Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Quito Gunadharma
"Restoran merupakan industri yang turut tumbuh seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang lebih mampu, semakin banyak pula masyarakat yang mampu untuk makan di restoran yang lebih baik, sehingga restoran mewah pun ikut bertambah banyak. Penelitian ini dilakukan untuk menguji karakteristik psikologis dan demografis yang mempengaruhi sikap konsumen pada restoran mewah seperti yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan metode regresi dan ANOVA dengan sampel pengunjung restoran mewah dalam tiga bulan terakhir untuk menguji pengaruh karakteristik psikologis dan demografis terhadap attitude pada restoran mewah dan overall attitude pada kualitas pelayanan restoran mewah, serta pengaruh overall attitude pada kualitas pelayanan restoran mewah terhadap attitude pada restoran mewah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik psikologis materialisme berpengaruh terhadap attitude pada restoran mewah, sementara keunikan berpengaruh negatif. Overall attitude pada kualitas pelayanan restoran mewah juga berpengaruh terhadap attitude pada restoran mewah. Kontribusi dan saran juga dibahas dalam penelitian ini.

As the economy grows rapidly in Indonesia, so does the restaurant industry. The increasing number affluent consumers means more people can afford to eat at better restarurants than before. This study examined the infuence of psychogical and demograhic characteristics on attitude toward luxury restaurants as done before. Regression and ANOVA are the methods used in this research, with the luxury restarurants consumers in the past three months as the sample of research to examine the influence of psychological and demographic characteristics on attitude toward luxury restaurants an overall attitude toward service quality, and also the influence of overall attitude toward service quality of luxury restaurant on attitude toward luxury restaurant. The result is that materialism influence the attitude toward luxury restaurants, while uniqueness has negative influence on attitude toward luxury restaurant. Overall attitude toward service quality of luxury restaurant also influences attitude toward luxury restaurant. Contribution and suggestions of this research is enclosed."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrana Nadia Ramadhani
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas pengaruh sikap pada kreativitas iklan pada minat pembelian, studi kasus yang diambil adalah iklan digital dari merek es krim lokal yaitu Indo Eskrim. Kreativitas iklan diukur melalui tiga dimensi yaitu dimensi kebaruan (subskalaoriginalitas), dimensi resolusi (subskala logis), dimensi elaborasi dan sintesis (subskala dibuat dengan baik). Penelitian ini berjenis penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara sikap kreativitas iklan terhadap minat pembelian, dimana subskala originalitas dan dibuat dengan baik mendominasi keseluruhan jawaban sikap terhadap iklan. Diketahui pula kreativitas iklan lebih berpengaruh terhadap perempuan dibanding laki-laki. Penelitian ini menemukan bahwa usaha kreativitas iklan menghasilkan minat pembelian dalam tingkat sedang sebesar 32.9%.

ABSTRACT
This study is discussing about influence of attitude toward advertising creativity on purchase intention, that examined one of the local ice cream brand Indo Eskrim as a current study case. Creativity is measured through three dimensions which are novelty dimensions (originality subscale), resolution dimensions (logical subscale), and elaboration and synthesis dimensions (well-crafted subscale). This research is quantitative research. The results suggest that there is an influences between attitude toward advertising with purchase intention, where originality and well crafted subscales dominate the overall answer of attitude toward the advertising. However, advertising creativity have more influence on women than men. This study found that advertising creativity efforts generate purchase intention at 32.9% or moderate level."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hana
"Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap produk tiruan dari produk bermerek mewah, yaitu kesadaran akan merek, kepuasan pribadi, kesadaran akan nilai, inferensi harga-kualitas, pengaruh sosial, dan gengsi suatu merek. Berdasarkan data dari 212 konsumen dapat diketahui bahwa kesadaran akan nilai, inferensi harga-kualitas, dan pengaruh sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap terhadap produk tiruan dari produk bermerek mewah. Sedangkan kesadaran akan merek, kepuasan pribadi, dan gengsi suatu merek tidak memiliki pengaruh yang siginifikan tehadap sikap terhadap produk tiruan dari produk bermerek mewah. Sikap terhadap produk tiruan dari produk bermerek mewah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi pembelian produk tiruan dari produk bermerek mewah.

This paper examines the factors that influence the attitudes towards counterfeit luxury brand, which are brand conscious, personal gratification, value conscious, price-quality inference, social influence, and brand prestige. Based on data collected from 212 consumers, value conscious, price-quality inference, and social influence were found to significantly influence attitudes towards counterfeit luxury brand. There was no significant relationship with brand conscious, personal gratification, and brand prestige. Attitudes towards counterfeit luxury brand were found to influence intention to purchase counterfeit luxury brand."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29949
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Endatetha
"Penggunaan selebriti sebagai juru bicara bagi perusahaan menjadi metode periklanan yang umum Alasan mengapa iklan yang dibintangi oleh selebriti menjadi terkenal adalah karena pengiklan percaya bahwa pesan yang disampaikan oleh individu yang dikenal konsumen akan lebih mendapatkan perhatian bagi beberapa konsumen Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dimensi kredibilitas endorser terhadap sikap konsumen pada iklan merek dan minat beli Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode non probability sampling bagi responden yang berada di wilayah Jabodetabek Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kredibilitas endorser attractiveness dan trustworthiness mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan merek dan minat beli.

The use of celebrity endorser as a spokespeople to be a prominent method of advertising. The reason of using the popularity of celebrity in advertising isis advertiser rsquo s belief that messages delivered by well -known figure attract more attention for some consumer. This research is conducted to analyze influence of endorser credibility to consumer attitude towards advertisement, brand and purchase intention. The research uses quantitative approach with non-probability sampling method for respondent live in Jabodetabek area. The result shows that dimension of credibility endorser (attractiveness and trustworthiness) are affecting attitude towards advertisement, brand and purchase intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Noor
"Di era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan antar produk semakin kompetitif. Banyaknya merek baru yang bermunculan menjadikan konsumen mempunyai lebih banyak pilihan. Namun, jika persaingan yang terjadi sebelumnya adalah pertempuran antar produk, maka saat ini kecenderungan tersebut telah bergeser ke arah pertempuran persepsi. Beberapa produk dengan kualitas yang relatif sama dapat memiliki persepsi yang berbeda di mata konsumen. Jika suatu merek ingin dipersepsikan secara positif oleh konsumen, maka suatu perusahaan perlu membangun identitas merek yang kuat menancap di benak konsumen. Salah satu caranya adalah melalui tagline.Tagline diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap kekuatan suatu merek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap tagline restoran D’Cost Seafood. Hasil penelitian ini menunjukkan persepsi konsumen terhadap tagline D’Cost Seafood adalah baik.

In today's era of globalization, the competition among the competitive products. The number of new and emerging brands make consumers have more choices. However, if the competition has gone before is a battle between products, it is now the trend has shifted towards the battle of perception. Some products with relatively equal quality can have a different perception in the eyes of consumers. If a brand wants to be perceived positively by consumers, the company needs to build a brand identity that is rooted in the minds of consumers. One way is through tagline. Tagline expected to contribute to the strength of a brand. This study aims to determine how consumers' perceptions tagline D'Cost Seafood restaurant. Results of this study show that consumer perceptions of the tagline D'Cost Seafood is good.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemala Sovia
"Pertamina mmepunyai kekuasaan monopoli (monopolistic power) dalam manajemen pelumas di tanah air, yakni menguasai pasokan bahan baku, produksi, impor, dan jaringan pemasaran. Menurut konsep biaya transaksi (transaction cost, Willamson, 1990), konsep monopoli (monopolistic), Chamberlein (1977), Joan Robinson (1987), Krugman dan Obstfeld (1988), dan Sumitro Djodjohadikusumo (1991), monopoli dapat membuat efisien biaya transaksi, sehingga meningkatkan keuntungan bagi perusahaan serta memenangkan persaingan melalui penguasaan pasar sebagai market leader.
Konsep ilmiah seperti ini belum terbukti pada pemasaran pelumas Pertamina, terutama dengan terjadinya penurunan penjualan sebesar 600 milyar rupiah atau penurunan angka penjualan sebesar 34% dalam kurun waktu 1989-1992, disisi lain konsumsi BBM meningkat tajam sekitar 10% pertahun. Secara teoritis konsumsi BBM dan konsumsi pelumas berkolerasi positif linier. Pertamina telah berupaya meningkatkan penjualan melalui kebijakan yang pada umumnya diarahkan pada pengendalian pelumas palsu , namun hal ini belum berhasil meningkatkan penjualan sementara pelumas palsu masih tetap menjadi masalah.
Ternyata kekuatan monopoli tidak cukup menjamin suatu perusahaan bertahan sebagai pemimpin pasar, dengan keuntungan yang maksimal. Lingkungan perusahaan terutama lingkungan teknologi, pesaing, dan lingkungan sosioekonomis berpengaruh dominan terhadap efektifitas strategi dan kebijakan perusahaan (Glueck dan Jauch,1987). Disamping itu perubahan sikap dan perilaku konsumen sangat menentukan terhadap tingkat penjualan pelumas Pertamina terutama dengan banyaknya pilihan pelumas yang beredar, karena persaingan merek saat ini bukan lagi antar perusahaan dalam negeri, tetapi persaingan merek secara global, karena produksi dari suatu negara telah menghapus batas ruang sehingga dapat masuk ke negara manapun diseluruh dunia.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk analisis strategi, kebijaksanaan pemasaran, dan lingkungan perusahaan serta metode kuantitatif untuk analisis sikap dan perilaku konsumen melalui 500 sampel yang ditetapkan secara unpropotioned stratified random sampling (Parasuraman, 1990). Diagnosis masalah, dan analisis dilakukan berdasarkan deskripsi data dan fakta aktual, dengan menjelaskan (eksplanasi) hubungan casual dan corelasional atas variabel yang mempengaruhi kinerja (performance) pemasaran. Dari penjelasan hubungan variabel yang dibuktikan melalui tes hipotesis dilakukan beberapa teknik analisis seperti; cause and effect analysis, corelasional analysis, situation analysis and trend analysis berdasarkan konsep Bovee, 1992. Dari temuan dan hasil penelitian secara umum dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Telah terjadi penerunan penjualan pelumas otomotif Pertamina. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh adanya perubahan sikap dan perilaku konsumen, yaitu berpindahnya sebagian kostumer Pertamina kepada merek pelumas lain. Perpindahan pemakaian merek ini juga didorong oleh perubahan lingkungan perusahaan terutama lingkungan kompetitor, teknologi otomotif, dan lingkungan sosioekonomis.
Adanya kesenjangan antara strategi pemasaran Pertamina dengan pengetahuan, kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen terhadap suatu produk pelumas, yang belum sepenuhnya disadari. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya orientasi Pertamina terhadap konsumen dan lingkungan perusahaan. Pada umumnya budaya (corporate culture) perusahaan negara cenderung berorientasi pada perusahaan yang menyebabkan over convidence, yaitu menganggap produk Pertamina pasti dibutuhkan dan dibelu konsumen.
Merek pelumas Pertamina merupakan jumlah terbesar yang dipalsukan, kenyataan ini dapat menurunkan kepercayaan dan kesetiaan konsumen kepada produk Pertamina yang turut mendorong berpindahnya kostumer Pertamina kepada merek yang dianggap lebih aman.
Kesimpulannya adalah bahwa telah terjadi perubahan pasar pelumas otomotif Pertamina dari captive market kepada competitive market. Oleh karena itu budaya perusahaan yang firm centeredness, perlu diarahkan kepada costumer centeredness, menuju kepuasan konsumen (consumer satisfaction) untuk mengantisipasi pasar pelumas yang akan datang. Disamping itu strategi pemasaran tidaklah monoton, tetapi disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen serta lingkungan perusahaan yang selalu berubah. Hal ini diperlukan agar produk pertamina tetap dicintai, dan tetap bertahan sebagai market leader kini dan yang akan datang. Untuk mencapai hal ini perlu peningkatan kualitas secara menyeluruh (total quality management) dan kunci utama kearah itu adalah sumber daya manusia yang berkualitas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hansel Hartanto
"This paper main topic is to understand how restaurant’s customers behave depending on the music played by the restaurant. Currently, a lot of restaurants do not incorporate music as something that could affect their businesses when actually they could. By understanding it, restaurant’s management could use music to achieve their strategy goals and might also boost profitability of their restaurant. It might also support restaurant industry post-pandemic as they are currently deeply impacted by the pandemic and suffering from declines in customers and profit.

Topik utama makalah ini adalah untuk memahami bagaimana pelanggan sebuah restoran berperilaku tergantung pada musik yang dimainkan oleh restoran tersebut. Saat ini, banyak restoran tidak memasukkan musik sebagai faktor yang dapat memengaruhi bisnis mereka. Dengan memahaminya, manajemen restoran dapat menggunakan musik sebagai strategi mereka dan juga dapat meningkatkan profitabilitas restoran mereka. Selain itu penelitian ini juga mendukung industri restoran pasca-pandemi karena mereka saat ini sangat terpengaruh oleh pandemi dan menderita penurunan pelanggan dan laba."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andriati Suryadewi Soejanto
"Perkembangan industri luxury fashion menunjukan peningkatan ditandai dengan banyaknya gerai luxury fashion yang masuk dan berkembang di pasar Indonesia. Masyarakat Indonesia dikenal dengan gaya konsumerisme khususnya pada kelas menengah sebagai penggerak ekonomi. Hal tersebut menjadikan Indonesia target bagi merek-merek luxury fashion untuk mengembangkan pasar Indonesia. Untuk meningkatkan penjualan, pelaku bisnis luxury fashion harus mengetahui faktor-faktor pendorong pembelian sehingga dapat membuat strategi untuk meningkatkan penjualan. Untuk itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor yang mendorong sikap terhadap barang luxury fashion pada kelas menengah yaitu: brand consciousness, materialism, social comparison, fashion innovativeness, fashon involvement, dan need for uniqueness. Hasilnya adalah brand consciousness, materialism, fashion involvement dan need for uniqueness terbukti signifikan sebagai faktor yang dapat mendorong sikap kelas menengah terhadap barang luxury fashion sedangkan social comparison dan fashion innovativeness tidak mempengaruhi terhadap sikap terhadap barang luxury fashion.

The development of luxury fashion industry showed an increase in the number of luxury fashion brands that expand in Indonesian market. Indonesian people are famous of their consumerism behaviors especially in the middle class as an economic driver. It makes Indonesia as a target for luxury fashion brands to develop their brand in the Indonesian market. To increase sales, business people in luxury fashion should know the factors driving the purchase so they can make strategies to increase their sales. Therefore, this study was conducted in order to determine the factors that encourage attitude towards luxury fashion goods in the middle class. Factors to be tested are brand consciousness, materialism, social comparison, fashion innovativeness, fashon involvement, and need for uniqueness. The result is brand consciousness, materialism, fashion involvement and need for uniqueness proved as significant factors that can encourage attitudes towards luxury fashion goods in the middle class while social comparison and fashion innovativeness does not affect the attitude towards luxury fashion good. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliyanti
"Faktor-faktor yang mempengaruhi iklan pada World Wide Web menjadi menarik untuk diamati dimana World Wide Web merupakan media iklan yang tergolong masih baru, tetapi memiliki potensi yang besar untuk perkembangannya dimasa datang. Dengan media ini terjadi pembaharuan dalam cara-cara berkomunikasi dan melakukan kegiatan bisnis dengan konsumen. Media ini menampakan kesempatan bare yang bagus bagi advertiser dan pemasar untuk berkomunikasi dengan pasar yang baru dan ada dalam cars yang baik.
Penelitian ini mencoba untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi ikian pada World Wide Web terhadap nilai iklan dan sikap konsumen terhadap ikian pada World Wide Web. Responden adalah mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang mana merupakan mahasiswa dalam bidang ilmu komputer.
Tujuan penelitian ini meliputi :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penentu yang mempengaruhi nilai iklan pada World Wide Web.
2. Untuk mengetahui bagaimana nilai iklan mempengaruhi sikap konsumen terhadap ikian pada World Wide Web.
3. Untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor penentu mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan pada World Wide Web.
Indikator-indikator untuk masing-masing variabel yang diteliti diambil berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ducoffe (1996) dan Bracket dan Carr,JR (2001). Pada penelitian ini pengolahan data menggunakan factor analysis dan regressi linier dengan bantuan SPSS 10. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor penentu Entertainment, Informativeness dan Credibility mempunyai pengaruh terhadap nilai ikian pada World Wide Web sedangkan Irritation tidak berpengaruh. Ini tentunya berbeda dengan penelitian Bracket dan Carr, JR (2001) dimana Entertainment, Informativeness, Irritation dan Credibility memiliki pengaruh terhadap iklan pada World Wide Web.
Dari penelitian ini juga terlihat adanya pengaruh antara Advertising value (niiai iklan) terhadap Attitude toward advertising (sikap konsumen) pada iklan di World Wide Web. Hasil ini sejalan dengan penelitian Bracket dan Carr,JR (2001). Pada pertanyaan yang diajukan ke responden temyata iklan pada World Wide Web merupakan ikian yang paling efisien."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Aida Novitarani
"Penggunaan barang mewah atau produk mewah terus meningkat dengan yang baru generasi memasuki industri produk mewah sebagai konsumen, generasi milenial. Perbedaan antara generasi milenial dan generasi sebelumnya konsumen yang lebih tradisional dari produk mewah membuat industri ini membutuhkan perubahan untuk mengakomodasi karakteristik dan kebutuhan generasi milenial. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh motivasi konsumen terhadap niat beli produk mewah dengan merek halus atau eksplisit dengan pengaruh faktor kebutuhan konsumen akan keunikan dan swa-monitor. Penelitian ini dibagi menjadi 2 dengan Penelitian 1 untuk menguji pengaruh kebutuhan konsumen terhadap keunikan dan Penelitian 2 hingga uji efek pemantauan mandiri. Metode purposive sampling digunakan untuk penelitian ini dengan responden dan dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistics dengan campuran ANOVA 2X2 metode.
Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam kondisi keunikan tinggi, konsumen yang termotivasi secara ekstrinsik akan lebih memilih produk mewah dengan branding eksplisit dan konsumen yang termotivasi secara intrinsik akan lebih memilih produk mewah dengan branding yang halus. Sementara itu, dalam kondisi pemantauan diri yang rendah, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemilihan produk mewah dengan branding eksplisit atau halus dengan ekstrinsik atau motivasi intrinsik. Implikasi manajerial dibahas dalam penelitian ini juga rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut.

The use of luxury goods or luxury products continues to increase with the new generation entering the luxury product industry as a consumer, millennial generation. The difference between millennials and previous generations of more traditional consumers of luxury products makes this industry need a change to accommodate the characteristics and needs of millennial generations. This study aims to understand the influence of consumer motivation on the purchase intention of luxury products with refined or explicit brands with the influence of consumer demand factors for uniqueness and self-monitoring. This study was divided into 2 with Research 1 to examine the effect of consumer needs on the uniqueness and Research 2 to the independent monitoring effect test. The purposive sampling method was used for this study with respondents and analyzed using IBM SPSS Statistics with a mixture of ANOVA 2X2 methods.
The findings of this study reveal that in conditions of high uniqueness, extrinsically motivated consumers will prefer luxury products with explicit branding and consumers who are intrinsically motivated will prefer luxury products with smooth branding. Meanwhile, in conditions of low self-monitoring, there is no significant difference in the choice of luxury products with explicit or subtle branding with extrinsic or intrinsic motivation. Managerial implications discussed in this study are also recommendations for further research.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>