia. Studi tersebut menunjukkan EMV dan AHP dapat digunakan untuk memberikan penilaian kelayakan terhadap pesanan yang diterima.

The production system in the manufacturing industry is divided into two types, namely the Make-to-stock (MTS) and Make-to-order (MTO) strategies which are distinguished by the time orders are received and the execution of the production process. In the MTO system, the customer's order becomes a trigger for the next process and becomes a critical point of the system. The decision to accept and reject incoming orders is the most important activity because it will have a long-term impact on the overall profitability and reputation of the company. This activity is a very strategic action, so support is needed in this activity. This study investigates how the method of receiving orders in the MTO strategy is carried out and designs an assessment of order acceptance using the MCDA method so that it can be used as a support in making orders for acceptance decisions. The AHP method was used in this study to obtain priority order criteria with data obtained from expert interviews. The results of AHP show the order of importance in receiving orders, namely the availability of raw materials, prices, production capabilities, market situations, customers, targets, order fulfillment, and external conditions. EMV is calculated for each criterion and risk which is then used to help make the right decisions in accepting orders. The entire methodology in this study is explained by using cases in the steel coating industry in Indonesia. The case study shows that EMV and AHP can be used to provide a feasibility assessment of orders received."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Paminto
"ABSTRAK
Besarnya kapasitas operasi yang dapat dihasilkan oleh fasilitas produksi yang dimiliki merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam persaingan yang semakin ketat dan luas dalam dunia industri. Tetapi pada kebanyakan industri manufaktur yang bertipe produksi job-shop/batch; aspek kapasitas ini menjadi sulit untuk diukur, karena tingkat variasi produk yang harus diproses sangat tinggi dan selalu berubah-ubah.
Untuk itu diupayakan membuat suatu model yang fleksibel dengan memanfaatkan konsep pemrograman berorientasi obyek. Pada model ini menggunakan algoritma simpleks untuk mensimulasikan besarnya kapasitas operasi optimal yang dapat dihasilkan oleh fasilitas produksi yang ada. Kemudian dilakukan analisa keseimbangan antara kapasitas operasi optimal ini dengan tingkat pesanan produk yang diterima Setelah kondisi seimbang dicapai dilakukan pembuatan jadwal pembebanan mesin menggunakan metode trial and error.
Keluaran-keluaran dari model simulasi ini akan dapat dijadikan sebagai acuan/bahan pertimbangan dalam pembuatan jadwal produksi detil secara akurat. Disamping itu dapat juga dijadikan sebagai alat evaluasi terutama terhadap teknologi proses yang digunakan dalam fungsi manufakturnya. Semua ini akan sangat berguna dalam membantu usaha peningkatan daya saing produk-produk yang dihasilkan oleh industri manufaktur bersangkutan baik dari segi price, quality, flexibility maupun delivery time sesuai dengan tuntutan konsumen.

ABSTRACT
Rates of the operations capacity are result by production facility itself, which one of determines on more tight and global competition in the industrial era. In most of the manufacturing industry with the job-shop/batch production type; the capacities become difficult to measure aspect, because the kind and the variation level of products must be process more fluctuate.
To solve this problem, we apply the flexible model with object-oriented programming concept. This model used the simplex algorithm principle to simulate the rate of the optimum operations capacity from the capability of production facility. The next activities are the balance analysis between ordered product and optimum operations capacity. If the balanced condition can get, we make the schedule loading machine with trial and error method.
The result of simulation model can be references to scheduling the detail production planning, which more accurate. The simulation model used for a toot to evaluated the process technology on the manufacturing function. We concluded that the model will be useful to help improvement effort of the product competitiveness, such as price, quality, flexibility and delivery time in accordance with the requirement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>